- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#212
Chapter 136
Quote:
Keadaan hutan pegunungan menjadi sangat rusak akibat ledakan dari tubuh komandan. Warna merah menyala di tengah kegelapan memberikan kesan ngeri bagi siapapun yang kebetulan melihatnya. Sosok Wayne maupun Dr. Geere tidak terlihat sama sekali, pekerjaan sudah usai bagi komandan. Namun ia tidak buru-buru untuk menutup kekuatannya, aliran yang mengalir deras didarahnya membuatnya tidak sanggup menahan. Bola-bola miniatur matahari berukuran bola tenis dilemparnya ke segala arah.
Ledakan-ledakan hebat nan menyilaukan membuat komandan semakin bergairah, “INI! kekuatan absolut yang tidak bisa dikalahkan!” pasukannya sudah habis, karena kekuatan yang dahsyat ini komandan berpikir untuk tidak lagi memerlukannya. “aku tidak perlu orang lain lagi, semua ini sudah bagiku menguasai negara ini, tidak…menguasai dunia!” di saat komandan sedang menikmati momen-momen indah dalam hidupnya. Sebuah bola meriam datang kearahnya, namun belum sampai bola meriam itu telah habis terbakar. “ah..Marco!”
Marco berdiri dengan kedua kakinya, dirinya sudah sepenuhnya pulih. “Pertarungan belum berakhir!” sahutnya.
“Percaya diri yang tinggi, sayangnya aku sudah tidak membutuhkan pesuruh,” lagi-lagi komandan mengeluarkan miniatur mataharinya, serangan yang mematikan itu beradu dengan bola meriam milik Marco. Hasilnya sudah terlihat jelas, Marco terkena ledakannya, terpental menuju barisan pepohonan yang tidak terkena dampak.
Komandan tertawa setengah mati melihat betapa mudahnya mengalahkan monster yang berasal dari darahnya langsung itu. Bahkan dirinya sama sekali tidak berkeringat mengeluarkan jurusnya itu. Karena kemunculan Marco yang dadakan itu, muncul di dalam benaknya untuk menguji kekuatan barunya itu, sambil menyiksa prajurit yang dulunya loyal terhadapnya.
“Marco….,” komandan berjalan pelan, matanya menyala berbanding lurus dengan nyala tubuhnya. Pepohonan yang dilewatinya hangus seketika tanpa sempat menjatuhkan sehelai daunnya.
Marco menderita luka bakar serius di bagian tubuh depannya, meskipun sempat menghindar dan tidak terkena serangan langsung. Tetapi efeknya masihlah sangat serius.
“Maniak itu, aku masih sangatlah lemah!” kesal dengan dirinya sendiri yang tidak mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.
Persenjataan kecil mulai dibuatnya, mulai dari pisau dan sejenisnya yang mudah dilempar dari jarak jauh. Membuat senjata api dapat membuat energinya terkuras lebih cepat, karena peluru yang diciptakan dari sel monster harus dibuat dalam jumlah ratusan mungkin lebih. Apapun akan dilakukannya untuk mengulur waktu sampai Dr. George selesai dengan tugasnya.
Satu buah pisau dilempar, lebih lemah dari bola meriam membuat benda itu langsung hangus tidak tersisa.
“Hei, ayolah, jangan banyak bercanda disituasi seperti ini…,” melihat dari arah datangnya pisau tadi, komandan sudah mengetahui di mana letak persembunyian Marco.
Marco tetap santai meskipun tahu komandan sedang melesat kearahnya, kedua mata itu bertemu. Lalu sebuah ledakan besar terdengar dan tercipta. Ranjau dan juga bom-bom yang sudah dibuat oleh Marco yang sudah dipersiapkan sebelumnya mampu menghadang komandan. Keluar dari asap-asap yang berubah menjadi hawa panas itu, komandan masih tersenyum. Baginya persenjataan ini hanyalah permainan anak-anak.
“Sampai kapan kau mau bersembunyi, sini hadapi aku….,” ucap komandan sambil melirik ke suatu arah.
“Cih!” Marco menyadari lagi tempatnya bersembunyi sudah terkuak, dua bola matahari menghampirinya. “serangan itu lagi,” dari jarak yang jauh, serangan itu dapat dihindarinya tanpa mengalami kesulitan. “ke mana la---,” kepalanya menadah ke atas, komandan yang menyala berhasil mengalihkan perhatiannya.
“Dapat kau!” tangannya yang besar berhasil mencengkram tanduk Marco. “boom!” tubuh Marco langsung terbakar dengan sendirinya. “teriaklah lebih besar…”
Rasa panas yang dirasakan oleh Marco dapat ditahannya, padahal panas yang dikeluarkan kali ini sangatlah besar bahkan komandan mengklaim bahwa dirinya adalah sebuah matahari yang berwarna merah. Namun entah trik apa yang digunakan oleh Marco hingga dapat bertahan, warna perunggu yang menyilaukan sudah menjadi hitam, tubuhya hangus.
“Hm, tidak musnah?” komandan terheran. “ah…seingatku ada dua ilmuwan yang kujadikan monster pilihan ini,” komandan melempar tubuh Marco menjauh.
Di lain tempat yang cukup jauh dari pertarungan Marco dan juga sang komandan. Berdiri Ferdinand yang sedang berjaga-jaga mengawasi keadaan sekitarnya. Selagi Dr. George sedang memulihkan keadaan Dr. Geere dan juga Wayne yang bentuknya sudah tidak karuan. Berada di sebuah gua alami yang terbentuk akibat peristiwa alam, ledakan-ledakan besar yang terdengar sampai gua tersebut membuat Ferdinand resah.
“Harusnya aku membantu Marco di sana!” ucapnya menyesal.
“Aku juga tidak mampu berbuat banyak, hanya inilah yang aku bisa,” meletakan dua tangannya pada masing-masing pasiennya, kekuatannya sudah tidak tersisa banyak lagi.
Ferdinand, Marco , dan juga Dr. Geoge berhasil selamat sebelumnya karena kekuatan dari Dr. Geere yang dilepaskan berupa es yang ternyata dapat menyembuhkan seseorang yang terperangkap didalamnya. Ketiganya berhasil pulih, dan tanpa disadarinya Dr. George mampu membangkitkan kekuatan besarnya. Berbeda dengan monster kumbang emas dan juga perak yang bangkit menjadi sosok kesatria petarung dengan bentuk gagah dan sebuah jubah panjang. Kekuatan Dr. George adalah menetralkan semua rasa sakit yang diterima dengan memasukan sel-sel monster dalam tubuh orang tersebut.
Inilah alasan mengapa Marco meskipun terbakar hangus tetapi tubuhnya tidak ikut hancur, karena rasa sakitnya terhenti di luar saja. Ini juga menjadi alasan mengapa Dr. Geere dan juga Wayne dapat diselamatkan. Mereka menyaksikan pertarungan yang mengerikan itu, namun tidak berani untuk mencoba masuk ke arena pertarungan. Takut kehadiran mereka malah membuat kerugian bagi monster kumbang emas dan perak itu.
Muncul sebuah ide dari Dr. George, yaitu dengan memberikan imun kepada rekannya itu. Terlebih lagi kedua rekannya yang lain sudah diberikan diawal. Pada saat momen komandan terkunci oleh Kristal es yang bermekaran, Dr. George mulai melakukan aksinya. Ia melesat terbang menghampiri kedua petarung itu. Hanya sayangnya ledakan besar terjadi, tubuh Dr. Geere yang hampir hancur berhasil diselamatkan ketika telapak tangan Dr. George berhasil meraihnya. Sedangkan Wayne yang berada dibelakang sudah diberikan sebelumnya.
Tubuh Dr. George yang seputih salju pun menjadi sangat hitam karena hangus terbakar, namun tubuhnya tidak hancur. Seperti layaknya ular, kulit-kulit yang rusak itu langsung tergantikan dengan kulit baru. Karena dahsyatnya efek serangan dari komandan, membuat kekuatan Dr. George hanya dapat bertahan dalam sekali serangan. Jika dirinya kembali terkena serangan semematikan itu, sudah dipastikan tidak ada lagi Dr. George di dunia ini.
Dari kelima monster yang dibuat langsung dari darah komandan, hanya tersisa Ferdinand yang memiliki imun penangkal semua jenis serangan. Dan musibah besar sedang menuju kearahnya, pemulihan yang dilakukan oleh Dr. George pun belum sampai tahap penuh. Hawa panas mulai terasa, itu pertanda bahwa kedatangan komandan semakin dekat.
“Belum juga?!” sahut Ferdinand.
“Sebentar lagi…,” angin yang bersuhu panas masuk ke pintu masuk goa, dari kejauhan sosok berwarna merah terang sudah menunggunya. Senyumnya yang lebar bahkan terlihat jelas di kegelapan malam.
Ledakan-ledakan hebat nan menyilaukan membuat komandan semakin bergairah, “INI! kekuatan absolut yang tidak bisa dikalahkan!” pasukannya sudah habis, karena kekuatan yang dahsyat ini komandan berpikir untuk tidak lagi memerlukannya. “aku tidak perlu orang lain lagi, semua ini sudah bagiku menguasai negara ini, tidak…menguasai dunia!” di saat komandan sedang menikmati momen-momen indah dalam hidupnya. Sebuah bola meriam datang kearahnya, namun belum sampai bola meriam itu telah habis terbakar. “ah..Marco!”
Marco berdiri dengan kedua kakinya, dirinya sudah sepenuhnya pulih. “Pertarungan belum berakhir!” sahutnya.
“Percaya diri yang tinggi, sayangnya aku sudah tidak membutuhkan pesuruh,” lagi-lagi komandan mengeluarkan miniatur mataharinya, serangan yang mematikan itu beradu dengan bola meriam milik Marco. Hasilnya sudah terlihat jelas, Marco terkena ledakannya, terpental menuju barisan pepohonan yang tidak terkena dampak.
Komandan tertawa setengah mati melihat betapa mudahnya mengalahkan monster yang berasal dari darahnya langsung itu. Bahkan dirinya sama sekali tidak berkeringat mengeluarkan jurusnya itu. Karena kemunculan Marco yang dadakan itu, muncul di dalam benaknya untuk menguji kekuatan barunya itu, sambil menyiksa prajurit yang dulunya loyal terhadapnya.
“Marco….,” komandan berjalan pelan, matanya menyala berbanding lurus dengan nyala tubuhnya. Pepohonan yang dilewatinya hangus seketika tanpa sempat menjatuhkan sehelai daunnya.
Marco menderita luka bakar serius di bagian tubuh depannya, meskipun sempat menghindar dan tidak terkena serangan langsung. Tetapi efeknya masihlah sangat serius.
“Maniak itu, aku masih sangatlah lemah!” kesal dengan dirinya sendiri yang tidak mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.
Persenjataan kecil mulai dibuatnya, mulai dari pisau dan sejenisnya yang mudah dilempar dari jarak jauh. Membuat senjata api dapat membuat energinya terkuras lebih cepat, karena peluru yang diciptakan dari sel monster harus dibuat dalam jumlah ratusan mungkin lebih. Apapun akan dilakukannya untuk mengulur waktu sampai Dr. George selesai dengan tugasnya.
Satu buah pisau dilempar, lebih lemah dari bola meriam membuat benda itu langsung hangus tidak tersisa.
“Hei, ayolah, jangan banyak bercanda disituasi seperti ini…,” melihat dari arah datangnya pisau tadi, komandan sudah mengetahui di mana letak persembunyian Marco.
Marco tetap santai meskipun tahu komandan sedang melesat kearahnya, kedua mata itu bertemu. Lalu sebuah ledakan besar terdengar dan tercipta. Ranjau dan juga bom-bom yang sudah dibuat oleh Marco yang sudah dipersiapkan sebelumnya mampu menghadang komandan. Keluar dari asap-asap yang berubah menjadi hawa panas itu, komandan masih tersenyum. Baginya persenjataan ini hanyalah permainan anak-anak.
“Sampai kapan kau mau bersembunyi, sini hadapi aku….,” ucap komandan sambil melirik ke suatu arah.
“Cih!” Marco menyadari lagi tempatnya bersembunyi sudah terkuak, dua bola matahari menghampirinya. “serangan itu lagi,” dari jarak yang jauh, serangan itu dapat dihindarinya tanpa mengalami kesulitan. “ke mana la---,” kepalanya menadah ke atas, komandan yang menyala berhasil mengalihkan perhatiannya.
“Dapat kau!” tangannya yang besar berhasil mencengkram tanduk Marco. “boom!” tubuh Marco langsung terbakar dengan sendirinya. “teriaklah lebih besar…”
Rasa panas yang dirasakan oleh Marco dapat ditahannya, padahal panas yang dikeluarkan kali ini sangatlah besar bahkan komandan mengklaim bahwa dirinya adalah sebuah matahari yang berwarna merah. Namun entah trik apa yang digunakan oleh Marco hingga dapat bertahan, warna perunggu yang menyilaukan sudah menjadi hitam, tubuhya hangus.
“Hm, tidak musnah?” komandan terheran. “ah…seingatku ada dua ilmuwan yang kujadikan monster pilihan ini,” komandan melempar tubuh Marco menjauh.
Di lain tempat yang cukup jauh dari pertarungan Marco dan juga sang komandan. Berdiri Ferdinand yang sedang berjaga-jaga mengawasi keadaan sekitarnya. Selagi Dr. George sedang memulihkan keadaan Dr. Geere dan juga Wayne yang bentuknya sudah tidak karuan. Berada di sebuah gua alami yang terbentuk akibat peristiwa alam, ledakan-ledakan besar yang terdengar sampai gua tersebut membuat Ferdinand resah.
“Harusnya aku membantu Marco di sana!” ucapnya menyesal.
“Aku juga tidak mampu berbuat banyak, hanya inilah yang aku bisa,” meletakan dua tangannya pada masing-masing pasiennya, kekuatannya sudah tidak tersisa banyak lagi.
Ferdinand, Marco , dan juga Dr. Geoge berhasil selamat sebelumnya karena kekuatan dari Dr. Geere yang dilepaskan berupa es yang ternyata dapat menyembuhkan seseorang yang terperangkap didalamnya. Ketiganya berhasil pulih, dan tanpa disadarinya Dr. George mampu membangkitkan kekuatan besarnya. Berbeda dengan monster kumbang emas dan juga perak yang bangkit menjadi sosok kesatria petarung dengan bentuk gagah dan sebuah jubah panjang. Kekuatan Dr. George adalah menetralkan semua rasa sakit yang diterima dengan memasukan sel-sel monster dalam tubuh orang tersebut.
Inilah alasan mengapa Marco meskipun terbakar hangus tetapi tubuhnya tidak ikut hancur, karena rasa sakitnya terhenti di luar saja. Ini juga menjadi alasan mengapa Dr. Geere dan juga Wayne dapat diselamatkan. Mereka menyaksikan pertarungan yang mengerikan itu, namun tidak berani untuk mencoba masuk ke arena pertarungan. Takut kehadiran mereka malah membuat kerugian bagi monster kumbang emas dan perak itu.
Muncul sebuah ide dari Dr. George, yaitu dengan memberikan imun kepada rekannya itu. Terlebih lagi kedua rekannya yang lain sudah diberikan diawal. Pada saat momen komandan terkunci oleh Kristal es yang bermekaran, Dr. George mulai melakukan aksinya. Ia melesat terbang menghampiri kedua petarung itu. Hanya sayangnya ledakan besar terjadi, tubuh Dr. Geere yang hampir hancur berhasil diselamatkan ketika telapak tangan Dr. George berhasil meraihnya. Sedangkan Wayne yang berada dibelakang sudah diberikan sebelumnya.
Tubuh Dr. George yang seputih salju pun menjadi sangat hitam karena hangus terbakar, namun tubuhnya tidak hancur. Seperti layaknya ular, kulit-kulit yang rusak itu langsung tergantikan dengan kulit baru. Karena dahsyatnya efek serangan dari komandan, membuat kekuatan Dr. George hanya dapat bertahan dalam sekali serangan. Jika dirinya kembali terkena serangan semematikan itu, sudah dipastikan tidak ada lagi Dr. George di dunia ini.
Dari kelima monster yang dibuat langsung dari darah komandan, hanya tersisa Ferdinand yang memiliki imun penangkal semua jenis serangan. Dan musibah besar sedang menuju kearahnya, pemulihan yang dilakukan oleh Dr. George pun belum sampai tahap penuh. Hawa panas mulai terasa, itu pertanda bahwa kedatangan komandan semakin dekat.
“Belum juga?!” sahut Ferdinand.
“Sebentar lagi…,” angin yang bersuhu panas masuk ke pintu masuk goa, dari kejauhan sosok berwarna merah terang sudah menunggunya. Senyumnya yang lebar bahkan terlihat jelas di kegelapan malam.
ashrose dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas