Berhubung film Thailand ini sempat beredar di bioskop beberapa waktu lalu
Jadi ane mikirnya ini film bakalan bagus dan seru
Udah nyiapin cemilan & minuman
Pasang speaker kenceng-kenceng
Matiin lampu utama ganti yang redup biar kerasa horornya
Eh taunya film kacrut
Ga lebih bagus dari karya Nayato di era 2000-an
Di awal-awal atau beberapa puluh menit pertama dipenuhi scene nakut-nakutin tapi ga bikin takut
Yang udah sering nonton karya Nayato pasti hapal formula ini.

Ga habis pikir, disaat Indonesia banyak film horor gaje.
Kok bisa-bisanya impor film horor kacrut kaya gini tayang dibioskop.





Setelah horor Korea Gonjiam: Haunted Assylum (2018) dan horor Thailand The Medium (2021) yang banyak dipuja-puji sebagai film menakutkan
Bikin ga bisa tidur satu minggu, ga nafsu makan & minum 3 hari, ga bisa kerja/sekolah karema dibayangi ketakutan, ga konsentrasi saat menyetir, dan berbagai problem serius effect dari menonton kedua film tersebut.
Tapi ternyata ga sesuai harapan.
Bukan takut malah kesel nontonnya.

Dan sekarang, akhirnya ada lagi film horor dari China yang juga menuai pujian.
Tapi lagi-lagi tidak sesuai ekspektasi.
Ketiga film tersebut memiliki kesamaan yakni sama-sama menggunakan teknik found footage atau mokumentary atau apapun istilahnya.
Yang jelas nonton film kaya gini kok dibuat bingung.
Kaya ga niat atau mungkin ane yang kurang update dan paham soal teknik perfilman.
Kalau dulu nonton film sejenis found footage macam Keramat, As above so below, dll, sudut pandang hanya dari yang pegang kamera.
Tapi kenapa ya belakangan, film2 sejenis ini kamera kok kaya ada dimana-mana.
Film Incantation ini pasti bakal lebih bagus kalau dibuat dengan teknik biasa.
Karena scene-scene serem dan menjijikan atau menakutkan lebih bisa di explore lagi.

Satu-satunya yang menakutkan dari film ini adalah suara orang baca mantra yang muncul terus menerus setelah film berakhir.
Terasa banget horornya.