KOMPAS.com - Gara-gara kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak aktif, Harni, seorang penderita stroke asal Desa Sanjiango, Mamuju Tengah, terpaksa dirawat di rumah kerabat.

Menurut perwakilan keluarga, Herlianti, Harni sempat mendapat perawatan satu malam di Puskesmas Durikumba.

Namun saat mengurus administrasi, kartu BPJS KIS Harni dinyatakan tidak aktif. 

“Mulanya Harni punya BPJS KIS, namun setelah dicek ternyata BPJS-nya sudah tidak aktif,” jelas Herlianti. 

Herlianti mengatakan, alasan keluarga mengeluarkan Harni dari puskesmas karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pengobatan sebagai pasien umum.


Sementara itu, salah satu petugas Puskemas Durikumba, Agneta, mengatakan, sampai saat data pemegang KIS belum ada pembaruan.

Akibatnya, banyak masyarakat tak tahu apakah statusnya masih aktif atau tidak.

Di sisi lain, Kepala Puskesmas Durikumba belum dapat dimintai konfirmasi, terkait salah satu pasiennya keluar paksa lantaran tak mampu membayar biaya pengobatan sebagai pasien umum.


Harapan keluarga


Herlianti menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (2/4/2022). Saat itu Harni tiba-tiba terserang stroke dan sebagian badannya kaku dan lumpuh.

Keluarga membawa Harni ke puskesmas Durikumba, Karossa, untuk mendapatkan perawatan medis.



Atas kejadian itu, pihak keluarga minta pemerintah daerah turun tangaan untuk mengatasi permasalahan BPJS KIS.

(Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/202...page=all#page2



Teruntoek qadroon zantan tersayang, bersyurlah yeti tinggal di indonesia dapat bpjs bisa berobat gratis dengan iuran yang gak terlalu mehong, kecuali tytyd yeti engasan nyeruduk terus sampai penuh itu baris di kk, mampus dah bayarnya

Eike mau kasi tau ya, tetangga eike yang rese ada yang kena setrok begindang, katanya tiba tiba aja jatoh lemes pas mau mandi, sebelumnya ga rasa afa afa masih bisa ngerokok lagi terus ditanya sama dokter soal tensi, doi jawabnya enteng katanya dah lama 10 taonan, udah tau tensi tapi ga mau berobat yang salah siapa cobak? Waktu belun kena setrok galak, udah kena malah kalem

Kalau di luar negeri bijimenong?
Katanya ya cyyynn kalau berobat ke sinjafo harus ngantri lama, karena dokternya di batasi jumlah pasiennya, kalau gak kuat ya ke igd tapi siap siap aja tagihannya bakal bisa jual rumah kalau gak punya asuransi.

Waktu masuk ke rsnya udah di kasi tour fasilitas kamarnya dah kaya di hotel aja, terus dipereksa lengkaf kaf kaf, yang gak enak ya billingnya ngerikkk bowww :

Jasa konsul dokternya aja puluhan jetong bookkk, tapi diladeni seharian, punya suami dokter di sana kayaknya bagus nih masa defan eike, tapi muka oriental/indihe kurang bikin eike nafsu

ehm back to topic, kalau di kita mau kaya sinjafo pelayanannya harus sanggup bayar asuransi + fajak yang bisa makan 1/3 gaji yeti

Terus sanggup gak kalau sakit sekarang tapi mau ketemu dokter di jadwalin bulan defan? Karena pembatasan pasien cyynnn

Kalau sampai masuk perawatan n gak punya asuransi ya siap siap jual rumah, atau mobil + seluruh tabungan atau relain aja mati sakit

Di ameriki juga sama cyyynnn



Kenafa pelayanan di mari jadi jelek karena katanya overload pasien, 1 pasien paling 5 menitan di layani dan pembatasan pemeriksaan karena tanggungan bpjs kecil

Tapi untungnya mau ketemu dokter ya bisa hari itu ketemunya (kesel juga sih eike ngantri dari subuh dah rame, sampai ambil obat udah sore maghrib , nasip pakai bpjs di rs rujukan), sama bpjs bayar semua pelayanan dengan alakadarnya

Jadi bijimenong? Rawat diri sebaik baiknya, kalau udah ada tensi berobat yang teratur cyynnn biar ga kena setruk

Buat qadroon yang merasa sucuih, inget ya bisa setruk kapan aja n datang tiba tiba, bisa aja lagi hina eike kena setruk
Mati juga belum tentu masuk syurrga