- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#232
Chapter 145
Quote:
Berita meledaknya gudang yang tidak terpakai itu meluas sampai ke seluruh negeri. Dengan daya ledak yang luar biasa, tidak ada korban jiwa pada malam itu, hanya beberapa orang yang cidera ringan akibat terkena serpihan bahan bangunan yang melompat jauh akibat ledakan. Dengan adanya berita ini, polisi disiagakan terus sepanjang malam karena mereka takutkan bahwa semua ini adalah serangan teroris yang membahayakan negeri.
Kaizer pun memutuskan untuk tidak berpatroli dan mencari keberadaan duo kembar yang aneh itu selama beberapa hari ini sampai semua keadaan kembali kondusif. Sementara itu Cronic masih tidak bisa menerima kegagalannya menangkap dalang munculnya monster di kota Surban. Hingga pada suatu malam, ia ingin pergi sendiri untuk mencari Allison. Agar tidak muncul masalah yang lebih serius, Kaizer meminta Gonzalo untuk menemaninya. Lagipula dua orang seumuran itu belum pernah melakukan kegiatan bersama.
“Biar aku yang mengurus ini, kau lupa bahwa aku dulunya seorang peracik minuman dan seorang barista?” ucap Kaizer kepada Gonzalo, sementara Cronic tidak perduli apakah karyawannya itu mengikutinya atau tidak.
“Terserah, lakukanlah apa yang kalian mau,” dengan sikap dinginnya Cronic pergi keluar, atmosfer yang diciptakannya bisa menganggu pelanggan yang sedang menikmati malam.
“Cepat! Tidak usah terlalu rapih, pakai saja jaket agar tubuhmu hangat,” ucap Kaizer kepada Gonzalo, “perlakukan dia sebagai rekan bukan sebagai bos, karena akulah bosmu!” lanjutnya, Gonzalo pun mengangguk dan menutup kembali pintunya. “hm, kuharap Cronic tidak membuat masalah, meskipun ia curiga, setidaknya harus disertai dengan adanya bukti….”
Keduanya memang seumuran, tetapi Gonzalo masih sangat canggung pada Cronic. Terlebih lagi karena sifat Cronic yang begitu dingin dan sulit untuk membuka diri. Gonzalo berjalan sekitar 1 meter di belakang, seperti layaknya penjaga yang sedang menjaga tuannya.
“Hm, anu, kau ingin pergi ke mana?” tanya Gonzalo. “di kota ini banyak tempat makanan enak, barangkali---,” ia langsung terhenti ketika Cronic menoleh ke belakang.
“Aku tidak perduli, bukan urusanku untuk itu. Pergilah sendiri dan berhenti mengikutiku!”
Cronic tidak mengatakannya dengan keras, namun raut wajahnya yang sangat serius membuat Gonzalo tidak nyaman hingga akhirnya berhenti mengikuti dari belakang.
Kemampuan Royal Clan yang terbentuk dari kelima Beaters pertama yang dibuat oleh Red Sun adalah dapat mendeteksi keberadaan masing-masing dalam radius yang cukup jauh. Ini juga yang menjadi alasan mengapa Allison dapat menemukan Kaizer dan juga Cronic padahal belum ada informasi mengenai tempat mereka singgah. Hanya dengan memfokuskan pikirannya saja, Cronic dapat merabanya, tidak begitu mulus, karena ia jarang melakukannya.
“Cih! Kupikir kemampuan ini tidak terlalu berguna, ternyata aku salah,” ucapnya sambil berjalan mengikuti arah yang terdeteksi melalui sel Beaters yang aktif.
Di perjalanan, Cronic sempat berpikir bahwa perlakuan barusan terhadap Gonzalo sangatlah tidak pantas mengingat karyawannya itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang ingin dilakukannya. Berkata dengan lebih sopan pastinya akan membuat suasana jauh lebih baik, namun semuanya sudah terjadi, Cronic berpikir sejenak untuk meminta maaf setelah urusannya selesai.
Langkahnya terhenti di suatu daerah yang ternyata cukup jauh dari tempatnya tinggal. Di daerah ini banyak sekali klub malam yang saling bertetangga, tidak sungkan untuk berbagi ruang bisnis bersama.
“Hai tampan, kau terlihat murung, sini aku jadikan malammu istimewa…,” ucap wanita malam yang menggoda Cronic yang sedang melihat gedung malam diseberangnya.
“Tidak, kau bukan tipeku,” tanpa memperdulikan wanita malam itu, Cronic berjalan menyebrang. Hingga tiba di pintu depan klub malam.
Dua orang penjaga sempat melihatnya heran, ada seseorang pria yang terlihat muda dan berpakaian rapih ingin memasuki klub malam yang didalamnya terdapat penampilan penari telanjang. Namun itu bukan penjadi penghalang karena Cronic dibiarkan masuk setelah melihat kartu identitasnya yang menunjukan bahwa dirinya sudah cukup umur.
Musik-musik berdendang begitu keras, lampu berkelap-kelip menyilaukan mata. Klub malam ini memiliki dua lantai, di tiap meja ada wanita penari telanjang yang meliukan tubuhnya pada tiang besi dingin yang sengaja ditempatkan di tengah meja. Uang berterbangan diikuti dengan raut wajah sumringah para lekaki penikmat kegiatan erotis ini. Bukan kenikmatan yang Cronic cari, tetapi seseorang yang sangat dicurigainya menjadi penyebab kegagalan misinya tempo hari.
“Musik yang terlalu keras membuatku susah untuk fokus,” ucap Cronic dalam hati, keadaan di dalam yang remang membuatnya cukup sulit melihat.
Cronic berjalan pelan sambil melihat sekelilingnya, baik di lantai bawah maupun lantai atas, tidak ada yang luput dari pandangannya. Hingga akhirnya ia melihat seseorang yang dari ciri fisiknya sama dengan Allison.
“Akan kupastikan,” Cronic menatapnya tajam, hingga sel Beaters dalam dirinya memberitahu bahwa orang bertubuh tinggi besar dihadapannya itu merupakan anggota Royal Clan.
Allison saat itu sedang menikmati alunan lagu, hingga tidak terlalu awas dengan lingkungannya. Cronic mampu mendekatinya dan tanpa aba-aba ia langsung mencengkram kerah pakaian kemeja polos yang dipakai oleh Allison, membantingnya ke tanah sampai menimbulkan suara yang keras. Orang-orang terkejut dengan kelakuan Cronic tersebut, terlebih lagi melihat ukuran tubuh orang yang membanting itu kalah jauh dengan seseorang yang jatuh ke tanah.
“Hei! Kau rupanya,” mata Allison dan Cronic saling bertemu.
“KAU!” Cronic tidak bisa menahan amarahnya, tinjunya meluncur, namun seseorang penjaga di dalam yang sedari tadi curiga dengan gerak-geriknya berhasil menahannya.
“Cukup! Selesaikan masalah kalian di luar!” penjaga itu pun mengusir keduanya, Allison bangkit dan sambil mengangkat tangannya berjalan menuju pintu keluar yang terletak di ujung.
Allison memegang kerah kemejanya lalu membalikan posisinya seperti sedia kala. Raut wajah Cronic belum menunjukan sikap yang ramah.
“Ya…ya, aku tahu. Tidak di sini, bagaimana kalau kita ke lorong sana yang sepi?” jemari Allison menunjuk lorong sepi tepat di samping klub malam.
Cronic tidak mempermasalah tempatnya, ada urusan yang harus ia selesaikan, lagi-lagi tanpa menunggu semua bukti terkumpul. Ia melangkah pelan di belakang, matanya tajam terus mengawasi alih-alih Allison melarikan diri. Sesampainya di lorong, Allison memutar badannya, tinjunya sudah siap melayang.
“Gerakannya cepat!” Cronic mampu menghindarinya.
“Itu balasanku untuk di klub tadi, kau berhasil mempermalukanku, sialnya aku pelanggan tetap di klub itu dan sekarang reputasiku tercoreng,” ucap Allison.
“Eh?” Cronic merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dahinya. “darah?” ternyata pukulan tadi mampu menciderai dahinya. “baiklah jika itu yang kau mau!” tanduk kecil muncul dari dahi Cronic, menghilangkan luka sayatan dengan instan, suasana berubah menjadi sangat dingin.
“Hei..hei…kita sudah impas sekarang, lagipula kau menyerangku tanpa sebab, apa ini perintah tuan Kaizer?”
“Beliau tidak ada urusannya dengan ini,” mata Cronic semakin tajam. “kau yang membocorkan misi kami kepada musuh, kenapa? Apa tujuanmu sebenarnya?”
Allison dibuat bingung oleh Cronic, sebuah prasangka tanpa bukti sama sekali disematkan padanya. Padahal sudah jelas-jelas semua informasi yang ia punya sudah diserahkan, kecuali kemampuan yang dimiliki musuh karena Allison sendiri belum pernah bertarung dengan duo kembar tersebut. Ia balik menuduh Gonzalo sebagai mata-mata, karena orang itu tinggal satu atap bersama Silver Clan.
“Tidak mungkin, dia bahkan tidak tahu identitas kami yang sebenarnya,” bela Cronic.
“Benarkah? Lalu untuk apa orang itu mengintip dari balik tembok?” jemarinya menunjuk sesosok orang yang mengintip.
“Apa?” Cronic menoleh dan kesempatan ini digunakan baik oleh Allison dengan menerjangnya dengan pukulan keras yang membuat tubuhnya terpental. Cuaca yang mendadak tadi mendingin pun kembali normal.
“Itu untuk pembalasanku, kau jangan asal menuduhku tanpa bukti. Hargai usahaku untuk mengumpulkan semua informasi!” Allison pergi meninggalkan Cronic yang terbaring.
Seseorang yang mengintip di balik tembok itu pun muncul, langkahnya pelan dan langsung menghadap Cronic. Seperti yang dikatakan oleh Allison, orang itu adalah Gonzalo yang terlihat gemetaran.
“Sejak kapan kau di sana? kau mendengar semuanya?” pertanyaan dari Cronic membombardir.
“Maaf aku mengikutimu, tapi aku tidak mendengar apapun yang kalian bicarakan. Suara musik klub masih terdengar sayup, lalu udara yang mendadak begitu dingin membuatku menggigil,” jawab Gonzalo lalu mengulurkan tangannya. “kita memang belum akrab, jika aku pulang tadi pasti pak bos akan memarahiku. Jadi aku akan berpura-pura kita tadi menghabiskan waktu bersama, yang paling masuk akal mencicipi makanan yang terkenal di kota ini.”
Cronic pun terdiam sesaat, lalu mengucapkan kata maaf. Ia bangkit sendiri, membersihkan pakaiannya, merapihkan rambutnya dan mulai berjalan pulang. Gonzalo menghela nafas, meskipun begitu ia lega karena menurutnya Cronic merupakan orang yang baik, hanya saja ia sulit untuk mengekspresikannya.
Kaizer pun memutuskan untuk tidak berpatroli dan mencari keberadaan duo kembar yang aneh itu selama beberapa hari ini sampai semua keadaan kembali kondusif. Sementara itu Cronic masih tidak bisa menerima kegagalannya menangkap dalang munculnya monster di kota Surban. Hingga pada suatu malam, ia ingin pergi sendiri untuk mencari Allison. Agar tidak muncul masalah yang lebih serius, Kaizer meminta Gonzalo untuk menemaninya. Lagipula dua orang seumuran itu belum pernah melakukan kegiatan bersama.
“Biar aku yang mengurus ini, kau lupa bahwa aku dulunya seorang peracik minuman dan seorang barista?” ucap Kaizer kepada Gonzalo, sementara Cronic tidak perduli apakah karyawannya itu mengikutinya atau tidak.
“Terserah, lakukanlah apa yang kalian mau,” dengan sikap dinginnya Cronic pergi keluar, atmosfer yang diciptakannya bisa menganggu pelanggan yang sedang menikmati malam.
“Cepat! Tidak usah terlalu rapih, pakai saja jaket agar tubuhmu hangat,” ucap Kaizer kepada Gonzalo, “perlakukan dia sebagai rekan bukan sebagai bos, karena akulah bosmu!” lanjutnya, Gonzalo pun mengangguk dan menutup kembali pintunya. “hm, kuharap Cronic tidak membuat masalah, meskipun ia curiga, setidaknya harus disertai dengan adanya bukti….”
Keduanya memang seumuran, tetapi Gonzalo masih sangat canggung pada Cronic. Terlebih lagi karena sifat Cronic yang begitu dingin dan sulit untuk membuka diri. Gonzalo berjalan sekitar 1 meter di belakang, seperti layaknya penjaga yang sedang menjaga tuannya.
“Hm, anu, kau ingin pergi ke mana?” tanya Gonzalo. “di kota ini banyak tempat makanan enak, barangkali---,” ia langsung terhenti ketika Cronic menoleh ke belakang.
