perojolan14Avatar border
TS
perojolan14
Kecewa Tarif Aplikator, Ratusan Ojol Demo Depan Balkot Bandung


Bandung - Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana. Mereka menuntut aplikator mengevaluasi layanan tarif yang dianggap membebani mitra pengemudi ojol.
Pantauan di lokasi, aksi spontanitas ini dimulai sekira pukul 11.00 WIB. Mereka mulai merangsek ke depan gerbang Balai Kota Bandung dan turut memberhentikan rekannya yang melintas di Jalan Wastukencana supaya ikut mogok membawa penumpang.

Perwakilan ojol, Alif mengatakan mereka menuntut aplikator seperti Gojek dan Grab mengevaluasi tarif yang dianggap merugikan. Ditambah saat kondisi pandemi, pemasukan mereka pun minim lantaran sepi orderan.

"Kita di Kota Bandung merasakan, sudah ongkos kecil, murah, orderan pun angin-anginan. Kita menuntut supaya aplikator bisa menyesuaikan tarif dan kembalikan skema kita yang kita harap gaji kita sendiri," katanya, Kamis (24/3/2022).

Baca juga:
Ratusan ojol ini menuntut aplikator bisa menyesuaikan tarif sesuai aturan yang diberlakukan pemerintah. Kemudian, penyamarataan tarif antar aplikator supaya tak memberatkan para mitra pengemudi ojol.

"Supaya tuntutan kami sebagai mitra dilihat oleh aplikator, dari segi hak, ongkos juga mengikuti aturan pemerintah. Ongkosnya juga jangan sampai ada persaingan dengan aplikasi yang lain," ucapnya.

Alif mengaku sebelum pandemi, para mitra pengemudi biasanya bisa mendapat penghasilan lumayan karena potongan dari aplikator hanya berkisar 20 persenan. Namun kini saat pandemi, potongan itu semakin tinggi bahkan bisa mencapai 50 persen.

"Bayangin dulu sebelum pandemi, kalau kita dapet ongkos Rp 9 ribu, potongannya itu ke aplikator paling Rp 2 ribu doang. Sekarang kalau misalkan kita dapat Rp 13 ribu, kita cuma dapet Rp 7 ribu doang," ungkapnya.

"Kami mitra bisa diam, tapi kami ada batasnya. Mau sampai kapan kami dijajah sama aplikator, aplikator jangan pengen untungnya aja, harus disamaratakan juga pemasukannya," tambahnya.

Setengah jam menggelar aksi demo, ratusan ojol itu lalu ditemui oleh salah satu pejabat Kesbangpol Kota Bandung. Mereka akhirnya sepakat berunding usai Kesbangpol akan memfasilitasi tuntutan mereka ke pihak aplikator ojek online.

"Hasil obrolan dengan Kesbang akan difasilitasi untuk mediasinya. Tapi kalau misalkan tuntutan ini enggak dikabulkan, kita akan turun demo lagi sampai semua transparan," pungkasnya.

Usai puas menyampaikan tuntutan, ratusan pengemudi ojol ini lalu membubarkan diri sekitar pukul 12.00 WIB. Jalanan yang tadinya sempat macet usai dipenuhi massa pendemo pun mulai lancar seperti sedia kala. (ral/mso)

link




Alif mengaku sebelum pandemi, para mitra pengemudi biasanya bisa mendapat penghasilan lumayan karena potongan dari aplikator hanya berkisar 20 persenan. Namun kini saat pandemi, potongan itu semakin tinggi bahkan bisa mencapai 50 persen.

"Bayangin dulu sebelum pandemi, kalau kita dapet ongkos Rp 9 ribu, potongannya itu ke aplikator paling Rp 2 ribu doang. Sekarang kalau misalkan kita dapat Rp 13 ribu, kita cuma dapet Rp 7 ribu doang," ungkapnya.

"Kami mitra bisa diam, tapi kami ada batasnya. Mau sampai kapan kami dijajah sama aplikator, aplikator jangan pengen untungnya aja, harus disamaratakan juga pemasukannya," tambahnya.
davecchio
viniest
sarjuu5
sarjuu5 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.5K
193
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.4KThread40.6KAnggota
Tampilkan semua post
bagus.raharjoAvatar border
bagus.raharjo
#3
inilah akibatnya kl negara ndak mampu bikin aplikasi (sekedar aplikasi) macem g*jek/g*ab dll (dgn apbn triliunan)

mestinya 2 minggu jadi, plus embel2 kebijakan dll habis itu yg dibikin otak2 taik
Eze
luffydanii
sempack.gantung
sempack.gantung dan 6 lainnya memberi reputasi
-3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.