- Beranda
- The Lounge
Minyak Goreng Langka? Lahan Hutan Berkurang? Mari Kupas Sisi Gelap Sawit dari Akarnya
...
TS
wukuwuye
Minyak Goreng Langka? Lahan Hutan Berkurang? Mari Kupas Sisi Gelap Sawit dari Akarnya
#LightlessDiscovery
#Sawit&Minyak
#Eps1
Ilustrasi Menggoreng dengan Minyak Goreng, Hanya Pemanis
Seperti dalam judul bray, dengan "Fakta" bahwa negara ini adalah pengekspor terbesar olahan bahan baku minyak untuk bahan makanan di dunia. Namun, mengapa harus ada permasalahan ketersediaan minyak goreng di pasaran? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ya, mungkin ada satu dan lain hal yang membuat pasokan di pasaran terganggu akibat penetapan HET oleh pemerintah, seperti para pedagang / agen yang sudah terlanjur Kulakan/Membeli barang skala besar dari pabrik dengan harga normal.
Namun menjelang penutupan Bulan Maret ini kita mengetahui bahwa pemerintah telah menentukan bahwa HET sudah tidak di Kisaran Rp 14.000 seperti di awal tahun.
Ada 2 mata pisau disini, pertama dengan kebutuhan rakyat yang tinggi terhadap minyak goreng di Indonesa.
Dari Sisi Konsumen
Karena Mayoritas masyarakat kita dari Sabang sampai Merauke, sebagian besar menggunakan bahan dasar minyak untuk membuat masakan khasnya, dari bermacam sayuran hingga, santan hingga gorengan.
Melambungnya harga per Liter minyak goreng mencapai harga tertinggi hingga mencapai > Rp 20.000 - 30.000 / Liter pada awal tahun ini, yang mengakibatkan pengkondisian HET minyak di Indonesia.
Dari Sisi Agen / Ditributor
Para agen -agen kecil di pasar sangat berimbas pula dengan ketentuan HET dari pemerintah yang diungkap APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) merugikan para pedagang pasar tradisional, Warung Rumahan, Industri Kemasan, karena terkadang ditemuinya ketidak sinkronan informasi dari Pemerintahan Pusat dan Daerah yang terkadang saat ditemui di pengurusan daerah hanya mengatakan tidak tahu menahu.
Jadi, siapa yang salah?
Apa…? salah? Apa negeri ini, memang rakyatnya hanya bisa saling menyalahkan dan mencari kambing hitam? Dan merasa yang paling benar?
Trit ini akan menjadi narasi yang panjang di akhir pekan, jadi siapin minuman kesukaanmu dan jajanan gacoanmu, bre….
This Is…. #LightlessDiscovery #eps1 #Sawit&Minyak #Part1
#Sawit&Minyak
#Eps1
Ilustrasi Menggoreng dengan Minyak Goreng, Hanya Pemanis
Seperti dalam judul bray, dengan "Fakta" bahwa negara ini adalah pengekspor terbesar olahan bahan baku minyak untuk bahan makanan di dunia. Namun, mengapa harus ada permasalahan ketersediaan minyak goreng di pasaran? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ya, mungkin ada satu dan lain hal yang membuat pasokan di pasaran terganggu akibat penetapan HET oleh pemerintah, seperti para pedagang / agen yang sudah terlanjur Kulakan/Membeli barang skala besar dari pabrik dengan harga normal.
Namun menjelang penutupan Bulan Maret ini kita mengetahui bahwa pemerintah telah menentukan bahwa HET sudah tidak di Kisaran Rp 14.000 seperti di awal tahun.
Ada 2 mata pisau disini, pertama dengan kebutuhan rakyat yang tinggi terhadap minyak goreng di Indonesa.
Dari Sisi Konsumen
Quote:
Karena Mayoritas masyarakat kita dari Sabang sampai Merauke, sebagian besar menggunakan bahan dasar minyak untuk membuat masakan khasnya, dari bermacam sayuran hingga, santan hingga gorengan.
Melambungnya harga per Liter minyak goreng mencapai harga tertinggi hingga mencapai > Rp 20.000 - 30.000 / Liter pada awal tahun ini, yang mengakibatkan pengkondisian HET minyak di Indonesia.
Dari Sisi Agen / Ditributor
Quote:
Para agen -agen kecil di pasar sangat berimbas pula dengan ketentuan HET dari pemerintah yang diungkap APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) merugikan para pedagang pasar tradisional, Warung Rumahan, Industri Kemasan, karena terkadang ditemuinya ketidak sinkronan informasi dari Pemerintahan Pusat dan Daerah yang terkadang saat ditemui di pengurusan daerah hanya mengatakan tidak tahu menahu.
Jadi, siapa yang salah?
Apa…? salah? Apa negeri ini, memang rakyatnya hanya bisa saling menyalahkan dan mencari kambing hitam? Dan merasa yang paling benar?
Spoiler for Apa Yang Sebenarnya Terjadi? Kawan?:
Trit ini akan menjadi narasi yang panjang di akhir pekan, jadi siapin minuman kesukaanmu dan jajanan gacoanmu, bre….
This Is…. #LightlessDiscovery #eps1 #Sawit&Minyak #Part1
Quote:
Introduction Sawit Indonesia sebagai Pemasok Minyak Dunia
Quote:
Kebutuhan CPO ( Crude Palm Oil ) dunia didasari dengan pasokan Minyak Sawit yang mayoritas berasal dari Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia. Dengan masih lowongnya lahan di Kalimantan dan Sumatra, pebisnis serta perusahaan nasional pun turut berbondong-bondong membuka lahan perkebunan tambang emas ini, ya emas yang berbentuk minyak dengan simbol CPO.
Namun, apakah para penguasa mengerti dampak penanaman berlebihan sawit di tanah gambut di Kalimantan dan Sumatra? Simak penjelasan dibawah in.
Ane akan sebisa mungkin membuat narasi yang gampang dicerna.
Pertama bre, kita perlu tahu apa itu lahan gambut yang membentang di Sumatra dan Kalimantan. Jadi, Tanah Gambut ini adalah cikal bakal yang menjadi Black Oil atau Baturbara. ( Dikutip dari Jurnal "Potensi Sumber Daya Gambut" oleh Badan Geologi ESDM )
Tidak ayal sumatra dan kalimantan menjadi lokasi penambangan batubara yang dikeruk terus-terusan selama ini. Jadi, berapa lama gambut menjadi batubara? Ini cukup memakan waktu bahkan memerlukan tahunan hingga puluhan ribu tahun proses dekomposisi.
Asal tau aje bray, gambut nih yang masih cikal bakal batubara terbentuk antara 5.000 - 10.000 tahun yang lalu ( ane comot dari Andriesse, 1994 ). Jadi dari sini kita tahu pembentukan gambut dan batubara memerlukan waktu yang sangat panjang melewati bahkan banyak peradaban manusia. Lah, terus apa hubungannya dengan sawit? Eit, tunggu dulu, diem dulu, baca dulu, karena ini semua nyambung dari atas hingga bawah, jangan kek sjw minim literasi langsung teriak kanan kiri.
Selain penambangan batubara, seperti yang akan dibahas d Trit kali ini adalah Perkebunan Sawit bray
Lahan luas di sumatra dan kalimantan pun di sulap juga menjadi Ladang penghasil CPO, bray. Karena lahan gambut itu adalah lahan yang potensial untuk tanaman Kelapa Sawit bray. Karena apa? Ya, karena Kelapa Sawit adalah tumbuhan yang mampu bertahan di keadaan ekstrim, dan uniknya pas banget dengan lahan gambut yang ekstrim bray.
Bayangkan, produksi sawit di lahan gambut bisa mencapai top perform di 20 - 25 Ton / Ha bray ( ane petik dari Setiadi, 1999 ).
Sebagai perbandingan, jika kita balik ke than 1980, luas perkebunan sawit di Indonesia masih sekitar 249.000 Ha bray, sedangkan di Riset tahun 2018 sudah mencapai 14 Juta Ha bray. Jadi di tahun 2022 ini mungkin sudah 20 -30 juta Ha bray sebanding dengan tingkat inflasi dan meningginya Premi Asuransi. ( Ane comot kutipan ini dari Ditjenbun, 2018 ).
