Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Bagaimana Putra Mao Zedong Bisa Berjuang untuk Uni Soviet dan Melawan Nazi?
Bagaimana Putra Mao Zedong Bisa Berjuang untuk Uni Soviet dan Melawan Nazi?

Bagaimana Putra Mao Zedong Bisa Berjuang untuk Uni Soviet dan Melawan Nazi?

Mao Anying, putra tokoh penting dari komunis Tiongkok, mengalami beban penuh saat perang melawan Jerman dan Jepang. Namun, perjuangan itu hanya untuk menyerah pada serangan udara Amerika. Bagaimana kisah sebenarnya?

Selama Perang Dunia II, anak-anak pemimpin Soviet sering berpartisipasi dalam pertempuran bersama dengan tentara reguler: di antara mereka adalah putra Stalin, yang ditawan oleh Jerman (dan akhirnya mati di penangkaran), komandan baterai artileri Yakob Dzhugashvili; kemudian ada putra Khruschev — pilot Leonid Khruschev, yang tewas dalam pertempuran pada tahun 1943.

Kadang-kadang, anak-anak tokoh utama komunisme global dari seluruh dunia juga datang untuk membela Uni Soviet dalam perang melawan Nazi Jerman. Aksi mereka tersebut menyebabkan Zarko Broz, putra pemimpin Yugoslavia Josip Broz Tito, kehilangan lengannya pada tahun 1941. Kemudian, ada juga putra komunis Spanyol terkenal, Dolores Ibarruri Gomez — seorang komandan kompi senapan mesin Ruben Ruiz Ibarruri, tewas dalam Pertempuran Stalingrad.

Tokoh lainnya adalah Mao Anying, putra seorang tokoh besar di Partai Komunis Tiongkok sekaligus pendiri Negara Tirai Besi — Mao Zedong. Mao Anying berhasil melihat aksi pertempuran yang tidak hanya melawan Jerman di Eropa, tetapi juga melawan Jepang di Timur Jauh.

Rumah Baru

Masa kecil putra sulung pemimpin Tiongkok yang dijuluki “The Great Helmsman” itu jatuh pada hari-hari yang sangat berat bagi komunis Tiongkok. Pada 1920-an terakhir, mereka menghadapi penganiayaan terus-menerus di tangan Partai Kuomintang yang berkuasa.

Pada tahun 1930, Yang Kaihi, ibu Mao Anying, dieksekusi. Bocah delapan tahun yang jauh dari ayahnya, terpaksa berjuang sendiri di jalanan Shanghai. Baru kemudian pada tahun 1936, Mao Zedong berhasil menemukan putranya dan mengirimnya ke Uni Soviet.

Ketua Mao sangat dipuji dan dihormati di Uni Soviet, oleh karenanya negara itu sangat memperhatikan putranya. Lantas, Anying dikirim ke rumah Internasional Ivanovsky yang terkenal untuk anak-anak komunis asing yang tewas dalam perang melawan fasisme.

Berada di Garis Depan

Pada awal perang melawan Nazi Jerman, Sergey Mayev — nama baru Anying sebagai orang Rusia — menguasai bahasa Rusia dengan baik. Dia melakukan yang terbaik untuk mencapai garis depan dan bahkan mengirim surat kepada Josef Stalin, meminta izin untuk bergabung dengan barisan Tentara Merah pada tahun 1942.

“Kamerad Stalin yang terhormat! Saya seorang pemuda Tiongkok. Saya telah belajar selama lima tahun di Negara Soviet ini, yang dipimpin oleh Anda. Kecintaan saya pada Uni Soviet sama besarnya dengan cinta saya pada Tiongkok. Saya tidak bisa duduk dan menonton fasis Jerman menginjak-injak negara Anda. Saya ingin membalaskan dendam jutaan warga Soviet yang terbunuh. Saya penuh tekad untuk maju dan bertarung di garis depan. Tolong, penuhi permintaan saya,” tulis Anying.

Dia tidak pernah menerima tanggapan, tetapi segera, atas perintah "bapak bangsa", rumah anak-anak itu menerima kunjungan dari Sekretaris Komite Eksekutif Komintern Dmitry Manuilsky. Dia bertemu dengan Mao Anying dan mencapai kesimpulan berikut: "Ayah adalah pahlawan, dan putranya adalah anak muda yang perkasa". Sergey Mayev kemudian dikirim untuk menjalani pelatihan di korps sersan.

Setelah beberapa waktu belajar di Akademi Politik Militer Lenin dan Akademi Militer Frunze di Moskow, keinginan Anying — dengan izin ayahnya — akhirnya terkabul pada tahun 1944. Pada saat itu dalam peran zampolit (wakil komandan departemen politik) dari peleton tank, dia bertarung, berhasil melewati wilayah Polandia dan Jerman. Para pengikutnya bahkan tidak pernah tahu asal usulnya yang sebenarnya, percaya bahwa mereka telah berjuang bersama seorang Burtyat.

Anying juga berhasil berpartisipasi dalam perang melawan musuh bebuyutan negara asalnya — Jepang. Pada Agustus 1945, sebagai bagian dari pejuang Perang Soviet-Jepang, ia dipuji atas perannya selama operasi di Provinsi Chahar, serta di Khingan Raya, di mana ia dianugerahi Ordo Bintang Merah dan Medali “Untuk Prestasi Pertempuran”. Stalin, pada bagiannya, secara pribadi menghadiahkan kepada putra sekutu Tiongkok-nya senjata api dengan tulisan yang dipersonalisasi.

Mao Anying selamat dalam perang melawan Jerman dan Jepang, serta Perang Saudara di negara asalnya, Tiongkok. Ia kembali dari Uni Soviet pada tahun 1946. Namun, nasib tidak memberinya kesempatan untuk menikmati kehidupan yang damai. Pada tahun 1950, sebagai bagian dari kontingen sukarelawan nasional Tiongkok, dia dikirim ke Korea dan di sana dia terbunuh selama pemboman udara AS pada periode awal konflik.

https://id.rbth.com/sejarah/84861-pu...ela-soviet-ryx
jamilhebat
rotten7070
asamboigan
asamboigan dan 21 lainnya memberi reputasi
22
8.2K
40
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Tampilkan semua post
yosefulAvatar border
yoseful
#2
Hmm, putra putri nya kaisar mao zedong, nasib akhir nya yg lain pd kemana semua ya, gan.... Jarang terdengar lg kiprah sospol nya di dlm dinasti PKT slama ini, yg ane tau hny cucu laki2 nya kaisar mao yg sdh jd jenderal AD TPR bintang 3......

Bagaimana Putra Mao Zedong Bisa Berjuang untuk Uni Soviet dan Melawan Nazi?

Bagaimana Putra Mao Zedong Bisa Berjuang untuk Uni Soviet dan Melawan Nazi?

"Mao Xinyu, the Chairman’s potbellied grandson – SupChina" https://supchina.com/2020/08/31/mao-...-grandson/amp/

2020

....

He has created the fourth generation — his son Máo Dōngdōng 毛东东 (now 17) and daughter Máo Tiányì 毛甜懿 (12). His first wife was a waitress he married in 1997. He met his second wife, Liú Bīn 刘滨 — an air hostess — in 2000.

A buffoon on the surface, Xinyu may also have a dark side. In 2002, his first wife was reported sent to Qincheng Prison, a maximum-security jail normally housing political prisoners, after she began quarrelling with Xinyu, who wanted to divorce her. It’s not clear who decided she should be sent to Qincheng. She died there in 2003.

The exact nature of his finances is uncertain, but is unlikely to rival the millions amassed by other CCP princelings. He’s portrayed as living frugally like his grandfather, claiming he and his wife only live off a combined salary of 8,000 yuan ($1,170) — without saying if this is per month or per year. This is explained as being the salary rate 20 years ago, but would place him some distance behind the average pay of a Major General today, listed as 23,000 yuan ($3,360) per month in 2018.

......

--- > Tuh, ybs pd bbrp tahun terakhir ini di sono......
Diubah oleh yoseful 26-03-2022 09:46
kakekane.cell
Kingtama
rotten7070
rotten7070 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.