- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.8K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#234
Chapter 146
Quote:
Semenjak malam itu sikap Cronic jauh lebih hangat, tidak lagi bermata tajam dan bermulut kasar khususnya pada Gonzalo. Pertemuannya juga dengan Allison tidak menemukan hasil apapun, tanpa bukti yang kuat memang sulit untuk membuktikan bahwa orang dari Black Clan Beaters itu bersekongkol dengan duo kembar yang merupakan dalang dari munculnya Beaters jenis baru di Surban City. Karena pertemuan itu juga hubungan mereka menjadi buruk, Allison tidak kunjung datang untuk memberikan informasi lainnya.
Malam demi malam terus dilalui tanpa hasil, kecuali pemberantasan monster biasa saja. Kebanyakan dari mereka menolak memberitahu lokasi duo kembar, memilih mati daripada harus berkhianat. Hal ini menjadi tanda sukses bagi duo kembar karena mampu merusak otak seseorang hingga akhirnya loyal pada mereka, selain itu juga sisi gelap Surban City di mana banyak gelandangan dan juga orang pinggiran yang sama sekali tidak diperdulikan. Menjadi monster mungkin menjadi salah satu jalan untuk membalas perlakuan orang-orang kepada mereka.
Suasana caffe tidak seramai biasanya, apalagi keadaan bar yang kosong, tumben sekali di musim dingin seperti ini orang-orang tidak menghangat tubuh mereka dengan alkohol. Kaizer beserta Cronic dan juga Gonzalo duduk sambil menonton sebuah berita dari televisi yang isinya tentang ekonomi dan bisnis.
“Hm, sepi sekali, tumben kedua tanganku tidak sampai kram,” ucap Gonzalo mengeluh.
“Maaf yah, besok-besok akan ku minta orang-orang untuk minum gratis di sini,” sahut Kaizer yang dibalas gelak tawa.
“Sudah waktunya tuan,” ucap Cronic sambil melihat ke jam tangannya.
“Baik, seperti biasa Gonzalo, jika sudah selesai tolong bersihkan semuanya dan jangan lupa kunci pintunya,” mengambil jaket panjangnya dan bersiap-siap untuk pergi.
Kaizer dan Cronic memulai kembali pemburuan mereka, Gonzalo sama sekali tidak mencurigai aktivitas kedua atasannya itu, padahal hampir setiap hari dirinya selalu melihatnya pergi. Menurutnya juga sangat lancang baginya untuk bertanya apa yang mereka lakukan tiap malam. Sebelum ada polisi yang datang untuk menanyakannya, maka aktivitas yang dilakukan oleh Kaizer dan Cronic masih aman di mata hukum, begitu yang ada dalam benak Gonzalo.
Penelusuran kali ini tidak terlalu jauh dari gudang yang meledak tempo hari, petugas yang disiagakan di waktu malam juga sudah tidak ada lagi. Pikir Kaizer, tidak mungkin duo kembar itu memindahkan semuanya ke tempat yang jauh, pasti markas mereka masih ada disekitaran sini. Melihat atasannya yang tidak lelah mencari membuat Cronic merasa bersalah karena kelakuannya yang membuat masalah dengan Allison.
“Tuan…aku…,” ucap Cronic pelan.
“Tidak usah terlalu dipikirkan, kau juga sudah meminta maaf, sekarang kita fokus mencari,” Kaizer sudah tahu arah percakapannya.
“Tapi, jika aku bisa menahan emosiku, mungkin informasi baru akan kita dapatkan,” keluhnya.
Jalan Kaizer terhenti, lalu membalikan badannya karena Cronic berjalan di belakang.
“Menurutku itu tidak terlalu buruk, pertama kau bisa belajar dari kesalahanmu dan meminta maaaf seperti ini, itu baru lho,” ucapnya sambil tersenyum bangga. “lalu, aku tidak tahu apa yang terjadi malam itu, tapi sikapmu menjadi lebih hangat, itu bagus.”
