- Beranda
- Berita dan Politik
Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani: Anggaran Nambah dari Mana? Ngutang?
...
TS
4sodasodi
Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani: Anggaran Nambah dari Mana? Ngutang?
Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani: Anggaran Nambah dari Mana? Ngutang?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan subsidi energi dan kompensasi di 2022 yang disediakan sebesar Rp 502,4 triliun akan habis. Hal itu terjadi karena meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di masyarakat.
Jika harga BBM subsidi tidak naik, risikonya pemerintah harus menambah subsidi energi dan kompensasi. Sri Mulyani lantas mempertanyakan dari mana anggaran tersebut berasal.
"Kalau Bapak mengatakan 'Bu subsidinya jangan dicabut'. Kita nggak cabut subsidi Pak duitnya sudah Rp 502 triliun habis. Ya kan. Pertanyaannya 'Ibu mau nambah atau nggak?' Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?," Kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8/2022).
Sri Mulyani menjelaskan kuota Solar dari 15 juta KL sudah habis 9,88 juta KL sampai Juli 2022. Sedangkan untuk Pertalite, sudah habis 16,84 juta KL dari kuota 23 juta KL.
Powered by AdSparc
"Kalau ikuti tren ini, bulan Oktober habis kuotanya itu (untuk Solar), akhir September habis untuk Pertalite. Jadi subsidinya bukan dicabut, subsidi yang Rp 502 triliun habis," tutur Sri Mulyani.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar para menterinya menghitung secara sangat hati-hati sebelum diputuskan kebijakan terakhir terkait BBM subsidi.
"Kami semua menteri diminta untuk menghitung secara hati-hati, tapi bahwa Rp 502 triliun kita sediakan," imbuhnya.
https://finance.detik.com/energi/d-6...i-mana-ngutang


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan subsidi energi dan kompensasi di 2022 yang disediakan sebesar Rp 502,4 triliun akan habis. Hal itu terjadi karena meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di masyarakat.
Jika harga BBM subsidi tidak naik, risikonya pemerintah harus menambah subsidi energi dan kompensasi. Sri Mulyani lantas mempertanyakan dari mana anggaran tersebut berasal.
"Kalau Bapak mengatakan 'Bu subsidinya jangan dicabut'. Kita nggak cabut subsidi Pak duitnya sudah Rp 502 triliun habis. Ya kan. Pertanyaannya 'Ibu mau nambah atau nggak?' Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?," Kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8/2022).
Sri Mulyani menjelaskan kuota Solar dari 15 juta KL sudah habis 9,88 juta KL sampai Juli 2022. Sedangkan untuk Pertalite, sudah habis 16,84 juta KL dari kuota 23 juta KL.
Powered by AdSparc
"Kalau ikuti tren ini, bulan Oktober habis kuotanya itu (untuk Solar), akhir September habis untuk Pertalite. Jadi subsidinya bukan dicabut, subsidi yang Rp 502 triliun habis," tutur Sri Mulyani.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar para menterinya menghitung secara sangat hati-hati sebelum diputuskan kebijakan terakhir terkait BBM subsidi.
"Kami semua menteri diminta untuk menghitung secara hati-hati, tapi bahwa Rp 502 triliun kita sediakan," imbuhnya.
https://finance.detik.com/energi/d-6...i-mana-ngutang

viniest dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3.2K
114
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.4KThread•56.7KAnggota
Tampilkan semua post
kbeniadip
#4
502 trilliun yang sia-sia.
Kebanyakan abis untuk bayar orang gak kompeten. Sisanya karena penggunaan bbm subsidi ga produktif atau ga optimal, banyak masalahnya.
- penggunaan gak semestinya oleh kaum muda-mudi untuk sekedar healing. bocah SMP aja sekarang sekolah naik sepeda motor sendiri, pulangnya muter-muter maen dulu.
- transport kendaraan pribadi ke kantor, karena tata kota yang buruk dan sarana transportasi yang gak memadai.
- ojek online, seharusnya ada aturan penggunaan untuk bisnis ga boleh pake bbm subsidi negara. enak di company ojeknya kalo gitumah.
- kendaraan gak ramah lingkungan yang lebih boros bbm.
- penjualan kendaraan yang gak dibatasi
etc.
Paling bener stop subsidi sekalian, biar masyarakat yang akalin hidup masing-masing, either beli bbm non subsidi ke negara atau ke swasta. Sambil ngebuat masyarakat pikir-pikir pake bbm, sekalian supaya usaha milik negara bersaing fair and square dengan usaha swasta. Kalo subsidi tarik ulur gini, udah abis duit subsidi, tiap naik turun ekonomi nyungsep. Mosok gitu aja orang-orang pinter di pemerintahan gak paham? jadi regulator selalu gagal.. katanya pinter.. cuih...!
Kebanyakan abis untuk bayar orang gak kompeten. Sisanya karena penggunaan bbm subsidi ga produktif atau ga optimal, banyak masalahnya.
- penggunaan gak semestinya oleh kaum muda-mudi untuk sekedar healing. bocah SMP aja sekarang sekolah naik sepeda motor sendiri, pulangnya muter-muter maen dulu.
- transport kendaraan pribadi ke kantor, karena tata kota yang buruk dan sarana transportasi yang gak memadai.
- ojek online, seharusnya ada aturan penggunaan untuk bisnis ga boleh pake bbm subsidi negara. enak di company ojeknya kalo gitumah.
- kendaraan gak ramah lingkungan yang lebih boros bbm.
- penjualan kendaraan yang gak dibatasi
etc.
Paling bener stop subsidi sekalian, biar masyarakat yang akalin hidup masing-masing, either beli bbm non subsidi ke negara atau ke swasta. Sambil ngebuat masyarakat pikir-pikir pake bbm, sekalian supaya usaha milik negara bersaing fair and square dengan usaha swasta. Kalo subsidi tarik ulur gini, udah abis duit subsidi, tiap naik turun ekonomi nyungsep. Mosok gitu aja orang-orang pinter di pemerintahan gak paham? jadi regulator selalu gagal.. katanya pinter.. cuih...!
Diubah oleh kbeniadip 30-08-2022 09:24
aldonistic dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup