makmiah123Avatar border
TS
makmiah123
INGGIS (TAKUT)...
Salam kenal Gan n Sist.. Ane mau nyoba-nyoba nulis di forum SFTH nih.. Kalo ada saran atau kritik bebas aja yah, asal ga ngelanggar aturan/Kode etik SFTH aja.. Sebagian cerita ini real story berdasarkan pengalaman temen ane yang minta segala macam tentang dia dan tempatnya dirahasiakan dan sebagian lagi fiksi.. Sebagai orang yang baru belajar nulis, pasti banyak banget kekurangan nya yaa Gan n Sist.. Jadi harap maklum saja.. Hehe..



PROLOG..



Ada sesuatu yang membuat dusun indah nan asri tempat ku dilahirkan tak lagi nyaman.. 






https://www.kaskus.co.id/show_post/6...10/1/flashback
https://www.kaskus.co.id/show_post/6...akek-misterius
https://www.kaskus.co.id/show_post/6...anehan-mak-tua
Raungan Dinar dan Keanehan Teh Nining
Adu Mulut
Penuturan Rima
Pengakuan Ambu
Fadil Kecewa, Ambu..
Dua Penolong Misterius
Kabar Mengejutkan
Antara Nyata dan Tidak...
Tamu Yang Meresahkan
Curhat..
Bang Kosim Dukun Nyentrik (1)
Bang Kosim Dukun Nyentrik (2)
Bang Kosim Kapok
Ada Apa Lagi Ini, Yaa Tuhan...
Bangle, Daun Kelor dan Tebu Hitam
Kerasukan..
KOMA..
Selamat Jalan, Bunda.. Ayah, Ikhlas...
Apa Yang Ambu Lakukan Membuat Malu..
Jangan Bawa Putri Ku..
Mimpi Buruk...
Mata Batin Chyntia
Bantuan Chyntia..
Keluarkan Perempuan Itu Dari Rumahku...
Permintaan Tolong Ratih..
Apakah Salah Lihat?
Penyakit Aneh..
Penuturan Pak Daus..
Meninggalnya Mbak Nur
Pengobatan(Turuti Ikhlas atau Dendam)
Sepenggal Kisah Abah
Godaan Shalat
Aki Maung Hideung..
Hampir Tertabrak..
Chyntia, Kasihan Gadis Itu..
Perempuan Berkebaya Merah (Bukan Yang Lagi Viral, Yak)
Nyaris Tersesat..
Dukun-Dukun Keparat!!
Sebuah Bisikan..
Diubah oleh makmiah123 20-12-2022 01:06
habibhiev
arieaduh
somatt
somatt dan 37 lainnya memberi reputasi
38
32.1K
268
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
makmiah123Avatar border
TS
makmiah123
#37
Ada Apa Lagi Ini, Yaa Tuhan..
Untuk beberapa lamanya waktu, aku merasa tenang.. Tidak ada lagi kejadian aneh yang berhubungan dengan mahluk gaib terjadi dirumahku.. Semua terasa sangat normal.. Mungkin benar ucapan sosok yang mengaku sebagai Kakek ku saat berada dialam bawah sadar di kediaman Bang Kosim dua bulan lalu, yang mengatakan bahwa ia hadir bukan untuk mengganggu namun menjaga..

Aku sengaja tidak menceritakan apapun ke Ratih terkait kejadian yang aku alami di rumah Bang Kosim.. Tak mau aku menambah beban fikirannya saat sedang hamil tua seperti sekarang.. Tentang ucapan sosok yang mengaku Kakek ku, soal ada yang berniat jahat padaku dan keluarga, aku mulai tak lagi memikirkannya.. Aku serahkan semua pada Yang Maha Kuasa.. Semoga yang berniat jahat padaku diluar sana, disadarkan.. Hingga tak melanjutkan rencana buruk mereka..

Oh iya, aku sempat menanyakan soal rahasia gelap yang selama ini disimpan Akbar.. Perihal dipeletnya Sulis agar bisa menjadi miliknya.. Menurut Akbar, Sulis dahulu sangat membencinya.. Beberapa kali Akbar mengungkapkan perasaannya ke Sulis, namun selalu ditolak mentah-mentah oleh gadis yang aku tahu sejak kenal sudah berhijab..

Karena kesal dan dendam akan penolakan Sulis, Akbar pun menjadi gelap mata dan memutuskan untuk mengirimkan pelat padanya.. Sengaja Akbar mencari orang pintar dan mengeluarkan mahar jutaan rupiah, hanya untuk membuat Sulis bertekuk lutut dihadapannya..

Dan berhasil, seminggu setelah Akbar mengirimkan pelet, Sulis langsung mengubunginya untuk mengajak bertemu.. Awalnya, Akbar yang pernah dikecewakan beberapa kali oleh Sulis, berniat ingin mengerjai gadis itu.. Ia ingin Sulis tergila-gila padanya dan nantinya sengaja akan ia tinggalkan begitu saja..

Namun, karena perasaan sayangnya pada gadis itu masih ada dalam relung hati, Akbar tidak tega untuk meninggalkan Sulis.. Akbar terus menjalani hubungan yang meski harus diawali dengan pelet hingga ia memutuskan untuk menikahi Sulis..

Aku lega mendengar pengakuan Akbar.. Aku mendukung rencananya untuk tetap menikahi Sulis walau hubungan mereka berhasil karena bantuan ilmu gaib pengikat paksa rasa cinta..

“Ayah, hari ini ga ada rencana kemana-mana kan?” Tanya Ratih yang sedang menemani ku menikmati secangkir kopi hitam diteras depan rumah..

“Engga, Bun” Jawabku singkat dengan pandangan mengikuti Dinar yang sedang berlarian didepan taman bersama Mbak Nur..

“Antar aku nyekar ke Makam Ibu sama Ayah yah nanti siang”

“Tumben kamu mau nyekar, Bun? Lebaran kemarin kan udah kesana” Tanggapku sedikit heran dengan permintaan Ratih..

“Udah beberapa malam ini, aku mimpiin terus mendiang Ibu sama Ayah.. Aku jadi kangen mereka, Yah”

Aku yang sedang membaca beberapa berita online di Hp, perlahan meletakkan benda tersebut di atas meja.. Lalu meneguk kembali kopi yang dibuatkan Ratih..

“Ya sudah, nanti Ayah anter.. Tapi Dinar ga usah ikut.. Aku sekalian mau ngajak kamu makan diluar berdua.. Kita ngedate lagi” Ucapku dengan diselingi kedipan mata genit..

Ratih segera mengulum senyuman manis mendengar ajakanku dan perlahan melingkarkan tangannya dilengan ku..

“Bunda sayang banget sama Ayah” Ucapnya disusul sebuah kecupan di pipi kiriku dan aku balas dengan mengecup keningnya..

Melihat kami saling mengecup, Dinar berlari kecil kearah kami.. Lalu merengek ingin dikecup juga.. Dengan gemas aku menggendong putri kecil kesayanganku itu dan menghujani wajahnya beberapa kali ciuman.. Dinar berteriak kegelian, lalu berlari lagi ke arah Mbak Nur..

“Aduhh”

Aku melemparkan pandangan ke arah Ratih yang terdengar mengaduh.. Wanita yang aku pilih sebagai teman hidup itu, nampak meringis sambil mengelus-elus perut besarnya..

“Kenapa, Bun?” Tanya ku penasaran seraya berlutut disebelahnya..

“Ga ada apa-apa, Yah.. Cuma akhir-akhir ini jagoan kamu lagi agresif banget gerakannya.. Udah ga betah kayaknya dia didalem”

“Huss.. Jangan ngomong sembarangan, Bun.. Belum waktunya jagoan Ayah hadir didunia,, Masih 10 hari lagi kan prediksinya” Balasku yang membuat Ratih menganggukkan kepala..

Aku yang melihat Ratih kembali meringis karena tendangan kaki calon jabang bayiku dalam kandungannya, perlahan mengelus-elus perut Ratih dan menempelkan wajah disana..

“Jagoan Ayah jangan nendang-nedang Bunda terus yah.. Kasihan Bunda nanti kesakitan loh” Ucapku lembut dan mengecup perut Ratih dengan penuh kasih sayang..

Saat siang, aku dan Ratih yang berniat pergi hendak nyekar ke makam kedua orang tuanya, terpaksa menunggu waktu Dinar tidur siang.. Dengan telaten Ratih menemani Dinar dikamar sambil mengusap-usap punggung putri kami, seraya menceritakan dongeng sebagai penghantarnya untuk memejamkan kedua mata..

Setelah yakin Dinar sudah pulas, Ratih segera bangkit dari tempat tidur dan memanggil Mbak Nur.. Dengan jelas, Ratih meminta Mba Nur untuk tetap melanjutkan pekerjaannya namun harus sering-sering melihat Dinar yang tertidur dikamar.. Sejumlah uang juga ditinggalkan Ratih, khawatir jika Dinar terbangun nanti akan meminta jajan..

Tepat pukul 13.20, aku mengeluarkan mobil dari rumah dan mulai menjalankannya menuju salah satu Tempat Pemakaman Umum di daerah Jakarta Selatan.. Tempat dimana mendiang kedua mertuaku dikebumikan..

Jalan raya dihari libur seperti saat ini memang tidak terlalu macet.. Mungkin sebagian orang malas untuk keluar dan lebih memilih tetap berada dirumah menikmati waktu bersama keluarga tercinta.. Begitu tiba di depan komplek pemakaman, Ratih membeli beberapa barang seperti bunga-bunga sebagai taburan diatas makam kedua orang tuanya dan juga dua botol air mawar..

“Assalammualaikum, Ayah, Ibu.. Ini Ratih sama Mas Fadil datang.. Ratih kangen Ayah sama Ibu.. Oh iya, calon cucu Ayah sama Ibu Inshaa Allah laki-laki.. Jadi makin lengkap keluarga Ratih nantinya” Ucap Ratih seraya menaburkan bunga-bunga warna warni diatas makam kedua orang tuanya yang memang bersebelahan..

Aku ikut berlutut disebelah Ratih dan beberapa kali mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar makam, dengan tangan kiri tetap memegangi payung sebagai pelindung kami dari teriknya sinar matahari..

Setelah merasa cukup, Aku mengajak Ratih bangkit dan berencana pergi ke sebuah Mall terdekat..Namun tiba-tiba..

“ADUHHH!!!”

Lagi-lagi terdengar Ratih mengaduh, tapi kali ini wajahnya menampilkan raut cukup kesakitan sampai-sampai tubuhnya sempat menunduk..

“Kenapa, Bun?” Tanyaku seraya memapah Ratih..

“Ga tau, Yah.. Tiba-tiba perutku sakit” Jawab Ratih dengan wajah masih menampilkan raut kesakitan..

Baru saja selesai Ratih berucap, kedua mataku terbelalak saat melihat gamis nya dibagian bawah nampak basah..

“Ayah.. Ketuban aku pecah” Teriak Ratih dengan wajah panik..

Aku segera menyibak bagian bawah gamis Ratih dan kembali terkejut melihat rembesan air ketuban dan darah mengalir di kedua kakinya.. Tanpa banyak bicara, aku langsung melemparkan payung dan menggendong tubuh Ratih didepan..

Meski dengan langkah sangat hati-hati, aku mempercepat jalan keluar dari area pemakaman dengan Ratih yang masih berada dalam gendongan.. Beberapa orang pedagang yang melihat kami, segera berlari menghampiri..

“Ada apa Pak?” Tanya salah satu pedagang wanita berusia paruh baya yang berjalan cepat mengiringiku..

“Istri saya mau melahirkan, Bu.. Pak minta tolong ambil kunci mobil disaku saya.. Tolong juga buka pintu depan mobil saya pak” Jawab ku dengan wajah panik sekaligus meminta bantuan dari seorang laki-laki yang langsung menganggukkan kepala dan merogoh saku depan kemeja..

Dengan nafas yang terdengar memburu dan raut wajah menahan sakit, Ratih aku rebahkan dibangku mobil sebelah posisi menyetirku, setelah terlebih dahulu posisi bangku mobilnya dibuat rebah oleh seorang.. Aku pun langsung berlari ke pintu samping, namun entah kenapa pandanganku kembali terarah ke makam..

Disana, diatas sebuah makam pandanganku terkunci ke sebuah sosok wanita yang wajah serta penampilannya aku kenal sekali.. Sosok mahluk menyerupai Mak Tua dengan rambut putih panjang acak-acakan dan wajah membiru serta lidah panjang menjulur karena jeratan kain batik dileher yang tergolek patah kesamping kiri, nampak menaikkan sebelah tangan kanannya menunjuk ke arah ku..

“ADUUUUHH!!”

Suara jeritan Ratih menyadarkan ku dari ketertegunan.. Kepanikan yang kembali melanda membuat segala rasa takut enyah entah kemana.. Aku tak mau membuang waktu.. Aku langsung masuk ke dalam mobil dan melajukannya secepat mungkin ke rumah sakit terdekat..

“Maaf, Pak.. Silakan bapak tunggu diluar.. Biar kami lebih leluasa menangani istri bapak secepatnya” Pinta seorang wanita berhijab dan berpakaian serba putih setibanya aku di Rumah Sakit, sementara petugas lain membawa Ratih yang sudah terbaring di tempat tidur dorong, masuk kesebuah ruangan..

Aku segera mengabarkan Mbak Nur soal kejadian ini dan memintanya tetap menemani Dinar dirumah, karena aku akan menemani Ratih di Rumah Sakit.. Kemudian, aku juga menelpon Rima lewat aplikasi WA..

“Halo, Assalammualaikum, Rima”

“Waalaikumsalam, Iya A.. Ada apa? Suara AA panik banget kedengarannya”

“Ratih mau melahirkan hari ini.. Aa udah dirumah sakit.. Oh iya, bisa minta tolong nanti ke Jakarta sama Ambu ga, Rim?”

“Bisa, A.. Nanti Rima ajak Ambu ke Jakarta”

“Ya sudah, Aa tunggu yaa, Rim.. Assalammualaikum”

Baru saja aku menutup telpon, aku sempat mendengar suara jeritan Ratih dari dalam ruangan.. Aku langsung bangkit dan berniat membuka pintu, namun seorang perawat perampuan lain membukanya terlebih dahulu..

“Istri saya kenapa jerit jerit begitu, Sus?” Tanya ku dengan wajah makin cemas..

“Tenang saja pak.. Sedang ditangani dokter” Jawabnya singkat lalu pergi meninggalkan ku dengan berjalan cepat menuju lorong lain rumah sakit..

Beruntung, pintu yang tadi dibuka si perawat belum tertutup sempurna.. Jadi aku bisa jauh lebih jelas mendengar teriakan Ratih dari dalam..

“AYAHH!!! ADA MAK TUA.. PERGI KAU MAK TUA!! AYAHHH!!! TOLONG BUNDA TAKUT!!!”

Darahku berdesir mendengar teriakan kencang Ratih yang menyebut nama Mak Tua.. Aku yang bertambah cemas menyeruak masuk ke dalam ruangan, tapi sayang petugas lain rumah sakit menjegal langkah..

“Saya mau lihat istri saya didalam.. Tolong jangan halangi” Kataku dengan tatapan tegas serta suara sedikit naik..

“Maaf, pak.. Istri bapak sedang ditangani oleh Dokter.. Tolong percayakan kepada kami karena kami akan melakukan yang terbaik”

“Tapi istri saya sedang kesakitan didalam”

“Sekali lagi maaf pak.. Tolong kerjasamanya.. Jika terjadi apa-apa, pasti bapak akan kami beritahu.. Silakan tunggu kembali di luar”

SIAL!!! Bentak ku dalam hati bersamaan dengan tertutupnya kembali pintu ruangan dan suara kunci yang diputar dari dalam..

Kepalan tangan kananku sempat memukul dinding ruangan beberapa kali karena kesal.. Aku cemas sekaligus takut dan khawatir dengan keadaan Ratih yang masih teriak teriak didalam..

“Ada apa lagi ini, Yaa Allah?” Ucapku dengan kedua tangan menutupi wajah..

Kedua mataku terbuka, saat mendengar nada dering HP pertanda sebuah panggilan masuk diterima.. Aku kembali duduk menyandarkan tubuh di bangku ruang tunggu dan mengambil HP dari saku celana..

"Ambu..." Batinku dalam hati begitu melihat nama Ambu yang terpampang dilayar HP..
rinandya
suryaassyauqie
sirluciuzenze
sirluciuzenze dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.