- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#217
Chapter 138
Quote:
Hujan turun semakin deras, membuat area yang gersang menjadi hidup kembali. Kilat saling menyambar, membuat malam tidak terlalu gelap. Sosok berwarna merah menyala itu terus mengeluarkan uapnya, air tidak sanggup untuk menyentuh tubuhnya yang dibakar oleh emosi. Sementara itu kombo duo terkuat di antara monster buatan masih berdiri tegap. Jika kalah, maka tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain kembali menjadi sosok yang dikendalikan dan patuh.
Kumbang perak memulai serangannya dengan menebas es berbentuk sabit ke arah monster merah. Rintik air yang mengenai permukaannya membuat sabit es ini bergerigi dan berwujud lebih seram. Namun serangan payah seperti itu dapat dihempaskan dengan mudah, menjadi sebuah uap yang lenyap terkena paparan air yang melimpah. Lalu sebuah bongkahan emas dilemparkan, bergerak sangat cepat hingga membuat sang target mau tidak mau harus menghindarinya. Kesempatan ini digunakan oleh Dr. Geere sang kumbang perak untuk mendekat.
“Tidak bisa dari jarak sejauh ini, aku harus mendekat,” ucapnya sambil terbang dengan pedangnya yang bersinar.
Untuk membantu pergerakannya, Wayne sang kumbang emas terus menerus melempar balok dengan ukuran besar, untuk mengalihkan pandangan komandan.
“Apakah kali ini rencananya akan berhasil?” sedikit kekhawatiran muncul dari benak Wayne. Kali ini ia mempercayakan semuanya pada Dr. Geere yang mempunyai sebuah rencana untuk melawan sosok panas yang mengerikan itu.
Sang komandan mulai menyadari bahwa Dr. Geere mulai mendekat. Namun dirinya masih jumawa dan membiarkan mantan pekerjanya itu untuk mendekatinya. “Datanglah!” ucapnya penuh percaya diri dengan uap yang makin menebal keluar dari badannya.
Ketika semakin mendekat, Dr. Geere membuka telapak tangan kirinya yang tidak memegang pedang. Kemudian dirinya berhenti dan melayang di udara. Dari telapak tangannya keluar hawa dingin dan seketika muncul balok es besar yang tebal dan mengurung komandan ditengahnya.
“Balok es!” ucap Wayne yang terkejut. “bagaimana bisa?”
“WAYNE! SEKARANG!” teriak Dr. Geere dari atas memanggil Wayne untuk melakukan serangan.
Komandan Gert terkurung di tengah-tengah es balok yang tebal, meskipun masih bisa menggerakan badannya karena es itu tidak mampu menyentuhnya karena sangat panas, tetap saja ketebalan yang cukup ditambah hawa dingin dan juga air hujan yang deras mampu membuat balok ini stabil. Dr. Geere sangat tahu bagaimana memanfaatkan alam dan juga kemampuan alami dirinya untuk menghadapi kekuatan komandan Gert yang dirasa sangat mustahil dikalahkan.
Wayne terbang dengan kekuatan penuh, menghampiri Dr. Geere yang masih melayang di udara menahan baloknya agar tetap terjaga.
“Wayne, serang komandan di bagian kepalanya, kau harus cepat karena aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi,” ucap Dr. Geere menunjukan bahwa keadaannya tetap genting meskipun terlihat mereka sedang unggul.
“Baiklah! Serahkan padaku!” Wayne membawa pedangnya yang bersinar, lalu Dr. Geere membuka celah sedikit di balok esnya, kesempatan ini diambil oleh komandan dengan membuat dirinya semakin panas, uap yang muncul pun mulai menghalangi pemandangan.
“cih!”
Balok es mulai retak, celah kecil yang dibuka menyebabkan kestabilannya terganggu. Satu serangan dari Wayne harusnya berhasil, jika tidak maka akan lebih sulit kedepannnya. Nafas panjang diambil, ia memejamkan mata tajamnya. Suara rintik air hujan yang turun mulai hilang secara perlahan, lalu menjadi sangat sunyi. Wayne memfokuskan pikirannya agar pedang yang diluncurkan nantinya akan tepat mengenai sasaran. Meskipun celah yang dibuka sudah mengarah ke target, uap yang menutup pandangan tetap menyulitkan.
Wayne membuka matanya, punggungnya ditarik ke belakang sekuat tenaga sambil memegang pedang emasnya. Lalu seperti anak panah yang diluncurkan dari busurnya, pedang emas milik Wayne melesat bagai kilat. Cahayanya bahkan membuat jalur tersendiri di tengah-tengah balok es yang tebal, lalu membelah kepulan uap yang mengepul dan tepat mengenai sasaran. Kepala komandan tertembus pedang emas yang tertusuk dalam.
