Part 2


"Oh, ada Bang kebetulan cewek ini memang ngejer2 aku dan nyari cowok, mungkin mau sama abang, kalau mau nanti aku kasih nomernya", ujar Abang Ane
"Siapa, kawan kuliah kau? Cantik tak?", Tanya bang Revi
"cantik sih relatif, tapi juga ga jelek, cuman putih agak chinese, nanti abang sms dan ajak ketemuan aja, enak kok orangnya diajak ngobrol", ujar Abang ane
"Bisa, diajak enak ga?", tanya Bang Revi dengan mesum to the point
"nah kalau itu, ga tau coba aja, juga bukan urusan aku bang", ujar Abang ane

menurut abang ane, setelah mereka berkenalan, kawan abang ane ini bener2 seneng dan berterima kasih karena sudah dikenalin dengan sosok tampan dan gagah apalagi sudah jadi anggota angkatan hijau. Makin kesengsemlah ne cewek, tapi ternyata cuman bertahan 2 minggu. Akibat dari kelakuan Bang Revi yang sangat mesum terlalu norak. Ane ingat betul ucapan ne cewek "Ah abang kau tuh, mesumnya keterlaluan, masa baru kenal 1 minggu udah ngajak ke hotel" .

Begitulah kelakuan playbois bang Revi. Sehabis pulangd dari operasi GAM di Aceh, bang Revi pun banyak mendapat bonus gaji. Tentu untuk mensupport kesenangan bang Revi, dia langsung membeli motor baru. Kalau tak salah waktu itu beli motor RX King keluaran tahun 2001. Bang Revi ini orang yang tak pelit dan tak pernah bisa menutupi atau menahan diri kalau pegang duit. Alhasil, pesta ke orgen malam atau diskotik lokal hampir setiap malam minggu dijabanin. Bahkan pernah dia mengajak ane untuk ke orgen tunggal di tempat temannya. Kebetulan ane memang belum pernah, tapi mengingat banyaknya kejadian bertujahan (tusuk pisau) di orgenan, ane pun hanya mau kalau keluarga yang ngadain.

Entah karena begitu sayangnya dengan ane dan abang ane, atau memang sedang kebanyakan duit, akhirnya bang Revi pun mengadakan orgen tunggal 4 saudara yang lumayan terkenal di palembang saat itu. Setiap orgen ini pentas, dipastikan sangat ramai baik dari wanita dan pria termasuk Banci. Pertama kalinya ane lihat efek orang mabok dan pakai ekstasi menyebabkan seorang tukang becak joget dengan bergelayutan di tiang rumah setinggi 5 m kurang lebih . Ane yakin bakal viral kalau zaman sekarang.

Kesempatan orgen ini pun menyebabkan ane diberi pelajaran berharga. Kecantikan wanita pada malam hari sangat tidak bisa diyakini cantik hakiki. Sewaktu ane ikutan joget2 karena bener2 seru dan lucu, naeklah salah satu perempuan yang ane yakin masih sepantaran seperti ane yaitu sekolah SMA. Lama kelamaan ne cewek joget semakin dekat ke ane, ane pun jadi gerogi karena cantik dan bohay bener. Singkat cerita kami berjoget hingga jam 3 pagi dan ane pamitan. Tentu kemudian tukeran nomer hape buat janjian makan bakso besok habis sekolahan. Dengan semangat 45 habis sekolah, ane pun pengen nraktir ne cwek, namun ketika ane baru mau masuk, ane melihat ada sosok cewek yang sepintas mirip2 dengan yang ane joget2 bareng. Untungnya, dia belum sempet lihat ane. Jadi ane langsung tancap gas . Sialnya, akibat ne cewek tau ane suka makan di bakso ini, terpaksa ane pensi makan di tempat mamang bakso ini.
"itulah kecantikan malam, selesaikan malam hari saja, lupakan keesokan paginya, biarkan jadi kenangan, soalnya kalau sudah tau kenyataannya jadi geli sendiri", kata mutiara bang Revi

Bang Revi pun malang melintang gonta ganti pacar, hingga semua cewek disekitaran rumahnya semua dipacarin dan diajak keluar malam. Hampir semua cewek pasti mau dengan bang Revi apalagi yang umur2nya udah mepet mesti nikah. Ganteng, gagah, kerja tetap, apalagi yang kurang dari bang Revi. Hingga akhirnya, dia pun "mengucak" atau dalam bahasa Indonesia membuat hamil salah satu wanita yang tak jauh dari rumahnya. Kejadian hamil ini tak membuat geger keluarga bang Revi. Soalnya, emak dan bapak bang Revi cukup mengenal keluarga cewek ini.