Lahan gambut ini, tidak bisa sembarangan diolah bray. Hanya beberapa tanaman saja yang bisa idup di tanah cikalbakal batubara ini, kek yang ane kasih tau diatas bray. Ya tahu kan ini Batubara Starter, jadi tanah ini dipastikan panas juga bray, karena mengandung karbon simpanan planet bumi sebagai penyangga iklim. Tapi dewasa ini, kita harus merelakan beberapa lahan topangan alam ini di sulap menjadi aset CPO yang menggairahkan brayyyy.
Kita tengok dari Badan BBLSDLP ( Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian ) tahun 2011 bray, Indonesia memiliki lahan gambut sebesar 14 Juta Ha yang kesebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Dan fakta nya lagi 40 - 50 % adalah aset potensial menjadi perkebunan bray. Tahu sendirikan kebun apaan bree.
Kenapa ane bilang cikalbakal batubara, karena memang seperti itu adanya bre lahan gambut ini adalah endapan yang berasal dari penumpukan residu jaringan jaman baheula yang tebel jaringannye ampe 50 cm an. Memang, sebagai lahan emas cabang organik ini, gambut yang tersebar di Indonesia mampu membuat Dunia meneteskan air liurnya bray. Makanya pejabat banyak yang kegiur membeli lahan yang masih ranum di Kalimantan dari para petani dan desa. Padahal dampaknya adalah fiiirrreeeeeee, helibasziiinggg gun, satt bukan metal sluug.
Ya, dengan sifat organik lahan gambut yang tercipta dari dekomposisi makhluk dan tanaman ribuan tahun lalu ini diluar diperuntukkan jadi bakal tambang batubara / black oil, tapi juga sebagai tanah yang sangat potensial / sangat berjodoh dengan sawit. Karena sebelum menjadi sebuah mineral tambang batubara 100%, lahan ini bisa difungsikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Walaupun, sawit ini juga terkenal menimbulkan dampak efek samping juga bray, yang akan dijelaskan di trit ini.
Namun perlu digarisbawahi juga, lahan gambut adalah surga dari percikan api dan kemarau yang berkepenjangan jika pekerjaan penggalian drainase lahan gambut dilakukan secara berlebihan, ya, pembukaan lahan baru yang masif.
So, enjoy it bray.
1. Prediksi Banjir Darat di Lahan Gambut Indonesia Peruntukkan Batubara dan Perkebunan Sawit
Pertama mari melihat daerah mana saja yang tercatat sebagai Lahan berkategori Gambut. Pastinya, seperti yang telah ane jabarin diatas yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun karena kali ini pembahasan tentang Kelapa Sawit, kita akan melihat area Kalimantan dan Sumatera.
Dibawah Ini adalah area Gambut yang juga menjadi lahan potensial Kelapa Sawit di Sumatera, yang sebagian besar dari data 40-50% lahan di beberapa pulau sudah berdiri megah Kebun Kelapa Sawit serta Kantor PT disampingnya.
Dan ini adalah lahan gambut di Kalimantan yang sebagian besar juga difungsikan sebagai ladang profit Komoditi dengan simbol CPO.
Kali ini kita lihat terrain / kontur peta di Indonesia,
Untuk sumaera dataran tinggi terletak di bagian sumater bagian barat dan lahan dataran rendah terletak pada kawasan bagian timur yang kaya akan gambut.
Sama hanya dengan kalimantan, tanah gambut terletak di bagian pinggir dekat laut, karena di tengah Kalimantan menjulang perbukitan lebat, yang uhukk juga sebagai tambang beberapa mineral dan batubara. Seperti gamping, pasir kuarsa, kaolin, mamer, atau intan dan emas di kalsel. Semakin pula bertambahny lokasi tambang, semakin banyak pula pembukaan lahan gambut kalimantan, seperti ane jelasin diatas semakin masif pembukaan lahan gambut, semakin besar pula dampak kebakaran dan menurunnya elevasi tanah di sekitar project.
Namun, tenang braay, ane pastikan trit ini bukan hanya sebagai penemuan kebrobrokan negara, namun sebagai seorang profesional di bidang infrastruktur, di bagian bawah pasti ane jelaskan juga solusi dan penanggulangan secara teknikal. Karena, ane kaga mau jadi bagian dari netizen sjw bar-bar sosmed yang hanya bisa mengumpat dan menjelekkan pihak yang berseberangan.
Nah, dibawah ini kita juga akan melihat potensi banjir darat. Ya, sebuah prediksi tenggelamnya dataran karena ulah keserakahan manusia.
2. Jenis Bentang Alam di Lahan Gambut Indonesia
Lahan Indonesia yang memiliki lahan gambut itu bisa berbentuk
Perbukitan kawasan tropis
Hutan gambut tropis
Rawa gambut tropis, yang bagian bawah rawa adalah potensial menjadi batubara.
Namun, lahan ini akan berubah total, disaat, hitam diatas putih telah ditanda tangani sang penguasa lokal dan pusat. Boooomm derrr, derr, dooorr, ya itu adalah bunyi pembukaan lahan yang kadang memerlukan dinamit, entah membuka tambang mineral baru atau perataan elevasi untuk lahan sawit.
Perubahan bentang alam, menjadi ladang CPO.
Pembukaan lahan baru untuk peruntukkan apapun itu pasti akan ada namanya penebangan dan penggundulan hutan, ya ini akan masuk ke pekerjaan infrastruktur tanah, agar elevasi tanah rata.
Kita juga akan menemukan pekerjaan pembukaan lahan, ya, Cut and Fill atau pengurugan lahan agar elevasi seperti gambar teknis.
Serta inilah yang ane maksudkan tentang drainase lahan gambut, yang akan mendampak sistem lingkungan lahan gambut, karena lahan gambut tidak boleh terlalu sering dialiri air, perlu ada buka tutup pintu yang sangat teknis, yang terkadang dihiraukan para pejabat dan pengusaha yang hanya terpaku dengan Profit Komoditi CPO, sedangkan para kontraktor hanya melaksanakan pekerjaan lelang saja, tidak mungkin berlagak layaknya hero yang akan membuat bangunan baru buka tutup sendiri. Semu tergantung pemerintah dan pemilik lahan, apakah tetap terpacu pada profit atau bisa lebih memperhatikan Ekosistem Lingkungan Sekitar.
Poin, yang paling krusial adalah disini, jika lahan gambut di aliri air secara masif, dengan sifat gambut yang tidak terlalu tahan air. Dipastikan, akan terjadi penurunan permukaan tanah dan saat kemarau akan berpotensi kebakaran bray.
Inilah Mengapa, Kebakaran Sering Terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Tentunya di area dekat dengan perkebunan.
Salah satu komponen terpenting lahan gambut adalah pengaturan tata air seperti pembuatan pintu air di berbagai lokasi dan pengendalian air tanah setiap saat.
Karena, jika tidak ada pengelolaan yang memadai, seperti yang kita lihat di berita, banjir darat, penurunan muka tanah dan kebakaran adalah hal nyata.
Ya, tapi apa yang diharapkan oleh orang-orang Indonesia yang suka menyepelekan suatu hal? Sampah saja suka berserakan di warung, di pemukiman, di fasilitas umum. Apalagi memperhatikan SNI dan K3 standart untuk pekerjaan di alam? Yang ada malah pemikiran untung, untung, untung, profit, waoo muraah banget dan menyalahkan alam yang menimbulkan bencana.
Hey bruuh, Ini bukan salah alam bung, namun dampak dari ketamakan manusia.
3. Proses Mengeringnya Lahan Gambut dan Menurunnya Permukaan Tanah ( Serta permulaan potensi kebakaran hutan )
Kita akan menyusuri proses perubahan bentang alam nih braaay, dibawah ini adalah hutan tropis awal mula, ya, sebagai paru-paru dunia dan penyimpan gas alam sebagai penyeimbang ekosistem bumi.
Pembukaan lahan baru, bermula dengan membuat parit drainase untuk perkebunan.
Pembukaan lahan baru berikutnya timbul pekerjaan konstruksi pembersihan lahan, lalu pemadatan lahan guna penyamarataan elevasi perkebunan.
Yak, sejalan dengan sawit yang ditanam…
Jika sadar dari awal pembukaan, dengan berkurangnya tanaman penyerap Co2, yang pasti gas ini akan mengangkasa bray kaga ada yang nopang lagi bray. Menimbulkan iklim kemarau menjadi sangat panas, coba ke kebun sawit, wooow panas braay. Sudah panas, dibawahnya adalah lahan gambut dan batubara yang gampang terbakar, mantap yes.
Di saat musim penghujan, dikarenakan sifat gambut dan kelapa sawit yang tidak resist terhadap air, jadi perlahan dataran akan tergenang bray.
Nah, saat kemarau, penguapan ini tidak serta merta air aja bray yang menguap tapi…..
Ya, elevasi permukaan tanah juga ikut terurai dan mengikis bray. Inilah yang disebut banjir darat, yaitu permukaan air tanah yang semakin naik dan permukaan dataran tanah yang mengikis bray.
Seperti yang tulis diatas, lahan gambut kaga tahan air bre, makanya drainase berlebihan tidak dibolehkan. Namun, sawit tentu perlu air untuk bertahan hidup, dua sisi pisau.
Akhirnya saat kemarau, dengan pengundulan hutan menjadi sawit, inilah yang terjadi, pengikisan tanah. Dengan gambut yang perlu akar tanaman lain untuk bertahan akhirnya diterjang banjir dan panas.
Akhirnya, yang tadinya dataran akan berubah menjadi genangan, ya, banjir.
Kaga cukup lanjut bawah bree...
Namun, apakah para penguasa mengerti dampak penanaman berlebihan sawit di tanah gambut di Kalimantan dan Sumatra? Simak penjelasan dibawah in.
Ane akan sebisa mungkin membuat narasi yang gampang dicerna.
Pertama bre, kita perlu tahu apa itu lahan gambut yang membentang di Sumatra dan Kalimantan. Jadi, Tanah Gambut ini adalah cikal bakal yang menjadi Black Oil atau Baturbara. ( Dikutip dari Jurnal "Potensi Sumber Daya Gambut" oleh Badan Geologi ESDM )
Tidak ayal sumatra dan kalimantan menjadi lokasi penambangan batubara yang dikeruk terus-terusan selama ini. Jadi, berapa lama gambut menjadi batubara? Ini cukup memakan waktu bahkan memerlukan tahunan hingga puluhan ribu tahun proses dekomposisi.
Asal tau aje bray, gambut nih yang masih cikal bakal batubara terbentuk antara 5.000 - 10.000 tahun yang lalu ( ane comot dari Andriesse, 1994 ). Jadi dari sini kita tahu pembentukan gambut dan batubara memerlukan waktu yang sangat panjang melewati bahkan banyak peradaban manusia. Lah, terus apa hubungannya dengan sawit? Eit, tunggu dulu, diem dulu, baca dulu, karena ini semua nyambung dari atas hingga bawah, jangan kek sjw minim literasi langsung teriak kanan kiri.
Selain penambangan batubara, seperti yang akan dibahas d Trit kali ini adalah Perkebunan Sawit bray
Quote:
Lahan luas di sumatra dan kalimantan pun di sulap juga menjadi Ladang penghasil CPO, bray. Karena lahan gambut itu adalah lahan yang potensial untuk tanaman Kelapa Sawit bray. Karena apa? Ya, karena Kelapa Sawit adalah tumbuhan yang mampu bertahan di keadaan ekstrim, dan uniknya pas banget dengan lahan gambut yang ekstrim bray.
Bayangkan, produksi sawit di lahan gambut bisa mencapai top perform di 20 - 25 Ton / Ha bray ( ane petik dari Setiadi, 1999 ).
