Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alioskiAvatar border
TS
alioski
Bule Geram Dengan Pengasong Memaksa di Pantai Kuta, Cok Ace : Ini Kondisi Sosial
Bule Geram Dengan Pengasong Memaksa di Pantai Kuta, Cok Ace : Ini Kondisi Sosial

SuaraBali.id - Beredar viral di media sosial video seorang wisatawan asing perempuan yang resah akan keberadaan para pengasong di destinasi wisata Pantai Kuta, Bali. Hal ini karena para pengasong itu bukan terkesan menawarkan barang dagangan saja tetapi memaksa.

Hal itu membuat bule itu merasa tidak nyaman saat berjalan-jalan di pantai, bukan healing yang ia dapat tapi justru dibikin pening ulah para pedagang asongan.

Bahkan dalam video viral pada Jumat (22/4/2022) berdurasi 23 detik itu, bule berambut pirang dan berkacamata itu menyebutkan bahwa menjadi hal buruk pergi ke Kuta, ia bahkan mengaku kapok dan tak ingin kembali lagi ke Kuta, Bali serta berharap segera pulang ke negaranya.

"I don't wanna come back to Kuta, or to Bali. It's terrible, It is really terrible," ucap bule yang belum diketahui identitasnya itu.

Warganet justru mendukung apa yang disampaikan bule tersebut, rupanya tak hanya warga asing, warga lokal pun juga merasa terganggu dengan ulah para pedagang yang memaksa.

"Jangankan tamu, kita saja kalau berkunjung ke suatu tempat wisata terus dipepet ditawarin barang apalagi selalu bilang belum dapat harus dari pagi, waduh jadi risih tapi akhirnya beli juga walau ga perlu karena kasihan. Tapi ada baiknya para pedagang jangan terlalu memaksa, tawarin aja sekali, 2 kali klo ga mau ya jangan paksa, semua demi kenyamanan tamu," tulis akun inisial SD

"Petugas Pemkab Dispar, Satpol PP, Polisi Pariwisata, Pecalang adat setempat dan lembaga terkait yang behubungan apapun terhadap kelangsungan pariwisata harus berani menindak tegas para Pengasong, pemijat sepertinya menjual kemiskinan dengan memelas, merengek memaksakan kehendaknya untym dibeli produk/dipakai jasanya, jangan biarkan pariwisata kita hancur lagi (kita baru bangkit dan metaki taki akibat bencana dunia covid 19), para pengasong bertambah terus jumlah mereka banyak datang dari luar, jangan hanya karena sogokan yang jumlahnya tak seberapa, mereka menjadi besar dan memiliki position bargaining, dan citra tourism kita bisa jelek reputasinya dikarenakan preveledge and convort tidaknada sama sekali buat mereka yang datang dari negara lain," tulis akun AY.

Menyikapi keluhan hal itu, Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati merespons cepat dengan berkoordinasi dengan Bendesa Adat setempat.


"Sudah saya dengar, keluhan itu, bahkan ada pemaksaan terhadap para wisatawan dari para penjual - penjual asongan di sana. Kami koordinasikan dengan Bendesa, ini menjadi tangung jawab bersama di masyarakat," tegasnya

Pejabat yang karib disapa Cok Ace itu langsung bertindak untuk lebih intens melakukan penertiban pedagang asongan agar tidak lagi berjualan dengan memaksa.

Karena bagaimana pun hal yang mengundang keresahan wisatawan bukan memperbaiki pariwisata namun malah membuat wisatawan pergi.

"Selalu ada tindakan penertiban, bahkan sebelum COVID-19 pun tindakan itu kita lakukan, sekarang lebih intens," paparnya.

Bagi Cok Ace, kondisi sosial memang rentan menimbulkan keresahan namun hal itu sudah sewajarnya diantisipasi.

"Ini kondisi sosial, rentan sekali. Dari sebelumnya dua tahun kita kesulitan sekarang begitu ada sedikit wisatawan pasti ada peristiwa seperti itu, perlu kita antisipasi," ujarnya.

Cok Ace pun langsung meminta pelaku industri pariwisata turut peduli dengan wilayah dan lingkungan kerja mengamankan dan memberikan kenyamanan bagi para wisatawan bukan justru sebaliknya.

"Pelaku pariwisata saya harapkan tidak saja mengamankan di wilayah kerjanya saja. Tapi bersama-sama untuk peduli di lingkungan wilayah kerjanya ikut diperhatikan dan ikut peduli kegiatan-kegiatan atau hal-hal berpotensi menimbulkan kiriminal dan ganguan pada wisatawan atau pun kepada masyarakat kita, saya harap bisa mengambil posisi dan peluang untuk bersama-sama memperhatikan," pungkasnya.

https://bali.suara.com/amp/read/2022...-sosial-rentan
viniest
eyefirst2
nawir98
nawir98 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
8.7K
238
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
longneverseeAvatar border
longneversee
#18
Di lombok kuta nya juga banyak yg kayak gini, pertama 1 anak anak dtg nawarin kalung dll, kalau lu beli, dateng 1 pleton nawarin barang yg sama.

Gw pas lagi makan ditungguin sampe slese cuma buat nawarin gelang dan kalung manik2 yg dimana2 juga ad. Pas beli satu, eh ngumpul satu pleton temen2nya ke arah mobil gw minta dibeliin, serius kapok.

emoticon-Wakaka

Ente sebagai wagub bali harusnya tau kenapa mreka seperti itu?, semua dibali hanya bergantung pada pariwisata dan generasi x nya semua pengen kerja sebagai insan pariwisata atau kapal pesiar. Sedangkan pertanian dan lapangan kerja lain dipandang sebelah mata oleh masyarakatnya. Liat petani2nya, kalau ga pake buruh jawa ya buruh lombok, anak2 petaninya pada ga mau garap lahan bapaknya, mending jdi pekerja kapal pesiar, lu pikir aja pas generasi petani yg boomer udh lewat jamannya? Apa ga ilang tuh sumber pangan di bali?

Eh iya lu kan dri keluarga kerajaan, pangan mah tinggal impor, papan juga udh besar resort punya banyak mah sante aja, mungkin jarang ke bawah liat rakyat2 lu yg megap2 pas covid kemarin tanpa ad solusi berarti dri lu atau gubernurnya.

Ini mah namanya penyakit sosial, bali terlalu mengagungkan pariwisatanya sampai lupa dlu pernah jadi lumbung berasnya indonesia.

emoticon-Ngakak
Diubah oleh longneversee 27-04-2022 02:49
DuaLapanSatu
yellowmarker
jupiewan
jupiewan dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.