Bang Revi sebenernya hanya ingin nikmatnya saja, tidak bermaksud untuk serius dengan cewek ini. Cuman cewek ini ternyata juga punya akal bulus dan tau sejarah kelakuan bang Revi yang punya prinsip, kenal, ajak makan, enak2, tinggalkan . Sebut aja nama cewek ini Yanti, yang pada saat itu sangat dekat dengan emaknya bang Revi karena sering ngasih duit dan bawakan makanan. Menurut penuturan bang Revi, dia dijebak dengan 2 strategi. Jadi si Yanti ini sudah hamil tapi tau bahwa kalau ngomong hamil, bang Revi langsung memaksa untuk menggugurkan atau pun kabur.

Alhasil, si Yanti memasang strategi seperti biasa mengajak bang Revi untuk menginap di rumahnya. Dengan alasan rumah sedang kosong. Mendapat tawaran daging empuk dan tanpa biaya sewa kamar, otak mesum bang Revi pun langsung ke tekape. Malam dingin itu pun mereka selesaikan dengan enak2. Tak lama sekitar jam 1 malam, keluarga Yanti bersama pak RT pun menggerebek rumah Yanti. Bang Revi pun tak berkutik namun dia masih santai karena termasuk daerah komplek dia. Namun saat itu, Yanti baru mengutarakan bahwa dia hamil dan meminta bang Revi untuk menikahi dia. Kalau bang Revi menolak, maka kejadian malam ini akan dihebohkan dan dibuatkan laporan ke markasnya. Pasti dengan resiko kehilangan status angkatan hijaunya.

Keluarga Yanti dan Pak RT sepakat tidak akan memperkarakan kasus penggerebekan ini dengan syarat menandatangani surat diatas materai dan juga direkam suara janji bang Revi. Klop sudah, strategi Yanti mendapatkan bang Revi sebagai calon suami. Keluarga bang Revi pun tidak ada yang menentang atau merasa kasihan dengan Banng Revi. Sebenernya bang Revi ini satu saja yang disesali olehnya, yaitu sosok Yanti adalah cewek yang paling kurang secara fisik. Ane waktu itu belum tau kalau Yanti ini selalu disebut doraemon oleh bang Revan. Ane pikir sosok yang imut2 dan menggemaskan. Tapi justru memang secara kenyataan bener2 mirip doraemon, mata belok, bibir tebal, pipi tembam .

Bang Revi sungguh menyesali kenapa harus menghamili pacarnya yang doraemon ini. Padahal mantan2 pacar bang Revi ini rata2 cantik2 aane akuin. Tapi mungkin memang jodohnya atau juga karma bagi pria model bang Revi begini, ane ga bisa memastikan. Keluarga bang Revi sangat tidak menentang pernikahan ini terlepas sangat tidak imbang secara fisik. Maklum aja, banyak kawan2 seletingan bang Revi yang tampangnya kek corong tank dapat gadis yang cantik. Sedangkan bang revi yang tampan dapatnya Doraemon . Namun selalu digembor2kan bahwa keluarga Yanti berasal dari orang berada. Kaya menjadi daya tarik bagi bapak dan ibunya bang Revi, namun ternyata tidak setelah berjalannya waktu .

