- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#214
Chapter 137
Quote:
Komandan sudah muncul di depan mata, keadaan semakin tidak menentu bagi kelompok pembelot. Mata merahnya semakin memanas, auranya semakin menjadi gelap setelah melihat dari jauh Dr. Geere dan juga Wayne terkapar tidak berdaya. Ferdinand bergidik ngeri, yang dilakukan pertama kali adalah keluar dari goa untuk melawan komandan dengan kekuatan yang dimilikinya. Tidak lupa dinding pelindung dari cairan racun dari tubuhnya dikeluarkan untuk tetap menjaga Dr. George yang sedang melakukan penyembuhan.
"Kami sudah tutup, datang lain kali….,” canda Ferdinand dalam keadaan mencekam seperti saat ini.
Komandan tersenyum, “Sejujurnya aku lebih suka dengan sikapmu seperti ini, tidak seperti dahulu. Layaknya anjing yang patuh terhadap tuannya, mereka juga suka menjilat. Jadi, sebelum terlambat. Bergabung bersamaku lagi, kita kuasai dunia ini…,” ajakan yang sangat menggiurkan, Ferdinand bisa tetap hidup dan kemungkinan terbesarnya, dengan komandan mereka akan menguasai dunia.
“Maaf, aku tidak bisa. Kekacauan ini harus segera diselesaikan,” Ferdinand melempar racun-racun yang sudah dibentuk seperti gelembung bola-bola sabun.
Sama seperti semua serangan yang telah dilakukan sebelumnya oleh rekan-rekannya, belum sampai menyentuh tubuh komandan, mereka semua musnah tidak tersisa. Ferdinand berpikir untuk menjauhkan komandan dari mulut gua ini, tetapi tidak mungkin menariknya jika serangan jarak jauh tadi saja sama sekali tidak bisa diandalkan.
Komandan berjalan pelan, tidak ingin berburu-buru. Percaya dirinya semakin menggila karena kekuatan baru yang dimilikinya. Saat baru melangkah sedikit, sebuah tali datang dan langsung mengikat leher komandan dengan erat. Tali itu terbakar hebat, dari warnanya yang ke perunggu-perungguan. Sudah pasti yang melakukannya adalah Marco.
“Cih, datang lagi pengganggu…,” dengan santai komandan menarik talinya, sosok Marco ikut terbawa.
Dalam kesempatan ini, Ferdinand mengeluarkan cairan racunnya dalam intensitas yang besar, bagaikan ombak di tengah lautan.
“Hm?” uap keluar deras saat ombak racun itu datang, masih belum menyentuh tubuh komandan.
Marco yang tertarik melepaskan dirinya sendiri dengan memutus tali yang dibuatnya, tetapi dirinya masih terbawa kekuatan tarikan dari komandan. Di saat seperti itu, ia mengeluarkan dua buah granat yang disimpan di balik tubuhnya.
“Trik murahan lagi?” komandan menghempaskan hawa panasnya, ombak cairan racun musnah dan granat yang dilemparkan meledak , menghasilkan kepulan asap yang kuat. “asap ini kan kujadikan---“ matanya melirik, melihat Ferdinand dengan tubuh terbakarnya.
“Pengalihan yang bagus!” Ferdinand mengeluarkan seluruh racun yang ada ditubuhnya, memaksanya untuk menyentuh komandan.
Komandan berpikir cepat dengan terbang menggunakan kedua sayapnya, dengan ini serangan Ferdinand bisa dihindari. Namun momen ini sudah ditunggu oleh Marco, meriam-meriam lainnya bermunculan menyerbu tubuh komandan. Ledakan besar terjadi lagi, membuat kepulan asap yang sangat kebal hingga membuat tubuh komandan yang menyala di kegelapan malam pun tidak nampak.
“ARGH!” seketika asap menghilang bersamaan dengan teriakan komandan yang meraung seantero hutan di pegunungan ini.
“Bagaimana selanjutnya?” tanya Ferdinand yang sudah bergabung dengan Marco.
“Aku akan mengeluarkan lagi,” Marco goyah, perlahan tubuh monsternya terkikis. “sudah mencapai batasnya kah?”
“Seandainya kita memiliki kekuatan yang setara dengan prof dan juga Wayne….,” Ferdinand mengeluh.
“Komandan itu orang yang cerdas, tidak mungkin ia memberikan kekuatan hebatnya kepada seluruh pasukannya. Mungkin Wayne dan Dr. Geere memiliki sesuatu yang ternilai di mata komandan, hingga mereka berdua lah yang terpilih,” jelas Marco. “sekarang yang harus kita fokuskan adalah….” Sosok komandan menghantam tanah dengan sangat keras.
“Aku sudah bosan bermain dengan kalian berdua,” cakarnya menebas tubuh Ferdinand dan juga Marco, memotongnya menjadi lima bagian. “lingkaran api akan membuat kalian tetap terjaga, jadi siapa yang lebih duluan hangus?” tanya komandan sebelum pergi meninggalkan bekas pasukannya itu.
Di dalam goa, Dr. George masih terus berupaya melakukan apapun yang ia bisa. Hingga akhirnya seluruh kekuatannya digunakan untuk mempercepat pemulihan Dr. Geere dan juga Wayne. Perbuatannya itu membuat Dr. George langsung kembali ke bentuk manusianya, tubuhnya terkapar tidak berdaya. Sementara itu komandan sudah berdiri di mulut gua yang tertutupi racun dari Ferdinand. Hanya sekali sentuhan dinding racun itu mulai meleleh. Ketika komandan ingin masuk, sebuah balok emas berukuran besar menghantamnya tanpa permisi.
“Kamu sudah melakukan yang terbaik Dr. George,” Dr. Geere yang sudah kembali dalam bentuk kesatrianya itu menutup tubuh Dr. George dengan jubah dari baju tempurnya. “beristirahatlah sejenak…,” lalu menatap ke arah Wayne.
“Tidak boleh lagi ada kesalahan, ini pertempuran hidup dan mati,” ucap Wayne yang diikuti oleh anggukan dari Dr. Geere.
Komandan terpental, serangan Wayne itu masih bisa menghempas tubuhnya hingga jauh. Namun komandan tidak merasakan apapun, perasaannya hanya seperti didorong oleh seseorang hingga terjatuh.
“Boleh juga, tapi tidak ada apa-apanya,” masih dengan kepercayaan yang tinggi.
Warna tubuh Dr. Geere dan juga Wayne yang bersinar menjadi saingan bagi komandan. Mereka menyinari hutan yang gelap gulita, satu membawa sinar kematian sedangkan dua lainnya membawa sinar harapan. Dr. Geere tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, ia menebaskan es-es ke langit, lalu salju mulai turun. Tujuannya adalah untuk membuat lingkungan sekitarnya dingin, dan juga suhu dingin semakin menambah kekuatannya.
“Hujan salju deras, tidak akan merubah apapun…,” salju yang berjatuhan berubah menjadi air lalu menguap ke angkasa.
Monster kumbang berwarna emas dan perak menyala itu saling melirik membuat suatu isyarat lalu menyerang komandan dalam waktu yang bersamaan. Wayne berada di garis depan, karena balok emasnya terbukti sekali mampu menahan panas komandan yang diklaim sepanas matahari. Sedangkan Dr. Geere menguatkan rekannya itu dengan memberinya lapisan tambahan berupa hawa dingin yang tipis menyelimuti tubuh.
Balok-balok besar berwarna emas mondar-mandir bagaikan kendaraan umum di jalanan. Komandan bergerak cepat untuk tidak terkena serangan tersebut. Tebasan-tebasan es yang dibuat oleh Dr. Geere turut membantu penyerangan, namun es nya tidak begitu kuat. Mereka seketika menjadi uap yang mengapung ke angkasa. Komandan juga sesekali dalam tiap kesempatan melemparkan miniatur mataharinya dengan kecepatan tinggi. Meskipun mampu menghindar namun hawa panasnya masih terasa, bahkan sedikit membakar kulit.
