Laut dibumi ini memiliki rata-rata kedalaman 3700 meter. Sedangkan manusia rata-rata hanya mampu menyelam menggunakan perlengkapan scuba hingga 40 meter saja. Inilah yang menyebabkan dari keseluruhan dasar laut, hanya 5% saja yang tereksplorasi. Berbagai misteri yang tersimpan di laut dalam bahkan belum pernah terekspos maupun terungkap.

Pemetaan dasar laut sejauh ini hanya dilakukan menggunakan SoNaR (Sound Navigation and Ranging) hanya sedikit yang diamati secara langsung (Kecuali Palung Mariana). Sebagian besar bagian dasar laut benar-benar tidak ada data visual melainkan hanya berupa data kontur geografi dan seismik. Jadi kita tidak benar-benar mengetahui apa yang ada di laut dalam selain di Palung Mariana.

Data kontur geografis dan seismik tidak menunjukan kehidupan apa yang ada di sebagian besar dasar laut begitu pula dengan misterinya sehingga dalamnya laut menyimpan berbagai macam keanehan dan juga keseraman yang membuatmu merinding.

Berikut ini adalah ilustrasi kedalaman lautan yang begitu menyeramkan. Sebelum melihatnya sebaiknya Agan dan Sista tarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu, kalau sudah siap mari kita menyelam bersama.


Sudah Siap! Mari Menyelam!

Untuk agan atau sista yang memiliki riwayat claustrophobia disarankan untuk jangan ikut menyelam

Disclaimer : ts tidak bertanggung jawab bila ada yang kejang-kejang sehabis scroll panjang ke bawah

Laut dalam memiliki lapisan-lapisan yang dibedakan dari pengaruh sinar matahari, suhu dan tekanan sehingga terbagi-bagi dalam istilah epipelagis, mesoplagis, basiopelagis, abysopelagis dan hadalpelagis. Dari berbagai lapisan tersebut lapisan epipelagis hingga mesopelagis saja yang terkena pengaruh sinar matahari sehingga lapisan dibawahnya menjadi sangat dingin.



Cahaya matahari yang tak dapat menembus lapisan basiopelagis hingga seterusnya membuat tidak terjadinya aktivitas fotosintesis dari produsen primer yaitu fitoplankton sehingga jumlah makanan di sana sangatlah terbatas.

Satu-satunya sumber makanan untuk organisme di sana ialah sisa-sisa organisme yang telah mati kemudian turun ke laut dalam dalam bentuk butiran nutrient (sea snow).

Beruntungnya walaupun proses fotosintesis tidak terjadi di sana, chemosintesis yang dilakukan oleh bakteri akhirnya menjadikannya salah satu produsen primer. Konsumen pertama seperti krill dan hewan-hewan kecil lainnya akan memakan hasil chemosintesis yang dilakukan oleh bakteri dekomposer.

Konsumen kedua kemudian memangsa konsumen pertama hingga terbentuk suatu rantai makanan tersendiri di sana. Selain tantangan terkait jumlah makanan yang sangat terbatas, tantangan lain dihadapi para organisme laut dalam yaitu suhu yang mendekati titik beku.

Beruntungnya titik beku air laut lebih rendah dibanding air tawar sehingga kondisi air pada laut dalam tidak membeku. Apalagi kadar salinitas laut dalam sangat tinggi sehingga pembekuan air sulit terjadi di sana.

Bagaimana menurut Gansis, laut dalam begitu mengerikan bukan jika ditelusuri. Bagaimana perasaan Agan dan Sista setelah menyelam bareng Ts? Tulis di kolom komentar!