Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • 9 Agustus 1945: Nyaris Gagal | Cerita B-29 Bockscar Jatuhkan Bom Atom di Nagasaki

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
9 Agustus 1945: Nyaris Gagal | Cerita B-29 Bockscar Jatuhkan Bom Atom di Nagasaki
Quote:


Tiga hari setelah B-29 Enola Gay yang dipiloti Kolonel Paul Tibbets berhasil menjatuhkan bom atom yang pertama dalam sejarah di Hiroshima, waktu itu Amerika berencana menjatuhkan bom atom kedua. Saat itu Nagasaki bukan target utama, target pertama waktu itu adalah kota Kokura. Sementara Nagasaki dijadikan alternatif kedua.

Sementara itu sejak awal tahun, B-29 Amerika telah secara sistematis menghancurkan daerah perkotaan dan pusat industri Jepang dengan memakai incendiary bomb. Meski telah menerima serangan bom atom, Jepang tetap menolak untuk menerima kekalahan. Jepang masih memiliki lima juta tentara, 10.000 pesawat yang setengahnya dikonfigurasi untuk misi bunuh diri; serta pasokan bahan bakar penerbangan selama tujuh bulan.

Sementara Amerika yang masih memiliki satu bom atom berniat mengakhiri perlawanan Jepang. Namun, tak seperti misi pengeboman yang pertama; misi kedua kali ini lebih rumit dan masalah-masalah mulai menghampiri bahkan sebelum pesawat meninggalkan pangkalan Tinian di Kepulauan Mariana.

Bertukar Pesawat


Pilot yang melakukan misi pengeboman Nagasaki adalah Mayor Charles W. Sweeney (usia 25 tahun waktu itu) dipilih untuk penugasan tersebut oleh komandan Grup Komposit ke-509, Kolonel Paul Tibbets, yang telah menerbangkan misi pengeboman pertama di Hiroshima. Sweeney adalah komandan Skadron Bom ke-393. Dia sebelumnya pernah berada di misi Hiroshima bersama Tibbets, dalam misi pertama Sweeney menerbangkan pesawat instrumen dengan call sign The Great Artiste; pesawat digunakan mengukur efek ledakan bom atom. Sementara ntuk Co-pilot Sweeney dalam misi kedua bom atom adalah Letnan Fred J. Olivi.

Saat terbang di atas Hiroshima, Sweeney berada di jarak sekitar 9,1 m dari sayap kanan pesawat Tibbets, Enola Gay. Sweeney dipilih untuk tugas itu karena Tibbets bermaksud agar dia punya pengalaman misi yang lebih banyak. Waktu itu kota yang akan dijatuhi bom atom adalah Kokura sebagai pusat industri serta gudang senjata terbesar Jepang, sementara Nagasaki jadi alternatif pilihan.

Misi itu sebenarnya direncanakan pada 11 Agustus tetapi karena ada laporan prakiraan cuaca buruk pada tanggal tersebut, maka tanggal dirubah menjadi 9 Agustus. Sementara bom yang disebut "Fat Man" disimpan di bawah pengamanan ketat dan kondisi terkendali di sebuah ruangan ber-AC dengan lantai karet untuk mencegah percikan api yang tidak disengaja.

Quote:


Enam unit pesawat B-29 dipilih untuk misi tersebut, Sweeney akan menerbangkan pesawat utama dan menjatuhkan bom. Awalnya Sweeney akan menggunakan B-29 The Great Artiste, tetapi pesawat itu masih membawa paket instrumen pengukur ledakan bom yang dibawa dalam misi sebelumnya di Hiroshima.

Sweeney kemudian meminta bertukar pesawat dengan Kapten Frederick C. Bock, di mana pesawat itu diberi call sign Bockscaryang diambil dari nama pilotnya. Setelah permintaan pertukaran pesawat disepakati, Sweeney dan krunya kemudian menerbangkan Bockscar sementara Bock dan krunya menerbangkan The Great Artiste, yang kembali berfungsi sebagai pesawat instrumen.

Untuk menghindari identifikasi sebagai pesawat pembawa bom atom, enam B-29 memiliki tanda segitiga N di ekor milik Grup Bom ke-44, bukan panah ke depan dari Grup Bom ke-509. Selain itu tak satu pun dari pesawat yang menjalankan misi memiliki call sign yang bisaanya ditulis di hidung peswwat. 

Setelah urusan pesawat selesai, pada pukul 22:00 malam, 8 Agustus 1945; bom atom Fat Man kemudian dimuat ke pesawat B-29 Bockscar yang akan mengantarkannya. Maka sejak saat itu dimulailah rangkaian peristiwa yang akan berujung pada ledakan bom atom di Nagasaki keesokan harinya.

Quote:


Dalam misi ke Kokura, Sweeney terbang bersama 5 pesawat B-29 lainnya. Salah satu pesawat dipiloti Letnan Kolonel James I. Hopkins Jr., menerbangkan pesawat observasi/foto yang diberi nama Big Stink. Menurut Sweeney, Hopkins memiliki sikap tidak kooperatif, mungkin karena komandan misi adalah juniornya. 

Sementara itu ada dua pesawat cuaca, yang pertama adalah Enola Gay, diterbangkan oleh Kapten George Marquardt, akan melaporkan kondisi cuaca di Kokura. Sementara B-29 dengan nama Laggin Dragonyang punya peran yang sama diterbangkan oleh Kapten Charles F. McKnight, akan mengawasi cuaca di Nagasaki. Kapten Ralph Taylor akan menerbangkan B-29 keenam bernama Full House di Iwo Jima sebagai pesawat cadangan.

Tiga spesialis misi menambah kru reguler Sweeney di B-29 Bockscar terdiri dari seorang perwira penanggulangan radar dan dua personel senjata dengan pengetahuan dan pemahaman khusus tentang bom atom, yakni Kapten Kermit Beahan dibawah serta persomel persenjataan senior Komandan Angkatan Laut. Frederick L. Ashworth, yang telah mengelola uji lapangan bom atom di Los Alamos.


Masalah-Masalah yang Muncul dalam Misi Kedua


Sehari sebelum misi para kru diberi pengarahan pada tengah malam, sarapan pra-misi mereka yang biasanya dilakukan di di aula akhirnya dibawa ke pesawat mereka pada pukul 1 pagi. Setelah pengarahan selesai, masalah besar pertama datang ketika insinyur penerbangan MSgt. John D. Kuharek memberi tahu Sweeney bahwa bahan bakar di tangki cadangan di bagian belakang Bockscar tidak bekerja dengan baik untuk memompa bahan bakar. Dari total 32.900 liter bahan bakar B-29 waktu itu, sekitar 2.700 liter berada di tangki cadangan.

Sweeney lalu turun dari pesawat dan berbicara dengan Tibbets, yang sedang mengawasi. Tibbets memberi tahu Sweeney bahwa dia tidak membutuhkan bahan bakar di tangki cadangan, tangki itu berfungsi hanya untuk menyeimbangkan berat bom di ruang bom depan. Tetapi jika Sweeney tidak setuju, dia memiliki wewenang sebagai komandan untuk membatalkan misi. Namun, Sweeney memutuskan untuk pergi.

Bockscar kemudian menderu di landasan pacu dan menuju ke langit malam pada pukul 03:49 pagi. Pada misi Hiroshima, bom Little Boy belum dirakit sampai Enola Gay mengudara, tapi Fat Man terlalu rumit untuk itu. Beberapa sirkuit persenjataan dan penembakan di hidung bom dinonaktifkan oleh dua colokan pengaman bergagang hijau. Setelah Bockscar lepas landas dari tanah dan sebelum mencapai ketinggian bertekanan, Ashworth membuka palka antara kokpit dan ruang bom, melepas dua sumbat hijau; menggantinya dengan sumbat merah. Yang artinya bom itu siap diluncurkan.

Quote:


Waktu itu rencana awalnya adalah tiga pesawat B-29 akan bertemu kembali di atas Iwo Jima, yang menjadi tempat pertemuan misi pengeboman Hiroshima. Pada 9 Agustus 1945, topan sedang mengumpulkan momentum di sekitar Iwo Jima sehingga titik pertemuannya dirubah di Yakushima, sebuah pulau kecil di lepas pantai Kyushu. Karena cuaca buruk di ketinggian yang lebih rendah dan posisi B-29 dengan daratan Jepang sangat dekat, pertemuan dengan B-29 lainnya akan dilakukan di ketinggian 30.000 kaki, bukan 8.000 seperti pada misi Hiroshima.

B-29 The Great Artistesudah berada di titik pertemuan tetapi B-29 Big Stink tidak ada. Sementara perintah dari Tibbets sangat eksplisit. Buat satu lingkaran 360 derajat dari area pertemuan, lalu lanjutkan. Sementara perintah Sweeney adalah untuk menunggu 15 menit dan kemudian berangkat ke target.

Sembari menunggu datangnya B-29 Big Stink tiba-tiba sebuah pesan radio datang dari Marquardt dari B-29 Enola Gay mengatakan jika cuaca di Kokura cerah untuk misi pengeboman, sementara Sweeney masih mengitari titik pertemuan selama 45 menit. Tanpa diketahui Sweeney, yang mempertahankan keheningan radio; Hopkins yang menerbangkan B-29 Big Stink berputar-putar di ketinggian 39.000 kaki di atas pesawatnya, 9.000 kaki lebih tinggi dari yang seharusnya.

Sementara personel senjata Ashworth yang hanya melihat satu pesawat B-29 muncul, sempat merasa bingung; ia mengira pesawat itu tidak membawa instrumen pengukur ledakan. Ashworth tidak diberitahu bahwa pesawat yang muncul membawa instrumen pengukur ledakan. Hal itulah yang sempat membuat Asworth bingun dan ragu. Di sisi lain, diamnya Sweeney bukan tanpa alasan. Dia sendiri sedang gelisah menunggu B-29 Big Stink, sehingga dia tidak memberitahu siapa pun tentang masalah tersebut.

Quote:


Ketika Hopkins gagal datang di titik pertemuan dan tidak dapat menemukan dua B-29 lainnya, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan Sweeney memecah keheningan radio dan mengirim pesan radio kembali ke Tinian, 'Has Sweeney aborted?' Yang jika diterjemahkan artinya Sweeney ke pusat komando apakah misinya akan dibatalkan ? Karena ia tak kunjung bertemu dengan B-29 Big Stink.

Tapi pesan itu kacau dalam transmisi dan diterima oleh kru di Tinian sebagai 'Sweeney aborted.' Akibatnya, persiapan penyelamatan darurat udara-laut dihentikan. Artinya jika B-29 mereka jatuh dalam penerbangan tidak akan ada yang datang untuk menolong mereka. Benar-benar misi yang sulit.

Sementara waktu ekstra yang dihabiskan di pertemuan itu mahal, saat B-29 Bockscar memutuskam melanjutkan perjalanan ke Kokura tanpa menunggu B-29 Big Stink, sasaran tidak lagi jelas; sebagian tertutup oleh asap yang melayang dari serangan bom B-29 dua hari sebelumnya. Waktu itu Sweeney terbang di atas pabrik baja di Yawata, sebelah utara Kokura.

Saat Sweeney mendekati titik awal untuk memulai serangan bomnya, beberapa landmark, termasuk sungai dan beberapa jalan dan bangunan mulai terlihat. Dia pikir ada peluang bagus untuk melihat target, yakni gudang senjata Kokura. Ini penting karena target harus dibom secara visual, bukan memakai radar.

Kermit Beahan, petugas yang akan menjatugkan bom kami harus melihat target untuk memastikan akurasi selama pengeboman. Tapi Beahan tidak bisa melihat target pada serangan bom waltu itu, dia juga tidak bisa melihatnya pada dua titik serangan bom tambahan yang dibuat Sweeney.


Mulai Kehabisan Bahan Bakar


Pada saat terbang mencari target di atas Kokura, Bockscar telah menghabiskan begitu banyak bahan bakar sehingga ada pertanyaan serius apakah pesawat bisa sampai ke Nagasaki, menjatuhkan bom, dan kembali ke Okinawa ? Yang merupakan lapangan terbang Amerika terdekat, kata Tibbets. Pada titik tersebut, misi seharusnya sudah dibatalkan. Sebaliknya, Sweeney justru menuju target sekunder, Nagasaki, 97 mil ke barat daya dan juga tak jauh dengan Okinawa.

Nagasaki adalah pelabuhan militer utama, salah satu pusat pembuatan kapal terbesar di Jepang dan lokasi beberapa pabrik besar seperti Mitsubishi, yang menghasilkan torpedo dan senjata serta perlengkapan perang lainnya. Kota itu terletak di ujung teluk yang panjang, dengan punggung bukit panjang yang menutupi bagian pemukiman utama dari lembah sungai Urakami tempat pabrik Mitsubishi berada, satu setengah mil ke utara.

