Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] DIUSIR ANAK KARENA DIABETES DI USIA SENJA
Selamat pagi, siang, sore ataupun malam temen temen kaskusers semuanya. Bagaimana hari hari kalian? Semoga hari hari temen temen semua semakin hari semakin baik ya. Meskipun mungkin kenyataan yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan dan rencanakan, tapi harus tetap bersyukur dan jangan hilang harapan ya gaes. Karena bagaimanapun, kehidupan ini adalah anugerah yang Allah berikan buat kita semua.


 

Nah, di kesempatan kali ini, TS kutilkuda kembali membawakan kisah curahan hati yang nyata yang dialami oleh seorang sender dari kota Malang, Jawa Timur. Nama, alamat, dan lokasi kejadian semuanya di samarkan ya. Semua dilakukan demi keamanan dan privasi dari pengirim curahan hati. Kiranya dari kisah ini, kita bisa mengambil hikmah dan mungkin juga kita bisa memberikan saran dan masukan bagi sender. Setidaknya kita bisa meringankan beban pikiran sender ya gaes..

Jadi TS ucapkan selamat membaca semuanya….. Jangan lupa cendol dan komentarnya ya..

 

DI USIR ANAK-ANAK KU SENDIRI DISAAT AKU DIABETES DI USIA SENJA

Perkenalkan namaku Budi. Aku seorang pria berusia 55 tahun, dengan kondisi kesehatan sudah tidak baik karena mengidap diabetes. Aku ingin menceritakan kisah hidupku yang aku alami selama satu tahun ini. Awalnya aku tidak ingin menceritakan kisah ini, tetapi ada seorang tetangga kost yang sering membaca channel kaskus dari Kutilkuda dan menyarankan aku untuk mengirimkan cerita ini agar ada masukan dan saran dari rekan-rekan kaskusers semuanya.

Aku saat ini tinggal di sebuah kost sederhana, dengan luas ruangan yang sempit, kamar mandi luar dan kasur busa. Setiap bulan aku membayar uang kost di Malang dengan harga 250.000 rupiah. Aku sudah tidak bekerja karena kondisi kesehatanku yang tidak memungkinkan lagi. Dahulu aku bekerja di sebuah pabrik rokok sebagai karyawan angkat junjung gudang. Kenapa aku tinggal di kost padahal usiaku saat ini 55 tahun. Aku diusir oleh anak dan istriku.

Disaat banyak orang di usia senja mereka menikmati masa tua mereka, tetapi aku malah terperosok dalam kesusahan. Apalagi kalau malam tiba, kesepian ini semakin merasuk dan menyiksa batinku. Saat badan terasa tidak sehat, lemas, dan kaki kesemutan karena diabetes, aku masih saja dihantui rasa sakit hati dan kecewa karena aku diusir oleh anak dan istriku. Tetapi aku sadar semua ini salahku. Aku akan menceritakan semua dari awal mulanya.

Kembali ke masa lalu. Dulu, aku ini hanya seorang penjual tahu asongan di bus. Aku saat itu masih muda, masih berusia 17 tahun. Lulus SMP, aku tidak melanjutkan sekolah karena aku bukan dari keluarga mampu. Akupun terjun ke dunia jalanan untuk jualan asongan. Hingga di usia 17 tahun, aku bertemu dengan Martini. Seorang gadis pelayan di warung bakso terminal di Bawen , Jawa Tengah. Martini membuatku jatuh hati karena ia sangat ramah dan perhatian kepadaku. Dan akhirnya kami berpacaran, lalu memutuskan menikah meski dengan segala kekurangan dan kelemahan kami di usiaku yang ke 19 tahun di tahun 1986. Saat itu Martini masih berusia 17 tahun.

Tiga tahun berjalan, Martini melahirkan seorang anak laki laki. Ia ku beri nama Taufik. Ternyata bekerja sebagai penjual asongan tidak cukup untuk memberikan pemasukan yang memadai bagi istri dan Taufik anakku. Akhirnya, ku putuskan mencari pekerjaan lagi di daerah Malang. Aku menjadi seorang kondektur bus. Martini dan anakku pun ikut ku boyong ke Malang. Kami tinggal di sebuah kontrakan murah. Kami menjalani hari hari dengan lebih baik daripada saat tinggal di Jawa Tengah. Di tahun ke lima pernikahan kami, Martini hamil lagi dan kami dikaruniai seorang anak perempuan. Aku berikan nama untuk anak perempuan kami Ayu. Kebutuhan hidup ternyata tidak ada cukupnya. Semakin membebani hidup kami. Aku pun semakin frustasi dan hari hari kami dipenuhi dengan amarah.

Jujur aku juga tidak menjadi ayah yang baik. Usia masih 25 tahun, dan bergelut dengan kehidupanan jalanan. Aku suka mabok, judi dan juga pastinya bermain perempuan untuk menghilangkan rasa penat karena cari uang. Kehidupan makin tidak baik baik saja, uang makin menipis. Aku setiap hari mabok dan jarang pulang. Akhirnya aku putuskan kabur dari rumah dengan alasan mencari pekerjaan yang lebih baik. Istriku pun sudah melepaskanku. Karena setiap haripun aku sudah dianggap tidak ada. Bagi dia, aku hanya beban rumah tangga.

Lalu aku pergi ke Surabaya, dan sibuk dengan kehidupanku. Disana aku bekerja sebagai karyawan pabrik. Rasanya nampak indah dan lebih bahagia. Jujur pikiranku masih sangat pendek kala itu. Dan tanpa terasa tiga tahun aku meninggalkan anak anakku di Malang. Aku pun memutuskan kembali ke Malang untuk menemui anak anakku dan istriku. Tetapi sesampainya di Malang, mereka tidak ada di rumah. Rumah kontrakan telah berganti penghuni. Mereka pergi dari rumah. Aku pun bingung, kemana mereka pergi. Dan aku putuskan ke Semarang, menemui orang tua dari istriku. Ternyata aku menemukan sebuah kisah pahit yang terjadi. Istriku ternyata telah menikah lagi dengan seorang pemilik usaha ayam petelur di Malang.

Aku pun kembali ke Surabaya dengan rasa pahit, kecewa dan marah dengan kenyataan. Aku tahu, aku yang salah. Dulu aku tidak bisa memberikan uang dan penghasilanku tidak cukup baginya. Dan aku memutuskan pergi ke Surabaya untuk bekerja untuk kondisi hidup yang lebih baik. Tetapi ternyata ia sudah memiliki kehidupan baru setelah aku pergi. Aku mencoba ikhlaskan semua yang terjadi. Dan akhirnya ku putuskan ke Surabaya dan menikmati hidup baruku sebagai duda yang tidak resmi. Ya, tidak resmi, karena aku ditinggal menikah tanpa ijin dariku. Aku juga bingung, bagaimana bisa ia menikah dengan orang tanpa ada surat talak dariku atau surat apapun.

Waktu pun berlalu, dan ku putuskan untuk mengurus dokumen di Surabaya dan mengubah status ktp menjadi duda. Lalu aku menjalani hari hariku di Surabaya dan menikah lagi dengan seorang janda berusia 40 tahun dengan anak yang sudah berusia 15 tahun. Kami menjalani hari hari di Surabaya hingga aku berusia 47 tahun. Tanpa diduga duga, Taufik dan Ayu mencariku dan akhirnya bertemu denganku. Entah ia mendapat informasi dari siapa, tetapi aku bertemu dengan mereka. Semua berawal dari info di tempat kerja, dimana ada anak anak ku yang mencari ku untuk menemuiku. Sepertinya mereka mendapat informasi keluargaku yang ada di Jawa Tengah. Taufik sudah berusia 25 tahun dan Ayu 19 tahun hampir 20 tahun. Taufik bekerja di Malang dan ia telah menikah. Ayu tinggal bersama orangtuanya di Malang juga.

Akhirnya komunikasi kami menjadi lebih baik dan aku diberikan nomor hp mereka. Kami tetap berkomunikasi dengan baik. Hingga tahun 2019, istri kedua ku meninggal dunia. Dan aku diusir oleh anak sambungku dari istri kedua ku. Dan aku pun hidup di kost Surabaya. Hingga aku sakit di tahun 2021 dan memutuskan untuk mengabari anakku. Ternyata Ayu menolakku karena menghormati ayah sambung mereka. Aku mencoba meminta Taufik untuk tinggal di rumahnya, tetapi aku diusir dari sana setelah sebulan tinggal disana. Dengan alasan aku diabetes dan riskan covid 19. Jadi mereka menyuruhku kost atau tinggal di Panti Jompo.

Aku pun mencari kost murah dan awalnya dibayar oleh Taufik, tetapi aku merasa merepotkan Taufik. Jadi aku hidup dengan tabunganku di kost dan juga sambil berjualan bensin eceran di botol bekas depan kost. Semua ku lakukan demi menjalani hidup tanpa menjadi beban anak anakku.

Jujur, aku merasa sangat kecewa dengan kenyataan hidupku. Di usir anak sambung, di tolak anak perempuan dan mantan istriku karena menghargai suaminya, di usir anak kandung dari rumahnya dengan alasan sakit diabetes dan riskan covid. Sedih rasanya, tetapi inilah kenyataan hidupku.

Apakah ini karma? Atau Tuhan sebegitu teganya padaku…

 

Pengirim,

 

Budi Malang



dewisuzanna
gembogspeed
jlamp
jlamp dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.7K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
kimberly.ela179Avatar border
kimberly.ela179
#2
Pak Budi, saya sangat simpati mendengar keadaan Bapak... Namun sesungguhnya ini juga adalah buah karma perbuatan Pak Budi sendiri.

Pak Budi tidak ada sewaktu anak2 Bapak membutuhkan kehadiran Bapak, dan oleh karena itu,sewaktu Pak Budi membutuhkan mereka juga tidak merasa berkewajiban harus hadir untuk Bapak.

Kita tidak bisa membalik waktu dan mengubah masa lalu Pak, jadi jalanilah sisa kehidupan Bapak dengan baik dan sebahagia mungkin selagi Tuhan masih memberi waktu di dunia ini.

Jangan putus asa Pak, semoga situasi Bapak akan segera membaik...



kutilkuda1202
makgendhis
makgendhis dan kutilkuda1202 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.