Kaskus

Story

tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Ujung Tanggul Kali Gelis
Mulustrasi
Ujung Tanggul Kali Gelis

Setelah sekian lama menjadi silent rider forum sfth.akhir nya ada sebuah keinginan untuk menulis. newbie,amatiran dan apalah namanya buat seorang pemula.yang penting coba aja dulu....

Kisah ini menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga.
Seorang janda dengan tujuh anak nya.
Tokoh utama di sini bernama erwin,anak ke 6 dari tujuh bersaudara.
Sebuah kisah sederhana dari seorang anak laki laki yang sudah terlalu banyak memendam kisah pahit getirnya perjalanan hidup.
rumah sederhana di pinggiran sungai bernama kali gelis,adalah "tempat kami pulang".karena di sana ada seorang ibu yang begitu gigih dalam berjuang membesarkan anak anak nya menjadi pribadi yang kuat walaupun selalu di tempa bertubi tubi oleh keadaan hidup yang sulit.
Di sini lah awal kisah bermula.....

Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 05-02-2025 00:28
bruno95Avatar border
bulbuljauhAvatar border
erman123Avatar border
erman123 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
41.2K
1.8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#67
Part 35
Omah ku Ngisor Tower.....
[Rumah Ku di Bawah Tower]
(Nenek nenek berwajah bengis)-


kaskus-image
Mulustrasi

Seluruh tubuh ku masih bergetar,gemetar dengan hawa dingin yg merasuk kesekujur tubuh.

terbangun dari
sleep paralize(ketindihan)
yang baru saja ku alami.
Aku duduk sambil bersandar pada pinggir ranjang tempat tidur.

jari jari ku mulai mengetik kata perkata diiringi lantunan suara adzan subuh yg mulai berkumandang.

Lantas mulai mengingat ingat rentetan keganjilan keganjilan saat perjalanan pulang.

Sabtu dini hari jam sudah menunjukan pukul stengah dua dini hari,
aku bergegas pulang dari warung kopi setelah ngobrol ngalor ngidul dengan beberapa teman.

Kupacu motor ku perlahan melewati perbatasan desa yg terdapat tanah lapang,
Di mana di sebelah barat nya terdapat tower pemancar,
sebenar nya aku tidak berpikir apa apa saat itu.
suasana tampak sepi lengang,
yang tampak hanya semak belukar di tepi lapangan dalam kegelapan.
mataku tertuju pada satu objek bayangan orang yang sedang berdiri mengawasi ku dari kejauhan di bawah kegelapan malam,
aku mengalihkan pandangan ku namun masih saja ku lirik dengan penuh penasaran.karena bayangan itu masih saja terlihat di ekor mata saat melewati tempat tersebut.

Sampai di ujung jalan,
tepat di sebuah belok kan jembatan,tampak dari kejauhan seperti ada sosok yg seperti nya sengaja menunggu aku lewat.

aku mulai meyakin kan diri bahwa tidak ada apa2 guna mengembalikan akal sehat ku.
aku mencoba abai selama setengah perjalanan pulang,sampai hembusan angin menerpa wajahku dengan membawa siluet siluet wajah buram seseorang yang sudah tua dengan keriputan di wajah nya,
"ahhh ini hanya suggest.gumam ku"

Seketika itu juga bibir ku reflek terus mengulang lantunan ayat kursi yg selalu tersendat dan buyar,perasaan ku mulai gelisah.
seperti ada yg mengikuti,
jalanan begitu lengang di jam jam dini hari saat itu.

Sampai lah aku di depan rumah,
segera ku buka pintu,
Lalu ku masuk kan motor ku.

ketika ku tutup pintu.
gantungan jemuran yg terbuat dari kawat besi yg di gantung kan istriku di depan rumah berdenting seperti di gerak kan.
suara dentingan yg terasa tidak seperti faktor hembusan angin,
lebih seperti di di gerak kan dengan tangan.
Aku tak mau berpikir macam macam dan bergegas masuk mengunci pintu kemudian masuk kamar dan merebah kan diri di kasur lantai.
di bawah di antara ranjang dan meja tv dan mulai terlelap.

Setelah aku terlelap,
flashback terulang kembali dimana aku dan teman teman ku mulai membubarkan diri dari warkop untuk pulang.
semula tampak biasa saja,namun
Di perjalanan pulang,perut ku terasa lapar.
Aku melihat di kegelapan ada rumah yg sangat tua seperti hampir roboh.

Nampak ada 3 orang di sana,seorang penjual nasi nenek nenek dengan kain jarik dan baju kebaya dan dua orang pembeli yg sedang asik mengobrol,
Aq memutuskan untuk menghampiri,

"Mbah,bungkus sekul setunggal",
("Mbah,Beli nasi nya satu di bungkus")

Beliau hanya mengangguk,
aku duduk di samping kedua wanita yg sedang asik mengobrol namun espresi wajah mereka terlihat sangat datar

aku hanya mendengar mereka berbincang tentang satu teman kerja nya yg sedang sakit,
nenek penjual nasi itu juga ikut menimpal obrolan,aku pun hanya dengar sekilas.

