Kaskus

Story

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-UltahHallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
bebyzhaAvatar border
jiren11Avatar border
mangawal871948Avatar border
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#815
Part 12 - Pulang Kerumah ( Mengambil Sesuatu Di Tubuh Mas Bono)

Ketemulah kamar mas Bono, aku langsung melihat kondisi mas Bono dan ternyata dia sudah sedikit setabil, setelah tadi menurut informasi yang diberikan kakak iparku bahwa mas Bono sempat mengalami kejang, namun setelah mendapat beberapa perawatan dan suntikan dari rumah sakit, keadaan mas Bono sekarang sedikit lebih membaik.

Saat ku cek suhu badan mas Bono, kurasakan masih terasa begitu hangat, dan masih sedikit mengeluarkan keringat dingin. Namun sepertinya ada sesuatu yang sedikit tidak beres dari tubuh mas Bono ini, dan kurasa Shinta yang dari tadi mengikutiku hingga masuk kekamar rawat ini sudah mengendus adanya hal yang mencurigakan ditubuh kakaku itu.

“sepertinya ada yang tidak beres dengan tubuh mas mu yan” ucap Shinta sembari terus melihat mas Bono

“aku tahu Ta, aku juga merasakannya, bukan sesosok makhluk, tetapi jejak dari makhluk yang tadi sempat mengganggu mas Bono” jawabku sambil terus menyelidiki

Aku mencoba menutup mataku dan mulai memposisikan telapak tanganku untuk menganalisa bagian tubuh mas Bono yang diperkirakan tidak wajar, tanganku mulai ku gerakan dari atas dada hingga turun kepinggang tanpa menyentuh tubuh mas Bono, aku mencoba memfokuskan dimana letak tidak beres itu dengan tenaga dalam yang dulu pernah diajarkan bapak, tanganku mulai merasakan sesuatu yang tidak beres itu, namun belum jelas tepatnya disebelah mana.

Dan setelah mencoba meraba dengan tenaga dalamku, akhirnya aku menemukan titik yang diindikasi adalah pusat dari sumber masalah itu dan begitu juga Shinta telah menemukannya, aku menyebutkan titik itu dari batin, bersamaan dengan Shinta yang menunjukan padaku.

“disitu….” Aku dan Shinta berkata bersamaan.

“iya benar dititik itu, tumben kamu bisa merasakanya yan” ucap Shinta meremehkanku

“hey hey aku yang sekarang sedikit berbeda dengan aku yang dulu haha” dalam hatiku membalas ucapan Shinta, tidak mungkin juga aku membalas dengan ucapan dari mulut, bisa bisa dikatakan gila sama kakak iparku

“iya deh, tapi sepertinya itu bukanlah barang biasa, ada energi negatif yang sama, seperti yang aku rasakan saat kita berada di wilayah Bajra” ucap Shinta memberi info yang akupun juga merasakan itu

“iya, sepertinya dua siluman yang tadi lewat diatas kitalah pelakunya, benar benar kurang ajar, jika nanti bertemu dengan mereka atau salah satunya aku ku habis, aku tidak terima keluargaku dibuat seperti ini” ucapku mengira ira pelaku

“emangnya bisa kamu hajar mereka?” tanya Shinta meragukan

“hehe kan ada kamu, jadi bantu aku ya” ucapku cengengesan

“huuu udah kuduga mesti bakalan bilang seperti itu” sambil mengejek Shinta menjawab

“sudah ah tau sendiri kamu kalo aku pasti minta bantuanmu, sekarang kita lepaskan dulu barang sialan itu dari tubuh mas Bono” ucapku meminta Shinta untuk membantu melepaskan benda gaib itu.

Benda gaib yang berada ditubuh mas Bono ternyata kembali menyerang dibagian Ginjal, hampir sama posisinya dengan yang bapak rasakan dulu, tapi ini hanya di satu sisi bukan di keduanya seperti milik bapak, batinku dalam hati, sialan kenapa pihak Bajra ini suka sekali dengan menyerang bagian Ginjal, apakah untuk melemahkanku karena teringat akan kepergian dari bapak.

Sembari aku mencoba menarik keluar dan di bantu Shinta, aku bertanya pada kakak iparku, tadi saat pemeriksaan dokter mengatakan ada penyakit apa? Dan kakak iparku menjelaskan bahwa dokter tadi mengatakan ada indikasi penyakit pada Ginjal, namun dokter masih belum tahu tepatnya, karena saat dilakukan pengecekan dengan rontgen untuk melihat keadaan ginjal, dokter tidak menemukan adanya keanehan sama sekali, ginjal terlihat normal tanpa ada yang aneh sedikitpun, dan dokter katanya akan kembali memeriksa mas Bono besok pagi.

Saat aku dan Shinta sudah hampir menarik keluar benda gaib ini, tiba tiba mas Bono memberikan reaksi seolah kejang, yang membuatku terkejut dan kakak iparku panik, tapi Shinta mengatakan hal ini biasa karena ini adalah efek dari benda gaib itu yang akan keluar, mengetahui hal itu aku berusaha untuk mempercepat mengeluarkan benda gaib ini, dan kakak iparku karena panik, diapun keluar kamar untuk memanggil perawat untuk menenangkan kakaku yang mulai kejang.

Dalam proses ini, kakaku kejang dengan mata menghadap keatas membuat bola matanya hampir tampak hitam semua, keringat dingin mulai keluar kembali, membuatku ikut panik dan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tapi Shinta mengatakan ini hampir selesai, dengan kata kata Shinta itu aku yang tadinya ingin menghentikan proses ini, kemudian jadi bersemangat kembali, dan akhirnya berhasil kita keluarkan, benda gaib itu terpental keluar dari perut mas Bono yang kemudian menabrak dinding dan lebur menjadi beberapa serpihan untuk selanjutnya berubah menjadi kepulan asap dan menghilang.

Kondisi mas Bono sudah berantakan dengan selimut yang sudah terlepas dari tubuhnya, bantal yang sudah jatuh kelantai, namun mas Bono sendiri sudah tenang, tenang? Ya tenang namun saat ku perhatikan tubuh mas Bono benar benar tidak bergerak, dan hanya terbaring lemas di atas tempat tidur, ah Sial, apa yang sedang terjadi ini, seketika aku panik, karena tidak seperti biasanya, jika orang yang sedang bernafas pasti posisi perut akan bergerak karena sedang ada proses menghirup nafas, namun hal itu tidak terlihat pada mas Bono setelah benda gaib itu berhasil dilepaskan.

Dan kebetulan sekali kakak iparku kembali dengan membawa suster yang sedang berjaga saat itu, suster kemudian memeriksa tubuh mas Bono yang sudah tergeletak lemas diatas tempat tidur, saat mengetahui mas Bono tidak bernafas, suster itu kemudian memberikan pertolonganpertama supaya mas Bono bisa kembali bernafas, dengan menekan dada mas Bono, kakak iparku yang mengetahui suaminya tidak bernafas kemudian terduduk lemas dikursi yang berada disamping tempat tidur mas Bono ini, aku mencoba untuk menenangkan kakak iparku itu dan berkata semua akan baik baik saja, padahal dalam hatiku aku pun gelisah tidak karuan, aku tidak mau ditinggal keluargaku dalam waktu yang sangat dekat.

Dan alhmdulillah ternyata mas Bono kembali bisa bernafas, kakak iparku yang tahu hal itu kemudian mendekat pada tubuh mas Bono, dan memeluknya dengan sedikit meneteskan airmata karena takut kehilangan suaminya itu, aku pun merasa lega karena hal yang aku fikirkan tidak terjadi.

Setelah kejadian itu, suster membawakan alat untuk mendeteksi jantung, tekanan darah dan lain lain untuk dipasangkan ditubuh mas Bono, untuk mempermudah memantau perkembangan dari mas Bono, dan kondisinya kali ini sudah stabil, bahkan panas pada tubuhnya sudah kembali menurun.

Setelah keadaan kembali tenang aku mencoba berbicara pada kakak iparku apa yang disampaikan oleh ibuku yang dimana, ibu ingin mas Bono untuk dirawat di Wonosobo saja, karena ibu ingin dekat dengan anak anaknya, dan untuk kondisi ibu yang sekarang dirasakan tidak mungkin jika ibu yang datang kemari.

“mbak maaf nih, aku mau nyampaiin pesan dari ibu” ucapku memulai pembicaraan

“iya gimana dek, huh jan aku tu khawatir banget lho dek sama mas mu itu, wong baru …..” belum sempat aku menyampaikan pesan dari ibu, kakak iparku malah menceritakan kronologi ambruknya kakaku

Dan setelah puas kakak iparku menceritakan kronologinya baru saja dia menanyakan apa pesan ibuku.

“ealah iya yan, malah mbak cerita panjang lebar, tapi itu karena mbak tu khawaitr banget, gimana ibuk pesen apa” tanya kakak iparku

“hehe iya mbak aku tahu kalo mbak khawatir, aku juga sama, makanya aku langsung kesini buat mastiin, sekaligus menyampaikan pesan dari ibu, jadi ibu pingin mas Bono dirawat di wonosobo saja, bisa deket sama ibu, mungkin ibu masih pingin deket sama anak anaknya, karena masih merasa sepi semenjak ditinggal bapak” aku menyampaikan pesan dari ibuku.

“kalo mbak mu ini sih, nggak masalah yan, mas mu mau dirawat dimana, yang penting dapet perawatan dan masmu cepet sehat lagi kayak awal, mbak juga sebenernya kasihan sama ibu dan kaget juga mas mu ini kok pulangnya cepet banget, harusnya pinginnya mbak tuh temenin dulu lah ibu beberapa hari lagi, masalah kerjaan mungkin bisa dinego buat dikerjain dirumah dulu gitu" ucap kakak iparku

“tapi karena sudah masuk rumah sakit disini, kita lihat perkembangannya dulu, nanti ketika dokter kesini periksa kita tanya ya apakah boleh dirujuk ke rumah sakit yang ada diwonosobo, mbak juga pinginya biar ibu juga tenang” kakak iparku menambahkan

“iya mbak nanti kita tunggu kondisinya gimana, aku juga nanti ngabarin ibu saja, yang penting mas Bono mendingan dulu, baru kalo dokter memperbolehkan kita pindah baru lah kita pindah” jawabku pada kakak iparku.

“iya kita coba lihat saja nanti, mbak berdoa semoga sudah baikan dan malah bisa pulang ke wonosobo tanpa harus rujuk tapi pulang karena sehat” jawab kakak iparku

“aamiin mbak aamiin” aku mengaminkan doa dari kakak iparku

Aku kemudian memberi kabar pada ibuku bahwa mas Bono keadaannya sudah stabil, dan sekarang masih istirahat, dan untuk rujukan ke wonosobo kita harus menunggu dari dokter dulu perkembangan dari mas Bono nantinya gimana.

Setelah memberi kabar pada ibuku aku meminta ijin untuk membeli minuman di kantin rumah sakit, aku pun keluar dari ruang perawatan dan turun menuju kantin rumah sakit tentunya aku ditemani Shinta, tidak mungkin cewek ini lepas dariku, setelah pembicaraan diperjalanan tadi, saat aku menuruni anak tangga, aku merasakan hawa tidak mengenakan kembali kurasakan.

Aku merasakan seperti ada yang mengawasi, bukan mengawasiku tapi mengawasi kamar rawat yang ditempati mas Bono itu, karena sudah menuruni beberapa anak tangga, akupun naik kembali memastikan tidak ada apa apa disekitaran kamar yang ditempati mas Bono.

Saat aku kembali naik keatas, terlihat lorong yang ada didepan kamar mas Bono sangat lah sepi, tidak ada siapapu, semua terlihat sunyi tenang, hanya saja terdengar sesekali suara batuk dari kamar lain atau pasien lain.

Karena menurutku tidak ada apa apa saat ku cek, aku kembali menuruni tangga, namun saat itu juga perasaanku merasakan ada yang tidak beres.

“Ta aku kok ngerasain ada yang tidak beres ya, apakah bakalan ada yang iseng atau salah satu bawahan Bajra deteng lagi” tanya ku pada Shinta

“entahlah tapi aku belum merasakan mereka berada disekitar sini, walaupun tadi memang aku merasakan ada hal yang tidak beres” jawab Shinta

“menurutmu aku harus gimana, disisi lain aku lapar, disisi lain aku takut sesuatu terjadi saat aku sedang membeli makanan di kantin” tanyaku pada Shinta bingung, ya maklum lah sedari berangkat tadi aku memang belum makan

“sudah kamu makan dulu saja, aku yang akan menjaga kakakmu disini, tapi pastikan kamu juga tidak akan kenapa kenapa, cepat balik kekamar” ucap Shinta memberi jalan keluar

“baik lah, kalau begitu aku yakin, aku akan turun kebawa dan segera kembali, yasudah aku turun dulu” aku pun berlari kecil turun dan bergegas

Shinta pun kemudian segera berbalik arah untuk kembali ke kamar dimana mas Bono beristirahat, dan disaat itu, aku mendengar suara Shinta yang berteriak memberi peringatan keras pada seseorang “Hey kau….” Suara Shinta terdengar begitu kencang.

Mendengar suara Shinta itu tanpa babibu aku berbalik arah dan langsung naik ketasa kembali, dan ternyata Shinta sedang……..
sampeuk
bebyzha
itkgid
itkgid dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.