Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vanjipengAvatar border
TS
vanjipeng
F.A.K


Spoiler for MULUSTRASI YE, BIAR ADA BAYANGAN:
Diubah oleh vanjipeng 23-05-2022 17:23
panjul1993
hand.2.hand
cahganteng14
cahganteng14 dan 30 lainnya memberi reputasi
29
220.5K
1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
vanjipengAvatar border
TS
vanjipeng
#900
Quinguennial 4
***



Gue senderkan kepala gue di kursi sambil menatap kosong ke luar kaca jendela yang tersibak lebar. Seluas mata memandang hanya terlihat gedung bertingkat yang merusak keindahan gunung yang terlihat nampak samar jauh di ujung sana.


Pikiran gue melayang jauh. Banyak andai disana. Andai saja gue ga begitu, andai gue ga begini. Helaan nafas menjadi lebih berat hanya dengan membayangkan semuanya. Bukan karena menyesal pernah begini, tapi apa memang iya? ini yang seharusnya? Lalu muncul tanya disana.


Gue beranjak dari duduk untuk mengambil rokok yang tergeletak di lantai. Di sudut mata, gue lihat Vany tertidur pulas dibalik selimut yang tidak sempurna menutupi bagian tubuhnya. Gue urungkan mengambil rokok untuk membenarkan posisi selimutnya.


Dengan menggunakan dress ketat warna hitam sepaha, dia terlihat sangat seksi dan nyangein banget hahaha.

"Van, mau ganti baju?", bisik gue pelan di kupingnya.

Vany pun hanya mengangguk pelan dalam tidurnya. Gue beranjak ke lemari untuk mengambil sebuah kaus lengan panjang polos warna hitam.

"Ganti baju dulu yuk Van", ucap gue lembut sambil duduk di pinggir kasur sembari mengusap rambut pendeknya pelan.


Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Vany langsung duduk dengan mata tertutup dan langsung melepas dress-nya beserta dengan Bra-nya sekaligus. Setelah mengambil baju yang gue bawa dia langsung mengenakannya dan kembali tertidur dengan memeluk guling. Gue tutupi bagian bawah tubuhnya dengan selimut yang hanya terbalut celana dalam warna hitam tanpa jaitan seamless yang membuatnya 1000x tambah seksi dan nyangein. Asli cewe pake gituan seksinya nambah banget. FIX!


Gue pandangi wajahnya yang terlihat penuh dengan kesedihan dan kegalauan sambil gue ngelipet dress dan bra nya lalu gue taruh di nakas sebelah kasur. Gue ga tau apa yang udah dia alami hari itu atau malam tadi. Gue cium pipi kirinya, sambil berucap "Gue keluar dulu ya cari makan buat kita"


Dia hanya mengangguk pelan disertai dengan senyum kecil. Dan gue pun meninggalkan dia untuk pergi ke luar mencari makanan.


<<<>>>



Sabtu, jalanan pagi itu cukup ramai. Gue berjalan kaki menyusuri jalan besar yang mulai ramai dengan kendaraan yang lalu lalang seakan menyambut keceriaan malam minggu. Dengan mengenakan outfit baju barong warna ungu dengan ketek sobek, sendal jepit swallow dan celana bola nike KW yang gue beli di pasar kaget, gue mencari menu apa yang kira-kira cocok untuk disajikan kepada orang yang lagi basian.

"Bakso enak kali ya, pake sambel yang banyak terus pake nasi", batin gue sambil membayangkan.


Setelah memutuskan untuk membeli bakso untuk menu siang ini, gue langkahkan kaki jenjang gue yang penuh bulu seperti tebo menuju salah satu gerai bakso yang cukup besar disitu. Masuklah gue kesana dan langsung memesan 2 porsi bakso komplit plus nasi sebungkus.

"Lengkap nih, kepala enak, perut kenyang", bayang gue.


Tiba-tiba handphone gue yang mepet biji di kantong celana Nike KW bergetar. Tanda ada pesan yang masuk. Gue ambil handphone gue, gue liat ada notifikasi dari Kendra. Penasaran, gue buka aplikasi chatnya.

Kendra: Sorry banget, bilang ke cewe kamu ya. Ga enak aku

Gue: Gapapa, aku yang minta maaf. Udah hubungin kamu pas aku mabok



Gue letakan handphone gue di atas meja warung yang lengket karna kuah baso setelah membalas pesan Kendra. Ga lama, handphone gue bergetar lagi. Kendra membalas pesan gue.

Kendra: Iya gapapa, langgeng ya, akhirnya ya kan

Gue: Hah? Maksudnya?



Gue letakan lagi handphone gue, cukup lama sampai dia membalas lagi.

Nada: Gpp


Gpp, hanya kata Gpp yang terlihat di layar handphone gue. Tanpa tanda baca, tanpa emoticon. Tanda dia masih ingat. Dan dia masih cemburu.


Tanpa membalas lagi, gue masukan kembali handphone gue ke kantong celana Nike KW mepet biji. Gue bayar pesanan gue yang sudah siap dan langsung bergegas menuju pulang ke kosan.


<<<>>>



Masuk kamar. Dengan posisi memeluk guling, Vany masih tertidur pulas menghadap tembok. Gue bawa belanjaan gue ke dapur yang tidak begitu besar dan menaruh makanan di atas mangkok beserta kantong plastiknya.


Gue ke kamar mandi untuk cuci kaki, tangan dan muka. Setelah itu gue memutuskan untuk rebahan di sebelah Vany. Mata gue masih berat, kepala gue pun sama. Akhirnya gue memutuskan untuk tidur sambil memeluk Vany dari belakang dan Vany pun menyambut dengan menyesuaikan posisi badannya dengan pelukan gue.