"Yu,dulur mu wedok sing ganteni kerja awak mu kae saiki loro parah."
("Mbah,saudara perempuan mu yang dulu menggantikan mu kerja,sekarang dia sakit parah.")

kata salah satu perempuan di situ,
Nenek itu menyahut sambil membungkus nasi,

" Wes ancen kui resiko ne nek kerjo dadi tukang pijet sinambi nompo gugur ke jabang bayi sing ono ing jero weteng,
dulur kui iso kerjo ngono biyen kan mergo aku sing ngajari.
Terus ganteni aku sing wes mati"

("Ya memang itu resiko nya kalau kerja menjadi seorang tukang pijat dan kerja sampingan menerima praktek aborsi/menggugurkan kehamilan.
Saudara ku itu bisa bekerja memijat orang kan karena dulu aku yang mengajari nya.
Lalu mengantikan ku membuka praktek karena aku sudah mati.")

Aq langsung mak degggg,terkaget mendengar nya.
Obrolan macam apa ini,siapa nenek ini.

Ketika kulihat lagi,
kedua perempuan yg mengobrol di sampingku tiba tiba berubah menjadi nenek nenek seumuran dengan si nenek penjual nasi,
Salah satu di antara nya menyodorkan secarik foto hitam putih

" iki lho nang wonge"

Terlihat sosok perempuan berkebaya,ketika ku sentuh foto itu aku di perlihat kan semua nya,

Sudut pandang ku tepat berada di depan rumah seorang perempuan yang wajah nya mirip dengan mbah penjual nasi ini,hanya terlihat sedikit lebih muda dari beliau.
Rumah itu tampak penuh dengan orang orang yang melantunkan doa yasinan.

seperti sedang ada orang meninggal,
Lalu aku melihat sosok mayat yg di tandu dengan kondisi sudah penuh dengan belatung,mayat nenek2 yg baru saja di temukan.
dari kerumunan orang aku mendengar

"Kui mayit e mbah Samar"
("Itu mayat nya Mbah Samar....")

Lantunan suara yasin yg sangat merdu terdengar di telinga ku.
hingga aku kembali di warung tua sang nenek,
Aku pun bertanya "dalem e sampeyan teng pundi mbah?"
("Rumah anda di mana Mbah?")

Dia menjawab,
"Omah ku ngisor tower Nang...."
("Rumah ku berada di bawah tower Nak....)

Sambil menunjuk kearah tower pemancar yang berada di dekat makam kemudian di ikuti suara petir menyambar hingga getaran nya membuat genteng atap rumah nya rontok dan pecah.

Aku berinisiatif menolong menyulam genteng atap nya yg pecah
(padahal aku sudah mulai sadar kalau beliau ini bukan manusia)

aku memanjat atap sambil membawa bungkusan kresek nasi yg td ku pesan dari beliau,
Sebenarnya nenek itu sudah bilang tidak usah pada ku.
Tapi aku memaksa untuk membantu nya.

"tulung pundut ke kenteng kangge nyulam Mbah..."
("Tolong ambilkan genteng serep untuk menyulam atau mengganti genteng yang sudah pecah Mbah.....")

Nenek itu pun pergi ntah kemana,
dua teman nya juga sudah hilang.

Di atas atap,sembari menunggu genteng yg di ambil kan beliau
ku buka bungkusan nasi itu karena saat itu aku benar benar merasa kelaparan.

Ketika ku buka plastik tersebut,
aku terkejut karena di dalam nya ternyata berisi potongan "Payudara" yang sudah mulai membusuk dengan banyak belatung yang mengerubuti,
Tercium aroma busuk yang menyengat.

Tiba tiba Nenek itu datang,
dengan cepat dia naik ke atap melayang seperti terbang.
Dia menindih tubuh ku,
rambut nya awut awut an,matanya melotot penuh dendam,
Kemudian menginjak leher ku sambil berkata,

"Bocah kok kandanane angel!"
("Jadi anak kok susah di kasih tau!")

Aku yang tak berdaya mulai berusaha membaca alfatihah dan surat surat pendek yang aku bisa.
perlahan aku yg sedang tidur mulai seperti mengigau,

"Hehhh,lungo mbah,ngalehhhh soko duwur awak ku....."
("Heeehhhh,pergi mbah.pindah dari atas tubuh ku....")

Posisi tidur ku yg semula miring ke kanan menghadap kolong tempat tidur,
ternyata sudah berpindah posisi menghadap miring ke kiri.
aku mulai sadar,
Tapi tubuh ku terasa seperti di tindih,aku membuka mata perlahan.

Tak terlalu jelas tapi ini nyata,
aku lihat nenek itu sedang nangkring di atas tv di dalam kamar ku,
Wajah nya menyeringai mengerikan,
Tak lama berselang lantas ia menghilang persis di ikuti lantunan suara adzan subuh yang mulai berkumandang.

Dari ciri ciri yang di sebutkan enak,
Beliau ini lah sosok yang bernama Mbah Samar.....

Spoiler for Tower pemancar di samping makam yang dulu nya adalah rumah mbah.....:


kaskus-image

Tower pemancar yang terletak di sebelah utara rumah ku.
Diubah oleh tetes.tinta 02-06-2022 08:36
rinandya
itkgid
erman123
erman123 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.