Kasus percobaan pembunuhan oleh pembunuh bayaran yang diperintahkan oleh Kopda Muslimin seperti membuka lembaran baru kasus pembunuhan lewat tangan eksekutor berdarah dingin.
Jauh sebelum kasus ini, Indonesia beberapa kali digemparkan dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh jasa pembunuh bayaran.
Bahkan, target-target yang diincar pun bukan dari kalangan masyarakat biasa.
Persis seperti di film-film pembunuh bayaran ini mendapatkan upah yang jumlahnya bikin pusing dompet kita nih, GanSis.
Inilah 5 pembunuh bayaran terkenal yang pernah membuat gempar Indonesia.
Spoiler for 1. Iwan Cepi Murtado:
Iwan Cepi Murtado adalah seorang pembunuh bayaran paling ditakuti di Indonesia, pria yang dikenal dengan panggilan 'Macan Kemayoran' ini sering mendapatkan "orderan" dari orang-orang besar di negeri ini.
Iwan Cepi sudah memulai profesi barunya sebagai eksekutor nyawa sejak tahun 70an, tepat sesudah dirinya dikeluarkan dari dunia militer akibat tidak disiplin.
Dirinya biasa mendapatkan "orderan" dari pebisnis-pebisnis besar, tentunya untuk menghabisi pesaing bisnis mereka.
Bayarannya pun beragam, mulai dari Rp2 juta sampai Rp25 juta. Angka yang sangat besar di tahun itu, GanSis.
Spoiler for 2. Gunawan Santoso:
Gunawan Santoso merupakan dalang dibalik kasus pembunuhan berencana yang melibatkan orang-orang dari PT. Aneka Sakti Bhakti (Asaba) pada tahun 2003 silam.
Sebelum kasus ini terjadi, Gunawan merupakan seorang narapidanan dalam kasus penggelapan uang.
Dirinya dipenjarakan oleh mertuanya sendiri, Boedyharto Angsono yang merupakan Direktur Utama PT. Aneka Sakti Bhakti.
Karena sakit hati akan kejadian tersebut, Gunawan melakukan aksi melarikan diri dari penjara dan bersembunyi dari lingkungan sosial.
Selama di luar penjara, Gunawa merencanakan pembunuhan berencana yang dibantu oleh empat marinir yang di sewanya, tentunya dirinya pun ikut secara langsung dalam proses eksekusinya.
Penembakan pertama dilakukan kepada Paulus Teja Kusuma yang merupakan Direktur Keuangan PT. Aneka Sakti Bhakti.
Dilanjut dengan penembakan selanjutnya dilakukan dengan target Boedyharto Angsono, yang kala itu sedang bersama pengawalnya Serda Edy Siyep. Keduanya pun mati pada penembakan yang terjadi pukul 05.30 WIB ini.
Spoiler for 3. John Kei:
Siapa yang gak kenal dengan Jhon Kei, yup semua orang pasti setidaknya pernah dengar nama preman asal Maluku ini.
John Refra atau yang kerap dikenal dengan nama John Kei merupakan salah satu pentolan Angkatan Muda Kei (AMKEI), yang telah bertahun-tahun menguasai bisnis pengawalan dan penagihan utang di Indonesia.
Nama John Kei beberapa kali ikut disebut dalam kasus-kasus pembunuhan besar di Indonesia, salah satunya dalam pembunuhan lawan bisnisnya, Basri Sangaji.
Dan yang terbesar, John Kei diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Tan Harry Tantono, direktur utama Sanex Steel.
Pembunuhan ini dilakukan lantaran tunggakan bayaran jasa penagihan utang yang dimiliki Tan Harry kepada John Kei, nominalnya memang gak sedikit, Gan, yaitu Rp600 juta.
Spoiler for 4. Umar Jaya:
Umar Jaya atau nayau merupakan salah satu pembunuh bayaran yang juga pernah membuat heboh Indonesia dalam kasus pembunuhan pimpinan Universitas Baitrahmah Padang pada tahun 1996.
Dimana, kala itu dirinya beraksi bersama empat orang lainnya yang juga mendapatkan bayaran sama rata sebesar Rp100 juta.
Dirinya pun ditangkap setelah menjadi buronan selama empat tahun, dan dirinya dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun.
Setelah keluar apakah pria asal Sumatera Barat ini kapok?
Ohh tentu tidak, GanSis.
Dirinya kembali turun tangan dalam kasus penjambretan di kota Payahkumbuh dan perampokan bersama komplotannya di Jambi.
Gak cuma mendapatkan harta, beberapa nyawa korban pun melayang dalam kasus-kasus tersebut.
Spoiler for 5. Mulawarman:
Pada tahun 2001, Indonesia digemparkan dengan berita pembunuhan Hakim Agung MA, Syafiuddin Kartasasmita.
Kejadian ini terjadi pada Kamis, 26 Juli 2001 pagi. Kala itu Syafiuddin sedang berada dalam sebuah mobil bersama sopirnya menuju Mahkamah Agung.
Tiba-tiba, pengendara dengan motor RX King menyalip mobil yang ditumpangi Syafiuddin dan melemparkan timah panas ke arahnya.
Peluru dari senjata FN 45 ini pun berhasil menembus lengan, dada, dan rahang kanannya serta menyebabkan Syafiuddin menghembuskan nafas terakhirnya.
Gak sampai satu bulan, pelaku penembakan pun berhasil diringkus, ia adalah Mulawarman dan Noval Hadad.
Menurut kesaksiannya, mereka berdua diperintahkan oleh anak dari menatan Presiden ke-2 Indonesia, siapa lagi kalau bukan Hutomo Mandala Putra a.k.a Tommy Soeharto.
Mulawarman dan Noval diberikan imbalan sebesar Rp100 juta untuk menghabisi nyawa Hakim Agung yang tengah menangani kasus yang menyangkut nama Tommy Soeharto.
Serem banget ya, GanSis. Orang kalau punya duit tapi gak punya hati nurani emang bahaya banget.
No 2 dan 3 bukan pembunuh bayaran. Beda dong otak pembunuhan sama eksekutor. Yg merencanakan USER dan menggunakan jasa EKSEKUTOR untuk membunuh TARGET. Setelah beres User membayar jasa si Eksekutor. Nah kelihatan kan bedanya?