- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#247
Chapter 154
Quote:
Atlas tersenyum girang padahal bagian tubuhnya sudah hampir habis, sementara Globe tetap mengoceh hal-hal yang mengganggu pikiran Kaizer, terutama tentang wabah Beaters yang sudah disebarkan olehnya. Apalagi kedua orang ini memiliki kemampuan unik yaitu susah untuk dideteksi keberadaannya, jika sudah banyak orang yang diubah, betapa sulitnya pekerjaan yang akan dilakukan olehnya nanti.
Cronic mengumpulkan tenaganya untuk meraih Kaizer, meskipun belum pulih benar dengan sel-sel Beates yang masih melakukan regen, ia berlari dengan cepat. Menangkap pundak atasannya itu, menggerakannya sambil memanggil namanya, namun tidak ada reaksi darinya. Hingga Cronic membalikan badan Kaizer, ia syok melihat darah yang keluar banyak serta tatapan mata atasannya yang kosong.
“Tuan…tuan Kaizer!” ucap Cronic. “hei…kenapa hanya diam saja?!” tatapan kosong Kaizer begitu menyakitkan untuk dilihatnya. Sementara salju mulai menutupi kepalanya.
“HAHAH! Tuanmu itu sudah mati!” ucap Globe girang. “ternyata tidak sekuat yang ku kira…”
Ucapannya itu membuat Cronic marah, dengan tangan kosongnya, kepala Globe dibelahnya menjadi dua hingga isian kepalanya yang dikira kosong itu nampak.
“Aku tidak butuh pendapatmu…,” tatapan Cronic sungguh tajam, ia mungkin akan menghidupkan Globe kembali hanya untuk membunuhnya lagi. sementara itu Globe hanya tersenyum sambil menunggu tubuhnya hilang semua.
Kaizer masih belum sadarkan diri, Cronic membopong tubuh atasannya itu dan berniat untuk membawanya pulang, tidak disangka sosok Gonzalo berdiri diseberang jalan, matanya membesar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia bergegas menghampiri Cronic yang terlihat sedang membawa Kaizer dipundaknya.
“Tuan Kaizer!” sahut Gonzalo, ia takjub melihat es yang terukir indah dengan sosok menyeramkan yang ada didalamnya. Lalu merasa sedih melihat atasannya itu diam bersimbah darah. Tidak banyak pertanyaan darinya, yang dilakukan pertama adalah membantu Cronic untuk membawa Kaizer pulang.
Perjalanan yang dilalui berjalan lancar karena Gonzalo menghentikan taxi dipertengahan jalan dan membawa Kaizer dengan cepat ke rumah, selama diperjalanan tidak banyak percakapan yang terjadi, kondisinya sangat tegang, apalagi Cronic yang terlihat sangat cemas. Kondisi bar sudah sangat sepi, memudahkan Cronic dan Gonzalo membawa Kaizer kekamarnya.
“Gonzalo….,” Cronic berniat untuk memberitahu sesuatu, apalagi sudah jelas bahwa Gonzalo melihatnya dan juga Kaizer didekat sosok monster yang terperangkap es. Banyak pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh Gonzalo, maka dari itu Cronic ingin memberitahunya sekarang.
“Nanti saja, kita tunggu tuan Kaizer siuman terlebih dahulu,” ucap Gonzalo yang duduk di samping kasur Kaizer.
“Baiklah,” melihat atasannya yang tertidur tidak berdaya itu membuat Cronic menyalahkan dirinya kembali, seandainya ia bisa menyempurnakan mode terbarunya itu, mungkin tuan Kaizer masih bisa tersenyum menyambutnya pulang, pikirnya.
Malam berganti cepat dan bar pun harus ditutup tuk sementara, Kaizer pun terbangun dari tidurnya. Ada dua orang yang menunggunya, yaitu Cronic dan juga Gonzalo. Hal pertama yang diucapkannya setelah bangun adalah meminta Cronic untuk menunggu di luar, ada hal yang disampaikan kepada Gonzalo. Mengerti dengan pembicaraan yang akan dilakukan oleh keduanya, Cronic berjalan keluar.
