Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Menkes Budi Ungkap Alasan Pasien Kanker Pilih Berobat di Luar Negeri
Menkes Budi Ungkap Alasan Pasien Kanker Pilih Berobat di Luar Negeri
Kamis, 2 Juni 2022 14:44
 
Menkes Budi Ungkap Alasan Pasien Kanker Pilih Berobat di Luar Negeri Menkes Budi Gunadi Sadikin. ©2021 Merdeka.com
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap alasan pasien kanker di Indonesia memilih berobat di luar negeri. Menurutnya, karena dokter spesialis radio ongkologi di Indonesia sangat terbatas.
"Jadi kasian sekali memang kalau orang kena kanker di Indonesia. Itu sebabnya orang-orangnya mesti pergi keluar negeri dan antre di luar negeri," kata Budi saat konferensi pers, Kamis (2/6).

Budi menyebut, hanya ada satu perguruan tinggi dan rumah sakit di Indonesia yang memiliki spesialis radio ongkologi. Dia mengaku tak tahu mengapa perguruan tinggi dan rumah sakit lain di Tanah Air tidak bisa menciptakan spesialis radio ongkologi.
"Nanti saya akan minta harusnya ya kalau bisa banyak, kalau bisa 10. Kalau bisa di luar Jawa dan Jawa," ujarnya.
 
Selain kanker, lanjut Budi, Indonesia memiliki keterbatasan dokter spesialis jantung dan stroke. Khusus jantung, baru sekitar 28 provinsi yang dapat melakukan pemeriksaan non invasif jantung. Sementara untuk bedah jantung terbuka, baru dapat dilakukan di 22 provinsi.
"Kembali lagi, begitu dia harus bedah jantung terbuka, jumlah spesialisnya harus lebih banyak, itu kurang sekali," ucapnya.
"Jadi kasian sekali masyarakat kita. Itu baru jantungnya. Kalau kita turun ke stroke, itu kekurangannya lebih banyak lagi spesialis," sambung Budi.
Sebelumnya, Budi mengatakan Indonesia memiliki keterbatasan dokter spesialis. Standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, satu dokter melayani 1.000 penduduk.
 
Jika total penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka idealnya jumlah dokter di Indonesia sebanyak 270.000. Namun kenyataannya, dokter di Indonesia yang memiliki surat tanda register (STR) untuk praktik hanya 140.000.
"Jadi 140.000 kan kurangnya 130.000. Dokter produksinya setahun cuma 12.000. Butuh 10 tahun lebih untuk mengejar ketertinggalan kita," katanya. [ded]

https://www.merdeka.com/peristiwa/me...ar-negeri.html
jerryreality850
jerryreality850 memberi reputasi
1
876
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
redgondarAvatar border
redgondar
#5
ya gak usah dikasih tau juga pada males berobat disini,.

wong jadi sapi perahan rumah sakit,. suruh ct scan, besok tes ini - tes itu,. belum lagi dingaret ngaretin supaya lama di RS (sewa kamar makin mahal).
jadi lahan duit semua...


percaya atau tidak, berobat di malay lebih murah ketimbang di indo.,

bayangkan, padahal kita spare duit buat naik pesawat, sewa hotel, ke RS,.. tapi masih murahan malaysia emoticon-Ngakak (S)

proses lebih cepat..penanganan professional.. gak dilama-lamain.. wkwkwkkww
Jalan Cinta
qavir
madL99
madL99 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.