<<<>>>



"Peng, makan dulu yuk", ucap Vany lirih dari kejauhan berusaha membangunkan gue

Sambil memicingkan mata, gue lihat Vany sedang duduk menyantap bakso sambil menonton TV.


Berusaha untuk bangun dan duduk, "Jam berapa Van?", tanya gue dengan mata yang masih memicing.

"Jam 5 sore", jawab dia singkat


Gue pun duduk disebelah Vany, sambil menyerobot sendok terakhir yang hendak dia suap ke mulutnya, "Udah sore juga ya, lo bangun jam berapa?"

"Iiiiih!! Itu suapan terakhir yang paling enak. I save the best for the last!!", teriak dia sambil mencubit pinggang gue.

"Aduuuh! Sakit bego!", teriak gue sambil memegang pinggang. "Nanti gue ganti, lo makan aja punya gue tuh", lanjut gue berusaha mengunyah bakso di mulut.

"Beeedaaaaa doong", ucap dia kesal.

"Sama ajeeee!", ucap gue sambil bangkit dan berlalu ke kamar mandi.

"HUH!", sungut dia sambil membawa piring kotor ke dapur.


***



Di kosan gue ada Rooftop, yang biasanya di pakai untuk mencuci baju dan jemuran. Dan ada beberapa meja kecil dan kursi untuk duduk-duduk menunggu cucian atau sekedar bengong memikirkan One Piece yang tak kunjung tamat.


Rooftop. 06.30 pm. Dua cangkir coffemix panas.

"Semalem darimana Van?", tanya gue memulai pembicaraan.

"Nongkrong sama temen cewe gue"

"Gausah tepu-tepu sama gue lo", ucap gue ga percaya.

"Beneran Peng", yakin dia.

"Oke", ucap gue sembari menatap dalam matanya. Dia ga nyaman kalau gue liatin kaya gini, katanya tatapan gue tajam banget, bikin ga nyaman.

"Peng ih, jangan liatin gue gitu", kata dia sambil menutup mata gue dengan kedua tangannya.

Sambil menepis tangannya, gue ngomong, "Makanya, lo lagi kenapa?"

"Susah ya, kalo udah kenal lama. Bohong dikit keliatan banget", gumam dia sembari menyenderkan badannya ke kursi.

"Makany...", belum sempat gue menyelesaikan kata-kata.

"Gue putus"


Mata gue mendadak terbelalak. Kaget mendengar ucapan Vany barusan. Lalu sejurus kemudian dia langsung melanjutkan kalimatnya. "Semalem gue berantem, dia ngatain gue pramuria karna sering keluar malem. Abis gitu, kita ribut, dia hampir mau mukul gue, yaudah, kita udahan. Terus gue nongkrong sama temen-temen cewe gue deh malemnya", jelas dia.


Gue diam sejenak, lalu, "Van, lo kan ga punya temen cewe", ucap gue pelan. "Temen lo bukannya cuma gue doang", lanjut gue.

"Eh sembarangan! Ada yaa! Ga gue kenalin ke lo aja!", pekik dia sambil mengibaskan rambut pendeknya.

"Bah, kenape ga lo kenalin ke gue?", tanya gue penasaran

"No, no, no. Bahaya!"

"Gue kan penuh dengan kasih sayang dan perkasa"

"Engga! Lo engasan!", sanggah dia.

"Nagih tapi kan?? Sampe tadi siang lo rela dateng ke kos gue terus minta ke gueee", goda gue.

"Peng ah!", ucap Vany malu.

"Hahahaha", ketawa puas.


Kita habiskan waktu di rooftop cukup lama. Sudah hampir 2 jam berlalu. Vany menjelaskan secara detail kenapa dia akhirnya putus dengan pacarnya. Dan gue cuma bisa mendengarkan dengan seksama dalam diam diselingi dengan sedikit anggukan-anggukan kecil.

"Jadi gitu Peng ceritanya", ucap Vany mengakhiri ceritanya.


Gue pun cuma mengangguk-angguk tanda mengerti. Padahal gue ga peduli sama sekali dengan ceritanya. Gue udah sering peringatkan dia soal pacarnya itu, tapi dia ga pernah mau percaya.

"Jangan diem aja Peng ih! Tanggepin kek! Apa kek! Daritadi diem aja dengerin gue ngomong, emangnya gue pengumuan toa masjid!", omel Vany.

"Hahaha"

"Ketawa aja lo! Ngomong Nice Info Gan, gue tonjok lo yaa", lanjut dia

"Hahaha, baru mau gue ngomong gitu, lo tau gue banget Van"

"Peng ih!!", makin ngomel dia sambil cubit lengan gue manja.

"Hahaha"


Vany merengut karena gue cuma diem aja mendengarkan dia cerita. Bukannya cewe lebih suka didengar ya? Daripada harus diberi masukan?


Gue bakar sebatang rokok sembari menatap langit Jakarta yang sudah gelap. Terbersitlah sebuah ide yang cukup gila.

"Van, lo single, gue single", ucap gue pelan dengan tatapan kosong ke arah langit.

"Hah??", tanya dia bingung sambil mengernyitkan dahinya ke arah gue.

"Mau coba ga?", tanya gue lagi.

"Hah? Maksud lo?", Vany makin bingung.

"Lo masih ngekos di Serpong?", lanjut gue nanya tanpa memperdulikan pertanyaan Vany

"Masih", jawabnya makin bingung dengan maksud gue.

"Tinggal bareng mau ga?", ajak gue sambil mengalihkan pandangan gue ke Vany.

Vany pun hanya terdiam menatap gue dengan raut wajah penuh kebingungan.

"Gue kesepian Van", lanjut gue pelan.

"..."

***

saputra030090
quickplay
oktavp
oktavp dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.