“Maaf, sudah berbohong selama ini…,” ucap Kaizer. “aku tidak pernah sekali pun membicarakannya, padahal keterbukaan itu adalah sebuah inti dari hubungan apapun, termasuk urusan pekerjaan.”
Gonzalo tersenyum tipis, “Tidak masalah, aku juga sebagai karyawan tidak berhak untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh atasannya…”
“Kau mungkin sudah mendengarnya, tentang rumor sosok monster yang berkeliaran di kota Surban,” ucap Kaizer. “aku dan Cronic adalah salah satunya,” Gonzalo terkejut, namun yang dirasakan oleh Kaizer samar-samar, tidak ada rasa takut yang ditunjukan oleh Gonzalo.
Akhirnya terjawab sudah, sosok misterius yang dilihat oleh Gonzalo waktu itu memang Cronic yang merupakan seorang monster Beaters. Gonzalo memberikan senyum tipisnya, perasaannya sekarang lega, ia sama sekali tidak keberatan. “Ternyata rumor itu tidak sepenuhnya benar, aku dengar mereka suka makan manusia, tapi anda dan juga Cronic malah lebih suka omelette sederhana buatanku.”
“Eh? Kau sama sekali tidak takut atau merasakan apapun? Aku sedang tidak bercanda…”
“Kalian orang baik, aku tahu itu,” ucap Gonzalo. “tidak perduli wujud kalian seperti apa, yang kunilai adalah sikap kalian kepadaku, tidak tahu kedepannya mungkin aku akan dijadikan santapan atau korban berikutnya, tetapi saat ini aku cukup menikmati bekerja untuk kalian,” penjelasan Gonzalo ini membuat Kaizer tersenyum lebar.
Setelah berbincang-bincang lagi dalam waktu yang cukup lama, termasuk ruangan rahasia yang dijadikan tempat untuk berlatih kemampuan. Akhirnya tiba giliran Cronic yang masuk ke dalam, Gonzalo sempak menepuk pundaknya sebelum masuk. Melihat atasannya duduk membuat Cronic kembali bersedih dan menganggap dirinya sama sekali tidak berguna dan malah menjadi beban dalam misi yang diberikan ini. Kaizer mempersilahkan Cronic untuk duduk disampingnya, lalu diminta untuk membuka telapak tangannya.
“Tunggu sebentar,” Kaizer juga membuka telapak tangannya, lalu secara perlahan muncul serangga kumbang seukuran telapak tangan yang memiliki bentuk yang indah serta berwarna perak menyala. “ini King Beat, makhluk yang bersarang ditubuhku, aku sudah tidak memperlukannya lagi,” ucap Kaizer.
“Apa? Tidak, jangan lakukan itu…”
“Dengan tubuh seperti ini, aku sudah tidak bisa melanjutkannya sebagai ketua Silver Clan, jadi dengan ini aku dekralasikan bahwa kau Cronic J. Stam, adalah ketua Silver Clan selanjutnya…”
Cronic belum mau mencerna semuanya, ia beranjak dari kursinya dan memalingkan badannya, langkah kakinya menggiringnya untuk keluar, namun setelah memegang gagang pintu, ia terhenti.
“AKU INI LEMAH! SESEORANG YANG LEMAH TIDAK LAYAK UNTUK MENJADI KETUA SILVER CLAN!” teriak Cronic sambil menghadap pintu.
Kaizer menghela nafas, ia tidak menyalahkan Cronic sepenuhnya, apalagi dengan pertarungan barusan, harga dirinya sebagai petarung mungkin tersayat pedih. “Kuberi tahu sesuatu, orang yang kuat itu tidak dinilai dari fisiknya, yang mampu membawa beban yang berat atau tidak merasakan sakit ketika badannya penuh luka. Tetapi, orang yang kuat itu berasal dari hatinya.
