Kaskus

Story

taosipudanAvatar border
TS
taosipudan
Ocult Around You
"Karena setiap tempat punya sejarah dan setiap orang punya masa lalu"
Ocult Around You

Prolog

Jodoh...
Mungkin itu yang pertama kali ada di benak Gideon ketika mendapatkan
kosan baru yang nyaman, luas dan lengkap tapi aman di kantong.
Setelah kecelakaan bus yang dialaminya beberapa minggu lalu,
memulai suasana baru di kosan sekarang sepertinya pilihan yang tepat, pikirnya.
Namun kehadirannya di rumah kos baru ternyata tidak baik-baik saja.
Sambutan datang dari penghuni lama yang tak kasat mata.
Antara Gideon, para penghuni lama, terkuak sejarah kelam dan
rahasia yang ‘tak diharapkan'.




1. Hari ke-30
selanjutnya»

"Kalian pernah ga, merasa ada yang aneh di kosan kalian?
atau ketika ada teman yang main ke kosanmu dan mereka menyadari ada hawa yang beda?..."

"Mulai keluar kibulan si Johan, nck nck..."

"...hampir semua anak kosan ngalaminya Sam.
Apalagi kos-kosan yang sudah tua bangunannya,
dengan barang-barang yang belum pernah diganti...
Atau kos-kosan yang selalu sunyi mengalahkan kuburan, padahal masih jam 9 malam"

"Ayoklah fokus lagi belajarnya, masih banyak kalipun tugas kita"

"...Ketika kita merasa sendirian, sebenarnya kita tidak sendirian.
Kata orang, selalu ada yang menemani kita.
Setidaknya... menemani dalam diam di malam hari.
Hanya melihat dari pojok kamar,
atau terkadang ikut duduk disebelah..."

"Udahlah Jo, kasihan si Samuel, ntar ga bisa tidur,
yang ada malah gangguin kita hahaha"

"...Bukan mau nakuti Hans, tapi memang dilema anak kosan gitu kan?
Tidur di kamar yang ga tau siapa penghuni sebelumnya.
Tinggal di rumah yang ga tau bagaimana sejarahnya.
Matikan lampu, naik ke kasur, mencoba memejamkan mata.
Berharap segera tidur, tapi seringnya otak menolak istirahat
dan mata masih terjaga...",
Johan menarik nafas dan menghelanya kemudian.

"...Dalam keadaan yang sunyi,
mencoba menenangkan pikiran dengan melihat sekeliling kamar,
menyusuri setiap sudut ruangan...
Memastikan semua baik-baik saja...
Tapi justru ketakutanmu semakin bertambah.
dan kaupun juga menyadari ada yang beda di kamarmu...
Seperti ada yang mengawasi...
Saat itulah, yang menemani tidur kita...
Akan mencoba berinteraksi...
Menunjukkan eksistensinya,
dan....."

BUUKKHH...

"...Memberi tanda."

Suasana menjadi hening. Suara hempasan pintu yang terdengar berasal dari arah dapur membuat Samuel berhenti mengetik di laptopnya. Gideon yang tadinya sibuk mencari materi di internet seakan terambil perhatiannya.
.
.
.
"Woy, serius banget muka kalian HAHAHA...",
Johan tertawa puas melihat ekspresi teman-temannya.

"Kau bilang, nanti mau balik dulu ke kosan sebelum pergi ke cafe kan Jo?
Harusnya kau yang hati-hati",
balas Hans yang kembali sibuk dengan ponselnya.

"Udah jam sepuluh nih, balik sana kau Jo.
Kirim salam sama yang NEMANIN kau nanti di kamar",
timpal Samuel sambil melempar remukan bola kertas ke arah Johan.

Malam itu Johan dapat shift tengah malam kerja di cafe yang buka 24 jam, dan jarak kosannya lumayan jauh dari kosan Gideon. Jadi dia tidak bisa ikut menginap untuk menyelesaikan tugas kelompok.

"Okey okey, aku balik dulu. Kalian semangat kelarin tugasnya.
Jangan lupa masukkan namaku, capek juga dongengin kalian",
Johan mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Samuel, Hans dan Gideon.

"Hati-hati Jo... Besok datang lagi kan? Kayaknya tugasnya ga kelar malam ini",
Gideon bangkit dari kasur dan menyingkirkan buku yang ada di pahanya, menemani Johan berjalan ke pintu depan rumah kosannya.

"Siap brader...",
Johan mengacungkan jempol sembari menaiki motornya,
meninggalkan Gideon dan teman lainnya yang masih lembur malam itu.

Gideon kembali ke kamarnya, melangkahi Hans yang tiduran memegang ponselnya, menuju pojok kasur, posisi dia semula dengan buku-bukunya.

"Mana si Samuel?"

"Boker... dari tadi ternyata ditahannya ga ke WC..."

"Berarti tadi yang bau mengganggu itu...",
Gideon memandang muka Hans yang ternyata tahu maksud perkataannya.
Sejurus kemudian mereka tak kuasa menahan tawa,
dan cukup lama untuk kembali tenang.


***


"Eh coba buka link yang barusan ku kirim, cocok ga buat nambah materi tugas kita?"

"Eehmm...kayaknya bisa ni. Bentar Hans, ku cek dulu yang udah kita buat",
Gideon mengecek ponselnya, menarik laptop Samuel,
menggumam sambil menganggukkan kepalanya.
Hans yang sedari tadi diam, melirik Gideon dan menunggu responnya.

"Gimana? Bisakan dimasukkan?"

" Bisa sih tapi..."

Hans akhirnya mendekati Gideon, melihat kembali layar ponselnya kemudian beralih ke laptop Samuel. Hans menunjukkan ponselnya dan menjelaskan kepada Gideon sambil telunjuknya mengarah ke laptop Samuel.


***


selanjutnya»

(jangan lupa di savedan subscribe karna lanjutan di kolom komentar ya GanSis emoticon-Ngacir)


Daftar isi:
1. Hari ke-30
2. Hari ke-30 [part 2]
3. Hari ke-29
4. Hari ke-29 [part 2]
5. Hari ke-21
6. Hari ke-21 [part 2]
7. Hari ke-13
8. Hari ke-8
9. Hari ke-5
10. Hari ke-3
11. Hari Ke-2
12. Hari Ke-1




Note:
*segala properti tulisan maupun gambar milik pribadi.
Diubah oleh taosipudan 08-06-2022 19:08
indrag057Avatar border
johny251976Avatar border
widiantopamu621Avatar border
widiantopamu621 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.2K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
taosipudanAvatar border
TS
taosipudan
#13
4. Hari ke-29 [part 2]
«sebelumnya|| selanjutnya»


Malam itu pukul 22.12 Gideon sampai di kosan. Setelah diantar Samuel di depan gang, Gideon membuka pintu rumah, melepas sendalnya dan masuk.
Sepertinya dua teman kosnya sudah tidur karna lampu kamar mereka sudah padam.
Gideon harus menyalakan senter dari ponselnya karena lampu di ruang tamu dan teras rumah belum dinyalakan.

Ctekk
Lampu teras rumah sudah menyala,
Gideon menutup kembali pintu rumah dan berjalan ke kamarnya.
Tak lupa dia menyalakan lampu ruang tengah yang saklarnya dekat pintu kamarnya.

"Hhuff..."
Gideon merebahkan tubuhnya di kasur.
Memandangi langit-langit kamar sementara
pikiran masih terbayang kejadian tadi siang.

Apa aku tanya aja ya dua teman kos kamar depan?
Mungkin mereka punya jawaban.
Atau mungkin... mereka sebenarnya sudah tahu
makanya mereka jarang di kosan.
Sebenarnya ada apa di rumah ini...?
,
gumam Gideon dalam hati.
Pandangannya sekarang ke arah pintu kamar,
berniat menghampiri dua teman kos,
tapi diurungkan niatnya karena merasa tidak nyaman.

…Besok ajalah. Kayaknya mereka juga kelelahan, atau udah tidur.
Lampu teras aja sampai lupa dinyalakan
,
kembali Gideon menggumam.

Udara dingin malam itu sampai terasa di dalam kamar.
Gideon tidak berani mandi karena pasti bakal berakhir kedinginan.
Dia mematikan lampu, membaringkan diri dan menarik selimut untuk kemudian memejamkan mata yang juga kelelahan.

"Waduuhhh..."
Gideon langsung menyibakkan selimut yang sempat membungkus tubuhnya
lalu bangkit dari kasur.

Kembali Gideon menyalakan lampu kamar dan sekarang sudah duduk di meja belajar dengan lampu kecil yang menerangi buku dan mejanya.
Gideon sibuk menulis,
melanjutkan catatan yang sempat ditundanya siang itu.
Guratan demi guratan pulpen tersurat di lembaran kertas yang sudah terisi tulisan tiga halaman.

Tik... Tik... Tik...
Suara detak jarum jam yang ada di ruang tengah bergema seisi rumah,
mengiringi keheningan malam itu.

Hampir satu jam berlalu dengan Gideon yang masih fokus menyelesaikan catatan kuliahnya, hingga tiba-tiba

Kreeeeekkk...
Terdengar suara dari arah kamar depan seperti pintu yang dibuka.
Gideon sempat menghentikan tulisannya
dan semenit kemudian terdengar lagi suara pintu yang ditutup.
Gideon lalu melanjutkan kembali catatannya
tapi selang dua menit...

Dbuhhkk...
Kali ini suara seperti benda jatuh atau
benturan sesuatu dari arah kamar depan juga.
Gideon segera beranjak keluar kamarnya dan melayangkan pandangannya
ke arah kamar pojok kiri yang pintunya sedikit terbuka,
kemudian dia menirukan suara sedang batuk.
Uhukk Uhukk

Terlihat pintu kamar depan segera tertutup, diikuti lampu kamar yang padam.
Gideon menghela nafas sambil kembali masuk kamar.

Belum sempat duduk,
Gideon mendengar pula suara pintu dua kali beruntun
dari arah kamar depan kanan, yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.

Gideon terdiam kesal.
Masih dengan posisi duduk dan tangannya di atas meja belajar,
Gideon mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan telinga
ke dinding yang menjadi pembatas kamarnya dan kamar teman kos depan.

Lama telinga Gideon menempel di dinding,
tapi harapannya pupus, sepertinya.
Tidak ada terdengar sesuatu yang aneh.
Apa mungkin mereka sedang di ganggu?, pikiran liar Gideon muncul.
Namun dia tidak terlalu memusingkannya karena dia ingin segera menyelesaikan catatannya agar bisa tidur.

Akhirnya pukul 00.22 tengah malam Gideon menyelesaikan catatan kuliahnya.
Secepat kilat dia merapikan meja belajar,
mematikan lampu belajar dan lampu kamar,
segera meraih selimut yang sempat nganggur, lalu tertidur.

***

Thuk thuk... thuk thuk thuk...

Belum sempat tertidur lelap,
Gideon dibangunkan oleh suara di seberang pintu kamarnya.
Suara itu  terdengar jauh, tapi kadang mendekat.
Seperti suara telapak kaki yang berlari, lalu hening.

Gideon mendekati pintu kamar, mendekapkan telinganya ke pintu,
sambil jongkok mencari-cari suara kaki tadi.
Suasana sunyi meliputi kamar Gideon.
Dia tidak mendengar apa-apa selain suara binatang malam dan deruan nafasnya sendiri.
Gideon sedikit berpindah perlahan
dengan telinga tetap nempel ke pintu dan...

BUUUKK
Terdengar suara pintu yang di tending.
Seketika Gideon menyalakan lampu dan membuka pintu kamar.
Hanya kegelapan yang terlihat sejauh mata memandang,
selain daerah yang terkena cahaya lampu dari arah kamar Gideon.

Malam itu lampu kamar Gideon dibiarkan menyala dan Gideon hanya bisa memejamkan mata, tapi tak dapat tidur nyenyak.



*****


«sebelumnya || selanjutnya»
Diubah oleh taosipudan 04-06-2022 11:04
indrag057
widiantopamu621
widiantopamu621 dan indrag057 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2026 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.