Media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya kabar seorang santri Gontor meninggal dunia diduga karena dianiaya.

Kejadian ini viral setelah seorang perempuan bernama Soimah asal Palembang ibu dari santri berinisial AM yang meninggal dunia mendatangi pengacara kondang Hotman Paris Hutapea untuk membantu menuntut keadilan dan mengungkap misteri kematian putranya yang diduga mengalami penganiayaan.

Hotman Paris Hutapea meminta kepada Kapolda Jatim untuk mengusut tuntas kejadian tersebut sampai ditemukannya apa sebenarnya penyebab meninggalnya AM santri asal Palembang yang mondok di Gontor, Jawa Timur.

Tidak tinggal diam dengan bergulirnya pemberitaan di media sosial kemudian pihak Pondok Gontor buka suara memberikan klarifikasi mengenai penyebab meninggalnya AM.

Pihak pengasuh Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, membenarkan bahwa ada dugaan penganiayaan terhadap korban AM sehingga membuatnya meninggal dunia dan penganiayaan tersebut dilakukan oleh sesama santri.

Terkait santri yang menjadi pelaku penganiayaan yang mengakibatkan AM meninggal dunia telah diberikan sanksi tegas dikeluarkan dari Pondok secara permanen pada hari kejadian meninggalkannya AM yaitu pada hari Senin tanggal 5 September 2022 lalu.

Saat ini Polisi tengah meminta keterangan dari saksi-saksi untuk kemudian mengambil tindakan sebagaimana hukum yang berlaku.

Dari adanya kejadian tindakan penganiayaan di lingkungan pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren tentu menimbulkan keresahan dan kekhawatiran bagi para orang tua yang saat ini anak-anaknya sedang menuntut ilmu agama GanSis.

Tidak sedikit para orang tua yang merasa khawatir dan takut kejadian serupa terjadi kepada anak-anak mereka yang masih berada di pondok.

Meskipun kejadian penganiayaan ini tidak selalu ada di setiap pondok bukan berarti pengurus pondok bisa mengabaikan kemungkinan melihat memang dari banyaknya santri dengan berbagai macam karakter dan tinggal di satu tempat besar kemungkinan ada konflik atau percekcokan.

Peran petugas pondok disini tentu sangat diharapkan oleh para wali santri, agar memberikan pengawasan lebih ketat terhadap santri untuk meminimalisir adanya penganiayaan, pelecehan seksual, atau tindakan tidak terpuji lainnya yang bisa berdampak bahaya hingga hilangnya nyawa sebagaimana kejadian yang menimpa almarhum AM.

Pengawasan dan himbauan perlu diberikan oleh pihak pondok secara rutin dan bertahap, agar tidak kecolongan para santri berbuat semaunya sendiri dan melanggar aturan yang telah diberlakukan oleh pihak pondok hingga membahayakan teman santrinya yang lain.

Jika pihak pengurus pondok bukan hanya pondok Gontor bisa lebih intensif dalam memberikan pengawasan kepada para santri, kemungkinan terjadinya penganiayaan bisa diperkecil dan diharapkan tidak lagi memakan korban kedepannya.

Kejadian meninggalnya almarhum AM dengan dugaan penganiayaan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi semua pihak terutama kepada para pengurus pondok yang telah diberikan tanggung jawab mengurus serta mendidik para santri.

Wali santri memiliki harapan besar untuk para pengurus pondok mampu mencegah adanya kejadian serupa, karena memang tujuan para wali santri menitipkan anak-anak mereka di Pondok adalah untuk menuntut ilmu agar menjadi anak yang berbakti dan paham ilmu agama.

Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan ada pelajaran baik yang bisa Agan dan Sista ambil.