Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Pesugihan Gua Setonggo (Horror Story)


emoticon-Haiemoticon-Hai
Selamat Datang Di Thread Horor Terbaru Ane Gan!

Kali ini ada sebuah cerita yang cukup mengerikan. Kalian pasti pernah mendengar soal pesugihan, kan? Sebuah jalan pintas bagi mereka yang putus asa dan berpikiran pendek, meski awalnya menguntungkan tapi efek lanjutannya sangat mengerikan dan berbahaya.

Kisah ini menceritakan tentang Leo yang hidupnya hancur. Usahanya gagal, diceraikan sang istri dan kehilangan anak satu-satunya. Saking putus adanya, ia pun memilih jalan pesugihan untuk kembali mendapat kejayaan. Namun pada akhirnya yang ia temukan justru malapetaka.

Petaka macam apakah yang menimpa Leo? Simak cerita lengkapnya!

Disclaimer: emoticon-Bookmark (S)

- Dilarang copas dan menjiplak cerita ini untuk keperluan apapun. ❌
- Apabila ingin bekerja sama, hubungi TS. emoticon-shakehand
- Izin dahulu apabila ada yang ingin membawakan cerita ini ke podcast ataupun YouTube. Biasakan memberi keterangan dari channel mana Anda berasal. emoticon-Cool
- TS akan berusaha semaksimal mungkin untuk update setiap hari. Apabila TS lupa mohon diingatkan. emoticon-Blue Guy Peace
- Baca cerita secara berurutan biar paham.
emoticon-Blue Guy Smile (S)
- Mohon maaf bila ada kesamaan nama, tempat atau kejadian. emoticon-Malu (S)

Prolog:

Suara kaki melangkah terdengar begitu lemah. Sepatu kulit itu berjalan lunglai di atas tanah basah yang lembek. Pria berwajah pucat itu terus berjalan ke depan. Seperti tanpa nyawa bahkan pikiran. Tujuannya ada di depan, tak jauh lagi.

Bak zombie yang lemas, pria itu terus berjalan. Beberapa orang sekitar melihatnya dengan tatapan aneh. Bajunya basah kuyup terkena hujan. Napasnya pun tersengal-sengal, dia bagai manusia paling putus asa di dunia.

Hingga tak lama kemudian sampailah pria itu di depan sebuah rumah tua berbahan anyaman bambu. Di sana sudah berdiri seorang kakek tua yang memandanginya dengan tatapan datar. Seolah ia sudah menunggu kedatangan si pria.

Sang pria mengangkat kepalanya dan menatap kakek itu.

"Ki, saya butuh bantuan!" ucap si pria dengan wajah penuh harap. Sedangkan kakek tadi hanya tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala.

Bersambung ....

Apakah yang akan dilakukan pria itu dengan si kakek tua? Nantikan kelanjutan kisahnya!

Untuk bagian selanjutnya bisa kalian baca melalui INDEX berikut! Baca berurutan ya! emoticon-Blue Guy Peace

⬇️⬇️⬇️

Part 1 - Awal Mula
Part 2 - Gua Setonggo
Part 3 - Siasat Iblis
Part 4 - Pulang
Part 5 - Kematian Misterius
Part 6 - Uang Gaib
Part 7 - Ada Yang Datang
Part 8 - Tamu Tak Diundang
Part 9 - Golok Setan
Part 10 - Mencari Mangsa
Part 11 - Tumbal
Part 12 - Darah Kedua
Part 13 - Haus Darah
Part 14 - Semakin Gila
Part 15 - Budak Setan
Part 16 - Iblis Terus Datang
Part 17 - Si Gila Mencari Darah
Part 18 - Iblis Itu Bernama Leo
Part 19 - Tertangkap
Part 20 - Akhir Segalanya

Mampir juga ke cerita ane lainnya yang gak kalah serem berjudul Kuntilanak Pemakan Bayi di link berikut

Kuntilanak Pemakan Bayi [Cerbung Horor]


Terima kasih bagi kalian yang sudah menyempatkan mampir dan membaca. Salam kenal!


emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2
Diubah oleh harrywjyy 17-08-2022 10:16
bukhorigan
itkgid
grandiscreamo
grandiscreamo dan 13 lainnya memberi reputasi
14
16.2K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
#63
Part 19 - Tertangkap
Seorang ojek online memberhentikan motornya di depan rumah Rissa malam itu. Seorang perempuan dengan rambut diikat ke belakang turun sambil membawa sebuah bungkusan dan tas kecil yang dipakai menyilang di tubuhnya. Ia kemudian mengeluarkan dompet dan merogoh beberapa lembar uang di dalamnya. Sementara laki-laki berjaket hijau menunggunya.

“Kembalinya ambil aja ya, Mas,” kata perempuan itu.

