Apakah Healing Selalu Tentang Travelling?

Kata "healing" atau "self healing" telah menjadi mainstream terutama dikalangan generasi milenial. Kata ini sih sebenarnya tidak muncul begitu saja, melainkan ada latar belakang yang menjadi penyebabnya. Apalagi kalau bukan keruwetan perduniawian, bisa karena soal asmara dan dunia perbucinan, bisa karena stres akibat dunia pekerjaan dan karir yang membosankan, bisa juga karena faktor ekonomi yang diakibatkan oleh jobless. Semua hal diatas membuat semua orang seakan menghadapi situasi yang selalu dalam tekanan sehari-harinya. Masalah satu belum dapat dipecahkan, eh malah muncul masalah baru yang bahkan lebih rumit dari masalah sebelumnya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan semacam pendinginan pikiran yang sekiranya mampu meredam ribetnya situasi.

Pada mulanya istilah ini tidak begitu populer dan mungkin hanya dikenal oleh kalangan tertentu saja semisal mereka yang berkecimpung di bidang psikologis atau kesehatan mental. Perkembangan sosial media lah yang kemudian membuatnya berkembang bak jamur di musim hujan. Sedikit saja kena masalah, self healing lah solusinya. Sedikit saja bad mood sama pasangan, self healing lah mood boosternya.

Belakangan ini, makna dari self healing itu sendiri malah menjadi kabur. Pada mulanya, istilah yang hanya dikenal dalam dunia psikologis ini hanya mengacu pada upaya penyembuhan pada orang yang menderita gangguan kejiwaan atau masalah kesehatan mental kini bergeser dan terkesan menyempitkan maknanya. Istilah ini malah kemudian diasosiasikan dengan refreshing atau having fun, yang mana satu-satunya cara untuk mengimplementasikannya adalah dengan liburan/jalan-jalan atau dalam bahasa Inggris disebut travelling.

Pemandangan mengasosiasikan self healing dengan travelling ini sudah menjadi suguhan yang masif, terutama di akun-akun media sosial para kaum muda, yang mana sebagian besar dari mereka identik dengan rebahan dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengutak-atik smartphone. Lalu, apakah benar self healing selalu identik dengan liburan? Apakah satu-satunya cara self healing hanya dengan liburan atau jalan-jalan? Jawabannya adalah tidak. Tentu saja self healing sangat bermanfaat dan membantu kita dalam memulihkan pikiran dan perasaan yang sedang gundah gulana. Namun, daripada menyempitkan opsi melakukannya hanya dengan travelling, ada baiknya coba beberapa hal ini yang mungkin saja lebih efektif. Apa saja? Berikut beberapa pilihan yang bisa anda ambil.

1. Sementara Waktu Off Dulu Dari Sosial Media

Coba deh barangkali untuk beberapa kedepan anda jangan dulu bermedsos, atau setidaknya anda mulai mengurangi intensitas penggunaan sosial media dari biasanya. Mungkin saja sumber dari masalah kegundahan anda adalah sosial media. Matikan sejenak notifikasi akun anda. Kalau perlu uninstall dulu aplikasinya untuk sementara. Gunakan waktu anda untuk lebih banyak beraktivitas di luar rumah semacam olahraga atau sekedar melakukan pekerjaan ringan di rumah.

2. Perbanyak Istirahat dan Maksimalkan Tidur

Tidak menutup kemungkinan kelelahan pikiran yang anda alami juga disebabkan oleh kelelahan otot atau tubuh anda. Terlalu jarang beristirahat serta jam tidur yang tidur yang tidak teratur bisa menyebabkan otak tidak fokus dan emosi menjadi tidak stabil dan akan berdampak pada kemampuan anda mengendalikan diri dan menjadi mudah tersinggung atau marah.

3. Dekatkan Diri Dengan Sang Pencipta

Sebagai umat beragama dan percaya akan adanya Tuhan, sudah semestinya anda harus melibatkan Tuhan yang sudah menciptakan kita semua dalam meminta petunjuk, pertolongan dan memberi jalan keluar atas segala masalah yang menimpa anda. Dengan semakin intensnya anda melakukan ini, saya rasa semakin tereduksi pula kekesalan dan kejengkelan di hati anda. Kalau anda orang yang beragama Islam, mungkin wujud nyata dari cara ini adalah dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mempertahankan sholat supaya kualitasnya lebih baik lagi.

Pendek kata, travelling bukanlah satu-satu jawaban atas masalah self healing. Bahkan mungkin saja sama sekali tidak membantu untuk memulikan keadaan. Jadilah generai saat ini yang mengisi kehidupan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Semoga bacaan ini bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua.