Bonus Chapter 8 : Keluarga Cenayang Part 2

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyundul-nyundul kepala ku dari belakang, dan ketika aku menengok ke belakang...



"PENYUSUPPPPP"..

______________________________________________________

Dengan senjata laras panjang, pria besar tersebut mengarahkan nya tepat di kepala ku, aku yang tidak punya pilihan lain selain mengangkat tangan..

Ia pun langsung mengarahkan ku ke lantai bawah untuk bertemu dengan ketiga orang yang aku sebutkan tadi...

Dan tepat di depan mereka yang masih terlihat duduk santai, kedua tangan ku di ikat dengan tali begitu kencang, sampai membuat tangan ku sakit...


"jadi... akan kita apakan dia?". tanya si wanita.

"tunggu-tunggu.. seperti nya aku pernah melihat nya". ucap Liam memotong.

"be-benar.. ini aku senior mu liam, Arya.. Arya Nareswara". ujar ku dengan wajah penuh keringat.

"ahh.. iya, kau adalah senior yang selalu mengirimkan khadam-khadam kepada ku". ujar Liam dengan santai.

ba-bagaimana dia bisa mengetahui kalau aku yang mengirimi nya? seharus nya aku sudah melapisi pagat berlapir agar identitas ku tidak terbongkar... orang ini... jauh lebih berbahaya dari yang aku fikirkan.

"heh?... it-itu karna aku ingin mengenalmu lebih jauh". saut ku.

"Khadam? apa itu?". tanya si pria Bule.

"Khadam itu seperti pendamping ghaib, orang indonesia masih banyak yang mempercayai hal seperti itu". jawab Liam.

"ahh... Ghaib atau setan? kalau begitu, ayo kita rubah orang ini menjadi setan sekarang juga". saut si wanita.

"ohh.. benar juga". jawab Liam dengan senyum.

"TU-TUNGGU.... A-Aku mengaku bersalah, awal nya aku hanya ingin mencari tau lebih dalam tentang mu, tidak lebih dari itu... a-aku bersumpah". ujar ku dengan rasa takut mencekik.

"kalau tidak salah kau tadi menyebut Nareswara? berarti kau salah satu anggota keluarga Nareswara itu?". tanya Liam sembari berjalan mendekati ku.

"i-ia... benar, dengarkan.. seperti nya kau sudah mengetahui siapa keluarga ku, Jika ka-kau membunuh ku sekarang, maka keluarga ku tidak akan tinggal diam.. Mereka pasti akan membalas nya". ujar ku.

"hehhh.. jadi kau mengancam?". ujar liam sembaru berjongkok dan mendekatkan wajah nya.

"meng-mengancam? te-tentu saja tidak... aku hanya memberitau mu apa yang akan terjadi jika kau membunuh ku sekarang". saut ku dengan badan gemetaran.

"Seperti nya kau salah paham di sini". ujar liam sembari kembali berdiri.

"salah paham? apa maksud mu?". tanya ku.

"yang pertama, aku tidak perduli apa tujuan mu kesini, dan kedua.. aku lah yang membuat mu untuk mengikuti ku saat ini". ujar nya.

"hahh? a-aku tidak mengerti". saut ku bingung.

"well.. Sebenarnya aku mendapatkan tugas untuk membersihkan keluarga Nareswara oleh ayah ku.. jangan salah paham, aku tidak memiliki dendam kepada kalian.. ini hanyalah perintah oke?

Aku sengaja memancarkan energi ku ketika di depan mu, sehingga membuat mu semakin tertarik kepada ku, dan seluruh khadam yang kau kirim kepada ku.. kini berada di dalam tumpukan batu di dekat kolam ikan di rumah ku, aku bahkan akan kebingungan jika harus mencari mereka kembali..

Dan kau fikir.. tangga kayu yang berada di tembok samping gudang itu adalah kebetulan?".

ujar liam panjang lebar.

Ja-jadi selama ini, aku sudah berada di dalam genggaman nya, lagi pula.. apa tujuan nya sampai menyiapkan jebakan seperti ini pada ku..

"La-lalu.. mengapa harus menjebak ku seperti ini? kenapa tidak langsung menyerang kami? kau takut? sampai harus berbuat seperti ini?". ucap ku yang mulai terpancing emosi.

Liam yang sedari tadi sedang berjalan memutar, tiba-tiba saja menghentikan langkah nya setelah mendengatkan ucapan ku, lalu ia mendekatiku dan langsung mendekatkan kembali wajah nya...

Dengan mata yang melotot, ia menatap ku dengan tajam, serasa badan ku langsung begitu lemas...

"dengar... aku bisa saja membunuh seluruh keluarga mu hanya dalam 1 malam, tapi.. ayah ku memerintahkan ku untuk menangkap mu terlebih dahulu". ujar Liam..

Aku merasakan hawa membunuh yang begitu besar terpancar dari kedua bola mata nya, sampai-sampai.. untuk beberapa saat, aku begitu kesulitan untuk berbicara...

"Me-menangkap ku? mengapa? mau apa kalian sebenarnya". ujar ku.

Setelah itu, terlihat Liam menjetikan jari nya dan langsung saja 3 orang berbadan besar mendekati ku dan langsung melakban mulut dan mata ku, dan dengan keadaan tidak bisa melihat.. aku seperti di masukan kedalam karung...


"bawa pergi". ujar liam dengan suara samar


.
.
.
.
.
.