Mendadak kantor Denis didatangi polisi dan beberapa pria memakai jas hitam yang mengaku dari kantor kejaksaan.

P: "selamat pagi pak Denis. Kami dari kejaksaan pusat ingin melakukan pencarian dan semua barang akan kami sita untuk penyelidikan lebih lanjut. Anda diduga telah melakukan penggelapan pajak dan melakukan transaksi ilegal ke luar negeri dalam jumlah yang banyak."

Denis diam tak bergerak. Dia yakin perusahaan dia tidak pernah melakukan transaksi ilegal dan pengalaman pajak. Kalaupun ada transaksi ke luar negeri, itu juga jelas ke mana. Denis langsung menyuruh semua tangan kanan dia memanggil tim hukum dan polisi juga membawa Denis pergi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelum jam 12 siang, kantor besar itu sudah kosong seperti bangunan terbengkalai. Para karyawan pulang karena semua barang disita oleh polisi. Tak ada yang bisa mereka perbuat saat ini. Di dalam kantor polisi itu, Denis baru tahu semuanya. Michelle itu tidak pernah ada. Orangnya memang ada tapi memakai identitas palsu.

Istri dia sudah pergi ke Monaco kemarin malam. Denis kini tahu kenapa dia tidak ada tadi pagi sampai supirnya saja juga tidak tahu keberadaan sang nyonya. Denis begitu terkejut setelah mengetahui bahwa dengan merger nya perusahaan dia dan istrinya malah jadi serangan balik yang mematikan. Tim hukum Denis tiba dan mereka semua bergabung untuk menyelamatkan perusahaan Denis.

Setelah perdebatan sengit, Denis dinyatakan tidak bersalah alias hanya korban. Sekarang Denis sedang duduk di rumahnya seorang diri. Kasus ini sudah menyebar ke seluruh negeri. Dia juga sangat beruntung karena perusahaan dia masih selamat meski mengalami kerugian sangat besar karena investasi tidak jelas. Bagi Denis, ini merupakan pukulan telak ke dompet dia dan kejiwaannya juga. Siapa sangka perempuan yang dia cintai sampai dia rela  meninggalkan Rossa, malah membuat dia jatuh ke lubang tak berdasar.

Denis tahu kondisi keuangan perusahaan dia akan pulih seiring berjalannya waktu tapi perempuan yang menipu dia itu... membuat Denis murka. Polisi tidak bisa mengejar perempuan itu karena Monaco bukan anggota interpol. Tidak menutup jug kemungkinan mereka sudah berganti identitas. Perempuan itu cukup membuka kedua kakinya di atas ranjang dengan dengan itu, nasib Denis hancur seperti ini.

Di saat ini, tiba-tiba wajah Rossa muncul di dalam pikiran dia. Teringat dia bagaimana Rossa mencintai dia sepenuh hati dan penuh kesabaran serta kesetiaan yang begitu tinggi melayani dirinya. Dia ingat bagaimana Rossa menangis saat dia memperlakukan Rossa dengan kasar. Sampai saat inipun dia tidak bisa mencari "cacat" dari Rossa kecuali dia datang dari keluarga menengah ke bawah dan pendidikan tidak cukup tinggi.

Rossa memang kalah di situ tapi bukankah manusia tidak ada yang sempurna? Apa Rossa salah karena dia lahir dan besar dari keluarga yang kurang mampu? Rossa bisa saja mengutuk nasibnya tapi Rossa tidak pernah mengeluh. Dia tahu tidak ada yang bisa dia perbuat sebagai umat manusia. Denis mulai menangis. Dia merindukan Rossa yang sudah pasti tidak akan kembali ke dirinya. Denis sendiri mulai cemas kalau Rossa sudah memiliki pasangan lain tak menutup kemungkinan dia sedang berhubungan dengan Ronnie.

Ronnie tidak ada salah dengan dia. Ronnie hanya tetangga dan tidak pernah mengganggu dia. Denis merasa malu saat dia memarahi Ronnie di pengadilan. Ronnie berhak untuk tenang di malam hari dan Denis itulah yang membuat Ronnie jadi kecewa karena suara kerasnya terdengar oleh mahasiswa itu sehingga kesaksian Ronnie malah menjadi pukulan maut saat di pengadilan waktu itu.

Dia baru sadar, Rossa sudah menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang sangat baik. Tidak pernah sekalipun dia mengeluh dan senantiasa memberikan yang terbaik untuk dirinya dengan segala keterbatasan yang dia punya. Denis mulai mengutuk keputusan dia yang bodoh. Dia dulu merasa dunia berada di dalam tangan dia dan sekarang dia sendiri tidak ada yang menolong. Rossa sudah cantik. Itu sebab dia jatuh cinta dengan Rossa pada pandangan pertama. Kalaupun Denis sampai bangkrut, dia yakin Rossa tetap akan setia di samping dia.

Kalau saja Rossa ada, mungkin dia akan tertawa puas mentertawakan dirinya yang sedang terpuruk. Rossa berhak untuk itu. Rossa pasti puas melihat dirinya yang hancur saat ini. Kalau saja dia memperlakukan Rossa dengan penuh kasih sayang, kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Toh Denis sendiri sudah kaya tapi kenapa Denis harus rakus? Penyesalan Denis sudah tidak ada gunanya lagi. Mau meminta maaf kepada Rossa? Mungkin saja Rossa mau memaafkan dirinya tapi tidak melupakan semua perbuatannya. Forgiven not forgotten.

Denis kini bangkit dari tempat kursi empuk itu. Dia merugi secara finansial dan dia berutung karena dia hanya korban. Tidak bangkrut dan masuk penjara saja sudah seperti emang undian saat ini. Dia pergi mandi dan tidur. Masih terbayang di dalam pikiran dia bagaimana perempuan itu mencium dan memeluk dia kemarin sebelum pergi. Dia tak tahu kalau itu adalah saat terakhir dia melihat Michelle atau Stella Smith (nama aslinya).

Kejadian itu membuat Denis tidak bisa tidur dan akhirnya dia memutuskan untuk ke ahli jiwa besok harinya. Di hari inilah dia membuat keputusan penting dalam hidupnya. Dia tidak akan mencari Rossa karena surat perlindungan dari pengadilan. Dia kini mulai belajar untuk lebih menghargai apapun yang dia miliki. Semua barang² yang disita polisi kemarin sudah dikembalikan sepenuhnya. Kantor mulai beraktivitas seperti biasa.

Setelah menghabiskan seharian di ahli jiwa, Denis berjalan kaki keluar dari rumahnya di sore hari. Dia melihat rumah tetangga dia yang dihiasi bunga mawar. Teringat dia saat dia dulu memetik bunga mawar itu dan meletaknnya di telinga Rossa sambil mencium wajah cantiknya. Itu semua tinggal kenangan. Denis tersenyum sejenak dan dia kembali berjalan. Tujuan dia saat ini adalah fokus dengan perusahaan dia agar bisa kembali seperti biasa. Belum ada waktu untuk wanita saat ini.





Bersambung


Next:

Last episode