Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?

masnukhoAvatar border
TS
masnukho 
Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?
Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?
Media sosial dihebohkan dengan ulah seorang ibu pencuri cokelat, tuntut pegawai minimarket klarifikasi minta maaf karena rekam dan sebarkan video di media sosial


Media sosial tengah dihebohkan dengan sebuah video yang menunjukkan seorang ibu berinisial M, seorang bos konter HP di daerah BSD yang tertangkap basah mencuri coklat dari sebuah minimarket yang berlokasi di Tangerang.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan ibu M yang tengah mengendarai mobil Mercy tertangkap basah mengutil atau mencuri coklat dan diminta oleh pegawai minimarket untuk membayar cokelat-cokelat yang telah diambil.

Sembari emosi ibu tersebut kembali masuk ke dalam minimarket untuk membayar cokelat yang telah diambil, sampai akhirnya muncul kembali sebuah video yang juga ikut viral karena si ibu M tidak terima pegawai minimarket merekam dan menyebarkan video tersebut ke media sosial.

Ibu M bersama dengan pengacaranya mendatangi kembali minimarket (Alfamart) yang berlokasi di Tangerang atau tempat kejadian peristiwa sebelumnya, yaitu untuk meminta karyawan atau pegawai Alfamart melakukan klarifikasi dan permintaan maaf karena telah menyebarkan video pencurian coklat ke media sosial dan viral.

Seorang karyawati Alfamart yang bernama Aprilia melakukan klarifikasi dan minta maaf atas kejadian tersebut dan semua masalah telah diselesaikan secara kekeluargaan.


Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?


Adapun yang menjadi unik dan dibahas oleh netizen di media sosial saat ini adalah letak duduk permasalahan dari kasus pencurian cokelat tersebut GanSis. Muncul pertanyaan kenapa ibu tersebut menuntut klarifikasi permintaan maaf oleh karyawan sedangkan yang melakukan kesalahan adalah ibu M yang tertangkap basah mencuri cokelat?

Jika dibahas secara terperinci memang kedua-duanya dianggap memiliki kesalahan GanSis. Si ibu M terbukti bersalah karena telah mencuri cokelat dari minimarket dan sempat emosi saat diminta untuk membayar cokelat yang telah diambil, sedangkan karyawan Alfamart tersebut juga dapat dikatakan salah dan diduga melanggar UU ITE karena telah merekam dan menyebarkan sebuah video yang berkaitan dengan nama baik seseorang.

Hanya saja memang tindakan yang seperti ini sudah seringkali terjadi dan dianggap normal GanSis. Banyak orang yang dengan mudahnya merekam dan menyebarkan sebuah kejadian tanpa berpikir atau melihat terlebih dahulu apakah yang dilakukan melanggar aturan atau tidak dan berakibat timbulnya masalah hukum atau tidak.

Memang apa yang dilakukan Ibu M ini dianggap oleh netizen sebagai tindakan yang sangat aneh dan unik GanSis. Sebab sudah jelas-jelas melakukan kesalahan tapi masih berani untuk meminta orang lain klarifikasi dan meminta maaf.


Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?


Adanya UU ITE ini memang sering dianggap sebagai pasal karet GanSis. Bisa menjerat seseorang yang bahkan secara tidak sengaja melakukan sebuah tindakan atau sikap yang dulunya dianggap tidak masalah tapi setelah undang-undang ITE ada, itu menjadi sebuah masalah besar.

Tentu dengan adanya kejadian ini Agan Sista semua harus hati-hati dalam menggunakan gadget dan media sosial. Jangan sampai niat baik Agan Sista berujung petaka karena dianggap menyalahi undang-undang dan mencemarkan nama baik seseorang yang sebenarnya namanya sudah tidak baik.

Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi Agan Sista semua.


Pencuri Cokelat Tuntut Pegawai Minimarket Klarifikasi Minta Maaf, Nggak Salah?


Penulis: @masnukho©2022
Narasi: Ulasan pribadi
Sumber gambar
1, 2, 3, 4
rifaye
elnusha
BukanFPI
BukanFPI dan 68 lainnya memberi reputasi
67
25.7K
692
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Tampilkan semua post
rumahberkatcomAvatar border
rumahberkatcom
#279
Gak semua harus diviralkan (dan dipidana)!!!

Tadi liat di semua sosmed ada berita tentang pegawai alfamart yg klarifikasi krn nyebarin video ibu orkay nyolong cokelat. Aku hentiin aktivitas cuma buat dengerin klarifikasinya & ikutan jengkel. Sampai akhirnya aku liat rekaman si pegawai.

Ini Semua Hanya Sebuah perspektif dari 2 sisi:

DISCLAIMER:
Bukan merupakan opini sebagai profesional. Pendapat bisa berubah/berbeda apabila ada informasi, data, fakta baru yang aku terima.

Thread ini murni untuk bertukar opini/perspektif (dan semoga edukatif/membuka mata atau perspektif). Jadi boleh bgt tanya/diskusi.

Hal yg harus dikritisi adalah:
Si ibu mencuri. Ini salah meski jatuhnya pidana ringan (nilai curiannya kecil). Bukan kasus yg worthy buat dilaporin ke polisi. Ttg motifnya, ini kurang penting.

Si ibu tertangkap tangan, pegawai merekam. Sampai sini, pegawai ga salah. Masalahnya terjadi ketika kasusnya udah solved. Si ibu bayar/barang dikembaliin. Pihak toko/pegawai memaafkan (krn kl dipanjangin jg ga worthy). Keadaan pun kembali seperti sedia kala. Dalam hukum (pidana), hal gini dikenal juga sebagai restorative justice (biasanya polisi ikutan nengahin).

Harusnya semua udah kelar ketika masalah sudah selesai dan keadaan sudah kembali ke semula.

Tapi tentu kita semua sepakat bahwa ini sebagai kejadian yg menarik: naik mobil mahal, nyolong dua batang cokelat murah (buat ukuran orkay)? Kenapa, ya?

Meski ga mau terlalu berasumsi, mungkin si pegawai yg merekam berpikiran serupa dan tanpa pikir panjang mengunggah rekamannya tanpa melakukan sensor pada wajah si ibu.

Di sinilah letak masalah dan salahnya si pegawai. Inget: kasusnya udah solved, keadaan balik ke semula.

Artinya, si ibu sudah tidak lagi bersalah/bertanggung jawab atas kejahatan ringan yg dia lakukan.

Ketika videonya diunggah dan diketahui banyak orang, ibu yg kesalahannya sudah hilang merasa dirugikan. Dia merasa (dengan berat hati kukatakan) nama baiknya tercemar.

Dan itu dalam ilmu hukum masih sesuai nalar (alasannya benar). Kondisinya si ibu sudah tidak lagi dapat dicela/disalahkan ketika para pihak sepakat menyelesaikannya dengan suatu cara (bayar/balikin cokelat).

Si pegawai yg rekam jadi salah ketika dia mengunggah video itu untuk disaksikan orang banyak (ga disensor bahkan).

Orang yg punya sense of justice, mudah bersimpati sama pihak yg (keliatannya) lemah, tapi ga berpikir jernih atau ga punya ilmunya akan sangat wajar kl membela si pegawai. Tapi orang hukum akan melihat semua ini berbeda.

Akan jauh mendingan kalau misalnya:

1. Mukanya disensor & ga disertai tuduhan sindikat (probably si pegawai ga tahu term yg tepat);
2. Si pegawai upload untuk membela diri karena (selain kasus belum selesai) ada ancaman atau perbuatan pidana lainnya yg timbul setelah itu. Pada situasi ini, dengan gak sensor wajah si ibu, alasan apa pun yg dimiliki si pegawai buat mengunggah video itu (entah buat edukasi, hiburan, atau emang mau viral) jadi ga valid. Keadaannya berbalik sehingga malah dia yang salah.
nowbitool
golek123
masnukho
masnukho dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.