Cronic tidak bisa menyembunyikan wajah malunya, ucapan dari atasannya itu pas kena dihatinya. Suasana yang damai antara keduanya tiba-tiba berubah ketika ada seseorang yang menyerang mereka. Seseorang dengan tampilan yang sangat mencolok, dengan rambut berwarna terang.
“HAHA! Akhirnya ketemu juga!” ucap Globe. “aku tidak bisa membiarkan kalian berkeliaran di kota ini,” sambil memamerkan tangan monsternya itu yang berukuran besar.
“Terima kasih telah menghemat waktu kami,” ucap Kaizer yang tiba-tiba menghilang.
“Eh?” sebuah pedang es menusuk tepat didadanya, Globe bahkan tidak menyadarinya. “cep---“ tubuhnya tercabik oleh kristal es yang tiba-tiba keluar dari seluruh tubuhnya.
“Satu tumbang,” Kaizer melihat sekitarnya, ada kemungkinan kembarannya juga ikut. “Cronic! Tetap fokus!” pintanya.
Suasana mendadak menjadi dingin, patung es dari seseorang yang tubuhnya dipenuhi oleh kristal es menjadi pemandangan yang tidak biasa seandainya ada orang yang melewati tempat ini. Sejak ledakan besar, orang-orang menjadi takut walaupun hanya sekedar mendekatinya saja.
“Kan sudah kubilang, jangan sekali-kali meremehkan mereka, orang-orang dari Silver Clan itu memang kuat,” ucap seseorang dari ketinggian bangunan. Itu adalah Atlas yang memandang ke bawah.
“Baik---,” langkah Kaizer terhenti ketika mendengar suara seseorang yang sudah dianggap mati.
“Ya…ya…, aku ceroboh!” kepala Globe keluar dari pundak Atlas. “SIALAN KAU! Apa kau tidak tahu betapa mahalnya setelanku itu!”
“Diamlah dan tenang, kita lakukan bersama,” ucap Atlas dan Globe pun setuju.
Tubuh Atlas mulai berubah bentuk, merobek semua pakaian yang dikenakannya, rambutnya pun habis ketika sosok monster muncul dari perubahan bentuknya. Kedua tangannya lebih besar dari ukuran monster Beaters biasanya, dikarenakan baik Atlas dan juga Globe sedang bersatu. Wajah monster milik Globe muncul dari tengah, membelah dada milik Atlas. Tanduk besar bercabang dengan gigi tajam menjadi teror bagi seseorang yang melihatnya.
“Bentuk kalian menjijikan,” sahut Cronic. “tuan, biarkan ak---,” Kaizer melambai tangannya, sebuah tanda bagi Cronic untuk tetap berada ditempatnya. “ada apa? kenapa tuan Kaizer begitu terburu-buru?” ucapnya dalam hati.
“Akan kuselesaikan dalam waktu singkat, lihat dan pelajari,” hawa menjadi sangat dingin.
“Kita tidak bisa membiarkannya melakukan itu lagi,” otot-otot Atlas mengeras, sampai uratnya pun terlihat, lalu keluar kumbang-kumbang monster berukuran kecil yang jumlahnya banyak. Kumbang itu terbang mengelilingi Atlas. “mereka akan menjadi mata tambahan bagi kita, terus mengawasi gerak-gerik Silver Clan itu.”
“Memang, kau itu lebih pintar dariku, makanya kita berdua cocok,” ucap Globe. “eh? Tukang pamer!”
Kaizer berubah menjadi bentuk paling tinggi, dengan mode ksatrianya. Dilapisi oleh sel Beaters yang membentuk baju jirah, bentuk kepala kumbang seperti helm ksatria dengan tanduk yang tidak terlalu besar dan tinggi, berwarna perak keputihan dilengkapi jubah panjang berwarna putih dan juga pedang yang terbuat dari es yang uapnya meluap-luap. Ini pertama kalinya Cronic melihat atasannya itu dalam bentuk paling tinggi, bentuk legendaris yang dahulu mampu membuat Red Sun kalah.