Saat Bockscar dan The Great Artiste memulai pendekatan ke target mereka sekitar pukul 10:50, waktu itu Nagasaki berada di bawah awan tebal, membuat penurunan bom secara visual menjadi tidak mungkin. Sementara Sweeney memperkirakan Bockscar memiliki bahan bakar yang cukup untuk satu bom dan dia tidak akan melewatkannya. Dia berunding dengan Ashworth dalam dan mengusulkan penurunan bom dengan bantuan radar, bertentangan dengan perintah eksplisit. Ashworth setuju.

Dua puluh lima detik, saat pintu ruang tempat bom ditempatkan terbuka, celah tiba-tiba muncul di awan dan Beahan berteriak, “Saya melihatnya! Saya melihatnya!" Sweeney segera memberikan kendali navigasi pesawat kepada Beahan, di mana fitur pengelihatan bom Norden-nya terkoneksi dengan sistem autopilot. Sudah terlambat untuk turun di titik tujuan awal, dermaga di sisi timur pelabuhan; jadi Beahan dengan cepat memilih titik tujuan baru di lembah yang merupakan kawasan industri.

Saat bom mulai jatuh bebas, Sweeney menmebelokkan pesawat ke sudut 155 derajat ke arah kiri untuk membuat jarak antara Bockscar dan gelombang kejut bom. Bockscar membuat putaran G tinggi yang sesuai ke arah lain. Bom meledak di ketinggian 1.890 kaki di atas Lembah Urakami pada pukul 11:02 waktu setempat di Nagasaki. Ketika gelombang kejut mencapai Bockscar yang jaraknya sekitar 37 km.

Awan jamur naik ke ketinggian 45.000 kaki. Ledakan itu ada di tengah-tengah antara Mitsubishi Steel and Arms Works dan Mitsubishi-Urakami Ordnance Works. Kerusakan memang tidak terlalu parah di bagian utama kota, di sisi lain perbukitan; 40.000 orang tewas seketika. Jumlah korban tewas cukup mengejutkan, tetapi jauh lebih rendah daripada jika bom itu jatuh di titik tujuan awal di sekitar dermaga.

Quote:


Setelah berputar-putar di tempat pertemuan dan titik awal target bom di Kokura, B-29 yang dipiloti Sweeney telah kehilangan lebih dari satu setengah jam waktu serta bahan bakar. Dia mengarahkan pesawat ke Lapangan Yontan di Okinawa, merupakan lapangan terbang terdekat. Dia turun secara bertahap untuk menghemat bahan bakar, dan menurunkan putaran baling-baling dari 2.000 rpm ke 1.600 rpm.

Lima belas menit kemudian, kru Bockscar menelepon menara pengawas Yontan dengan panggilan Maydaytetapi tidak mendapat jawaban. Panggilan lain dan suar darurat tidak mengubah lalu lintas lapangan terbang. Bockscar kemudian menembakkan setiap suar yang dimilikinya, termasuk yang menandakan pesawat kehabisan bahan bakar. Waktu itu seluruh kru bersiap untuk kecelakaan dan mati.

Ketika pesawat hendak mendarat di landasan, Sweeney mencoba untuk pendaratan yang kasar. Bahan bakar yang tersisa, yang diukur kemudian oleh insinyur penerbangan, adalah 26 liter. Pada akhirnya Sweeney bersama seluruh kru bisa mendarat dengan selamat.

Tak lama setelah Bockscar mendarat, pesawat pembawa instrumen pengukur ledakan B-29 The Great Artiste yang terbang bersama mereka mendarat di Okinawa. Pesawat ketiga yang telah lama ditunggu, yakni B-29 Big Stink akan jadi pesawat ketiga yang akan mendarat waktu itu. Tapi pesawat tak kunjung mendarat, menurut laporan B-29 ketiga tersebut akhirnya terbang ke Nagasaki dan melakukan pengamatan/pengambilan foto setelah bom meledak.

Quote:


Setelah mendarat Sweeney dibawa untuk menemui Letnan Jenderal Jimmy Doolittle, komandan Angkatan Udara Kedelapan, yang telah memindahkan markas besarnya ke Okinawa beberapa minggu sebelumnya. Doolittle mendengar cerita Sweeney dan tidak menunda kepulangannya bersama kru yang lain ke Tinian. Setelah makan cepat dan mengisi bahan bakar, para kru menerbangkan bagian terakhir dari misi mereka; dua pesawat B-29 mendarat di Tinian pada pukul 23:30 malam.