Pernikahan pun terjadi, dan ane menghadiri acara ijab kabul di dalam rumah bang Revi. Tampak kelihatan jelas raut wajah Yanti dan Bang Revi sangat berbanding jauh, yang satu mendapatkan kebahagiaan hakiki yang satu mendapatkan malu dengan memilih istri Doraemon. Maklum aja, rata2 seluruh pemuda disekitaran komplek bang Revi tak ada yang pernah berpacaran dengan Yanti. Sedangkan bang Revi mau mengucak Yanti karena berkeyakinan cewek lugu yang bisa dia maenkan saja. Namun, Yanti sangat cerdik dan kebetulan dapat pria berkualitas yang tak pernah dia bayangkan.

Ini yang buat ane kaget, setelah ijab kabul, ane dikagetkan dengan kehadiran bang Revi selepas maghrib di depan kamar ane.
"oi bang, apa cerita kok pengantin baru bukannya malam pertama malah kelayapan", ujar ane
"Ya ini, mau kelayapan buat malam pertama", ujar bang Revi
"lah, maksudnya? bukannya sama mbak Doraemon", ujar ane
"hah kau ini, sudah duluan itu, ini urusan lain, sana ganti baju ayok ikut abang", ujar Bang Revi
"emang mau kemana bang malem2 gini", ujar ane
"udah, ikut aja, mau ku ajak enak2, ke tempat kawan aku", ujar bang Revi

ane dan abang ane pun terpaksa ikutan karena bang Revi yang terus memaksa. Apalagi memang kami ga pernah bisa menolak ajakan bang Revi. Hingga rupanya kami di ajak ke rumah yang agak pelosok. Rumah ini terbilang rumah bedeng yang ada 3 rumah berderet. Namun ketika mampir, ternyata keluarlah gadis sepantaran bang Revi yang menurut ane lumayan manis. Namun ane sangat tidak sreg karena terlihat bener ini cewek sudah pengalaman menghadapi Pria.

Waktu itu ane ga menyadari besar kemungkinan ane dibawa ke kawasan cewek2 nakal alias prostitusi area. Namun ane dan abang ane pun bener2 ketakutan karena kejadian bang Revi yang dijebak harus menikahi doraemon, jangan sampai kejadian dengan ane. Walau itungannya ne cewek lumayan manis, cuman ane yang masih SMA kalau kepaksa kimpoi bakalan malu dunia akhirat pikiran ane. Ane dan abang ane pun langsung berfikir bagaimana caranya buat kabur dari rumah gadis2 ini.

Ketika salah satu gadis sedang mengajak bang Revi untuk masuk ke dalam, sedangkan 2 gadis yang menemani ane dan abang masuk ke dalam rumah untuk buat kopi. Ane dan abang pun langsung pengen kabur. Dengan alasan perut mules dan ingin segera buang hajat, kami langsung lompat ke atas motor. Melihat ane dan abang ane sudah bersiap kabur, cewek yang lagi buat kopi pun memberitahukan bang Revi bahwa ponakannya kabur.
"oi mau kemana kalian tuh, kenapa kabur, mau diajak enak kok kabur", ujar Bang Revi
"mules bang, nanti datang lagi", ujar abang ane
"mules, boker sini aja ga masalah", ujar bang Revi
"di rumah aja bang ga enak", ujar abang ane
"ya sudah, awas tak kesini lagi", ujar bang Revi
kami pun langsung bablas ke rumah dan tidak kembali ke lokasi . Tapi menurut ane itu bukan daerah prostitusi cuman para janda dan cewek gatel saja

Kembali ke cerita bang revi yang sudah menikah, tak lama bang Revan pun lulus diterima menjadi anggota angkatan coklat. Pak Topan pun semakin jumawa karena sudah terbukti satu2nya dari keluarga bokap ane yang anaknya jadi orang. Bokap ane pun termasuk yang ikut senang ke pak Topan karena sudah tidak ada beban lagi. Dua anaknya semua sudah bekerja dan jadi orang. Sedangkan ane dan abang masih status anak sekolahan. Bang Revan sangat tidak tertarik dengan para ponakan yang cowok seperti ane dan abang sedangkan sangat centil dan manja dengan ponakan cewek. Berulang kali ditraktir dan dibelikan barang, sedangkan ane dan abang ane dicuekin saja. Akibatnya, ane sangat tak perduli dan mau tau tentang bang Revan. Setahun setelah jadi anggota angkatan coklat, Bang Revan pun mengutarakan hendak menikah.

Disinilah dimulai mala petaka yang dibuat oleh keluarga Pak Topan. Nampaknya hidup yang tenang dan mapan tidak menjadi kenikmatan dan sesuatu yang harus disyukuri. Pak Topan ingin kaya dan punya lebih banyak harta, sedangkan Bang Revi ingin bisa hura2 dan mencukupi keinginannya dengan kehidupan malam. Alhasil mereka punya kesepakatan entah bagaimana, memutuskan untuk memulai Bisnis. Bisnis yang pas dengan kebiasaan bang Revi yang hura2 dan juga Pak Topan yang hoby mutarin duit, maka mereka sepakaat untuk membuka bisnis Cafe malam alias tempat minum2.

Modal dasar untuk bikin bisnis ini dengan menggadaikan gaji Bang Revi dan juga tabungan, sumbangan dari Yanti. Dimulailah bisnis ini dan lumayan ramai, apalagi memang bang Revi sangat terkenal dengan kehidupan dunia malam. Banyak relasi dan seletingan yang mampir di cafe bang Revi dan Bapaknya. Karena tujuan mereka buka cafe sebenernya bukan untuk bisnis, tapi untuk menuntaskan hasrat dunia malam mereka. Maka lama kelamaan mulai semakin menipis modal untuk menjalankan bisnis cafe.

tanda-tanda bahwa seharusnya mereka harus segera menutup bisnis cafe ini sudah kelihatan dan sebenernya tidak akan merugi lebih jauh. Tapi, pola pikir mereka selagi masih ada yang bisa dijual maka yakin bisa bertahan dan positif akan menghasilkan nantinya. 2 Angkot yang dimiliki pun dijual sebagai modal tambahan. Namun namanya angkot tua, mentok dijual 2 biji 50 juta. Duit segitu tak akan cukup kalau bisnis tidak dijalankan dengan profesional.

Pada saat itu, bang Revan tidak ikut2an ataupun tidak mau tau urusan bang Revi dengan papanya. Dia benar2 hanya tunduk dan patuh dengan omongan istrinya mengenai pengelolaan uang. Mereka pun bersepakat hendak membeli rumah di salah satu komplek yang baru dibangun. Sebenernya, Bang Revan ini tidaklah mendesak untuk punya rumah baru di salah satu komplek. Apalagi, sudah mendapatkan kaplingan di perumahan asrama anggota angkatan coklat. Namun, mungkin karena dorongan ingin segera menunjukkan kesuksesan dengan punya rumah baru, alhasil mereka pun mulai posting di media sosial bahwa sudah bakalan punya rumah baru namun sedang tahap renovasi.

Ane dan abang ane cuman ikut senang karena begitu cepat bang Revan punya banyak duit. Harga rumah dipatok 80 juta satu unit sekitar tahun 2003. Sudah menjadi rahasia umum, bagaimana mungkin dalam 1 tahun bekerja jadi angkatan coklat dengan pangkat terendah bisa punya modal buat beli rumah segitu harganya selain dengan operasi setop, cegat tilang alias operasi jalan raya. Posisi pengatur lalulintas jalan raya memberi keleluasaan bagi bang Revan untuk tiap hari dapat duit sogokan tilang .

Mendengar bang Revan hendak membeli rumah, memberi rasa iri dan cemburu kepada bang Revi dan Istrinya. Terutama karena merasa sebagai abang dan banyak berkorban bagi keluarga duluan. Namun tiba2 langsung disalip ingin hidup enak duluan oleh bang Revan dan Istrinya. Keributan terjadi antara bang Revi dan Bang Revan yang harus ditengahi oleh Pak Topan. Alhasil, Pak Topan mengambil jalan tengah untuk mengambil duit setoran yang membayar lunas rumah bang Revan, dijadikan bayaran awal untuk membangun 2 rumah sekaligus. Sisa duitnya dipakai buat modal usaha lagi alias putar bisnis malam lagi .

