afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.2K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#757
Part 5 - Peperangan (Ada yang Gugur Di Pasukan Ryan?)

Hal mengejutkan kembali terjadi, setelah area pepohonan terbuka, disana terdapat lebih dari apa yang kita pikirkan, yaitu banyak sekali gerombolan siluman yang menyerang kita, mereka memiliki postur tubuh yang beraneka ragam, ada yang kecil, sedang dan besar, nah tinggal mau pilih yang mana.

Adiwilaga terlihat sedikit kepayahan tadi saat menahan serangan, saat dia sedang mengatur tubuhnya agar setabil lagi, tiba tiba siluman yang berada pepohonan yang sudah mulai terbuka, ada yang melesat menyerang Adiwilaga yang sedang mencoba mengatur tubuhnya agar stabil.

Siluman bertubuh chetah dengan kepala wanita melesat dengan cepatnya mengarah ke arah Adiwilaga, cakar tajam dari siluman chetah itu terlihat sangat tajam merobek udara dan membuat seolah udara yang dilewatinya menjerit karena menimbulkan suara desingan yang cukup membuat telinga sakit.

“Adiwilagaaaa!!!!” Teriak Aruna dari kejauhan

Adiwilaga merespon dengan mengok kearah Aruna, dia tidak mengetahui adanya serangan dari siluman chetah itu.

Terdengar suara “CRRAASSHHH” seperti sebuah tebasan pada suatu benda barusaja terjadi, Aruna yang melihat hal tersebut mendadak tiba tiba menjadi lemas karena tidak menyangka hal tersebut terjadi. Setelah terdengar suara tersebut kemudian disusul benda jatuh yang ternyata itu adalah sebuah kepala yang menggelinding terlepas dari lehernya.

Semua terdiam melihat kejadian itu, termasuk aku dan Shinta yang tidak percaya hal itu terjadi. Namun bukan Shinta namanya kalau setelah itu tidak langsung menyerang musuh lagi dengan sedikit menampakan senyumnya, kali ini dia memilih musuh yang memiliki postur tubuh yang lebih besar dari dia, sosok siluman bertubuh gajah berbulu alias Mamoth, Serangan Shinta diikuti oleh para pasukannya yang berada dibelakang, mereka memilih sendiri mungsuh yang akan diserangnya masing masing.

Aruna berjalan mendekat kearah Adiwilaga, dengan langkah yang sepertinya masih belum percaya dengan yang terjadi pada Adiwilaga. Dia memastikan kondisi Adiwilaga, berharap semua baik baik saja.

“Semua!!, jika ingin menyerang perhatikan calon target kalian, pastikan kalian memilih target sesuai dengan kemampuan kalian, bantu kawan kawan yang membutuhkan atau yang sedang terpojok, semuanya Serangggg!!!!” teriaku pada semua kelompoku.

Aku berani memberikan perintah itu karena jumlah musuh sudah ketahuan dan tidak menerka lagi akan jumlah musuh seperti tadi, Argani meringik tanda bersiap untuk melesat membawaku menyerang musuh yang berada didepan, tak lupa aku menyiapkan Keris yang berada didalam cincin yang diberikan mbah Margono dulu untuk menyerang para musuh yang berada didepan, sedangkan golok bapak, aku rasa itu belum saatnya digunakan untuk siluman yang kekuatannya masih bisa diprediksi seperti ini.

Shinta yang mencoba menyerang siluman berwujud mamoth itu, kemudian menyerang menggunakan pedang yang sama seperti saat dipertempuran yang dulu, harusnya cukup lah untuk membinasakan sosok mamoth itu, namun belum sempat Shinta akan mengebaskan pedangnya pada mamoth itu, Shinta sudah terlebih dahulu diserang oleh mamoth itu, mamoth berkepala manusa namun memiliki belalai itu, berlari kencang sambil berancang ancang untuk memukul Shinta dengan belalainya.

Shinta berhenti dan bersiap untuk menangkis serangan mamoth itu, disaat dia sudah siap dengan pedang nya untuk menangkis, tiba tiba didepannya berdiri sesosok makhluk berpostur tubuh kecil dengan sisik berwana hijau.

Sosok itu berdiri tepat didepan Shinta dengan cakar yang sudah menangkis belalai mamoth itu, hingga menimbulkan angin yang cukup besar karena tenaga yang tiba tiba terhenti oleh sosok bersisik hijau itu.

Shinta cukup terkejut dengan efek tangkisan yang membuat angin menerpanya dan sosok hijau itu serta menghentikan serangan mamoth itu, hal itu menunjukan walau mamoth itu bertubuh besar kekuatan yang diberikan pun dapat membuat kerusakan yang besar karena efek dari sosok bersisik hijau itu saat menghentikan serangan mengubahnya menjadi angin yang cukup lepat.

“hebat juga kamu ternyata anak kecil” ucap Shinta pada sosok bersisik hijau yang dulu pernah kita temui saja sedang berjalan malam.

“untung ada aku disini, kalau kamu yang menahan serangan ini, pasti sudah terlempar jauh kamu tadi” sosok anak kecil itu sepertinya masih memiliki dendam tersendiri pada Shinta karena diganggu saat berjalan waktu itu.

“apa katamu, lihat ini apa yang akan aku lakukan dengan pedang ini” Shinta yang terpancing emosi, kemudian mengangkat pedangnya kemudian mengarahkan kedepan dan,

JEEDAASSSS, sebuah sinar keluar dari ujung pedang Shinta dan langsung menembus kepala siluman mamoth itu hingga tembus kebelakang kemudian tumbang seketika dan tak sedikit musuh yang dapat menghindar dari sinar yang menembus tubuh mamoth itu, siluman yang berada dibelakang terlihat ada yang langsung ikut tewas ada juga yang mengalami cidera parah karena bagian tubuhnya terpotong dan tertembus serangan dari Shinta itu.

“lihat apa yang terjadi jika tadi aku arahkan pedang ini dikepalamu, hahaha, dasar anak kecil mau pamer sama yang lebih tua” ucap Shinta sedikit sombong

“awas saja sampai kamu berani melukaiku, akan adukan pada tuan Abimantara” ucap anak kecil bersisik itu

“oh jadi kamu ini peliharaan dia” tanya Shinta pada anak kecil itu sambil keheranan

“hey jaga omonganmu, aku bukan peliharaan tuan Abimantra, aku dan dia adalah partner, kita adalah tim” protesnya pada Shinta

“hahah apakah benar begitu” tanya Shinta mengejeknya

“awas, belakangmu, menunduk!!” ucap anak berissisik itu sembari melancarkan cakarnya yang super tajam itu.

GRRRUUBBAAKK suara sosok yang barusaja diserang anak kecil bersisik itu tumbang seketika dengan satu serangan, sosok silumat bertubuh kuda dengan kepala manusia.

“dasar, tante tante bikin repot saja, bawaannya ngomel tapi tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya yang selalu dapat serangan dari musuh” ejek anak berisisk itu mengejek Shinta

Melihat Shinta dan anak itu saling adu mulut diwaktu yang kurang tepat, aku meminta pada Agrani untuk turun sebentar kebawah menghampiri Shinta dan anak tersebut, rencananya aku ingin melerai mereka dan meminta untuk fokus pada pertempuran yang sedang terjadi, kalo dilihat benar benar mirip adegan di anime, saat semua sedang bertarung, masa Shinta dan anak tersebut masih sempat sempatnya beradu mulut.

Setelah aku meminta Agrani untuk turun, dia pun menuruti permintaanku, kita pun turun dan berjarak beberapa meter dari mereka berdua, aku kemudian turun dari punggung Agrani dan hendak menghampiri Shinta.

Dan saat aku sudah berada dekat dengan Shinta, aku menepuk pundaknya dan kebetulan Shinta sedang bersiap mengangkat tangannya untuk menampar anak tersebut, naas nya aku yang sudah terlanjur menepuk pundaknya, Shinta berbalik menghadap kearahku sambil sedikit melompat kemudian tangan yang sudah siap memukul akhirnya melayang dipipiku hingga aku tersungkur.

“Eh Ryan maafin aku, sumpah aku kira musuh yang datang tiba tiba lagi, kamu gak papa kan” tanya Shinta terlihat khawatir karena aku langsung tersungkur ketanah

“dasar tante tante, nggak bisa membedakan mana musuh mana kawan” ejek anak kecil tersebut kemudian pergi kembali menghajar musuh yang berada didepan sana.

“tutup mulutmu anak kecil, awas saja nanti akan kuremas kepalamu” gertak Shinta berteriak pada anak itu.

“yan kamu nggak papa kan, sorry aku nggak sengaja” Shinta perlahan memapahku untuk kembali bangkit dari tanah.

“ssshhh aduh sakitnya rahangku, patah nggak nih kira kira” tanyaku sambil menahan kesakitan

“haha kalian ini masih sempat sempatnya bercanda disaat seperti ini, saya jadi teringat saat ayahmu muda” ucap Agrani menertawai kita berdua.

Disaat Shinta sedang memapahku kembali bangkit, terlihat pasukan ku yang mulai kuwalahan dengan menghadapi mereka, dari pasukan kita, memang sangat mudah menghabisi siluman yang berpostur tubuh besar karena gerakan nya yang lambat, namun kita cukup kesulitan karena kulihat untuk menghabisi siluman dengan postur tubuh besar memerlukan setidaknya tiga pasukan milik Shinta, dengan adanya anak kecil bersisik tadi memang lumayan membantu kita untuk menghabisi mereka tapi karena pasukan musuh memang jumlahnya lebih unggul dari pasukan kita, makanya kita tetap kuwalahan menghadapinya.

Aku meminta pada Shinta untuk membawaku melesat, dan kita akan menyerang dengan mengkolaborasikan krisku dan pedang milik Shinta supaya lebih cepat menghabisi para musuh. Sedangkan Agrani aku memintanya untuk menyerang bersama dengan Aruna. Dan diapun menuruti perkataanku, dia langsung berlari kemudian terbang menuju kearah Aruna.

“Ta, ayo kita serang mereka sekarang” ucapku pada Shinta sambil menahan rahangku yang masih terasa sakit

“tapi kamu apakah tidak apa apa, maaf kan aku sekali lagi, aku benar benar tidak sengaja” kata Shinta terus merasa bersalah

“sudah biasa kan aku seperti ini akibat ulahmu hehe, sudah tidak apa apa ayo kita bantu yang lain, tidak enak mereka berjuang untuk ku tapi aku malah santai santai begini” aku meminta untuk segera menyerang.

“hehe maaf ya, ok lah ayo kita habisi para makhluk menjijikan ini” kata Shinta penuh semangat

Aku berpegangan pada pinggang Shinta, terasa lekukan tubuhnya yang begitu ideal bagai memeluk sebuah gitar, aku sempat memandang wajahnya dan masih berandai andai jika Shinta dan aku adalah jodoh yang bisa bersama, namun itu hanya khayalan saja, hal itu tidak akan pernah terjadi.

Tanpa sadar karena lamunanku ternyata Shinta dari tadi menanyaiku apakah aku sudah siap atau belum, dan karena aku masih terus mengagumi wajah dan tubuhnya aku sampai tidak mendengarkan hal itu.

“hey hey, sudah siap belum, malah mukamu seperti mupeng gitu, mikir jorok ya tentang aku, ingat kamu udah berbini” tanya Shinta sambil menyindirku dan tersenyum

“eehh ah enggak kok hehe, yuk lah langsung kita seranga mereka” ucapku mengalihkan pembicaraan

“alah aku tau kok isihatimu seperti apa, tapi tenang saja aku akan terus ada disampingmu akan tetap kujaga kamu sampai kapanpun” ucapnya menunduk seolah menahan perasaan yang sama denganku.

Belum sempat kita akan menyerang tiba tiba Shinta berkata

“awas Ryan menunduk!!!” tiba tiba Shinta menyuruhku menunduk dan tubuhnya melindungiku dengan cara menutup tubuhku dengan tubuhnya

Shinta melihat dari arah langit dibelakangku muncul sebuah cahaya yang mengarah kearah kita berada, sinar itu begitu cepat melesat, namun ternyata sinar itu tidak menyerang kita, dia terus bergerak dengan cepat hingga sampi ditengah tengah pasukan musuh, dan saat melewati atas kepala kita, terdengar suara yang sudah tidak asing lagi bagiku dia mengatakan....

“CEPAT BERI PERINTAH PASUKAN KITA UNTUK MUNDUR APAPUN KEADAANNYA!!!” sebuah perintah aku dengar ditelingaku saat sinar itu melewati atas kepalaku dan Shinta

Seketika aku memberikan perintah untuk mundur, sesuai suara itu, entah kenapa aku langsung percaya dengan suara itu, hingga aku berteriak memberikan komando mundur.

“SEMUANYA CEPAT MUNDUR, MENJAUH DARI SANA!!!” ucapku memberi perintah pada semua pasukan, dan syukurnya mereka semua langsung mendengar perintahku satu persatu pasukan kita mulai mundur meninggalkan musuh disana

“kenapa yan, kenapa mereka diperintahkan mundur” tanya Shinta kebingungan, sepertinya suara tadi sama sekali tidak dia dengar, dan Shinta hanya melihat cahaya yang melesat saja

“ada yang memintaku untuk memberi perintah mundur, aku tahu suara siapa itu makanya aku langsung memberi perintah mundur ta” ucapku menjelaskan pada Shinta

“tapi apakah benar itu suara dari kubu kita, bukan suatu uilusi dari kubu mereka” tanya Shinta memastikan

“aku yakin itu perintah dari dia” ucapku menjelaskan

“dia siapa yan?” tanya Shinta penasaran

Setelah satu persatu pasukan kita mundur dari sana, tiba tiba sinar atau cahaya itu dengan cepatnya menghantam tanah dan membuat ......


MAAF KEMARIN ADA KEPERLUAN DENGAN IBU MERTUA HEHE JADI MUNDUR DEH UPDATE NYA SORRY SORRY.

NAH SUPAYA BESOK UPDATE LAGI, YUK KASIH CENDOL PART INI SAMPAI SEBANYAK 49 CENDOL

buahsabar
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 88 lainnya memberi reputasi
89
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.