“A…APA?!” ketidak kepercayaan muncul dari dalam dirinya, pedang yang menancap ini tidak setebal balok-balok emas yang sebelumnya dilemparkan oleh Wayne. Mestinya dengan panas tubuhnya, pedang emas ini akan meleleh, tetapi hasilnya malah lain, pedang itu dengan mantapnya menancap. Matanya kembali melihat ke arah Dr. Geere. “sial…ternyata kau….”
“Gunung api bawah laut saja tidak bisa meraih panas yang maksimal, sepertinya hujan deras dan balok es tebal yang kubuat berhasil membuat tubuhnya menjadi lebih hangat!” Dr. Geere memecah balok es tebalnya menjadi butiran-butiran air, lalu diubah kembali bentuknya menjadi es-es kecil tajam yang langsung menghujam seluruh tubuh kumbang panas yang menyala merah itu.
Tubuh komandan dipenuhi oleh es-es tajam yang bermekaran layaknya bunga mawar. Dirinya bahkan tidak sanggup untuk membuat leleh es-es itu. Hujan yang belum reda dan hawa daerah pegunungan yang semakin dingin juga malah membuat es nya semakin terjaga, melayang di udara terkunci rapat tidak bisa bergerak. Dengan sisa kekuatan yang ada, Dr. Geere membuat sebuah pedang es berukuran besar hingga membelah langit malam yang gelap.
“Wayne! Aku minta bantuanmu!” ucap Dr. Geere, “lapisi pedangku ini dengan emas yang kau miliki, akan kuhancurkan monster menjijikan itu sekarang juga!” tambahnya berapi-api.
“Ah…aku mengerti,” dengan sekali sentuhan saja, pedang es milik Dr. Geere berubah menjadi warna emas dan sekarang menyala terang.
“Apa…kau yakin?” ucap komandan Gert. “jika aku mati, maka kalian juga akan musnah!” sambil tertawa terbahak-bahak.
Seperti yang diketahui, komandan Gert memindahkan indukan monster kumbang di daerah jantungnya menjadi di daerah otaknya. Sehingga ketika tertancap pedang emas milik Wayne, fungsi tubuhnya menjadi tidak stabil yang mengakibatkan suhu tubuhnya menjadi semakin menurun karena tidak bisa memfokuskan diri untuk mengaktifkan kekuatannya. Bahkan kekuatan yang begitu dashyat pun dapat dikalahkan dengan menggunakan kepintaran.
Tidak ada lagi keraguan dalam diri Dr. Geere maupun Wayne, begitu juga dengan rekan yang lainnya. Sejatinya mereka semua adalah sebuah boneka yang dikendalikan oleh seseorang, tidak mempunyai jiwa dan akal pikiran. Kematian tragis yang dialami sebelumnya menjadi sebuah perbandingan, bahwa yang mereka lakukan sangatlah sepadan dengan hasil akhir yang diharapkan, yaitu untuk menuntaskan semua kengerian ini.
“ARGH!!” satu tebasan membelah tubuh komandan Gert menjadi dua, mulai dari atas kepala hingga bawah. Semua akibat terlalu mendewakan kekuatannya dan meremehkan lawan.
Wayne melihat ada yang tidak beres, ketika tubuh komandan mulai mengeluarkan sinar dari dalam tubuhnya. “Tubuhnya meledak?” tidak ingin efek ledakannya berakibat fatal, ia membuat bola emas berukuran besar dan menjebak komandan didalamnya.
Ledakan besar tidak bisa dihindarkan, meskipun sudah menjebaknya di dalam. Bola emas itu tidak sanggup menahannya dan akhirnya pecah, sinar putih menyilaukan menjadi hal terakhir yang dilihat baik oleh Wayne dan juga Dr. Geere. Mayat-mayat monster yang berserakan mulai terkikis menjadi debu saat fajar mulai menampakan dirinya. Pertarungan besar yang dilakukan diam-diam itu pun selesai sudah dengan meninggalkan banyak korban yang sudah mati sebelumnya.
Semua ide, cita-cita yang didambakan pun sirna menjadi kenangan buruk yang tidak banyak diketahui orang-orang. Serangan monster yang sempat menghebohkan dijadikan bahan cerita dongeng pengantar tidur oleh para orang tua agar anak-anaknya tidak nakal dan cepat untuk memejamkan mata di waktu malam. Sisi lainnya, peperangan pun berakhir setelah banyak pihak yang tersadarkan bahwa kegiatan egois yang mereka lakukan selama ini tidak membawa keuntungan apapun selain penderitaan bagi rakyat yang bahkan tidak sanggup mengangkat senjata.
