bintangdaratAvatar border
TS
bintangdarat
Memusnahkan Al-Quran Dengan Membakarnya Adalah Sia-sia?
Sejak 10 malam terakhir bulan Ramadhan, mayoritas umat muslim di seluruh dunia berusaha meningkatkan kualitas ibadahnya. Salah satunya ialah dengan membaca kitab suci Al-Qur'an. Tapi beberapa hari yang lalu umat muslim dikagetkan dengan sebuah video. Dimana video tersebut memperlihatkan seorang politisi Denmark berkewarganegaraan ganda secara sengaja membakar Al-Quran di daerah padat penduduk muslim, Linkoping Swedia. Dan mirisnya, kegiatan amoral tersebut dilindungi oleh aparat kepolisian.

Wah ternyata di luar negeri nasib minoritas sangat mengenaskan ya, Gan.

Entah apa motivasi dari politisi tersebut. Eksistensi untuk menarik perhatian atau sekadar menguji kesabaran umat muslim yang sedang melakukan ibadah puasa Ramadhan.

Selepas apapun tujuannya. Menurut saya apa yang dilakukannya terhadap Al-Quran hanyalah sia-sia. Kok bisa?

1.



Al-Quran sudah dipastikan terjaga keasliannya dan itu langsung oleh Allah Subhanallahu Wata'alaWata'ala melalui Surah Al-Hijr ayat 9.

Al-Quran turun pertama kali pada 17 Ramadhan 610 M. Dan sejak saat itu hingga sekarang Al Quran tidak mengalami suatu perubahan sedikit pun. Baik dalam bentuk kata maupun huruf. Dari segala penjuru dunia, serta berbagai lintas generasi. Kitab umat muslim tetap sama.

2. Seandainya Al-Quran di seluruh muka bumi ini di bakar. Maka tidak akan berhasil menghilangkan eksistensi keberadaannya bagi umat muslim. Dan bahkan seandainya media tulis tidak ada lagi dimuka bumi ini Al-Quran masih tetap hidup dalam ingatan dan hati umat Islam.

Disekitar Tahun 1530 Masehi Al-Quran pertama kali dicetak dalam bentuk modern di negara Italia oleh Paganino dan Alessandro. Namun, cetakan pertama itu dihancurkan oleh penguasa suatu tempat ibadah non muslim. Alhamdulillah meskipun begitu, sampai saat ini jumlah Al-Quran yang berhasil di cetak sudah tak terhitung.

3.




Sebenarnya pembenci Al-Quran ini sudah ada sejak zaman Rasulullah. Al-Quran diturunkan tepat di masa bangsa Arab sedang dalam masa kejayaan syair. Syair-syair berisi kemaksiatan, seperti porno dan lain-lain. Bahkan sebagian syair-syair tersebut mereka pasang di Ka'bah.

Allah turunkan Al-Quran dengan tingkat kualitas tata bahasa yang tinggi sehingga menimbulkan polemik bagi para sastrawan kafir di zaman itu. Kebahasaan dalam Al-quran ini sulit untuk dipelajari bagi orang awam. Dan sebab itulah kita perlu mendalami bahkan perlu guru untuk belajar menafsirkan.

Untuk menerjemahkan bahasa Arab saja. Kosa kata dalam bahasa Indonesia memiliki keterbatasan dalam merepresentasikan sebuah kalimat maupun kata. Bahkan 40% kata dalam bahasa kita merupakan serapan dari bahasa Arab. Sedangkan di Arab sendiri, semua buku literatur tertinggi mengambil tata bahasa dalam Al-Quran.


Jadi untuk menafsirkan Al-quran tidak bisa langsung di telan mentah-mentah berdasarkan terjemahannya saja. Karena jika begitu maka kita akan menemui berbagai kesalahan dalam pemahaman. Sebagai contoh,



A. Tentu sekilas saat membaca ayat tersebut kita beranggapan bahwa orang yang suka memfitnah dosa/akibatnya lebih besar dari dosa membunuh. Selepas fitnah perbuatan kejam dan berdosa besar. Namun, dalam hal ini makna kata fitnah tidak dalam konteks yang sama dengan definisi fitnah yang sering dipahami dalam bahasa kita. Kata Fitnah dalam ayat tersebut bermakna Kekufuran.


B. Kata “Amin".



Setiap imam sholat selesai membaca Al Fatihah semua akan menyahut 'Aamiin'. Meskipun dengan pengucapan yang sama dan yang membedakan ialah panjang harokat. Namun, sudah menjadikan lain arti.


Nah. Pada zaman Rasulullah kaum kafir menuduh Al-Quran adalah karangan Nabi Muhammad. Sedangkan beliau adalah Nabi yang Ummi. Syariat sedetail ini sangat mustahil jika manusia yang menciptakannya bukan? Dan seandainya Al-Quran adalah kitab karangan manusia. Bukankah Allah menantangnya langsung?



Tantangan ini tidak berlaku hanya untuk orang Arab jahiliyah pada zaman itu. Namun, tantangan ini masih berlaku hingga sekarang bagi orang-orang yang meragukan Al-Quran.

Membakar Al-Quran adalah perbuatan sia-sia jika berniat untuk memusnahkannya. Karena ayat Al-Quran hanya kembali kepada Allah dengan waktu yang ditentukan-Nya.

Lain halnya jika orang yang menistakan Al-Quran hanya untuk membakar hati umat Muslim. Itu memang berhasil. Terbukti dengan keributan yang terjadi di Swedia. Apalagi tindakan tersebut mendapat pembelaan dengan dalih bebas berekspresi.
gambit410
emineminna
redrices
redrices dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.8K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
Hardian_LieAvatar border
Hardian_Lie
#4
baguslah kalo begitu, jadi kalau ada yg bakar atau merusak nya, jangan marah2, ngamukan, toh gak akan memusnahkannya apalagi menistakannya
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.