“Apa kau yakin rencana ini bisa berhasil?” tanya Wayne.
“Kita coba dulu, karena kekuatanku lebih bersahabat dengan elemen air…,” jawab Dr. Geere.
Hujan salju dadakan mampu mematikan lingkaran api yang menjebak Ferdinand dan juga Marco. Tubuh mereka mulai tumbuh menggunakan sel monster yang berada dalam sel darah mereka. Jika pemulihannya berlangsung cepat, kekuatan kubu pembelot kemungkinan bertambah dengan hadirnya kumbang hitam dan juga kumbang perunggu.
Jual beli serangan masih terjadi, lahan hutan yang rusak akibat serangan komandan pun semakin meluas. Miniatur matahari yang mengenai tanah pun membuat suhu menjadi lebih hangat. Sedangkan serangan balok emas belum bisa melumpuhkan komandan. Dr. Geere hanya bisa membantu Wayne untuk menguatkan serangannya. Tiba-tiba gemuruh petir terdengar luas, tetapi tidak sampai membangunkan Dr. George yang tidak sadarkan diri.
Rintik-rintik hujan mulai turun, mengganti salju putih yang tadi sempat meramaikan suasana. Rintik hujan bersatu membuatnya menjadi deras, suhu pegunungan pun otomatis menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Intensitas hujan yang besar juga memaksa komandan untuk ikut merasakan air yang jatuh, beberapa menolak untuk menyolek tubuhnya.
“Menurutmu hujan bisa meredamkan panas tubuhku?” tanya komandan.
“Aku tidak bermaksud menggunakan hujan untuk membuat tubuhmu menjadi lebih hangat, tapi hujan ini yang akan menjadi hujan terakhir yang kau lihat….,” ucap Dr. Geere, sedangkan reaksi komandan mengejeknya karena kepercayaan diri seperti itu malah membuatnya terjatuh sama seperti sebelumnya.
Wayne merasakan hawa yang semakin dingin karena berdiri didekat ilmuwan nomor satu itu, “Menggunakan alam untuk membuat kekuatannya bertambah, lagi-lagi otakku tidak sampai tuk ke arah sana…,” puji Wayne.
"Kami sudah tutup, datang lain kali….,” canda Ferdinand dalam keadaan mencekam seperti saat ini.
Komandan tersenyum, “Sejujurnya aku lebih suka dengan sikapmu seperti ini, tidak seperti dahulu. Layaknya anjing yang patuh terhadap tuannya, mereka juga suka menjilat. Jadi, sebelum terlambat. Bergabung bersamaku lagi, kita kuasai dunia ini…,” ajakan yang sangat menggiurkan, Ferdinand bisa tetap hidup dan kemungkinan terbesarnya, dengan komandan mereka akan menguasai dunia.
“Maaf, aku tidak bisa. Kekacauan ini harus segera diselesaikan,” Ferdinand melempar racun-racun yang sudah dibentuk seperti gelembung bola-bola sabun.
Sama seperti semua serangan yang telah dilakukan sebelumnya oleh rekan-rekannya, belum sampai menyentuh tubuh komandan, mereka semua musnah tidak tersisa. Ferdinand berpikir untuk menjauhkan komandan dari mulut gua ini, tetapi tidak mungkin menariknya jika serangan jarak jauh tadi saja sama sekali tidak bisa diandalkan.
Komandan berjalan pelan, tidak ingin berburu-buru. Percaya dirinya semakin menggila karena kekuatan baru yang dimilikinya. Saat baru melangkah sedikit, sebuah tali datang dan langsung mengikat leher komandan dengan erat. Tali itu terbakar hebat, dari warnanya yang ke perunggu-perungguan. Sudah pasti yang melakukannya adalah Marco.
“Cih, datang lagi pengganggu…,” dengan santai komandan menarik talinya, sosok Marco ikut terbawa.