Kumbang perak memulai serangannya dengan menebas es berbentuk sabit ke arah monster merah. Rintik air yang mengenai permukaannya membuat sabit es ini bergerigi dan berwujud lebih seram. Namun serangan payah seperti itu dapat dihempaskan dengan mudah, menjadi sebuah uap yang lenyap terkena paparan air yang melimpah. Lalu sebuah bongkahan emas dilemparkan, bergerak sangat cepat hingga membuat sang target mau tidak mau harus menghindarinya. Kesempatan ini digunakan oleh Dr. Geere sang kumbang perak untuk mendekat.
“Tidak bisa dari jarak sejauh ini, aku harus mendekat,” ucapnya sambil terbang dengan pedangnya yang bersinar.
Untuk membantu pergerakannya, Wayne sang kumbang emas terus menerus melempar balok dengan ukuran besar, untuk mengalihkan pandangan komandan.
“Apakah kali ini rencananya akan berhasil?” sedikit kekhawatiran muncul dari benak Wayne. Kali ini ia mempercayakan semuanya pada Dr. Geere yang mempunyai sebuah rencana untuk melawan sosok panas yang mengerikan itu.
Sang komandan mulai menyadari bahwa Dr. Geere mulai mendekat. Namun dirinya masih jumawa dan membiarkan mantan pekerjanya itu untuk mendekatinya. “Datanglah!” ucapnya penuh percaya diri dengan uap yang makin menebal keluar dari badannya.
Ketika semakin mendekat, Dr. Geere membuka telapak tangan kirinya yang tidak memegang pedang. Kemudian dirinya berhenti dan melayang di udara. Dari telapak tangannya keluar hawa dingin dan seketika muncul balok es besar yang tebal dan mengurung komandan ditengahnya.
“Balok es!” ucap Wayne yang terkejut. “bagaimana bisa?”
“WAYNE! SEKARANG!” teriak Dr. Geere dari atas memanggil Wayne untuk melakukan serangan.
Komandan Gert terkurung di tengah-tengah es balok yang tebal, meskipun masih bisa menggerakan badannya karena es itu tidak mampu menyentuhnya karena sangat panas, tetap saja ketebalan yang cukup ditambah hawa dingin dan juga air hujan yang deras mampu membuat balok ini stabil. Dr. Geere sangat tahu bagaimana memanfaatkan alam dan juga kemampuan alami dirinya untuk menghadapi kekuatan komandan Gert yang dirasa sangat mustahil dikalahkan.
Wayne terbang dengan kekuatan penuh, menghampiri Dr. Geere yang masih melayang di udara menahan baloknya agar tetap terjaga.
“Wayne, serang komandan di bagian kepalanya, kau harus cepat karena aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi,” ucap Dr. Geere menunjukan bahwa keadaannya tetap genting meskipun terlihat mereka sedang unggul.
“Baiklah! Serahkan padaku!” Wayne membawa pedangnya yang bersinar, lalu Dr. Geere membuka celah sedikit di balok esnya, kesempatan ini diambil oleh komandan dengan membuat dirinya semakin panas, uap yang muncul pun mulai menghalangi pemandangan.
“cih!”
Balok es mulai retak, celah kecil yang dibuka menyebabkan kestabilannya terganggu. Satu serangan dari Wayne harusnya berhasil, jika tidak maka akan lebih sulit kedepannnya. Nafas panjang diambil, ia memejamkan mata tajamnya. Suara rintik air hujan yang turun mulai hilang secara perlahan, lalu menjadi sangat sunyi. Wayne memfokuskan pikirannya agar pedang yang diluncurkan nantinya akan tepat mengenai sasaran. Meskipun celah yang dibuka sudah mengarah ke target, uap yang menutup pandangan tetap menyulitkan.
Wayne membuka matanya, punggungnya ditarik ke belakang sekuat tenaga sambil memegang pedang emasnya. Lalu seperti anak panah yang diluncurkan dari busurnya, pedang emas milik Wayne melesat bagai kilat. Cahayanya bahkan membuat jalur tersendiri di tengah-tengah balok es yang tebal, lalu membelah kepulan uap yang mengepul dan tepat mengenai sasaran. Kepala komandan tertembus pedang emas yang tertusuk dalam.
“A…APA?!” ketidak kepercayaan muncul dari dalam dirinya, pedang yang menancap ini tidak setebal balok-balok emas yang sebelumnya dilemparkan oleh Wayne. Mestinya dengan panas tubuhnya, pedang emas ini akan meleleh, tetapi hasilnya malah lain, pedang itu dengan mantapnya menancap. Matanya kembali melihat ke arah Dr. Geere. “sial…ternyata kau….”
“Gunung api bawah laut saja tidak bisa meraih panas yang maksimal, sepertinya hujan deras dan balok es tebal yang kubuat berhasil membuat tubuhnya menjadi lebih hangat!” Dr. Geere memecah balok es tebalnya menjadi butiran-butiran air, lalu diubah kembali bentuknya menjadi es-es kecil tajam yang langsung menghujam seluruh tubuh kumbang panas yang menyala merah itu.
Tubuh komandan dipenuhi oleh es-es tajam yang bermekaran layaknya bunga mawar. Dirinya bahkan tidak sanggup untuk membuat leleh es-es itu. Hujan yang belum reda dan hawa daerah pegunungan yang semakin dingin juga malah membuat es nya semakin terjaga, melayang di udara terkunci rapat tidak bisa bergerak. Dengan sisa kekuatan yang ada, Dr. Geere membuat sebuah pedang es berukuran besar hingga membelah langit malam yang gelap.
“Wayne! Aku minta bantuanmu!” ucap Dr. Geere, “lapisi pedangku ini dengan emas yang kau miliki, akan kuhancurkan monster menjijikan itu sekarang juga!” tambahnya berapi-api.
“Ah…aku mengerti,” dengan sekali sentuhan saja, pedang es milik Dr. Geere berubah menjadi warna emas dan sekarang menyala terang.
“Apa…kau yakin?” ucap komandan Gert. “jika aku mati, maka kalian juga akan musnah!” sambil tertawa terbahak-bahak.
Seperti yang diketahui, komandan Gert memindahkan indukan monster kumbang di daerah jantungnya menjadi di daerah otaknya. Sehingga ketika tertancap pedang emas milik Wayne, fungsi tubuhnya menjadi tidak stabil yang mengakibatkan suhu tubuhnya menjadi semakin menurun karena tidak bisa memfokuskan diri untuk mengaktifkan kekuatannya. Bahkan kekuatan yang begitu dashyat pun dapat dikalahkan dengan menggunakan kepintaran.
Tidak ada lagi keraguan dalam diri Dr. Geere maupun Wayne, begitu juga dengan rekan yang lainnya. Sejatinya mereka semua adalah sebuah boneka yang dikendalikan oleh seseorang, tidak mempunyai jiwa dan akal pikiran. Kematian tragis yang dialami sebelumnya menjadi sebuah perbandingan, bahwa yang mereka lakukan sangatlah sepadan dengan hasil akhir yang diharapkan, yaitu untuk menuntaskan semua kengerian ini.
“ARGH!!” satu tebasan membelah tubuh komandan Gert menjadi dua, mulai dari atas kepala hingga bawah. Semua akibat terlalu mendewakan kekuatannya dan meremehkan lawan.
Wayne melihat ada yang tidak beres, ketika tubuh komandan mulai mengeluarkan sinar dari dalam tubuhnya. “Tubuhnya meledak?” tidak ingin efek ledakannya berakibat fatal, ia membuat bola emas berukuran besar dan menjebak komandan didalamnya.
Ledakan besar tidak bisa dihindarkan, meskipun sudah menjebaknya di dalam. Bola emas itu tidak sanggup menahannya dan akhirnya pecah, sinar putih menyilaukan menjadi hal terakhir yang dilihat baik oleh Wayne dan juga Dr. Geere. Mayat-mayat monster yang berserakan mulai terkikis menjadi debu saat fajar mulai menampakan dirinya. Pertarungan besar yang dilakukan diam-diam itu pun selesai sudah dengan meninggalkan banyak korban yang sudah mati sebelumnya.
Semua ide, cita-cita yang didambakan pun sirna menjadi kenangan buruk yang tidak banyak diketahui orang-orang. Serangan monster yang sempat menghebohkan dijadikan bahan cerita dongeng pengantar tidur oleh para orang tua agar anak-anaknya tidak nakal dan cepat untuk memejamkan mata di waktu malam. Sisi lainnya, peperangan pun berakhir setelah banyak pihak yang tersadarkan bahwa kegiatan egois yang mereka lakukan selama ini tidak membawa keuntungan apapun selain penderitaan bagi rakyat yang bahkan tidak sanggup mengangkat senjata.
senggolbacok83 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas