Bocah Zaman Sekarang, Mudik ke Kampung Jadi Menakutkan dengan Alasan Susah Jaringan

Beranda

...

The Lounge
Bocah Zaman Sekarang, Mudik ke Kampung Jadi Menakutkan dengan Alasan Susah Jaringan

masnukho

26-04-2022 03:10

Bocah Zaman Sekarang, Mudik ke Kampung Jadi Menakutkan dengan Alasan Susah Jaringan

Saat mudik menjadi sebuah hal yang menakutkan bagi anak zaman sekarang, alasannya karena susah sinyal

Lebaran datang tinggal menghitung hari, kurang lebih 7 hari lagi bulan Ramadhan akan berganti dengan bulan Syawal.

Sudah banyak perantau yang mulai mudik pulang kampung, setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 akhirnya tahun 2022 ini tradisi mudik pulang kampung diizinkan oleh pemerintah dengan menerapkan beberapa aturan dan himbauan.

Sebelum pandemi Covid-19 muncul di Indonesia, mudik adalah sebuah tradisi wajib para perantau saat lebaran Idul Fitri tiba. Tradisi ini telah berlaku sejak lama dan terus dipertahankan sampai saat ini.

Momen mudik menjadi momen-momen yang paling ditunggu karena saat mudik maka Agan dan Sista para perantau dapat bertemu dengan keluarga di kampung yang sudah lama tidak berjumpa untuk melepaskan kerinduan dan silaturahmi.

Ternyata di era modern ini terjadi sedikit perubahan GanSis, ada beberapa kalangan yang malas untuk pulang mudik ke kampung halaman dengan alasan yang dapat dikatakan cukup unik.

Dilansir dari akun Instagram @memomedsos, dibagikan sebuah video yang menunjukkan seorang anak kecil menangis meronta-ronta saat akan diajak masuk ke dalam mobil.

Apa yang membuat anak tersebut menangis?
Usut punya usut berdasarkan dari caption yang tertulis ternyata anak tersebut menangis karena tidak mau untuk diajak mudik ke kampung halaman.

Adapun yang membuat anak laki-laki tersebut tidak mau untuk pulang mudik ke kampung halaman ternyata adalah karena takut saat dikampung tidak ada jaringan. Kemungkinan besar anak laki-laki itu adalah penggemar game online yang memang saat bermain games membutuhkan sinyal dan jaringan yang kuat agar tidak ngelag waktu jadwal mabar.

Dari kejadian ini tentu kita bisa melihat perbedaan ya GanSis antara zaman dahulu dengan zaman sekarang, termasuk dengan kebiasaan anak-anak zaman sekarang yang sangat bertentangan dengan kebiasaan anak zaman dulu.

Adapun beberapa perbedaannya adalah sebagai berikut GanSis.

Pertama, kesukaan dan kesenangan.
Jika anak zaman duku suka saat diajak mudik ke kampung halaman karena dapat bertemu dengan saudara-saudara terutama yang seumuran saat lebaran untuk diajak jalan-jalan keliling kampung, anak sekarang lebih suka tinggal di kota dengan jaringan yang super kencang dan menghabiskan waktu lebaran di rumah saja bermain games.
Ini adalah perbedaan nyata yang terlihat jelas.

Kedua, rasa sosial dan persaudaraan.
Anak zaman dulu momen mudik digunakan untuk bertemu dengan saudara yang sudah lama tidak jumpa. Mereka akan bersama-sama datang ke masjid kampung untuk shalat idul Fitri yang kemudian salam-salaman dengan warga kampung yang lain.

Anak zaman sekarang saat mudik ke kampung halaman dan ikut shalat idul Fitri di masjid pasti akan buru-buru pulang karena malas bertemu dengan orang-orang baru yang belum dikenal.

Ketiga, manfaat uang ampau anak zaman dulu dan sekarang.
Ampau idul Fitri tentu menjadi sesuatu yang ditunggu oleh anak-anak zaman dulu dan sekarang GanSis, namun perlu diketahui bahwa manfaat uang ampau anak zaman dulu dan sekarang itu sangat jauh berbeda.

Anak zaman dulu akan mengumpulkan uang ampau Idul Fitri untuk beli baju dan peralatan sekolah atau untuk beli jajan setelah lebaran, kalau anak sekarang mereka akan menggunakan uang ampau lebaran untuk top up games agar bisa main games online sampai puas.

sumber gambar

Itulah tadi GanSis uniknya anak zaman sekarang dibandingkan dengan anak-anak zaman dulu saat diajak mudik lebaran.

Zaman memang cepat sekali berubah dan perubahan zaman membawa pada perbedaan kebiasaan dan kebudayaan.

Mungkin anak-anak yang saat ini malas untuk mudik pulang kampung karena takut tidak ada jaringan juga akan sangat berbeda kebiasaan dan budaya dengan anak zaman nanti di masa depan. Mudah-mudahan meskipun zaman terus berubah, keseimbangan akan tetap ada dan terjaga agar tidak terjadi ketimpangan.