Dalam kesempatan ini, Ferdinand mengeluarkan cairan racunnya dalam intensitas yang besar, bagaikan ombak di tengah lautan.
“Hm?” uap keluar deras saat ombak racun itu datang, masih belum menyentuh tubuh komandan.
Marco yang tertarik melepaskan dirinya sendiri dengan memutus tali yang dibuatnya, tetapi dirinya masih terbawa kekuatan tarikan dari komandan. Di saat seperti itu, ia mengeluarkan dua buah granat yang disimpan di balik tubuhnya.
“Trik murahan lagi?” komandan menghempaskan hawa panasnya, ombak cairan racun musnah dan granat yang dilemparkan meledak , menghasilkan kepulan asap yang kuat. “asap ini kan kujadikan---“ matanya melirik, melihat Ferdinand dengan tubuh terbakarnya.
“Pengalihan yang bagus!” Ferdinand mengeluarkan seluruh racun yang ada ditubuhnya, memaksanya untuk menyentuh komandan.
Komandan berpikir cepat dengan terbang menggunakan kedua sayapnya, dengan ini serangan Ferdinand bisa dihindari. Namun momen ini sudah ditunggu oleh Marco, meriam-meriam lainnya bermunculan menyerbu tubuh komandan. Ledakan besar terjadi lagi, membuat kepulan asap yang sangat kebal hingga membuat tubuh komandan yang menyala di kegelapan malam pun tidak nampak.
“ARGH!” seketika asap menghilang bersamaan dengan teriakan komandan yang meraung seantero hutan di pegunungan ini.
“Bagaimana selanjutnya?” tanya Ferdinand yang sudah bergabung dengan Marco.
“Aku akan mengeluarkan lagi,” Marco goyah, perlahan tubuh monsternya terkikis. “sudah mencapai batasnya kah?”
“Seandainya kita memiliki kekuatan yang setara dengan prof dan juga Wayne….,” Ferdinand mengeluh.
“Komandan itu orang yang cerdas, tidak mungkin ia memberikan kekuatan hebatnya kepada seluruh pasukannya. Mungkin Wayne dan Dr. Geere memiliki sesuatu yang ternilai di mata komandan, hingga mereka berdua lah yang terpilih,” jelas Marco. “sekarang yang harus kita fokuskan adalah….” Sosok komandan menghantam tanah dengan sangat keras.
“Aku sudah bosan bermain dengan kalian berdua,” cakarnya menebas tubuh Ferdinand dan juga Marco, memotongnya menjadi lima bagian. “lingkaran api akan membuat kalian tetap terjaga, jadi siapa yang lebih duluan hangus?” tanya komandan sebelum pergi meninggalkan bekas pasukannya itu.
Di dalam goa, Dr. George masih terus berupaya melakukan apapun yang ia bisa. Hingga akhirnya seluruh kekuatannya digunakan untuk mempercepat pemulihan Dr. Geere dan juga Wayne. Perbuatannya itu membuat Dr. George langsung kembali ke bentuk manusianya, tubuhnya terkapar tidak berdaya. Sementara itu komandan sudah berdiri di mulut gua yang tertutupi racun dari Ferdinand. Hanya sekali sentuhan dinding racun itu mulai meleleh. Ketika komandan ingin masuk, sebuah balok emas berukuran besar menghantamnya tanpa permisi.
“Kamu sudah melakukan yang terbaik Dr. George,” Dr. Geere yang sudah kembali dalam bentuk kesatrianya itu menutup tubuh Dr. George dengan jubah dari baju tempurnya. “beristirahatlah sejenak…,” lalu menatap ke arah Wayne.
“Tidak boleh lagi ada kesalahan, ini pertempuran hidup dan mati,” ucap Wayne yang diikuti oleh anggukan dari Dr. Geere.
Komandan terpental, serangan Wayne itu masih bisa menghempas tubuhnya hingga jauh. Namun komandan tidak merasakan apapun, perasaannya hanya seperti didorong oleh seseorang hingga terjatuh.