“Ini…,” Cronic takjub. “tuan Kaizer tidak main-main.”
“Bersiaplah….,” hawa dingin berhembus kencang hingga membuat formasi monster kumbang kecil disekitaran Atlas goyah.
“Cih, semuanya bersiap!” sosok Kaizer menghilang, Atlas sibuk mencari keberadaannya, begitu juga monster kumbang kecil.
Cronic hanya bisa diam, padahal dirinya ingin sekali membantu atasannya itu. Gerakan Kaizer begitu cepat sampai rekannya di Silver Clan pun tidak mampu melacaknya. Saat semuanya sibuk mencari, sebuah pedang es berukuran besar menancap pundak Atlas hingga ke bawah bangunan yang didiaminya. Serangan yang tiba-tiba itu tidak bisa dihindari.
“Kita harus menjauh dari pedang raksasa ini,” Atlas merelakan bagian tubuhnya hilang, saat bergerak menjauh pedang es itu pecah dan menjadi kristal-kristal kecil yang tajam, melesat kearahnya seperti hujan peluru.
“AGH!” Globe mengembalikan tubuh Atlas kembali sesaat sebelum kristal tajam itu menyentuh mereka, dengan kedua tangan yang besar dijadikan tameng pelindung. “pandangan kita tertutup!”
“Tenangkan dirimu, kita masih punya---,” kepala Atlas tertembus pedang es yang juga mengikat kedua tangannya yang digunakan sebagai pelindung. “cepat sekali,” bahkan monster kumbang yang dikeluarkan tidak membantu sama sekali.
“SIAL!” Globe mengambil alih tubuh bagian bawah dengan sengaja memutus kepala dan juga pundak Atlas, lalu dengan cepat melarikan diri dengan hanya kedua kaki dan juga bagian perut yang kini dihiasi oleh wajahnya sendiri.
Dengan sekejap bagian tubuh Atlas ditumbuhi kristal es yang keluar dari dalam, Kaizer melemparnya menjauh. Sementara itu Globe yang menjadi pengendali sekarang, tubuhnya kembali menumbuh, sementara Atlas muncul dari bagian dada. “Merepotkan saja,” ucap Kaizer.
Malam demi malam terus dilalui tanpa hasil, kecuali pemberantasan monster biasa saja. Kebanyakan dari mereka menolak memberitahu lokasi duo kembar, memilih mati daripada harus berkhianat. Hal ini menjadi tanda sukses bagi duo kembar karena mampu merusak otak seseorang hingga akhirnya loyal pada mereka, selain itu juga sisi gelap Surban City di mana banyak gelandangan dan juga orang pinggiran yang sama sekali tidak diperdulikan. Menjadi monster mungkin menjadi salah satu jalan untuk membalas perlakuan orang-orang kepada mereka.
Suasana caffe tidak seramai biasanya, apalagi keadaan bar yang kosong, tumben sekali di musim dingin seperti ini orang-orang tidak menghangat tubuh mereka dengan alkohol. Kaizer beserta Cronic dan juga Gonzalo duduk sambil menonton sebuah berita dari televisi yang isinya tentang ekonomi dan bisnis.
“Hm, sepi sekali, tumben kedua tanganku tidak sampai kram,” ucap Gonzalo mengeluh.
“Maaf yah, besok-besok akan ku minta orang-orang untuk minum gratis di sini,” sahut Kaizer yang dibalas gelak tawa.
“Sudah waktunya tuan,” ucap Cronic sambil melihat ke jam tangannya.
“Baik, seperti biasa Gonzalo, jika sudah selesai tolong bersihkan semuanya dan jangan lupa kunci pintunya,” mengambil jaket panjangnya dan bersiap-siap untuk pergi.