“Makasih, Mbak,” balas si ojek online sambil mengambil uang pecahan dua puluh ribu itu.

Perempuan itu bernama Riri, kakak kandung dari Rissa. Yang berarti adalah kakak ipar Leo saat masih menjadi suami Rissa. Setelah bekerja seharian, ia pun pulang malam itu. Saat membuka pintu gerbang dan masuk ke halaman rumah, ia melihat sesuatu yang janggal di dalam rumahnya. Maka buru-buru ia mendekat.

“Ini kok tumben lampu belum dinyalain?” gumamnya sambilk buru-buru berjalan ke rumah.
Riri semakin bingung saat melihat cairan merah mengalir dari celah pintu.

Pikirannya melayang ke mana-mana melihat darah itu. Wajahnya mulai ketakutan, tangannya gemetar. Dia adalah seorang perawat rumah sakit, ia paham betul cairan itu adalah darah.

“Assalamualaikum!” ucapnya dengan keras. Akan tetapi tidak ada jawaban dari dalam, ia semakin takut.

Dengan begitu gugup, tangannya menyentuh gagang pintu. Ketika pintu ingin ia buka, tiba-tiba ada sesuatu yang menahan pintu dari dalam. Sehingga pintu tidak bisa dibuka. Akhirnya Riri memasukkan sedikit kepalanya dan melihat benda apa yang menghalangi pintu.

Riri kaget setengah mati saat melihat apa yang terjadi di dalam. Adik dan ibunya terbaring di lantai bersimbah darah. Dan yang paling menyakitkan, anak perempuannya yang berusia 5 tahun ikut menjadi korban. “Aaaaaa!!! Ibu!” teriak histeris Riri saat melihat mereka. Kakinya perlahan lemas. Ia ingin jatuh ke lantai, tapi tangannya memegang kusen pintu.

Sayangnya, teriakan dari Riri justru membangunkan sesosok monster yang sedang tertidur. Leo yang sempat terlelap di sofa mendadak terbangun saat mendengar suara Riri teriak. Saat sadar ada orang lain yang masuk, Leo buru-buru berdiri dan mengambil goloknya. Setelah itu ia berjalan ke pintu untuk membunuh Riri juga.

“Aaaaa!!” Riri kembali menjerit saat Leo datang membawa golok dengan baju dan wajah penuh cipratan darah.

Dengan segala sisa tenaganya, Riri berusaha kuat dan kabur dari posisinya semula. Ia berlari meninggalkan rumah sambil menangis tersedu-sedu. Sementara dari dalam rumah, Leo keluar mengejar Riri sambil membawa golok seperti orang kesetanan. Matanya melotot seperti banteng mengamuk dan nafasnya tak karuan.

“Tolong! Tolong!” Riri berteriak-teriak. Ia buka pintu gerbang dan berlari di jalanan kampung. Para warga sekitar yang mendengar suara teriakan Riri langsung keluar dari rumah masing-masing. Perempuan itu pun kabur ke salah satu rumah warga yang ia kenal. Seorang laki-laki paruh baya memberinya tempat perlindungan.

“Sini lo anjing!” teriak Leo sambil berjalan memegang golok.

Melihat Leo yang seperti itu, para warga pun emosi. “Woi, apa-apaan nih!” teriak para warga. Laki-laki dari berbagai rumah pun keluar dan mengerumuni Leo. Mereka sama-sama menangkap Leo dan menghentikan aksinya. Satu orang warga memegang tangan Leo, sementara warga lainnya merampas golok yang Leo pegang.

Leo sempat melawan, membuat para warga jadi emosi dibuanya. Beberapa bahkan memukuli Leo saking kesalnya. Malam itu, Leo pun habis jadi bulan-bulanan warga yang marah karena lingkungannya diusik.

Dengan wajah babak belur, dirinya masih bisa berkata, “gue bunuh lo semua! Dia! Dia butuh darah, dia butuh tumbal!”

***

Malam itu menjadi malam yang mengejutkan semua orang. Sekaligus malam yang sungguh kelam bagi siapapun. Satu keluarga tewas dibunuh dengan sadis. Darah segar tumpah di lantai dan mayat-mayatnya tergeletak di lantai.

Singkat cerita, beberapa jam kemudian warga memutuskan untuk memanggil polisi. Semua orang yang ada di lokasi kejadian bergidik ngeri saat tahu apa yang terjadi kepada Rissa, ibu dan keponakannya yang masih lima tahun. Tidak ada yang berani menyentuh jenazah korban sebelum polisi datang.

Sampai akhirnya, suara sirine terdengar dari ujung jalan. Warga yang sejak tadi sudah berkerumun di depan rumah Rissa pun memberi jalan untuk mobil polisi dan ambulan yang datang. Tak hanya itu, beberapa wartawan pemburu berita juga sudah sampai ke lokasi.

