Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

buncitbubarAvatar border
TS
buncitbubar
Jokowi: Hati-hati yang Suka Roti dan Makan Mi, Harganya Bisa Naik
Medan, CNN Indonesia -- Presiden Jokowi menyampaikan invasi Rusia ke Ukraina sangat mempengaruhi komoditas pangan dunia misalnya saja gandum. Apalagi Indonesia mengimpor gandum dari negara-negara tersebut sebesar 11 juta ton.
"Hati hati yang komoditas pangan dunia naik semua umpamanya Gandum. Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita," ujar Jokowi di Medan, Rabu (7/7).

Kenaikan harga gandum, tambah Jokowi, sudah pasti akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi di Indonesia. Sebab Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.


Ini hati hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," paparnya

Jokowi pun menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina. Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.

"Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton. Stok gak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton," urai Jokowi.

Kemudian, saat berkunjung ke Rusia, Jokowi juga menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin. Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.

"Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka). Barang itu gak bisa keluar dari Ukraina dan gak bisa keluar dari Rusia," sebutnya

Menurutnya kelangkaan gandum menyebabkan sejumlah negara seperti Afrika mulai mengalami kekurangan pangan akut.

"Di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai namanya kekurangan pangan akut. Sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan. Kita ini harus betul betul bersyukur bahwa negara kita diberikan alam yang harganya beras utamanya tidak naik. Harus kita syukuri betul. Kalau bapak ibu keluar yang harga pangannya ketergantungan pada gandum sudah naik 30 naik 50 persen," pungkasnya

Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kemandirian pangan sangat penting sehingga Indonesia tidak mengalami kekurangan pangan akut. Ia pun mengingatkan seluruh kepala daerah di Indonesia agar memanfaatkan lahan kosong dengan menanam.

"Saya mengajak kepada seluruh bupati utamanya wali kota untuk memanfaatkan lahan sekecil apapun untuk menanam. Untuk berproduksi kebutuhan pangan sehari hari penting. Jangan sampai ada lahan kosong manfaatkan untuk asupan gizi anak kita. Karena kita gak ngerti mana yang tumbuh bisa kita panen. Penting sekali. Karena anak anak kita hari ini penentu saja masa depan Indonesia," tegas Jokowi.

Baca artikel CNN Indonesia "Jokowi: Hati-hati yang Suka Roti dan Makan Mi, Harganya Bisa Naik" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...nya-bisa-naik.

Jokowi: Hati-hati yang Suka Roti dan Makan Mi, Harganya Bisa Naik

Menurutku suharto sudah benar, beliau yg membinasakan komunis. Kalau tidak indonesia sdh spt rusia, cina dan ķorut. Suharto jùga beñar soal swadaya dan swasembada pangan, malah dikatain oleh bajerrp 32 tahun yg sia-sia. Bajer sialan, sok pintar

Malah bapak yg fokus di infrastruktur. Nyesal toh sekarang. Penduduk banyak tapi pangan import. Pas ada yg bilang kami tidak makan infrastruktur, malah dibully oleh bajer-bajerrp smartass
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
2
2.4K
60
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
lupineprinceAvatar border
lupineprince
#5
Pada beralih ke nasi goreng lah emoticon-Traveller

Atau seenggaknya sup miso. emoticon-2 Jempol
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.