Kaizer dan Cronic memulai kembali pemburuan mereka, Gonzalo sama sekali tidak mencurigai aktivitas kedua atasannya itu, padahal hampir setiap hari dirinya selalu melihatnya pergi. Menurutnya juga sangat lancang baginya untuk bertanya apa yang mereka lakukan tiap malam. Sebelum ada polisi yang datang untuk menanyakannya, maka aktivitas yang dilakukan oleh Kaizer dan Cronic masih aman di mata hukum, begitu yang ada dalam benak Gonzalo.
Penelusuran kali ini tidak terlalu jauh dari gudang yang meledak tempo hari, petugas yang disiagakan di waktu malam juga sudah tidak ada lagi. Pikir Kaizer, tidak mungkin duo kembar itu memindahkan semuanya ke tempat yang jauh, pasti markas mereka masih ada disekitaran sini. Melihat atasannya yang tidak lelah mencari membuat Cronic merasa bersalah karena kelakuannya yang membuat masalah dengan Allison.
“Tuan…aku…,” ucap Cronic pelan.
“Tidak usah terlalu dipikirkan, kau juga sudah meminta maaf, sekarang kita fokus mencari,” Kaizer sudah tahu arah percakapannya.
“Tapi, jika aku bisa menahan emosiku, mungkin informasi baru akan kita dapatkan,” keluhnya.
Jalan Kaizer terhenti, lalu membalikan badannya karena Cronic berjalan di belakang.
“Menurutku itu tidak terlalu buruk, pertama kau bisa belajar dari kesalahanmu dan meminta maaaf seperti ini, itu baru lho,” ucapnya sambil tersenyum bangga. “lalu, aku tidak tahu apa yang terjadi malam itu, tapi sikapmu menjadi lebih hangat, itu bagus.”
Cronic tidak bisa menyembunyikan wajah malunya, ucapan dari atasannya itu pas kena dihatinya. Suasana yang damai antara keduanya tiba-tiba berubah ketika ada seseorang yang menyerang mereka. Seseorang dengan tampilan yang sangat mencolok, dengan rambut berwarna terang.
“HAHA! Akhirnya ketemu juga!” ucap Globe. “aku tidak bisa membiarkan kalian berkeliaran di kota ini,” sambil memamerkan tangan monsternya itu yang berukuran besar.
“Terima kasih telah menghemat waktu kami,” ucap Kaizer yang tiba-tiba menghilang.
“Eh?” sebuah pedang es menusuk tepat didadanya, Globe bahkan tidak menyadarinya. “cep---“ tubuhnya tercabik oleh kristal es yang tiba-tiba keluar dari seluruh tubuhnya.
“Satu tumbang,” Kaizer melihat sekitarnya, ada kemungkinan kembarannya juga ikut. “Cronic! Tetap fokus!” pintanya.
Suasana mendadak menjadi dingin, patung es dari seseorang yang tubuhnya dipenuhi oleh kristal es menjadi pemandangan yang tidak biasa seandainya ada orang yang melewati tempat ini. Sejak ledakan besar, orang-orang menjadi takut walaupun hanya sekedar mendekatinya saja.
“Kan sudah kubilang, jangan sekali-kali meremehkan mereka, orang-orang dari Silver Clan itu memang kuat,” ucap seseorang dari ketinggian bangunan. Itu adalah Atlas yang memandang ke bawah.
“Baik---,” langkah Kaizer terhenti ketika mendengar suara seseorang yang sudah dianggap mati.
“Ya…ya…, aku ceroboh!” kepala Globe keluar dari pundak Atlas. “SIALAN KAU! Apa kau tidak tahu betapa mahalnya setelanku itu!”
“Diamlah dan tenang, kita lakukan bersama,” ucap Atlas dan Globe pun setuju.
Tubuh Atlas mulai berubah bentuk, merobek semua pakaian yang dikenakannya, rambutnya pun habis ketika sosok monster muncul dari perubahan bentuknya. Kedua tangannya lebih besar dari ukuran monster Beaters biasanya, dikarenakan baik Atlas dan juga Globe sedang bersatu. Wajah monster milik Globe muncul dari tengah, membelah dada milik Atlas. Tanduk besar bercabang dengan gigi tajam menjadi teror bagi seseorang yang melihatnya.