Riri sendiri berada di rumah tetangganya dalam keadaan yang menyedihkan. Ia terus menangis sejak tadi. Sedangkan Leo berada dalam pengawasan warga. Tangannya diikat dengan tambang. Wajahnya penuh luka memar, bajunya sobek-sobek dan matanya membengkak terkena pukulan dari para warga yang marah. Akan tetapi, meski sudah begitu Leo sama sekali tidak menyesali perbuatannya.

Dirinya benar-benar sudah gila dan berada dalam kendali para iblis.
Setelah melakukan olah TKP yang memakan waktu cukup lama, akhirnya jenazah para korban dimasukkan ke dalam kantung jenazah dan dimasukkan ke ambulan untuk segera dilakukan otopsi di rumah sakit. Begitu pula dengan sang pelaku. Leo ikut digiring masuk ke dalam mobil polisi.

“baik lo!”

“Pembunuh!”

Teriak para warga saat polisi menggiring Leo masuk ke dalam mobilnya. Para warga masih tidak terima. Beberapa ada yang berusaha memukul dan menendang Leo. Tetapi polisi mencegahnya dan terus fokus membawa tersangka ke dalam mobil.

Setelah melewati jalan yang tak mudah itu, akhirnya Leo sampai dan masuk ke dalam mobil. Seorang polisi menemaninya duduk di belakang. Mobil polisi bersama ambulan akhirnya berjalan meninggalkan lokasi, menerobos kerumunan orang yang menghalangi jalan. Sehingga mobil mereka berjalan lambat.

Leo, pekerjaan yang sempurna! Hahahaha!

Terdengar suara bisikan misterius di telinga Leo. Membuat lelaki itu tersenyum puas sambil bersandar di jok mobil polisi. “Ini, kan? Yang kalian mau?” gumamnya sambil melihat ke arah depan.

Beberapa menit kemudian Leo sampai di kantor polisi untuk segera dilakukan interogasi. Di kantor sendiri, wartawan sudah berkumpul untuk meliput berita. Saat mobil polisi datang, mereka berebut untuk mengambil gambar wajah Leo yang merupakan tersangka dari pembunuhan ini.

“Kenapa kamu bunuh mereka? Salah apa mereka sama kamu?” tanya seorang polisi saat Leo sudah sampai di ruang pemeriksaan.

Leo tidak menjawab, ia duduk sambil melamun. Polisi itu lalu bingung dan menoleh ke rekannya yang duduk di samping. Mereka kali ini memakai cara yang lebih kasar, ia tepuk-tepuk wajah Leo dengan keras agar mau menjawab.

“Hei, jawab! Ayo jawab!” perintah si polisi sambil menepuk-nepuk wajah Leo. Akan tetapi Leo tetap diam tak bergeming.

Hingga tiba-tiba listrik di kantor itu padam dengan sendirinya, lampu ruangan mati. Suasana pun menjadi gelap gulita. Dua orang polisi yang sedang melakukan pemeriksaan terhadap Leo pun mulai merasakan hal aneh. Bau busuk mulai tercium begitu menyengat. Tangan mereka membuka laci dan berusaha mencari senter atau apapun yang bisa menjadi alat penerangan. Tetapi mereka tidak menemukan apa-apa di sana.

Beberapa saat kemudian, lampu kembali menyala. Saat lampu menyala, tiba-tiba sepasang kuntilanak kembar berdiri di samping kiri-kanan Leo seakan sedang melindungi pria itu. Kedua sosok menyeramkan itu menatap sang polisi dengan mata tajam dan wajah yang rusak penuh darah.

Mulutnya tersenyum lebar, menunjukkan gigi-giginya yang runcing dan lidahnya yang panjang. Melihat penampakan itu, nyali kedua polisi itu ciut. “Setan!” teriak polisi itu yang kemudian berlari ke luar ruangan dengan wajah ketakutan.

Sementara Leo tetap duduk tenang di kursinya. Membiarkan para polisi kabur meninggalkannya sendirian. Pemeriksaannya pun ditunda. Pelan-pelan, laki-laki itu mulai merasakan akhir dari kisahnya. Apa yang ia lakukan membawanya ke jurang kehancuran.

Hahahaha...

Tawa Leo yang sudah semakin tak waras.

Mampir juga ke cerita ane lainnya yang gak kalah serem berjudul Kuntilanak Pemakan Bayi di link berikut

Kuntilanak Pemakan Bayi [Cerbung Horor]


Terima kasih bagi kalian yang sudah menyempatkan mampir dan membaca. Salam kenal!


emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2
Diubah oleh harrywjyy 16-08-2022 10:27
disya1628
bejo.gathel
itkgid
itkgid dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.