dok.pri

Bismillah

Setelah satu bulan penuh menahan segala macam larangan, bulan Syawal, bulan kemenangan, kembalinya jiwa-jiwa menjadi fitri, saatnya kaum muslimin merayakannya.

Hari raya Idul Fitri, yang kerap disebut dengan lebaran, menjadi moment untuk bersilaturrahiim. Sejatinya silaturrahim tidak cukup hanya saat hari raya tiba. Hanya saja, memang di hari raya itulah dari segala lini memiliki hari libur.

Sehingga menjadi kesempatan bagi sebagian besar muslimin bersilaturrahim dengan kerabat dan sanak saudara.

Meski tetap ada pada sebagian dinas atau profesi yang tidak libur meski hari raya tiba. Karena memang mereka adalah orang-orang yang berperan penting dalam kehidupan. Mereka memiliki amanah lebih dibanding yang lain. Salah satu diantaranya adalah di dinas kesehatan.

Pada moment tersebut, umumnya orang akan menyiapkan berbagai hidangan untuk menyambut para tamu.

Berikut beberapa ragam hidangan di rumah-rumah saat lebaran:

1. Opor

Opor adalah salah satu makanan yang
biasanya dihidangkan saat hari raya tiba. Umumnya opor dipasangkan makannya bersama ketupat, dan terkadang juga dihidangkan dengan lontong.

Makanan ini terasa gurih karena mengandung santan kelapa. Sebagian besar orang menyukainya karena ke khas san rasanya.

2. Nastar

Untuk kue kering, kue andalan pada rumah-rumah kaum muslimin, salah satunya adalah nastar.

Kue dengan kekhususan bentuk setengah bola ini cukup digemari dari beberapa kalangan.

Kue ini identik dengan hari raya umat islam, meski di hari lain dapat kita jumpai, tetapi cukup jarang dan tentunya nikmatnya berbeda jika dibanding ketika dikonsumsi saat hari raya.

Kue imut dengan tekstur yang lembut, lalu bercampur rasa manis dari selai nanas yang khas, menambah kenikmatannya. Hal ini menyebabkan setiap penikmat akan sulit berhenti mengunyahnya.

3. Kastengel

Kastengel juga kue kering tidak kalah nikmatnya dari nastar. Kue dengan didominasi rasa keju ini membuat penikmatnya dimanjakan dengan kegurihannya.

4. Jenang

Jenang berbeda dengan panganan yang lainnya, jajanan ini menunjukkan kekhasaan suatu daerah.

Jajanan manis dengan tekstur lengket ini tidak kalah memikatnya dibanding kue-kue kering kekinian. Bahkan beberapa tahun terakhir jenang justru menjadi cemilan favorit bagi sebagian orang.

Sehingga sebagian penjual olshop mengambil peluang tersebut dengan menjajakannya dengan sistem PO, karena dalam pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama agar didapat jenang yang nikmat dan legit.

5. Coklat dan Ragamnya

Jajanan ini adalah yang paling disukai oleh kalangan anak-anak. Coklat dengan rasanya yang manis, bentuk juga warnanya yang beragam, menjadikan daya tarik tersendiri untuk dinikmati.

Bahkan beberapa tahun terakhir, coklat pun diolah dengan bahan-bahan lain, seperti coklat kurma, coklat kacang mede atau coklat karakter dengan beragam bentuk.

6. Kacang Mede

Kacang mede adalah satu dari sekian suguhan yang sangat digemari. Rasanya yang gurih juga renyah, membuat penikmatnya enggan berhenti mengunyahnya. Pantang berhenti sebelum habis. Begitulah kiranya sebagian besar orang dalam menikmatinya.

7. Keripik, krupuk dan Macam-macamnya

Keripik, kerupuk, emping dan jenisnya yang beragam cemilan yang menemani obrolan saat hari raya.

Apapun suguhan, kudapan atau teman pendamping saat hari raya, pilih makanan yang jelas-jelas kehalalannya. Ditambah lagi yang thoyyib lebih utama. Lengkaplah dengan halalan thoyyibah.

Selain itu agar segala makanan yang masuk ke dalam perut menjadi lebih berkah, jangan pernah lupa dengan adab-adab makan dan minum.

Yang Pertama, ambillah makanan yang paling dekat dengan posisimu dan Berdoalahmenyebut asma Allah. Kedua, ambil dan makanlah dengan tangan kanan, jangan sekali-kali makan dengan tangan kiri, karena setanlah yang terbiasa makan dengan tangan kiri.

Lalu, yang ketiga cari tempat duduk dan duduklah ketika makan dan minum, karena nabi kita mengajarkan demikian. Keempat kunyahlah makananmu hingga tiga puluh tiga kali, barulah ditelan. Yang terakhir berdoalah kembali dengan menyebut nama-Nya sebagai bentuk kesyukuranmu.

Penulis : @nibrasulhaq

Narasi : ulasan pribadi