Sebagai perbandingan, jika kita balik ke than 1980, luas perkebunan sawit di Indonesia masih sekitar 249.000 Ha bray, sedangkan di Riset tahun 2018 sudah mencapai 14 Juta Ha bray. Jadi di tahun 2022 ini mungkin sudah 20 -30 juta Ha bray sebanding dengan tingkat inflasi dan meningginya Premi Asuransi. ( Ane comot kutipan ini dari Ditjenbun, 2018 ).
Lahan gambut ini, tidak bisa sembarangan diolah bray. Hanya beberapa tanaman saja yang bisa idup di tanah cikalbakal batubara ini, kek yang ane kasih tau diatas bray. Ya tahu kan ini Batubara Starter, jadi tanah ini dipastikan panas juga bray, karena mengandung karbon simpanan planet bumi sebagai penyangga iklim. Tapi dewasa ini, kita harus merelakan beberapa lahan topangan alam ini di sulap menjadi aset CPO yang menggairahkan brayyyy.
Kita tengok dari Badan BBLSDLP ( Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian ) tahun 2011 bray, Indonesia memiliki lahan gambut sebesar 14 Juta Ha yang kesebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Dan fakta nya lagi 40 - 50 % adalah aset potensial menjadi perkebunan bray. Tahu sendirikan kebun apaan bree.
Spoiler for Berkurangnya Lahan Hutan Gambut:
Kenapa ane bilang cikalbakal batubara, karena memang seperti itu adanya bre lahan gambut ini adalah endapan yang berasal dari penumpukan residu jaringan jaman baheula yang tebel jaringannye ampe 50 cm an. Memang, sebagai lahan emas cabang organik ini, gambut yang tersebar di Indonesia mampu membuat Dunia meneteskan air liurnya bray. Makanya pejabat banyak yang kegiur membeli lahan yang masih ranum di Kalimantan dari para petani dan desa. Padahal dampaknya adalah fiiirrreeeeeee, helibasziiinggg gun, satt bukan metal sluug.
Ya, dengan sifat organik lahan gambut yang tercipta dari dekomposisi makhluk dan tanaman ribuan tahun lalu ini diluar diperuntukkan jadi bakal tambang batubara / black oil, tapi juga sebagai tanah yang sangat potensial / sangat berjodoh dengan sawit. Karena sebelum menjadi sebuah mineral tambang batubara 100%, lahan ini bisa difungsikan sebagai perkebunan kelapa sawit. Walaupun, sawit ini juga terkenal menimbulkan dampak efek samping juga bray, yang akan dijelaskan di trit ini.
Namun perlu digarisbawahi juga, lahan gambut adalah surga dari percikan api dan kemarau yang berkepenjangan jika pekerjaan penggalian drainase lahan gambut dilakukan secara berlebihan, ya, pembukaan lahan baru yang masif.
Spoiler for Berkurangnya Tangkapan CO2 Akibat Drainasekan Lahan Gambut, Berakibat Memperbesar Potensi Keabkaran:
So, enjoy it bray.
1. Prediksi Banjir Darat di Lahan Gambut Indonesia Peruntukkan Batubara dan Perkebunan Sawit
Pertama mari melihat daerah mana saja yang tercatat sebagai Lahan berkategori Gambut. Pastinya, seperti yang telah ane jabarin diatas yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun karena kali ini pembahasan tentang Kelapa Sawit, kita akan melihat area Kalimantan dan Sumatera.
Dibawah Ini adalah area Gambut yang juga menjadi lahan potensial Kelapa Sawit di Sumatera, yang sebagian besar dari data 40-50% lahan di beberapa pulau sudah berdiri megah Kebun Kelapa Sawit serta Kantor PT disampingnya.
Spoiler for Sumatera:
Dan ini adalah lahan gambut di Kalimantan yang sebagian besar juga difungsikan sebagai ladang profit Komoditi dengan simbol CPO.
Spoiler for Kalimantan:
Kali ini kita lihat terrain / kontur peta di Indonesia,
Spoiler for Kontur Indonesia Bagian Barat yang Dipergunakan Untuk Sawit:
Untuk sumaera dataran tinggi terletak di bagian sumater bagian barat dan lahan dataran rendah terletak pada kawasan bagian timur yang kaya akan gambut.
Sama hanya dengan kalimantan, tanah gambut terletak di bagian pinggir dekat laut, karena di tengah Kalimantan menjulang perbukitan lebat, yang uhukk juga sebagai tambang beberapa mineral dan batubara. Seperti gamping, pasir kuarsa, kaolin, mamer, atau intan dan emas di kalsel. Semakin pula bertambahny lokasi tambang, semakin banyak pula pembukaan lahan gambut kalimantan, seperti ane jelasin diatas semakin masif pembukaan lahan gambut, semakin besar pula dampak kebakaran dan menurunnya elevasi tanah di sekitar project.
Namun, tenang braay, ane pastikan trit ini bukan hanya sebagai penemuan kebrobrokan negara, namun sebagai seorang profesional di bidang infrastruktur, di bagian bawah pasti ane jelaskan juga solusi dan penanggulangan secara teknikal. Karena, ane kaga mau jadi bagian dari netizen sjw bar-bar sosmed yang hanya bisa mengumpat dan menjelekkan pihak yang berseberangan.
Nah, dibawah ini kita juga akan melihat potensi banjir darat. Ya, sebuah prediksi tenggelamnya dataran karena ulah keserakahan manusia.
Spoiler for Potensi Banjir Darat atau Menurunnya Permukaan Tanah Akibat Drainase Sawit:
2. Jenis Bentang Alam di Lahan Gambut Indonesia
Lahan Indonesia yang memiliki lahan gambut itu bisa berbentuk
Perbukitan kawasan tropis
Spoiler for Bukit:
Hutan gambut tropis
Spoiler for Hutan Tropis:
Rawa gambut tropis, yang bagian bawah rawa adalah potensial menjadi batubara.
Spoiler for Rawa Gambut:
Namun, lahan ini akan berubah total, disaat, hitam diatas putih telah ditanda tangani sang penguasa lokal dan pusat. Boooomm derrr, derr, dooorr, ya itu adalah bunyi pembukaan lahan yang kadang memerlukan dinamit, entah membuka tambang mineral baru atau perataan elevasi untuk lahan sawit.
Perubahan bentang alam, menjadi ladang CPO.
Spoiler for Negri Sejuta Sawit:
Pembukaan lahan baru untuk peruntukkan apapun itu pasti akan ada namanya penebangan dan penggundulan hutan, ya ini akan masuk ke pekerjaan infrastruktur tanah, agar elevasi tanah rata.
Spoiler for Gambar:
Kita juga akan menemukan pekerjaan pembukaan lahan, ya, Cut and Fill atau pengurugan lahan agar elevasi seperti gambar teknis.
Spoiler for Gambar:
Serta inilah yang ane maksudkan tentang drainase lahan gambut, yang akan mendampak sistem lingkungan lahan gambut, karena lahan gambut tidak boleh terlalu sering dialiri air, perlu ada buka tutup pintu yang sangat teknis, yang terkadang dihiraukan para pejabat dan pengusaha yang hanya terpaku dengan Profit Komoditi CPO, sedangkan para kontraktor hanya melaksanakan pekerjaan lelang saja, tidak mungkin berlagak layaknya hero yang akan membuat bangunan baru buka tutup sendiri. Semu tergantung pemerintah dan pemilik lahan, apakah tetap terpacu pada profit atau bisa lebih memperhatikan Ekosistem Lingkungan Sekitar.
Spoiler for Pendrainasean Lahan Gambut:
Poin, yang paling krusial adalah disini, jika lahan gambut di aliri air secara masif, dengan sifat gambut yang tidak terlalu tahan air. Dipastikan, akan terjadi penurunan permukaan tanah dan saat kemarau akan berpotensi kebakaran bray.
Inilah Mengapa, Kebakaran Sering Terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Tentunya di area dekat dengan perkebunan.
Spoiler for Pendrainasean Lahan Gambut:
Spoiler for Pendrainasean Lahan Gambut:
Salah satu komponen terpenting lahan gambut adalah pengaturan tata air seperti pembuatan pintu air di berbagai lokasi dan pengendalian air tanah setiap saat.
Karena, jika tidak ada pengelolaan yang memadai, seperti yang kita lihat di berita, banjir darat, penurunan muka tanah dan kebakaran adalah hal nyata.
Ya, tapi apa yang diharapkan oleh orang-orang Indonesia yang suka menyepelekan suatu hal? Sampah saja suka berserakan di warung, di pemukiman, di fasilitas umum. Apalagi memperhatikan SNI dan K3 standart untuk pekerjaan di alam? Yang ada malah pemikiran untung, untung, untung, profit, waoo muraah banget dan menyalahkan alam yang menimbulkan bencana.
Hey bruuh, Ini bukan salah alam bung, namun dampak dari ketamakan manusia.
3. Proses Mengeringnya Lahan Gambut dan Menurunnya Permukaan Tanah ( Serta permulaan potensi kebakaran hutan )
Quote:
Kita akan menyusuri proses perubahan bentang alam nih braaay, dibawah ini adalah hutan tropis awal mula, ya, sebagai paru-paru dunia dan penyimpan gas alam sebagai penyeimbang ekosistem bumi.
Spoiler for Gambar:
Pembukaan lahan baru, bermula dengan membuat parit drainase untuk perkebunan.
Spoiler for Gambar:
Pembukaan lahan baru berikutnya timbul pekerjaan konstruksi pembersihan lahan, lalu pemadatan lahan guna penyamarataan elevasi perkebunan.
Spoiler for Gambar:
Spoiler for Gambar:
Yak, sejalan dengan sawit yang ditanam…
Spoiler for Gambar:
Jika sadar dari awal pembukaan, dengan berkurangnya tanaman penyerap Co2, yang pasti gas ini akan mengangkasa bray kaga ada yang nopang lagi bray. Menimbulkan iklim kemarau menjadi sangat panas, coba ke kebun sawit, wooow panas braay. Sudah panas, dibawahnya adalah lahan gambut dan batubara yang gampang terbakar, mantap yes.
Di saat musim penghujan, dikarenakan sifat gambut dan kelapa sawit yang tidak resist terhadap air, jadi perlahan dataran akan tergenang bray.
Spoiler for Penyurutan Tanah:
Spoiler for Menurunnya Tanah:
Nah, saat kemarau, penguapan ini tidak serta merta air aja bray yang menguap tapi…..
Spoiler for Tanah Ambles:
Ya, elevasi permukaan tanah juga ikut terurai dan mengikis bray. Inilah yang disebut banjir darat, yaitu permukaan air tanah yang semakin naik dan permukaan dataran tanah yang mengikis bray.
Seperti yang tulis diatas, lahan gambut kaga tahan air bre, makanya drainase berlebihan tidak dibolehkan. Namun, sawit tentu perlu air untuk bertahan hidup, dua sisi pisau.
Akhirnya saat kemarau, dengan pengundulan hutan menjadi sawit, inilah yang terjadi, pengikisan tanah. Dengan gambut yang perlu akar tanaman lain untuk bertahan akhirnya diterjang banjir dan panas.
Spoiler for Pengikisan Tanah Saat Kemarau dan Resistansi Gambut Melemah akibat Drainase:
Spoiler for Pengikisan Berlanjut:
Akhirnya, yang tadinya dataran akan berubah menjadi genangan, ya, banjir.
Spoiler for Elevasi Dataran Menurun dan Meningginya Permukaan Air:
Kaga cukup lanjut bawah bree...
Diubah oleh wukuwuye 21-03-2022 16:05
kinclong007 dan 39 lainnya memberi reputasi
40
8.2K
75
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.9KThread•90KAnggota
Tampilkan semua post
fan.kui
#15
eike paling suka yg panjang2 begini..
itu yg jadi mulustrasi pertama & thumbnail siapa ya?
kok mirip kyk korban ghosting saya (anaknya hari tanoe)
itu yg jadi mulustrasi pertama & thumbnail siapa ya?
kok mirip kyk korban ghosting saya (anaknya hari tanoe)
0
Tutup