Kaskus

Story

chomchoromAvatar border
TS
chomchorom
Asrama Horror Story
Hai agan sekalian..
Ane yg masih newbie ini ingin menuliskan sebuah kisah kelam seorang gadis yg tinggal di sekolah berasrama. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Welcome kritik dan saran yg ramah.. 😉
Jangan lupa tinggalkan jejak dan bagi cendolnya yaaa 🙈🙈



Asrama Horror Story

Quote:



Index:
Bab Satu
Bab Dua
Bab Tiga
Bab Empat
Bab Lima
Bab Enam
Bab Tujuh
Bab Delapan
Bab Sembilan
Bab Sepuluh
Bab Sebelas
Diubah oleh chomchorom 26-05-2022 23:05
c4kr4d3w4Avatar border
69banditosAvatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4.9K
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
chomchoromAvatar border
TS
chomchorom
#16
Bab 8
kaskus-image

Anita dan Dhea sangat khawatir pada Andin yg saat ini sedang dirawat di UKS. Mereka khawatir apabila Andin mengalami hal-hal mengerikan seperti sebelum-sebelumnya.

Keduanya duduk berdampingan di kelas sambil terus melirik jam dinding kelas.

"HIHIHIHIHI........" Suara tawa melengking yg membuat bulu kuduk mereka berdiri sontak membuat keduanya berpandangan dan mencari asal suara itu.

Suaranya terdengar jauh. Tetapi juga terdengar seperti bisikan di telinga mereka.

Mata mereka berhenti pada pohon besar di luar jendela kelas mereka.

Pandangan Anita dan Dhea bertemu dengan sosok wanita bergaun merah tersebut. Matanya begitu hitam dan dalam. Rambut panjangnya menjuntai sampai ke rumput. Wajah wanita tersebut sangat cantik namun juga tampak menakutkan.

Tiba-tiba sosok tersebut menunjuk sesuatu. Anita dan Dhea pun mengikuti arah tangan sosok tersebut yg menunjuk pada salah seorang teman sekelasnya yg detik itu juga kesurupan.

Keduanya terkejut dan menoleh pada sosok wanita tadi yg kini memiliki wajah amat sangat mengerikan.

Seisi kelas menjadi ribut, ditambah suara tawa wanita tersebut yg menggema didalam kelas. Semua orang panik dan ketakutan.

Anita dan Dhea dengan cepat berlari keluar kelas mencari pertolongan pada guru kelas sebelah. Setelah itu keduanya langsung berlari menuju UKS untuk mengecek keadaan Andin.

Mereka khawatir jika Andin juga mendapatkan gangguan disana.

Keduanya sampai di UKS dengan napas terengah-engah.

"Din.. Andinn.." Panggil Dhea panik sambil mengatur napasnya
"Ada apa?" Tanya dokter Imam sambil membuka tirai ranjang Andin yg tadi tertutup
"Andin gimana dok???" Tanya Anita sambil menghampiri sahabatnya yg tampak terlelap.
"Andin baruu aja tidur. Demamnya udah turun kok. Tinggal nunggu pemulihan. Ada apa?"
"Di kelas.. Ada.. Yg kesurupan dok.." Ucap Anita terengah-engah
"Kalian duduk dulu. Minum dulu. Atur napas.. Tarik napas.. Buang.."

Anita dan Dhea mengikuti ucapan dokter Imam dengan patuh. Keduanya berusaha mengatur napas agar lebih tenang.

"Di kelas ada yg kesurupan dok.."
"Terus? Sekarang gimana???" Tanya dokter Imam tenang
"Ga tau... Tadi sebelum ke sini kita udah manggil guru sebelah sih dok.." Jawab Anita canggung
"Hmm.. Terus.. Kenapa kalian kesini???"
"Kita.. Kita.."
"Kita mau manggil dokter sambil liat keadaan Andin dok" Dhea membantu Anita yg kesulitan menjawab
"Hmm.. Tapi saya ga bisa ninggalin Andin sendirian. Gimana ya??"
"Kita yg jaga dok.." Jawab Anita dengan cepat
"Gitu? Oke tapi kalo ada apa-apa kabari saya ya"
"Oke dok. Nanti pasti kita langsung kabarin dokter"

Keduanya menghela napas lega begitu dokter Imam keluar dari UKS. Mereka menghampiri Andin yg terlelap.

Andin menatap sekelilingnya dengan perasaan takut yg sangat luar biasa.

Di sekelilingnya terdapat banyak sekali mayat yg dibalut kain kafan tengah diikat terbalik dengan sebuah tambang besar.

Andin merasa pusing dan mual. Bau anyir darah menyergap memasuki indra penciumannya yg tajam. Begitu pula dengan bau busuk mayat-mayat di atasnya.

Andin berusaha sekuat tenaga menjaga keseimbangan tubuh dan konsentrasinya agar tidak tumbang di tempat itu.

Kepala Andin terkena tetesan suatu cairan lengket hingga Andin mendongak ke atas hingga matanya bertatapan langsung dengan sosok pocong berwajah mengerikan di atasnya.

Andin dengan cepat menunduk dan mengepalkan tangannya. Menekan kulitnya dengan kuku-kuku jarinya agar tetap tersadar dari keadaan itu.

"Aku harus pergi! Tempat ini berbahaya!!" Ucap Andin pada dirinya sendiri.

Andin melangkah perlahan sambil melihat sekeliling untuk mencari jalan keluar.

Genangan darah yg lengket bercampur dengan udara yg sangat lembab membuat Andin semakin pusing.

"Andin!!!!!"

Andin menatap ke arah asal suara yg memanggilnya. Tapi pandangannya telah kabur.

"Andin!! Kamu ga boleh ada disini!!" Ucap gadis tersebut sambil memapah tubuh limbung Andin.

Seketika tempat tersebut berubah menjadi sebuah ladang bunga dengan sebuah danau yg tampak sangat menakjubkan dimata Andin.

Andin menatap gadis di hadapannya dengan bingung. Wajahnya tampak familiar. Tetapi juga tampak asing.

Gadis cantik itu berwajah mungil dan manis. Andin terus menatap gadis yg terus menggandeng tangannya mendekat ke arah danau indah tersebut

"Andin.. Aku harap kamu ga akan pernah datang lagi ke tempat ini.." Bisik gadis tersebut
"Kamu..."
"Aku akan menjagamu. Jangan jatuh ke dalam perangkap pria tersebut.."

Andin terkejut karena tubuhnya didorong jatuh kedalam danau oleh gadis tersebut.

"Selamat tinggal Andin.. Kami akan menjagamu yg telah membantu kami..."

Andinpun terbangun dengan terengah-engah. Menatap bingung kedua sahabatnya yg telah berada di sisinya.

"Din lo gapapa??" Tanya Anita dengan hati-hati
"Gue gapapa kok cuma mimpi"
"Mimpi desa itu lagi??"
"Hmm.. Kita bahas nanti aja ya" Jawab Andin sambil melirik ke meja dokter Imam yg kosong.
"Dokter imam pergi. Di kelas ada yg kesurupan makanya kita ke sini. Lo udah baikan?"
"Gue ngerasa sehat sih. Tapi gatau kenapa kalo ada dokter Imam rasanya badan gue jd gaenak"
"Hah kok bisa gitu???" Tanya Dhea kebingungan
"Gue juga ga paham.."
"Yaudah kita cabut aja yuk ke asrama. Daripada disini.." Bisik Anita sambil menatap cermin besar di ujung ruangan tersebut

Andin yg mengikuti pandangan Anita pun menyetujui saran sahabatnya itu. Mereka memutuskan untuk menulis surat dan meletakannya di meja dokter Imam agar tidak membuat panik.

Ketiganya sampai di asrama. Anita langsung mencari buku diary misterius yg belum selesai mereka baca.

"Guys!! Gambar ini....."

Bersambung....
69banditos
itkgid
simounlebon
simounlebon dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.