Michelle

Adalah Michelle, perempuan yang sedang menikmati secangkir kopi bersama Denis fi sebuah kamar hotel itu. Dia sangat cantik dengan gaun malamnya. Denis terlihat bimbang. Tampak perempuan ini sedang memberikan sebuah penawaran yang sulit ditolak oleh lelaki itu

D: "jadi kamu yakin kalau dengan menikahi dirimu dan melakukan investasi di perusahaan ayahmu, aku bisa mendapatkan keuntungan 10x lipat?"

M: "betul. Aku butuh 5 miliar. Dengan menikahi diriku, kamu bisa mendapatkan 50 miliar dalam tempo 1 tahun. Perusahaan ayahku kini sedang melakukan expansi ke eropa. Mengingat kondisi politik di Eropa Timur sedang tidak kondusif, kami melihat peluang ini untuk memperbanyak jumlah export ke eropa Barat yang memiliki potensi besar."

D: "Baik. Aku akan cari cara untuk menceraikan istriku. Dalam waktu 2 bulan saja, aku akan berencana istriku dan langsung menikahi dirimu. Aku akan melakukan pengiriman dana besok hari. "

M: "Baik. Besok aku akan siapkan dokumentasi yang dibutuhkan. Itu saja."

D: "baiklah. Aku tunggu kabar baiknya."

M: "nah gitu dong. Yuk mandi bareng. Airnya dah penuh tuh. Gendong aku dong."

Denis tersenyum dan menggendong perempuan itu ke kamar mandi untuk mandi bersama. Dalam waktu singkat saja, pakaian mereka jatuh di lantai dan mereka kini sedang bersenang senang di kamar mandi itu. Suara tawa genit perempuan itu terdengar jelas di dalam kamar mewah tersebut. Tampak perempuan ini memiliki latar belakang yang berbeda dengan Rossa.

Sementara itu, Ronnie yang sedang di kampus kini masih fokus dengan kuliah semester akhirnya. Dedikasi dia dalam dunia pendidikan akan segera terbayar lunas. Dia akan segera menikmati hasil dari jernih payah dia selama ini. Ujian akhir dia sudah di depan mata. Ronnie selalu meraih nilai terbaik di semua mata kuliahnya.

Rossa sementara itu baru saja membersihkan rumah Ronnie sampai bersih berkilau. Kamar dia juga sudah rapih bersih. Istri idaman memang sih. Rossa kini segera menyiapkan bahan makanan untuk makan malam nanti. Setelah selesai, dia mau istirahat.  Sejauh ini sih hubungan mereka berdua belum diketahui siapapun.

Mungkin inilah salah satu berkat tinggal di kota besar. Mungkin saja anda selingkuh tapi penduduk sini tidak peduli. Anda bukan siapa² dan belum tentu terkenal. Ronnie juga tidak memiliki banyak teman karena dia tahu para mahasiswa di kampus dia itu belum tentu bisa jadi teman yg cocok dan malah bisa saja menjerumuskan dia ke jalan yang salah.

Toh selama ini dia baik² saja. Dia tidak mengganggu dan diganggu oleh siapa saja. Teman mungkin ada sedikit tapi berkualitas. Anyway, Ronnie kini sedang jalan pulang ke rumahnya. Kampus hanya 2 km dari rumah dia. Jalan kaki merupakan pilihan terbaik. Sampai di rumah, Rossa yang sedang duduk dengan kemeja longgar warna putih itu langsung berlari memeluk sang pujaan hati.

Mereka berpelukan dengan mesra sambil berciuman.

R: "kangen sama kamu."

Ro: "aku dari tadi menunggu kamu."

R: "sampai lupa pakai celana ya? Hehhe."

Ro: "kan cuma kamu yang lihat. Hehehe."

R: "makin sayang sama kamu. Aku mau santai bentar. Habis itu mandi. Bekal yang kamu kasih habis semua. Hehehe."

Ro: "pintar makannya ya. Hehehe. Bentar lagi aku masak buat kamu. Semoga kamu suka."

R: "selama ini habis saja kan?"

Ro: "memang. Hehehe. Besok kamu kuliah jam?"

R: "besok mah jam 9 an sampai jam 2."

Ro: "besok aku mau pinjam mobil kamu. Boleh? Ke mall. Mau beli sesuatu."

R: "boleh. Hati2 ya sayang."

Ro: "Ok. Kamu istirahat dulu sana. Haha. Kamar kamu dah bersih dab rapih. Hehhee"

R: "makasih ya sayang. Aku mau mandi dulu aja deh. Hehehe. Mau ikutan?"

Ro: "ikut dong. Kamar kamu sudah bersih. Sekarang gantian aku yang membersihkan tubuh kamu. Hehehe. Sayang. Gendong..."

Ronnie menggendong Rossa menuju kamar mandi. Dalam singkat saja mereka melepas semua pakaian mereka dan mandi bersama sambil berciuman. Rossa sungguh bahagia. Tampak Rossa tidak ragu untuk "all out" seperti ini. Bukti kalau dia memang sangat bahagia bersama Ronnie. Setelah mandi berdua, Rossa turun ke dapur memasak untuk makan malam. Ronnie di kamar sedang santai.

Beberapa jam yang lalu, Denis baru saja berjumpa dengan business partner nya. Tampak mereka berdua sudah menandatangani perjanjian kerja sama. Dia kembali ke hotel dan segera bersenang ² kembali bersama Michelle.

M: "aku cemburu kalau kamu pulang. Pasti kamu berduaan sama istri kamu. Aku mau kamu cepat2 menceraikan dia. Aku sedih."

D: "Tenang sayang. Nanti pas aku pulang, aku tidur pisah ranjang sama dia. Aku juga gak pernah mau menyentuh dia lagi. Hehehe "

M: "awas ya. Huh. Sayang. Foto bareng dunq. Kita berendam bersama. Hehehe."

D: "Ok dehhh."

Kembali ke rumah Ronnie, setelah makan malam bersama, mereka ngobrol santai. Rossa terlihat sangat cantik dengan kaos longgar warna hitam punya Ronnie serta tanpa malu lagi dia hanya memakai celana dalam saja. Mereka sudah seperti suami istri. Meski demikian, percakapan mereka berdua cukup serius karena kali ini topik nya adalah masa depan dan karir. Kesimpulannya adalah, kalau Ronnie nanti sudah lulus, dia akan bekerja dengan perusahaan ayahnya yang juga bergerak bergerak bidang konstruksi.

Rossa senang apalagi Ronnie juga mau membiayai kuliah Rossa yang tampaknya cocok di bidang administrasi. Namun itu kembali ke Denis. Kalau Denis cerai dengan Rossa, ya rejeki. Entahlah. Apapun bisa terjadi...

Waktu tepat pukul 9 malam. Rossa mulai beraksi menggoda Ronnie dengan berbaring di atas tubuh lelaki itu. Ronnie paham, mereka langsung berciuman dengan mesra dan akhirnya mereka kembali bercinta seperti semalam. Rossa sudah tidak merasa malu atau bersalah. Harapan mereka berdua hanya 1. Jangan ketauan saja.



Bersambung