“Boleh juga, tapi tidak ada apa-apanya,” masih dengan kepercayaan yang tinggi.
Warna tubuh Dr. Geere dan juga Wayne yang bersinar menjadi saingan bagi komandan. Mereka menyinari hutan yang gelap gulita, satu membawa sinar kematian sedangkan dua lainnya membawa sinar harapan. Dr. Geere tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, ia menebaskan es-es ke langit, lalu salju mulai turun. Tujuannya adalah untuk membuat lingkungan sekitarnya dingin, dan juga suhu dingin semakin menambah kekuatannya.
“Hujan salju deras, tidak akan merubah apapun…,” salju yang berjatuhan berubah menjadi air lalu menguap ke angkasa.
Monster kumbang berwarna emas dan perak menyala itu saling melirik membuat suatu isyarat lalu menyerang komandan dalam waktu yang bersamaan. Wayne berada di garis depan, karena balok emasnya terbukti sekali mampu menahan panas komandan yang diklaim sepanas matahari. Sedangkan Dr. Geere menguatkan rekannya itu dengan memberinya lapisan tambahan berupa hawa dingin yang tipis menyelimuti tubuh.
Balok-balok besar berwarna emas mondar-mandir bagaikan kendaraan umum di jalanan. Komandan bergerak cepat untuk tidak terkena serangan tersebut. Tebasan-tebasan es yang dibuat oleh Dr. Geere turut membantu penyerangan, namun es nya tidak begitu kuat. Mereka seketika menjadi uap yang mengapung ke angkasa. Komandan juga sesekali dalam tiap kesempatan melemparkan miniatur mataharinya dengan kecepatan tinggi. Meskipun mampu menghindar namun hawa panasnya masih terasa, bahkan sedikit membakar kulit.
“Apa kau yakin rencana ini bisa berhasil?” tanya Wayne.
“Kita coba dulu, karena kekuatanku lebih bersahabat dengan elemen air…,” jawab Dr. Geere.
Hujan salju dadakan mampu mematikan lingkaran api yang menjebak Ferdinand dan juga Marco. Tubuh mereka mulai tumbuh menggunakan sel monster yang berada dalam sel darah mereka. Jika pemulihannya berlangsung cepat, kekuatan kubu pembelot kemungkinan bertambah dengan hadirnya kumbang hitam dan juga kumbang perunggu.
Jual beli serangan masih terjadi, lahan hutan yang rusak akibat serangan komandan pun semakin meluas. Miniatur matahari yang mengenai tanah pun membuat suhu menjadi lebih hangat. Sedangkan serangan balok emas belum bisa melumpuhkan komandan. Dr. Geere hanya bisa membantu Wayne untuk menguatkan serangannya. Tiba-tiba gemuruh petir terdengar luas, tetapi tidak sampai membangunkan Dr. George yang tidak sadarkan diri.
Rintik-rintik hujan mulai turun, mengganti salju putih yang tadi sempat meramaikan suasana. Rintik hujan bersatu membuatnya menjadi deras, suhu pegunungan pun otomatis menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Intensitas hujan yang besar juga memaksa komandan untuk ikut merasakan air yang jatuh, beberapa menolak untuk menyolek tubuhnya.
“Menurutmu hujan bisa meredamkan panas tubuhku?” tanya komandan.
“Aku tidak bermaksud menggunakan hujan untuk membuat tubuhmu menjadi lebih hangat, tapi hujan ini yang akan menjadi hujan terakhir yang kau lihat….,” ucap Dr. Geere, sedangkan reaksi komandan mengejeknya karena kepercayaan diri seperti itu malah membuatnya terjatuh sama seperti sebelumnya.
Wayne merasakan hawa yang semakin dingin karena berdiri didekat ilmuwan nomor satu itu, “Menggunakan alam untuk membuat kekuatannya bertambah, lagi-lagi otakku tidak sampai tuk ke arah sana…,” puji Wayne.
senggolbacok83 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas