Kaskus

Story

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-UltahHallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
bebyzhaAvatar border
jiren11Avatar border
mangawal871948Avatar border
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#805
Part 10 - Kembali Kerumah ( Ada Apa Ini?)

Saat Abimantra ingin menyampaikan sesuatu padaku, Aruna berteriak mengatakan ada sesuatu mengarah pada kita dari arah belakang dimana kita berasal tadi, sesuatu itu bergerak dengan cepat, saat diamati oleh Adiwilaga, yang melesat dengan kencang kearah kita adalah dua siluman celeng dimana badannya diselimuti bulu hitam pekat dengan dihiasi bulu emas disekitar lehernya dan siluman itu menaiki seekor burung pemakan bangkai yang dimana sayapnya terbuat dari kobaran Api.

“Awas serangan dari belakang!!!” ucap Aruna memberi peringatan pada kita semua

“semuanya segera membuat pertahanan!!” seru Shinta memberi perintah pada pasukan untuk membuat tameng, karena serangan ini bisa dikatakan mendadak

Aku yang tadinya mau mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Abimantra otomatis langsung menunduk dan melindungi kepalaku dengan tameng, Shinta pun langsung memeluk ku sebisa mungkin menutupi tubuhku supaya tidak terkena serangan, sedangkan Abimantra, dia langsung berdiri, menyiapkan tangannya membuat tameng kubah yang menyelimuti aku, Shinta dan anak kecil bersisik tadi.

“huahahahaha, Kalau tidak cepat, salah satu dari kalian pasti akan mati hahahaha” salah satu siluman celeng itu tertawa sambil mengatakan hal itu dan melesat melewati kita.

Ini bukan serangan, tapi ini adalah peringatan, yang jelas membuatku bingung, siapa yang akan mati? Apakah diantara kita sedang dalam keadaan yang terdesak dan akan kalah?

Mendengar peringatan dari musuh seketika membuatku langsung terfikirkan oleh kelompok yang lain, Bang Damar, Mbah Margono, apakah mereka semua baik baik saja.

Abimantra juga merasa heran kenapa bisa dua siluman itu hanya melesat melewati kita saja, bahkan tidak ada sama sekali penyerangan, hanya sebuah peringatan, Abimantra merasa sangat aneh, jika memang ada yang terdesak, apakah itu mungkin sedangkan mereka semua memiliki pasukan ampuh dan sudah terbiasa dengan pertempuran ini.

Mbah Margono, nama itu langsung berada dipikiranku karena sesuai informasi yang tadi didapat, bahwa kelompok Mbah Margono sedang terpisah menjadi tiga kelompok, apakah itu yang dimaksud siluman tadi?

“Agrani!!!” aku memanggil kuda terbang itu untuk memberi pesan pada Lagatirta jika memang dia sudah kembali berpatroli diatas

“bagaimana? Ada yang bisa dibantu?” tanya Agrani padaku saat dia sudah turun dari atas awan

“Apakah Lagatirta sudah mulai berkeliling diatas?” tanyaku pada Agrani

“sudah, dia baru saja menuju tempat Ningrum dan Endrasuta, dan setelah ini dia akan menuju kemari, ada kah pesan yang ingin disampaikan” ucap Agrani memberi info dan bertanya

“tunggu den Ryan, saya rasa yang dimaksud para siluman tadi bukanlah orang kita yang berada disini” ucap Adiwilaga yang sepertinya merasa cemas tiba tiba.

“apa maksud kamu Adiwilaga?” Tanyaku heran

“Putri Via, dia sedang cemas, orang rumah, sepertinya ada yang tidak beres, ada sesuatu yang barusaja terjadi” rasa cemas yang dirasakan Adiwilaga ternyata tersambung dengan perasaan Via dirumah

“apa, apa yang barusaja terjadi dirumah”

“Abimantara, kau dan yang lain terus berada disini dan terus maju, dan kau Ryan, ayo ikut aku pulang kerumah, ada yang tidak beres, Lasmi pun sepertinya sedang tidak baik baik saja” kata Shinta padaku sembari dia memeluk tubuhku dan membawaku melesat kembali kerumah

“baiklah akan kurus bagian kita disini, pesanku, jangan terlalu gegabah dalam mengambil putusan disana, semua akan baik baik saja” ucap Abimantara yang kemudian memberi perintah pada pasukan untuk kembali melangkah maju ketitik dimana nanti akan bertemu dengan kelompok lainnya.

Dalam perjalanan menuju rumah, aku terus terfikirkan kenapa aku tidak merasakan sesuatu yang terjadi pada anggota keluargaku dirumah, ada rasa sedikit kesal pada diriku sendiri kenapa tidak bisa sepeka yang lain, apakah aku memang selalu seceroboh ini.

Kulihat wajah Shinta yang sepertinya biasa saja, entah memang biasa saja atau memang dia sedang mencoba menyembunyikan perasaan gelisah karena ada yang tidak beres dirumah, dan takut menampakan ekspresi gelisahnya padaku yang nantinya malah akan membuatku makin tidak karuan.

Shinta walaupun memiliki prilaku asal asalan dalam melakukan suatu hal, tapi selama dia berada disampingku sekarang, dia sangat patuh padaku dan lebih peka terhadap apa yang akurasakan, sehingga dia bisa lebih mengambil posisi bagaimana cara berprilaku, mungkin sifat barunya ini bisa didapat setelah dia belajar dengan kelompok bang Damar, kuharap sih begitu.

Portal dimana kita masuk pun sudah kelihatan, dan seketika kita melewati portal itu dan kembali kedunia dimana aku berasal, kulihat disekeliling rumah sudah kembali berhamburan seolah disini juga mendapatkan serangan dari pasukan Bajra, dan itu sudah pasti, dua siluman itu lah dalangnya, dan jika memang itu dia berarti dua siluman itu adalah siluman yang kuat, pasukan putih yang berada dirumah untuk membentengi dibuat kualahan, bahkan terlihat nenek Lasmi juga sedang lelelahan seolah memang pertempuran tadi benar benar berat.

Aku kembali ketubuhku yang sedang terbaring, dan akhirnya aku kembali ketubuh normalku, tidak ada Via disampingku dan menjaga ku, tak kusangka badan ku terasa sangat lelah, entah ini efek dari pertarungan dadakan tadi atau karena aku belum terbiasa dan efek dari rogoh sukmo ini.

Kucari dimana Via saat ini berada, kucari dia didapur, ruang tengah dan halaman belakang, namun dia sama sekali tidak ada, dan aku kepikiran “Ibu” ya dia pasti sedang bersama dengan ibuku, aku bergegas menuju kekamar ibu.

Didepan kamar ibu sudah ada nenek Lasmi yang terlihat begitu kelelahan seperti yang kujelaskan tadi, dan sedang dipulihkan oleh Shinta, ada sesuatu yang aneh yang menyelimuti kamar ibuku, seperti sebuah kubah perlindungan transparan, pintu kamar ibu masih dalam keadaan tertutup, aku bergegas akan membuka kamar ibuku, dan disaat itu nenek Lasmi

“jangan kencang kencang den bukanya, ibu dan Via sedang istirahat” ucap nenek Lasmi yang terduduk didepan kamar ibu

“baik nek, nenek Lasmi nggak papa? Apakah ada yang terluka lagi?” tanyaku memastikan keadaan saat ini

“semua aman, nenek berhasil menahan serangan yang barusaja terjadi, tapi entah apakah ini benar benar serangan untuk kita disini atau hanya pengahilan saja” terang nenek Lasmi dengan nada lemas

“baiklah nek aku masuk dulu melihat keadaan ibu dan Via” aku membuka pintu dengan perlahan

“mereka baik baik saja, dan mereka tidak menyadari serangan barusan, nenek sudah membuat pagar khusus di kamar ini” ucap nenek Lasmi

“terimakasih nek, sungguh terimakasih” aku berterimakasih sembari meembuka kamar ibu dan masuk.

Terlihat Via tidur tepat disamping Ibuku yang juga sedang tertidur pulas, namun setelah aku masuk, mungkin tanpa sengaja aku membangunkan Via sehingga dia kembali membuka matanya dan langsung melihat kearahku.

Wajah leganya sangat terlihat begitu melihat ku berada didepan matanya, dia langsung bangun dari tidurnya dan segera mendekat kearahku.

“pelan pelan nanti ibu bangun” ucapku takut ibuku terbangun dari tidurnya

“mas, udah selesai kah urusannya apakah semua baik baik saja” tanya via memastikan diriku baik baiksaja

“belum semua masih dalam proses, mas terpaksa balik dulu kesini karena ada firasat tidak baik dari Shinta dan lainnya, dan benar saja” terangku pada Via

“maaf aku pindah ke kamar ibu, soalnya aku takut jika tinggal sendirian dikamar, walau ada tubuhnya mas tapi aku takut” jawab Via

“tidak apa, aku malah suka kalo kamu ada disamping ibu, dan pastikan dia tidak apa apa” jawabku santai pada Via

Saat aku dan Via sedang berbicara, tiba tiba telfon milik ibu berbunyi, dan otomatis bunyi telefon itu membangunkan ibuku yang sedang tertidur, terlihat dilayar hp ibuku nama kakak iparku, batinku dalam hati ada apa ini, apakah ada sesuatu yang terjadi, aku berharap semua baik baik saja, semua kejadian ini membuatku memiliki pikiran buruk untuk semua keluargaku, hanya karena urusan ku dan bapak satu keluarga bisa terkena imbasnya.

Ibu yang mulai terbangun karena nada dering dari hp nya kemudian membuka mata dan berusaha untuk bangun dari tidurnya, Via yang melihat hal itu kemudian membantu ibu untuk bangkit dari tidurnya, dan melihatku dengan seksama sebelum mengambil hp yang sedang berbunyi itu.

“yan, kamu kok pucet banget, kamu sakit? Masuk angin?” tanya ibuku yang melihat wajahku yang ternyata pucat

“ah nggak bu, Cuma mungkin tadi tidurnya nggak enak aja makanya gini” jawabku beralasan

“Vi, tolong ambilin hp ibu itu dong di meja, kamu tuh ada masalah apa sama Via kok dia tidur disini bareng ibu, ibu sampe kaget tadi tiba tida Via udah ada disamping ibu waktu ibu sempet kebangun tadi” ibu meminta Via mengambilkan Hp, dan bertanya kepadaku

“nggak ada masalah apa apa kok bu, Ryan malah tadi udah tidur duluan” jawabku pada ibu

“iya nggak papa kok bu, Via Cuma khawatir sama ibu makanya Via pindah disini tidurnya” jawab via memantabkan

“oh yaudah kalo gitu, Damar dimana udah bangun juga, ini siapa sih yang telfon?” ibu menanyakan bang Damar sembari mengangkat telfonnya

“ada itu masih tidur diruang tamu, kan masih mau santai disini bu, siapa bu yang telfon” jawabku dan menyanyakan siapa yang telfon

“ha, kenapa Bono?! Sudah diperiksakan belum, oh ya sudah iya, iya, nanti siangan dikit Ryan ibu suruh nyusul kesitu, ya, iya iya kamu yang tenang, yaudah ini tak sampaikan ke Ryan” ucap ibu menjawab pertanyaan dari penelfon yang taklain adalah kakak iparku itu

“kenapa bu?” tanyaku

Ibu kemudian menjelaskan semuanya, kakaku yang barusaja kembali ke jogja, tiba tiba setelah sampai dirumahnya, karena kecapean kakaku langsung tidur dikamarnya, dan tidak ada gejala akan sakit, semua fit dan tidak ada gejala akan demam atau apapun, kakak iparku pun biasa saja.

Namun baru saja saat dia akan membangunkan kakaku untuk Sholat, kakaku sama sekali tidak merespon, awalnya kakak iparku beranggapan mungkin karena masih kelelahan perjalanan jauh makanya agak susah untuk dibangunkan, tapi setelah dicoba bangunkan untuk ketiga kalinya kok masih saja tidak merespon, otomatis kakak iparku langsung mendekat kearah kakaku untuk membangunkan dengan menggoyangkan tubuhnya, dan saat itu dilakukan, kakak iparku merasakan tubuh mas Bono sudah…..
sampeuk
bebyzha
itkgid
itkgid dan 36 lainnya memberi reputasi
37
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.