“Bentuk kalian menjijikan,” sahut Cronic. “tuan, biarkan ak---,” Kaizer melambai tangannya, sebuah tanda bagi Cronic untuk tetap berada ditempatnya. “ada apa? kenapa tuan Kaizer begitu terburu-buru?” ucapnya dalam hati.
“Akan kuselesaikan dalam waktu singkat, lihat dan pelajari,” hawa menjadi sangat dingin.
“Kita tidak bisa membiarkannya melakukan itu lagi,” otot-otot Atlas mengeras, sampai uratnya pun terlihat, lalu keluar kumbang-kumbang monster berukuran kecil yang jumlahnya banyak. Kumbang itu terbang mengelilingi Atlas. “mereka akan menjadi mata tambahan bagi kita, terus mengawasi gerak-gerik Silver Clan itu.”
“Memang, kau itu lebih pintar dariku, makanya kita berdua cocok,” ucap Globe. “eh? Tukang pamer!”
Kaizer berubah menjadi bentuk paling tinggi, dengan mode ksatrianya. Dilapisi oleh sel Beaters yang membentuk baju jirah, bentuk kepala kumbang seperti helm ksatria dengan tanduk yang tidak terlalu besar dan tinggi, berwarna perak keputihan dilengkapi jubah panjang berwarna putih dan juga pedang yang terbuat dari es yang uapnya meluap-luap. Ini pertama kalinya Cronic melihat atasannya itu dalam bentuk paling tinggi, bentuk legendaris yang dahulu mampu membuat Red Sun kalah.
“Ini…,” Cronic takjub. “tuan Kaizer tidak main-main.”
“Bersiaplah….,” hawa dingin berhembus kencang hingga membuat formasi monster kumbang kecil disekitaran Atlas goyah.
“Cih, semuanya bersiap!” sosok Kaizer menghilang, Atlas sibuk mencari keberadaannya, begitu juga monster kumbang kecil.
Cronic hanya bisa diam, padahal dirinya ingin sekali membantu atasannya itu. Gerakan Kaizer begitu cepat sampai rekannya di Silver Clan pun tidak mampu melacaknya. Saat semuanya sibuk mencari, sebuah pedang es berukuran besar menancap pundak Atlas hingga ke bawah bangunan yang didiaminya. Serangan yang tiba-tiba itu tidak bisa dihindari.
“Kita harus menjauh dari pedang raksasa ini,” Atlas merelakan bagian tubuhnya hilang, saat bergerak menjauh pedang es itu pecah dan menjadi kristal-kristal kecil yang tajam, melesat kearahnya seperti hujan peluru.
“AGH!” Globe mengembalikan tubuh Atlas kembali sesaat sebelum kristal tajam itu menyentuh mereka, dengan kedua tangan yang besar dijadikan tameng pelindung. “pandangan kita tertutup!”
“Tenangkan dirimu, kita masih punya---,” kepala Atlas tertembus pedang es yang juga mengikat kedua tangannya yang digunakan sebagai pelindung. “cepat sekali,” bahkan monster kumbang yang dikeluarkan tidak membantu sama sekali.
“SIAL!” Globe mengambil alih tubuh bagian bawah dengan sengaja memutus kepala dan juga pundak Atlas, lalu dengan cepat melarikan diri dengan hanya kedua kaki dan juga bagian perut yang kini dihiasi oleh wajahnya sendiri.
Dengan sekejap bagian tubuh Atlas ditumbuhi kristal es yang keluar dari dalam, Kaizer melemparnya menjauh. Sementara itu Globe yang menjadi pengendali sekarang, tubuhnya kembali menumbuh, sementara Atlas muncul dari bagian dada. “Merepotkan saja,” ucap Kaizer.
69banditos memberi reputasi
1
Kutip
Balas
Tutup