“Aku tidak perduli, bukan urusanku untuk itu. Pergilah sendiri dan berhenti mengikutiku!”
Cronic tidak mengatakannya dengan keras, namun raut wajahnya yang sangat serius membuat Gonzalo tidak nyaman hingga akhirnya berhenti mengikuti dari belakang.
Kemampuan Royal Clan yang terbentuk dari kelima Beaters pertama yang dibuat oleh Red Sun adalah dapat mendeteksi keberadaan masing-masing dalam radius yang cukup jauh. Ini juga yang menjadi alasan mengapa Allison dapat menemukan Kaizer dan juga Cronic padahal belum ada informasi mengenai tempat mereka singgah. Hanya dengan memfokuskan pikirannya saja, Cronic dapat merabanya, tidak begitu mulus, karena ia jarang melakukannya.
“Cih! Kupikir kemampuan ini tidak terlalu berguna, ternyata aku salah,” ucapnya sambil berjalan mengikuti arah yang terdeteksi melalui sel Beaters yang aktif.
Di perjalanan, Cronic sempat berpikir bahwa perlakuan barusan terhadap Gonzalo sangatlah tidak pantas mengingat karyawannya itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang ingin dilakukannya. Berkata dengan lebih sopan pastinya akan membuat suasana jauh lebih baik, namun semuanya sudah terjadi, Cronic berpikir sejenak untuk meminta maaf setelah urusannya selesai.
Langkahnya terhenti di suatu daerah yang ternyata cukup jauh dari tempatnya tinggal. Di daerah ini banyak sekali klub malam yang saling bertetangga, tidak sungkan untuk berbagi ruang bisnis bersama.
“Hai tampan, kau terlihat murung, sini aku jadikan malammu istimewa…,” ucap wanita malam yang menggoda Cronic yang sedang melihat gedung malam diseberangnya.
“Tidak, kau bukan tipeku,” tanpa memperdulikan wanita malam itu, Cronic berjalan menyebrang. Hingga tiba di pintu depan klub malam.
Dua orang penjaga sempat melihatnya heran, ada seseorang pria yang terlihat muda dan berpakaian rapih ingin memasuki klub malam yang didalamnya terdapat penampilan penari telanjang. Namun itu bukan penjadi penghalang karena Cronic dibiarkan masuk setelah melihat kartu identitasnya yang menunjukan bahwa dirinya sudah cukup umur.
Musik-musik berdendang begitu keras, lampu berkelap-kelip menyilaukan mata. Klub malam ini memiliki dua lantai, di tiap meja ada wanita penari telanjang yang meliukan tubuhnya pada tiang besi dingin yang sengaja ditempatkan di tengah meja. Uang berterbangan diikuti dengan raut wajah sumringah para lekaki penikmat kegiatan erotis ini. Bukan kenikmatan yang Cronic cari, tetapi seseorang yang sangat dicurigainya menjadi penyebab kegagalan misinya tempo hari.
“Musik yang terlalu keras membuatku susah untuk fokus,” ucap Cronic dalam hati, keadaan di dalam yang remang membuatnya cukup sulit melihat.
Cronic berjalan pelan sambil melihat sekelilingnya, baik di lantai bawah maupun lantai atas, tidak ada yang luput dari pandangannya. Hingga akhirnya ia melihat seseorang yang dari ciri fisiknya sama dengan Allison.
“Akan kupastikan,” Cronic menatapnya tajam, hingga sel Beaters dalam dirinya memberitahu bahwa orang bertubuh tinggi besar dihadapannya itu merupakan anggota Royal Clan.
Allison saat itu sedang menikmati alunan lagu, hingga tidak terlalu awas dengan lingkungannya. Cronic mampu mendekatinya dan tanpa aba-aba ia langsung mencengkram kerah pakaian kemeja polos yang dipakai oleh Allison, membantingnya ke tanah sampai menimbulkan suara yang keras. Orang-orang terkejut dengan kelakuan Cronic tersebut, terlebih lagi melihat ukuran tubuh orang yang membanting itu kalah jauh dengan seseorang yang jatuh ke tanah.
“Hei! Kau rupanya,” mata Allison dan Cronic saling bertemu.