Sweeney ternyata mendapat sambutan yang lebih meriah dari Tibbets (pilot saat pengebomam Hiroshima) malam itu. Sementara keesokan paginya Mayor Jenderal Curtis E. LeMay, kepala staf Strategic Air Forces of the Pacific; memutuskan bahwa penyelidikan terhadap pelaksanaan misi Nagasaki tidak akan berguna, dan hanya sedikit yang dikatakan tentang masalah tersebut. Ia pun membatalkan penyelidikan atas masalah pada misi pengeboman Nagasaki tersebut.

Misi pengeboman Nagasaki telah memberikan keseimbangan pada faksi di Jepang yang ingin mengakhiri perang. Militer garis keras terus menolak untuk menyerah, tetapi bahkan Jenderal Korechika Anami, mengakui bahwa Amerika mungkin memiliki 100 bom dan target berikutnya mungkin adalah Tokyo. Padahal faktanya Amerika hanya memiliki dua bom atom waktu itu. Kaisar Hirohito lalu mengumumkan penyerahan diri pada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Sebagai tambahan informasi, bom atom Fat Man lahir dari Proyek Manhattan yang dimulai Amerika pada 1942. Proyek ini mengahsilkan bom atom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima. Fat Man punya panjang 3,25 m; diameter 1,5 m serta bobot 4,6 ton. Bom ini menghasilkam ledakan sekitar 21.000 kiloton.

Saling Menyalahkam Setelah Puluhan Tahun Usainya Perang


Sweeney meninggalkan tugas aktif pada tahun 1946 sebagai Letnan Kolonel, pergi ke Massachusetts Air National Guard, dan pensiun pada tahun 1976 sebagai Mayor Jenderal. Dia meninggal pada tahun 2004. Sementara Ashworth naik ke tingkat Wakil Laksamana, memimpin Armada Keenam, dan pensiun dari Angkatan Laut pada tahun 1968. Dia meninggal pada tahun 2005

Sebelum meninggal, Sweeney menulis memoarnya, yang kemudian diterbitkan pada tahun 1997. Setelah diterbitkan, Ashworth menulis surat kepada penerbit Sweeney yang merinci banyak kesalahan dalam tulisan itu. Di sisi lain pada tahun 1998, Tibbets justru merevisi memoarnya, menambahkan sebuah bab tentang Nagasaki, yang sangat kritis terhadap Sweeney.

“Sweeney menyalahkan Hopkins atas keterlambatan di titik pertemuan, tetapi Tibbets menyalahkan Ashworth dan Sweeney,”kata sejarawan Donald L. Miller."Tibbets yakin Ashworth menyuruh Sweeney menunggu pesawat observasi (B-29 Big Stink)."

Sementara Ashworth mengatakan bahwa "kami memiliki orang yang salah menerbangkan pesawat," tambah Miller. "Namun dia menyalahkan Tibbets karena memilih Sweeney."

Quote:


Tapi sosok Beahan dianggap banyak orang sebagai penyelamat misi di Nagasaki. "Mayor Jenderal Sweeney tidak akan menjadi Jenderal dan Laksamana Ashworth tidak akan menjadi Laksamana jika Beahan tidak melakukan pekerjaan yang dia lakukan," kata Ashworth.

Sebuah tulisan yang sangat berharga juga datang dalam sebuah buku berjudul Keputusan di Nagasaki: Misi yang Hampir Gagal, diterbitkan secara pribadi pada tahun 1999 oleh Co-pilot Fred Olivi. Olivi merekonstruksi penerbangan secara rinci dari buku hariannya, yang ditulis pada tahun 1945 dengan bantuan buku catatan resmi yang dipinjam dari navigator James F. Van Pelt.

Namun, terlepas dari permasalahan itu, misi kri Bockscar tetap berhasil. Dan jumlah korban tewas lebih rendah dibandingkan jika operasi pengeboman dilakukan sesuai rencana. Pada akhrinya Nagasaki adalah pukulan terakhir yang membuat Jepang menyerah, mengakhiri Perang Dunia II.



-----------




Referensi Tulisan: atomicarchive.com& airforcemag.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
jlamp
gabener.edan
Gailham
Gailham dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.2KAnggota
Tampilkan semua post
jlampAvatar border
jlamp
#6
Nongkrongnya di Okinawa airbase yak... (Sekarang Kadena).

Salah satu pangkalan militer US yang besar.

Bomber segede gitu muter-muter diatas langit.. apa nggak ada yang curiga.

emoticon-Hammer2
69banditos
black.robo
Gailham
Gailham dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.