Sejujurnya, om2 ane yang di Batam sudah tau betapa ponakannya ini sudah jadi orang tapi tak pernah mengabari atau sekedar membelikan rokok buat mereka. Benar2 diam dan hanya tau mereka sudah punya duit sedangkan om2 ane saat itu masih banyak yg serabutan walau sudah kerja duluan. Kami cuman ikut senang, asalkan jangan diribetkan apabila timbul masalah. Karena ketika senang mereka tak pernah berbagi tapi ketika susah berteriak minta tolong dan mengungkit2 hubungan darah

Mau tak mau bang Revan menyetujui kehendak bapaknya alias pak Topan
"Kalian itu adik beradik, jadi kalau adik punya rumah, abang juga harus punya rumah, jangan mau enak sendiri", ujar Pak Topan
"Tapi itu duit aku sendiri, kerja keras aku sendiri, kan duit bang Revi dipakai papa buat bisnis2, aku kan tak mau ikut2", ujar Bang Revan
"Kau itu juga harusnya ikut, karena bisnis ini juga buat kalian2 juga, jangan berfikir duit kita itu duit masing2, pokoknya harus kompak", ujar Pak Topan
"Tapi itu duit gaji aku, semua ada disitu, buat beli rumah, kalau tak dipakai beli rumah sekarang, belum tentu aku bakalan punya rumah", ujar Bang Revan
"sudah, nanti biar papa yang ngurusin pembayaran cicilan rumah kamu dari bisnis, nanti uangnya papa putar", ujar pak Topan

Dengan janji dari papanyaa sendiri, mau tak mau bang Revan menerimanya. Bang Revi pun bergembira apalagi istrinya karena bakalan punya rumah. Ane cuman mantau saja perkembangan keluarga pak Topan saat itu. Hingga beriring waktu, entah bagaimana ceritanya, jurus bisnis putar2 duit ala pak Topan mulai mengalami kebuntuan. Pak Topan pun meminta bang Revi untuk mencari pinjaman buat modal tambahan bisnis putar2 duit di cafe malamnya.

"Revi, coba kau ajak mabok letingan kau sama komandan kau terus ajak bisnis cafe kita", ujar Pak Topan
"hah, komandan aku? Papa gila apa? Kalau letingan aku tak masalahlaah, tapi kalau komandan nanti kalau tak bisa bayar gimana", ujar bang Revi khawatir
"Sudah, papa kenal komandan kau, kau omong aja, nanti biar papa yang atur", ujar Paak Topan
Walau dengan berat hati, bang Revi pun menuruti keinginan Pak Topan. Diajaklah mereka mabok2an dan diajak untuk nanam modal di bisnis cafe mereka. Namun apa dinyana, semua lettingan bang Revi apalagi komandannya menolak dengan tegas.

"Rev, bukannya aku tak suka atau setuju dengan berbisnis dengan kau, tapi kau itu bukan orang pebisnis, kalau sebagai kawan oke, kau butuh duit seberapa aku ada, aku bisa bantu, tapi kalau sudah hitungannya bisnis, apalagi kau minta aku gadaikan gaji aku, mana mungkinlah aku mau dan nanti bakalan susah urusannya", ujar kawan lettingan bang Revi
"Kau itu, anak buah favorit aku, papa kau juga bekas komandan aku, cuman kalau duit segitu dan minta gadaikan gaji, aku mau hitung2annya jelas, lagian kalau bisnis ya bisnis bukan pinjamin duit", ujar komandannya

mendengar respon dari komandan dan lettingannya, bang Revi pun menyadari bahwa tidak semudah itu meyakinkan mereka. Walau sudah sangat dekat dan sama2 bertaruh nyawa di Aceh, tapi urusan duit sangatlah sensitif. Bang Revi pun laporan ke Pak Topan perihal strategi mabok yang tetap tidak bisa membuat para calon investor setuju.

"oh, ya sudah nanti kita ke lampung, kita cari mani gajah", ujar Pak Topan
"Mani gajah? emang mempan?", ujar bang Revi
"oh, sekali usap, salaman langsung nurut", ujar Pak Topan
alhasil mereka pun pergi ke lampung dan memburu mani gajah. Entah bagaimana ceritanya akhirnya mereka pun mendapatkan mani gajah yang dipercaya ampuh buat membuat segala jenis kesepakatan langsung deal.
kurang lebih 5 orang plus komandan akhirnya sepakat untuk menanamkan modal dengan menggaadaikan gaji mereka berkat salaman dengan mani gajah (Jangan tanya ane mekanisme dan cara dapetin mani gajah, apakah dengan cara mencolikan gajah pa gimana ane kagak paham )


Uang semakin berputar dan lagi2 namanyaa kalau duit tidak dijalankan dengan profesional, maka duit pun tak jelas hilang entah kemana. Pada awal2 beberapa bulan ke depan, para gaji investor komandan serta lettingan dan juga cicilan buat beli rumah di komplek terpenuhi. Semua merasa baik2 saja dan percaya dengan jurus bisnis ala pak Topan. Namun ketika bisnis cafe mulai merosot dan sudah mulai tidak seramai dulu lagi, apalagi duitnya dipakai untuk kesenangan pak Topan sendiri. Terbukti pak Topan kimpoi lagi dengan istri yang sangat mungil badannya .

Perlahan tapi pasti, kesulitan keuangan mulai menjadi2. Bang Revi sangaat ketakutan karena uang pendapaatan yang harusnya disetorkan ke kawan letingan dan komandan tidak tepat waktu lagi. Mulai kembali uring2an dan mencari cara mendapatkan tambahan modal. Hingga akhirnya bang Revi jatuh sakit dan tidak mau keluar rumah. Ane bisa pahamin karena mungkin terkena beban mental apalagi duit komandannya sendiri. Hingga pak Topan meminta ane dan abang ane untuk menjenguk Bang Revi. Maklum, cuman kami yang dianggap bisa mengajak ngomong bang Revi.

Kami pun datang ke rumah bang Revi menjelang ashar selepas sekolah. Saat itu hari sabtu, jadi kami pun berniat untuk menginap sekaligus memberi semangat buat bang Revi. Istri bang Revi pun disuruh balik ke rumah orang tuanya karena bang Revi ingin menyendiri di rumah papanya. ketika ane sampai di rumah pak Topan, ada aura gelap dan tak seperti biasa rumah bang Revi yang sangat minim pencahayaan. Dulu aane ingat betul, walau pakai lampu kuning, tapi masih sangat cerah dan terasa nyaman.

Namun pada waktu itu, ane merasakaan seluruh rumah hanya bermodalkan lampu kuning 5 watt yang biasanya digunakan untuk menerangi kandang ayam. Bahkan ruang tamu dana ruang tivi dibiarkan gelap tidak ada cahaya sama sekali. Benar2 sangat suram dan ane merasakan ada hawa dingin yang tidak biasa. Ane dan abang pun merasakan keanehan dan ane sendiri baru kali itu sudah SMA merasa tidak berani ke WC di rumah bang Revi sendirian. Ane bener2 merinding dan ketakutan.
"Kak kalau kau mau ke WC, sama2 aja ya, aku kok ngerasa ngeri2 sedap kalau ke belakang", ujar ane ke abang
"iya, aku juga, nanti kita bareng ajalah, kalau bisa jangan sampai kau boker pulak, aku tak mau nemanin kau dibelakang", ujar abang ane

mendengar diskusi kami yang ketakutan pergi ke WC sendirian, menjadi cemoohan dari bang Revi
"halah, kenapa kalian ketakutan macam banci begini sekarang, padahaal udah sering nginap di rumah ini", ujar bang Revi
"iya bang, tapi rasanya ada yang ngelihatin dan aku merasa merinding bener kalau di belakaang seperti ada yang dibelakang tengkuk aku", ujar ane
"iya, aku tadi ambil minum aja seperti ada yang ikutin aku berjalan, ada tapak kaki selain aku", ujar abang ane
padahal posisi saat itu ane ke wc barulah menjelang maghrib bukan malam