“KAU!” Cronic tidak bisa menahan amarahnya, tinjunya meluncur, namun seseorang penjaga di dalam yang sedari tadi curiga dengan gerak-geriknya berhasil menahannya.
“Cukup! Selesaikan masalah kalian di luar!” penjaga itu pun mengusir keduanya, Allison bangkit dan sambil mengangkat tangannya berjalan menuju pintu keluar yang terletak di ujung.
Allison memegang kerah kemejanya lalu membalikan posisinya seperti sedia kala. Raut wajah Cronic belum menunjukan sikap yang ramah.
“Ya…ya, aku tahu. Tidak di sini, bagaimana kalau kita ke lorong sana yang sepi?” jemari Allison menunjuk lorong sepi tepat di samping klub malam.
Cronic tidak mempermasalah tempatnya, ada urusan yang harus ia selesaikan, lagi-lagi tanpa menunggu semua bukti terkumpul. Ia melangkah pelan di belakang, matanya tajam terus mengawasi alih-alih Allison melarikan diri. Sesampainya di lorong, Allison memutar badannya, tinjunya sudah siap melayang.
“Gerakannya cepat!” Cronic mampu menghindarinya.
“Itu balasanku untuk di klub tadi, kau berhasil mempermalukanku, sialnya aku pelanggan tetap di klub itu dan sekarang reputasiku tercoreng,” ucap Allison.
“Eh?” Cronic merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dahinya. “darah?” ternyata pukulan tadi mampu menciderai dahinya. “baiklah jika itu yang kau mau!” tanduk kecil muncul dari dahi Cronic, menghilangkan luka sayatan dengan instan, suasana berubah menjadi sangat dingin.
“Hei..hei…kita sudah impas sekarang, lagipula kau menyerangku tanpa sebab, apa ini perintah tuan Kaizer?”
“Beliau tidak ada urusannya dengan ini,” mata Cronic semakin tajam. “kau yang membocorkan misi kami kepada musuh, kenapa? Apa tujuanmu sebenarnya?”
Allison dibuat bingung oleh Cronic, sebuah prasangka tanpa bukti sama sekali disematkan padanya. Padahal sudah jelas-jelas semua informasi yang ia punya sudah diserahkan, kecuali kemampuan yang dimiliki musuh karena Allison sendiri belum pernah bertarung dengan duo kembar tersebut. Ia balik menuduh Gonzalo sebagai mata-mata, karena orang itu tinggal satu atap bersama Silver Clan.
“Tidak mungkin, dia bahkan tidak tahu identitas kami yang sebenarnya,” bela Cronic.
“Benarkah? Lalu untuk apa orang itu mengintip dari balik tembok?” jemarinya menunjuk sesosok orang yang mengintip.
“Apa?” Cronic menoleh dan kesempatan ini digunakan baik oleh Allison dengan menerjangnya dengan pukulan keras yang membuat tubuhnya terpental. Cuaca yang mendadak tadi mendingin pun kembali normal.
“Itu untuk pembalasanku, kau jangan asal menuduhku tanpa bukti. Hargai usahaku untuk mengumpulkan semua informasi!” Allison pergi meninggalkan Cronic yang terbaring.
Seseorang yang mengintip di balik tembok itu pun muncul, langkahnya pelan dan langsung menghadap Cronic. Seperti yang dikatakan oleh Allison, orang itu adalah Gonzalo yang terlihat gemetaran.
“Sejak kapan kau di sana? kau mendengar semuanya?” pertanyaan dari Cronic membombardir.
“Maaf aku mengikutimu, tapi aku tidak mendengar apapun yang kalian bicarakan. Suara musik klub masih terdengar sayup, lalu udara yang mendadak begitu dingin membuatku menggigil,” jawab Gonzalo lalu mengulurkan tangannya. “kita memang belum akrab, jika aku pulang tadi pasti pak bos akan memarahiku. Jadi aku akan berpura-pura kita tadi menghabiskan waktu bersama, yang paling masuk akal mencicipi makanan yang terkenal di kota ini.”
Cronic pun terdiam sesaat, lalu mengucapkan kata maaf. Ia bangkit sendiri, membersihkan pakaiannya, merapihkan rambutnya dan mulai berjalan pulang. Gonzalo menghela nafas, meskipun begitu ia lega karena menurutnya Cronic merupakan orang yang baik, hanya saja ia sulit untuk mengekspresikannya.
69banditos memberi reputasi
2
Kutip
Balas