Seseorang yang berani mengakui bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan dan tidak berfokus pada hal itu. Mereka lebih mengedepankan keunggulan mereka, sehingga kekurangan yang dimiliki seakan-akan menghilang. Dan seseorang yang kuat itu, mampu merelakan dirinya untuk orang lain,” Cronic terdiam, kata-kata dari Kaizer menusuk hatinya.
“Kau menyelamatkan banyak orang malam ini, kerusakan yang ditimbulkan bisa diperbaiki, tetapi apakah satu nyawa manusia bisa dikembalikan?” tidak terasa Cronic menitikan air mata, lalu membalikan badannya, melihat atasannya yang tersenyum tulus membuatnya tak tahan lagi.
“Maafkan aku….,” tangis Cronic pecah, baru kali ini Kaizer melihatnya menangis seperti ini. Sosoknya yang dingin bahkan tak acuh selalu tergambar dalam benak Kaizer.
Cronic mengambil King Beat milik Kaizer dengan cara memasukannya melalui telapak tangannya. Setelah berjalan di badan dan menemukan letak posisi jantung, maka pergantian dimulai. King Beat akan memakan Beat milik Cronic sampai habis tidak tersisa, lalu mulai menjalani hidup di badan seseorang yang baru dengan membawa kekuatan alaminya yang diturunkan turun temurun dari generasi awal.
“Misi kita belum berakhir, lindungilah orang-orang di sini, mereka membutuhkan kekuatanmu. Carilah orang-orang yang menurutmu dapat membantu mewujudkan semuanya. Dan ingat, tetaplah jadi pribadi yang baik dan rendah hati,” ucapan terakhir Kaizer itu sungguh mengena ke dalam hati Cronic.
Beberapa saat kemudian Gonzalo mengetuk pintu, lalu membuka pintu sambil membawa minuman hangat pesanan Kaizer. Tetapi saat dirinya mendekat, Kaizer sudah menutup matanya. Disampingnya duduk Cronic yang memegang erat tangan atasannya itu.
“Tuan Kaizer….,” ucap Gonzalo pelan.
“Beliau sudah berpulang….,” malam itu menjadi malam terakhir bagi Cronic dan juga Gonzalo melihat Kaizer.
Cronic mengumpulkan tenaganya untuk meraih Kaizer, meskipun belum pulih benar dengan sel-sel Beates yang masih melakukan regen, ia berlari dengan cepat. Menangkap pundak atasannya itu, menggerakannya sambil memanggil namanya, namun tidak ada reaksi darinya. Hingga Cronic membalikan badan Kaizer, ia syok melihat darah yang keluar banyak serta tatapan mata atasannya yang kosong.
“Tuan…tuan Kaizer!” ucap Cronic. “hei…kenapa hanya diam saja?!” tatapan kosong Kaizer begitu menyakitkan untuk dilihatnya. Sementara salju mulai menutupi kepalanya.
“HAHAH! Tuanmu itu sudah mati!” ucap Globe girang. “ternyata tidak sekuat yang ku kira…”
Ucapannya itu membuat Cronic marah, dengan tangan kosongnya, kepala Globe dibelahnya menjadi dua hingga isian kepalanya yang dikira kosong itu nampak.
“Aku tidak butuh pendapatmu…,” tatapan Cronic sungguh tajam, ia mungkin akan menghidupkan Globe kembali hanya untuk membunuhnya lagi. sementara itu Globe hanya tersenyum sambil menunggu tubuhnya hilang semua.
Kaizer masih belum sadarkan diri, Cronic membopong tubuh atasannya itu dan berniat untuk membawanya pulang, tidak disangka sosok Gonzalo berdiri diseberang jalan, matanya membesar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia bergegas menghampiri Cronic yang terlihat sedang membawa Kaizer dipundaknya.
“Tuan Kaizer!” sahut Gonzalo, ia takjub melihat es yang terukir indah dengan sosok menyeramkan yang ada didalamnya. Lalu merasa sedih melihat atasannya itu diam bersimbah darah. Tidak banyak pertanyaan darinya, yang dilakukan pertama adalah membantu Cronic untuk membawa Kaizer pulang.
Perjalanan yang dilalui berjalan lancar karena Gonzalo menghentikan taxi dipertengahan jalan dan membawa Kaizer dengan cepat ke rumah, selama diperjalanan tidak banyak percakapan yang terjadi, kondisinya sangat tegang, apalagi Cronic yang terlihat sangat cemas. Kondisi bar sudah sangat sepi, memudahkan Cronic dan Gonzalo membawa Kaizer kekamarnya.
“Gonzalo….,” Cronic berniat untuk memberitahu sesuatu, apalagi sudah jelas bahwa Gonzalo melihatnya dan juga Kaizer didekat sosok monster yang terperangkap es. Banyak pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh Gonzalo, maka dari itu Cronic ingin memberitahunya sekarang.
“Nanti saja, kita tunggu tuan Kaizer siuman terlebih dahulu,” ucap Gonzalo yang duduk di samping kasur Kaizer.
“Baiklah,” melihat atasannya yang tertidur tidak berdaya itu membuat Cronic menyalahkan dirinya kembali, seandainya ia bisa menyempurnakan mode terbarunya itu, mungkin tuan Kaizer masih bisa tersenyum menyambutnya pulang, pikirnya.
Malam berganti cepat dan bar pun harus ditutup tuk sementara, Kaizer pun terbangun dari tidurnya. Ada dua orang yang menunggunya, yaitu Cronic dan juga Gonzalo. Hal pertama yang diucapkannya setelah bangun adalah meminta Cronic untuk menunggu di luar, ada hal yang disampaikan kepada Gonzalo. Mengerti dengan pembicaraan yang akan dilakukan oleh keduanya, Cronic berjalan keluar.
“Maaf, sudah berbohong selama ini…,” ucap Kaizer. “aku tidak pernah sekali pun membicarakannya, padahal keterbukaan itu adalah sebuah inti dari hubungan apapun, termasuk urusan pekerjaan.”
Gonzalo tersenyum tipis, “Tidak masalah, aku juga sebagai karyawan tidak berhak untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh atasannya…”
“Kau mungkin sudah mendengarnya, tentang rumor sosok monster yang berkeliaran di kota Surban,” ucap Kaizer. “aku dan Cronic adalah salah satunya,” Gonzalo terkejut, namun yang dirasakan oleh Kaizer samar-samar, tidak ada rasa takut yang ditunjukan oleh Gonzalo.
Akhirnya terjawab sudah, sosok misterius yang dilihat oleh Gonzalo waktu itu memang Cronic yang merupakan seorang monster Beaters. Gonzalo memberikan senyum tipisnya, perasaannya sekarang lega, ia sama sekali tidak keberatan. “Ternyata rumor itu tidak sepenuhnya benar, aku dengar mereka suka makan manusia, tapi anda dan juga Cronic malah lebih suka omelette sederhana buatanku.”
“Eh? Kau sama sekali tidak takut atau merasakan apapun? Aku sedang tidak bercanda…”
“Kalian orang baik, aku tahu itu,” ucap Gonzalo. “tidak perduli wujud kalian seperti apa, yang kunilai adalah sikap kalian kepadaku, tidak tahu kedepannya mungkin aku akan dijadikan santapan atau korban berikutnya, tetapi saat ini aku cukup menikmati bekerja untuk kalian,” penjelasan Gonzalo ini membuat Kaizer tersenyum lebar.
Setelah berbincang-bincang lagi dalam waktu yang cukup lama, termasuk ruangan rahasia yang dijadikan tempat untuk berlatih kemampuan. Akhirnya tiba giliran Cronic yang masuk ke dalam, Gonzalo sempak menepuk pundaknya sebelum masuk. Melihat atasannya duduk membuat Cronic kembali bersedih dan menganggap dirinya sama sekali tidak berguna dan malah menjadi beban dalam misi yang diberikan ini. Kaizer mempersilahkan Cronic untuk duduk disampingnya, lalu diminta untuk membuka telapak tangannya.
“Tunggu sebentar,” Kaizer juga membuka telapak tangannya, lalu secara perlahan muncul serangga kumbang seukuran telapak tangan yang memiliki bentuk yang indah serta berwarna perak menyala. “ini King Beat, makhluk yang bersarang ditubuhku, aku sudah tidak memperlukannya lagi,” ucap Kaizer.
“Apa? Tidak, jangan lakukan itu…”
“Dengan tubuh seperti ini, aku sudah tidak bisa melanjutkannya sebagai ketua Silver Clan, jadi dengan ini aku dekralasikan bahwa kau Cronic J. Stam, adalah ketua Silver Clan selanjutnya…”
Cronic belum mau mencerna semuanya, ia beranjak dari kursinya dan memalingkan badannya, langkah kakinya menggiringnya untuk keluar, namun setelah memegang gagang pintu, ia terhenti.
“AKU INI LEMAH! SESEORANG YANG LEMAH TIDAK LAYAK UNTUK MENJADI KETUA SILVER CLAN!” teriak Cronic sambil menghadap pintu.
Kaizer menghela nafas, ia tidak menyalahkan Cronic sepenuhnya, apalagi dengan pertarungan barusan, harga dirinya sebagai petarung mungkin tersayat pedih. “Kuberi tahu sesuatu, orang yang kuat itu tidak dinilai dari fisiknya, yang mampu membawa beban yang berat atau tidak merasakan sakit ketika badannya penuh luka. Tetapi, orang yang kuat itu berasal dari hatinya.
Seseorang yang berani mengakui bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan dan tidak berfokus pada hal itu. Mereka lebih mengedepankan keunggulan mereka, sehingga kekurangan yang dimiliki seakan-akan menghilang. Dan seseorang yang kuat itu, mampu merelakan dirinya untuk orang lain,” Cronic terdiam, kata-kata dari Kaizer menusuk hatinya.
“Kau menyelamatkan banyak orang malam ini, kerusakan yang ditimbulkan bisa diperbaiki, tetapi apakah satu nyawa manusia bisa dikembalikan?” tidak terasa Cronic menitikan air mata, lalu membalikan badannya, melihat atasannya yang tersenyum tulus membuatnya tak tahan lagi.
“Maafkan aku….,” tangis Cronic pecah, baru kali ini Kaizer melihatnya menangis seperti ini. Sosoknya yang dingin bahkan tak acuh selalu tergambar dalam benak Kaizer.
Cronic mengambil King Beat milik Kaizer dengan cara memasukannya melalui telapak tangannya. Setelah berjalan di badan dan menemukan letak posisi jantung, maka pergantian dimulai. King Beat akan memakan Beat milik Cronic sampai habis tidak tersisa, lalu mulai menjalani hidup di badan seseorang yang baru dengan membawa kekuatan alaminya yang diturunkan turun temurun dari generasi awal.
“Misi kita belum berakhir, lindungilah orang-orang di sini, mereka membutuhkan kekuatanmu. Carilah orang-orang yang menurutmu dapat membantu mewujudkan semuanya. Dan ingat, tetaplah jadi pribadi yang baik dan rendah hati,” ucapan terakhir Kaizer itu sungguh mengena ke dalam hati Cronic.
Beberapa saat kemudian Gonzalo mengetuk pintu, lalu membuka pintu sambil membawa minuman hangat pesanan Kaizer. Tetapi saat dirinya mendekat, Kaizer sudah menutup matanya. Disampingnya duduk Cronic yang memegang erat tangan atasannya itu.
“Tuan Kaizer….,” ucap Gonzalo pelan.
“Beliau sudah berpulang….,” malam itu menjadi malam terakhir bagi Cronic dan juga Gonzalo melihat Kaizer.
69banditos memberi reputasi
1
Kutip
Balas