provocator3301Avatar border
TS
provocator3301
Harta Karun Yang Hilang Dari Generasi Penerus Bangsa.

~Thread Ini Khusus Didedikasikan Untuk Seorang Remaja Gagah Berani Penantang Maut Berinisial (Y)Yang Telah Bahagia Di Surga~




Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan oleh pemberitaan kurang lezat dari tewasnya anak-anak di bawah umur & remaja puber yang mengikuti trend atau tantangan dari sebuah aplikasi penyedia jasa video pendek asal negeri tirai bambu.

Minimnya pengembangan moralitas dan kesadaran motorik akal budi pekerti luhur sedari dini ditambah perkembangan teknologi zaman yang terus berkembang biak dan melahirkan gagasan dan ide-ide diluar nalar dan logika membuat para generasi millenial selalu gampang terhanyut oleh euforia temaram senja yang siap menerkam jiwa-jiwa rapuh para kawula muda.

Semua tragedi memilukan ini bagaikan lingkaran iblis yang terus berputar dan siap menggesek setiap insan yang tidak memiliki keteguhan iman dan kesiapan mental sedari awal, kenapa saya bisa berasumsi demikian? Apakah semua perkataan saya hanya bualan semata saja? Tidak seperti itu para pembaca semua yang saya utarakan ini murni hasil dari pengalaman saya terjun langsung di lapangan dan bersumber dari pemberitaan media massa dewasa ini.

Seperti kasus yang belum lama ini terjadi banyaknya anak-anak yang mati konyol dikarenakan mengikuti tantangan menghentikan truk secara tiba-tiba yang sedang melaju kencang, dari sekian banyak komentar warganet yang saya observasi, hampir bahkan semuanya berkata yang berkonotasi negatif dan menyumpahi si korban, sebenarnya tidak bisa dikatakan semua kesalahan berada 100% di pihak si anak, dia hanyalah seorang anak yang polos yang hanya ikut-ikutan rayuan teman sebayanya yang sama lugunya.


8dari 10 pasangan suami-istri yang sering saya temui mengaku pernikahannya tidaklah harmonis bahkan hampir mendekati kandas dan berujung perceraian, bahkan yang lebih ironisnya lagi bagi pasutri yang tetap mempertahankan bahtera rumah tangganya yang kian keropos digerogoti oleh dinamika kehidupan pada akhirnya terpaksa hidup dalam satu atap tanpa adanya rasa cinta kasih suci, tidak ada lagi sokongan dan saling dukung antar suami-istri menyebabkan benih-benih individualisme tercurahkan di keluarga tersebut dan imbasnya apa? Yah tidak lain dan tidak bukan adalah si anak.


Anak hanya menjadi korban keegoisan dari para orang tua cabul, kenapa saya bisa berkata se-frontal itu. Sederhananya begini saja para calon ayah kecanduan akan konten pornografi mereka bingung bagaimana cara menyalurkan hasrat yang terpendam, kalau mereka masih mampu menahan keinginan tersebut ya tidak jadi soal, adapun yang tidak kuat melawan gejolak seksual solusi terbaiknya paling normal adalah masturbasi, nah saat paling berbahaya itu dimana pelaku sudah tidak terkontrol lagi dan hanya menuruti hawa nafsunya dan ingin melampiaskannya kepada seseorang.

Alternatif paling jitu plus mutakhir dan hemat biaya adalah dengan pacar atau yang sering disebut ayang beb, hanya di-iming-iming rayuan manis dan gombalan ala kadarnya bisa dengan mudahnya kaum hawa zaman now memberikan kesuciannya kepada pria yang belum tentu akan terus bersamanya sehidup semati, adegan panas pada akhirnya tidak dapat dielakkan, gesekan antar kelamin menjadi saksi bisu perjuangan insan muda mempelajari sistem reproduksi pada manusia.

Konten Sensitif
Terinspirasi dari film biru yang menjadi rujukan pelaku, di tengah 'permainan' yang menuju babak akhir tanpa disadari pelaku telah menitipkan benih kehidupan kepada perempuan yang sudah dipastikan berakhir dengan masa depan suram.

Sepandai-pandainya pasangan remaja ini menyembunyikan aib pada akhirnya semua rahasia akan tetap terbongkar

Hanya ada2 opsi pilihan buruk yang dapat dipilih lakukan "aborsi" atau "menikahinya".

Keduanya memiliki konsekuensi yang buruk, tidak jarang terdengar kasus kematian para perempuan yang melakukan tindakan tercela & penuh dosa ini.


Hanya opsi kedua-lah yang lebih manusiawi dan tidak memiliki risiko besar namun dampak kedepannya sangat kronis bila tidak ditanggulangi dengan benar, sesungguhnya opsi kedua ini hanyalah langkah bunuh diri di tengah keputusasaan menutupi busuknya aib yang kian terendus oleh hidung masyarakat sekitar.


Berlangsungnya pernikahan yang tidak berlandaskan cinta dan saling berkomitmen pun tak terelakkan, yang ada di benak orang tua mempelai pria & wanita hanya untuk menyelamatkan harga diri yang tercemar oleh 'kecelakaan' yang dilakukan oleh anak mereka.

Sampai disini apakah menurut agan & sista semua sudah berjalan dengan lancar? Tidak juga sih karena di sinilah efek domino dan butterfly effect memainkan peranannya masing-masing, calon anak yang akan lahir dari rahim ibunya hasil dari eksperimen dan coba-coba iseng dari sang ayah hanya akan menjadi alat pelampiasan kemarahan saja, sang mama muda itu akan berpikir karena anak inilah kehidupannya menjadi hancur berantakan, sang ayah pun pastinya akan berpendapat demikian, juga di tambah kematangan umur mereka yang belum mumpuni, hanya akan memperkeruh bahtera rumah tangga.


Pada akhirnya si anak akan dibesarkan tanpa adanya kasih sayang orang tuanya, di saat si anak membutuhkan perhatian ayah ibunya, malahan yang ada mereka malah mengutuk si anak dan berharap tidak pernah dilahirkan di dunia, hari-hari penuh kekosongan dilalui si anak, tanpa adanya arahan dan tujuan jelas si anak hanya akan mengisi kehampaan hidupnya di luar rumah, apalagi jika si anak bergabung diantara teman-teman yang senasib dengannya, lengkap sudah sesuai dengan rencana alam, kelompok yang hanya diisi dengan sekumpulan anak-anak buangan hasil percobaan para orang tua di masa lampau, di latar belakangi senasib dan sepenanggungan penderitaan di tambah si anak  yang mempertanyakan eksistensi mereka hidup, di tambah lagi-lagi intervensi media sosial yang kian gencar membahana, dan disusupi oleh rasa haus perhatian yang tidak pernah didapat di rumah.

Apalagi ada tantangan yang viral dan menantang adrenalin, klop banget seperti yang mereka bayangkan selama ini kurang lebih rumusan sederhana sebagai berikut :

<ikuti tantangan-berhasil-viewer melimpah-mendapatkan atensi publik>

Hasil akhirnya saja yang ingin mereka rasakan, tanpa mereka pikir panjang marabahaya yang siap menjemputnya, namun kini semua sudah terlambat anak-anak yang malang tersebut meregang nyawa di tengah jalan raya, hanya tinggal air mata palsu yang membanjiri wajah para orangtuanya.

Konten Sensitif




TS berharap penuh kepada para calon orang tua untuk lebih mengedukasi diri tentang cara mengasuh anak, memperhatikan kondisi psikologis anak, dan luangkanlah waktu untuk saling berkomunikasi dengan teratur, jangan sampai apa yang tidak didapatkan si anak dirumah, akan ia cari di luar sana, sedikit pengingat saja bukankah calon anak adalah titipan dari sang pencipta kepada kita para calon orang tua, jangan sia-siakan apa yang diberikan kepada Tuhan YME.


Referensi Opini Pribadi.
Image Google.

Diubah oleh provocator3301 14-08-2022 16:52
Sinkhole
bayi.kafir
ilmu.jiwa
ilmu.jiwa dan 42 lainnya memberi reputasi
43
41.7K
10.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
farell6005Avatar border
farell6005
#15
Menggambarkan makin berkurangnya pendidikan dilakukan dirumah dan menyerahkan sepenuhnya ke sekolah.
Sejatinya soal etika itu apa yang dilihat dan dirasakan sehari-hari, mungkin.
krisnanda99
provocator3301
agh05t
agh05t dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.