- Beranda
- Stories from the Heart
Istri Tetangga Yang Menantang
...
TS
enjihalala25
Istri Tetangga Yang Menantang
Kisah ini hanya fiksi belaka. Semua nama tempat, kejadian, waktu dan gambar hanya khayalan dan ilustrasi belaka.
Ronnie
Rossa


Ronnie, mahasiswa berusia 25 tahun, jurusan teknik sipil, kini sedang berada di semester akhir. Dia berasal dari keluarga kaya dan memiliki seorang kakak lelaki yang sudah sukses tapi memilih menetap di luar negeri. Kedua orang tua dia sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga mereka jarang berjumpa. Bukan masalah bagi Ronnie yang sejatinya sudah dewasa dan tahu apa yang harus dilakukan.
Dia tinggal di sebuah rumah yang lumayan mewah dan seorang diri karena kedua orang tuanya sedang berada di tempat lain alias jarang di rumah. Kalaupun ada manusia selain Ronnie di rumah, dia hanyalah asisten rumah tangga bernama Sinta, perempuan lansia berusia 50 tahun. Bu Sinta sudah 20 tahun mengabdi dengan keluarga itu jadi dia tahu persis dinamika di dalam sana.
Ronnie, seperti layaknya anak muda seusia dia, ya kadang nakal tapi tidak melakukan kriminal tapi dia tetap fokus dengan kuliah dia untuk mengejar mimpinya. Soal perempuan? Hmmm.. Dia belum ada pikiran ke sana. Toh dia bahagia juga dengan status lajang yang dia pegang. Wajah tampan, tubuh atletis karena rajin olahraga dan duit tebal dr orang tuanya serta agak pelit dalam urusan uang.
Meski jurusan teknik sipil, dia juga paham cara mengatur uang dan memutar uang dengan bantuan teknologi mutakhir abad 21 seperti deposito, main saham dsb. Kata siapa yg boleh main saham cuma jurusan accounting and finance ? Siapa saja boleh termasuk tukang sayur dan ibu rumah tangga. Lah bener kan? Tanya saja sana kalau gak percaya.

Suatu sore, Ronnie sedang berjalan pulang dan dia iseng² melihat rumah di sebelah dia yang terbengkalai tapi masih ada papan dengan tulisan,
"Terjual. Sold!."
"Siapa yang mau beli rumah macam itu? Mau dijual tuh direnovasi kek. Setidaknya yg rapih dan bersih. Kayak gitu mah mana enak dilihat? Ah peduli amat. Bukan urusan saya."Katanya dalam hati selagi dia masuk ke dalam rumahnya.
Lelaki muda itu masuk, mandi dan beristirahat sejenak. Dia duduk santai menghisap sebatang rokok di teras sambil memikirkan tugas kuliah dia yang banyak.
"Semprul. Tugas aneh². Gampang lah. Nanti saja. Eh apaan tuh? Banyak bener mobil datang... koq parkir deket rumah saya?" Kata Ronnie dalam hati.
Memang benar ada 3 mobil datang ke rumah dia... untuk parkir doang.
"Maaf pak. Numpang parkir dulu. Kami mau lihat² rumah sebelah bapak. Mau renovasi." Kata seorang pria yang berkumis tebal itu.
"Silakan pak. Santai saja. Hehehe. " Jawab Ronnie sambil tertawa kecil.
Dia memang ada mobil tapi jarang dipakai. Sesuka dia saja sih. Bukan urusan siapa². Ternyata mereka adalah arsitek dan kontraktor serta beberapa orang yang berurusan dalam bangunan. Dia mau saja ikut bantu secara dia anak teknik sipil tapi itu bukan urusan dia dan dia gak akan dibayar untuk membagi ilmu nya; apalagi dia sangat minim pengalaman. Sama saja suruh anak kedokteran jadi ahli bedah dadakan. Siapa yang mau pakai? Cari mati malahan.
"Gile. Baru ngomong dalam hati aja... beneran direnovasi. Sakti. Dah ah. Masuk ke rumah. Saatnya kerjain tugas."

Ronnie mematikan rokoknya dan masuk ke dalam rumahnya. Tugas² itu segera dia kerjakan dan dalam waktu 3 jam saja, semua selesai dan dia keluar lagu untuk merokok. Semua mobil itu sudah tidak ada pertanda mereka semua sudah selesai berurusan dengan rumah terbengkalai itu.. untuk hari ini.
"Hmmm. Mungkin ada pembeli baru mau datang. Siapa ya kira²?"

Bersambung
Ronnie
Rossa


Konon katanya sih .. katanya ya... perawan memang menawan, janda memang menggoda tapi istri orang pasti sangat menantang
Ronnie, mahasiswa berusia 25 tahun, jurusan teknik sipil, kini sedang berada di semester akhir. Dia berasal dari keluarga kaya dan memiliki seorang kakak lelaki yang sudah sukses tapi memilih menetap di luar negeri. Kedua orang tua dia sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga mereka jarang berjumpa. Bukan masalah bagi Ronnie yang sejatinya sudah dewasa dan tahu apa yang harus dilakukan.
Dia tinggal di sebuah rumah yang lumayan mewah dan seorang diri karena kedua orang tuanya sedang berada di tempat lain alias jarang di rumah. Kalaupun ada manusia selain Ronnie di rumah, dia hanyalah asisten rumah tangga bernama Sinta, perempuan lansia berusia 50 tahun. Bu Sinta sudah 20 tahun mengabdi dengan keluarga itu jadi dia tahu persis dinamika di dalam sana.
Konten Sensitif
Ronnie, seperti layaknya anak muda seusia dia, ya kadang nakal tapi tidak melakukan kriminal tapi dia tetap fokus dengan kuliah dia untuk mengejar mimpinya. Soal perempuan? Hmmm.. Dia belum ada pikiran ke sana. Toh dia bahagia juga dengan status lajang yang dia pegang. Wajah tampan, tubuh atletis karena rajin olahraga dan duit tebal dr orang tuanya serta agak pelit dalam urusan uang.
Meski jurusan teknik sipil, dia juga paham cara mengatur uang dan memutar uang dengan bantuan teknologi mutakhir abad 21 seperti deposito, main saham dsb. Kata siapa yg boleh main saham cuma jurusan accounting and finance ? Siapa saja boleh termasuk tukang sayur dan ibu rumah tangga. Lah bener kan? Tanya saja sana kalau gak percaya.

Suatu sore, Ronnie sedang berjalan pulang dan dia iseng² melihat rumah di sebelah dia yang terbengkalai tapi masih ada papan dengan tulisan,
"Terjual. Sold!."
"Siapa yang mau beli rumah macam itu? Mau dijual tuh direnovasi kek. Setidaknya yg rapih dan bersih. Kayak gitu mah mana enak dilihat? Ah peduli amat. Bukan urusan saya."Katanya dalam hati selagi dia masuk ke dalam rumahnya.
Lelaki muda itu masuk, mandi dan beristirahat sejenak. Dia duduk santai menghisap sebatang rokok di teras sambil memikirkan tugas kuliah dia yang banyak.
"Semprul. Tugas aneh². Gampang lah. Nanti saja. Eh apaan tuh? Banyak bener mobil datang... koq parkir deket rumah saya?" Kata Ronnie dalam hati.
Konten Sensitif
Memang benar ada 3 mobil datang ke rumah dia... untuk parkir doang.
"Maaf pak. Numpang parkir dulu. Kami mau lihat² rumah sebelah bapak. Mau renovasi." Kata seorang pria yang berkumis tebal itu.
"Silakan pak. Santai saja. Hehehe. " Jawab Ronnie sambil tertawa kecil.
Dia memang ada mobil tapi jarang dipakai. Sesuka dia saja sih. Bukan urusan siapa². Ternyata mereka adalah arsitek dan kontraktor serta beberapa orang yang berurusan dalam bangunan. Dia mau saja ikut bantu secara dia anak teknik sipil tapi itu bukan urusan dia dan dia gak akan dibayar untuk membagi ilmu nya; apalagi dia sangat minim pengalaman. Sama saja suruh anak kedokteran jadi ahli bedah dadakan. Siapa yang mau pakai? Cari mati malahan.
"Gile. Baru ngomong dalam hati aja... beneran direnovasi. Sakti. Dah ah. Masuk ke rumah. Saatnya kerjain tugas."

Ronnie mematikan rokoknya dan masuk ke dalam rumahnya. Tugas² itu segera dia kerjakan dan dalam waktu 3 jam saja, semua selesai dan dia keluar lagu untuk merokok. Semua mobil itu sudah tidak ada pertanda mereka semua sudah selesai berurusan dengan rumah terbengkalai itu.. untuk hari ini.
"Hmmm. Mungkin ada pembeli baru mau datang. Siapa ya kira²?"

Bersambung
Diubah oleh enjihalala25 06-01-2024 09:52
Dhekazama dan 71 lainnya memberi reputasi
60
89.9K
9.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
enjihalala25
#25
.. Pukul 12.30 malam. Semua penghuni jalan itu sudah tidur, baik dengan pasangannya sendiri atau bukan dengan pasangan sah nya tapi ada 2 insan yang masih berbaring di ranjang di rumah masing-masing menatap langit² dan sibuk dengan pikiran masing-masing yang membuat mereka susah tidur. Mereka tak lain dan tak bukan adalah duo R. Bukan Ronaldo dan Ronaldinho tapi Rossa dan Ronnie.
Isi pikiran Ronnie bukan tentang perhitungan teknik sipil atau matematika tapi tentang istri tetangga dia yang membuat kepala atas bawah sakit.
"Kalau bener Rossa mau sama gua, dia otomatis kudu cerai sama lakinya. Pertanyaannya adalah, apa mereka berdua akan baikan dan langgeng terus atau bubar di tengah jalan? Apa benar mereka berdua benar² cekcok? Apa cuma akting sandiwara saja? Apa mereka berdua mau menjebak saya? Apa iya Rossa semudah itu curhat sama gua yang baru dia kenal dalam waktu dekat dan singkat? Apa kisahnya benar semua? Tapi kisah dia sih kayaknya benar kalau yang gua dengar dari keributan waktu itu. Suruh siapa teriak kencang²? Tapi itu dari sudut pandang Denis. Mending dari 2 sudut pandang tapi aneh aja tanya ke lakinya tentang hubungan pribadi mereka. Entah dah. Jujur aja. Gua bimbang. Ini harus main tarik ulur perasaan saja. Jangan kebawa perasaan dan juga jangan terlalu cuek. Kalau jodoh gak ke mana² meski dia nantinya menyandang status janda. Namun gua gak mau jadi penyebab perceraian mereka. Di lain pihak, Denis saja brengsek, Rossa bisa saja berpaling ke gua. Bukan salah gua dong. Ah tau dah. Liat aja dalam beberapa hari ini."

Sementara itu, Rossa masih tiduran dan belum bisa tidur. Pertama, kedinginan tanpa ada kehangatan lelaki. Kedua, memikirkan Ronnie yang hampir seharian bersama dia.
"Ronnie. Dia ganteng, pintar, duit lumayan dan sangat baik. Skrg status aku kan bini orang. Denis sendiri selama menikah ini sih memang ada baiknya juga sampai kejadian itu. Sekarang dia dah berubah banyak. Memang Denis ganteng, kaya dan gak kalah pintar. Ya orang pintar kan ada bidangnya masing². Jujur ya; aku sih lebih senang ke Ronnie untuk saat ini. Dari awal ketemu saja, aku dah tau dia itu orang yang istimewa meski dia lebih muda dari aku dan dia juga humoris. Denis jarang buat aku ketawa. Mana sekarang aku diperlakukan seperti ampas pula. Ronnie orangnya lucu, ramah, dia juga Jujur dan apa adanya. Kalau aku cerai sama Denis, ya aku siap saja. Sekarang saja dia gak jelas ada di mana... entah deh. Lihat saja nanti. Apa dia lelaki cabul? Apa benar² tertarik sama aku? Apa nanti orang tuanya akan senang kepadaku? Masih terlalu pagi untuk menjawab itu semua. Ah sudah lah. Tidur saja mending..."

Dan mereka berdua akhirnya tidur di rumah masing-masing. Besok paginya, Ronnie tanpa basa basi langsung ke kampus dia. Meski agak lelah dah masih mengantuk, dia tetap menuju kampus dan menjalankan tugasnya seperti biasa. Itulah Ronnie. Kalau urusan kuliah, tetap nomor 1. Apapun yang terjadi di luar kampus, urus nanti saja setelah kuliah selesai. Dia tidak memikirkan Rossa selama di kampus dan setelah pulang, dia juga ke rumahnya. Dia tidak juga menghubungi Rossa dalam bentuk apapun seharian.

Rossa di lain pihak juga tidak bisa berbuat banyak. Dia ternyata juga bangun siang. Sepanjang malam dia menangis dan juga berkhayal tentang tetangga sebelah dia. Alhasil, dia mandi dan masak seadanya untuk diri dia sendiri. Setelah masak dan makan, dia membersihkan rumah. Setelahnya dia kembali tidur. Dia merasa ragu dan malu untuk menghubungi Ronnie. Dia juga tidak mau mengganggu kegiatan Ronnie yang masih kuliah saat ini. Tindakan yang cukup bijak dari Rossa meski dia menantikan pesan dari Ronnie.

Tak terasa, perempuan cantik itu kembali tertidur. Tepat pukul 4, dia terbangun dan saat itu juga, dia yang masih setengah sadar nekat menghubungi Ronnie. Sebelum sempat menulis pesan, pintu kamar dia dibuka oleh Denis yang baru saja pulang.
Ro: "oh. Kamu dah pulang. Dari kantor?"
D: "Iya. Kamu gak masak? Suami lapar bukannya siapin masakan."

Ro: "kamu pulang gak kasih kabar. Seenaknya saja keluar masuk. Dikira wc umum apa. Kalau lapar ya pesan makanan sana. Toh kamu gak kabarin. Lagian aku td masak buat aku sendiri."
D: "Ah ampas. Ya udah. Aku keluar dulu. Cari makan. Gunanya apa coba kamu?"
Ro: "ya sudah sana."
Denis pergi cari makan. Rossa menangis. Perempuan itu tidak tahan direndahkan sedemikian rupa. Mungkin saja Denis ada bilang dia akan kembali tapi Rossa lupa. Ok sebut saja Rossa salah. Lah itu kan kesalahan kecil. Tinggal beli makan di luar saja. Bukan pelanggaran berat.
Rossa langsung mengirim pesan ke Ronnie yang langsung dibaca oleh pihak yang bersangkutan.

Ro: "Ronnie. Aku kesal dan sedih. Tadi dia pulang dan langsung cekcok lagi. Kamu ada di mana?"
R: "di rumah. Kalau mau kemari, mending lewat pintu belakang. Aku buka pintu belakang rumah aku. Jaga² kalau dia mendadak datang. Perihal kamu pulang gmn, nanti aku atur. Paling penting jangan terlalu berisik."
Rossa langsung membuka pintu belakang rumahnya dan ditutup. Ronnie sudah menunggu Rossa. Mereka berdua masuk. Posisi dan situasi aman. Rossa langsung menangis di bahu Ronnie. Lelaki itu bingung. Dia memberanikan diri untuk memeluk perempuan itu.
R: "Rossa. Yuk ke dalam. Duduk. Aku ambilkan minuman."
Mereka ke ruang tengah. Tirai sudah ditutup. Secangkir teh hangat diberikan ke perempuan itu. Rossa langsung menceritakan apa yang baru terjadi sambil menangis.

Bersambung
Diubah oleh enjihalala25 23-11-2022 22:33
thecrawler dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup