- Beranda
- Militer dan Kepolisian
Su-57 Akhirnya Turun Gunung Dalam Invasi ke Ukraina
...
TS
si.matamalaikat
Su-57 Akhirnya Turun Gunung Dalam Invasi ke Ukraina
Quote:
Mengutip artikel The EurAsian Timespada 10 Februari 2022 sebuah Su-57 terbang melintasi wilayah Ukraina, kemunculan pesawat ini bersamaan dengan dilakukannya pertemuan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Turki. Video yang beredar di Twitter direkam di wilayah Berdichev di Zhytomyr. Pesawat tempur melakukan serangan yang menargetkan jembatan Berdychiv di atas sungai Teterev.
Menurut penduduk setempat, pesawat tempur tersebut mengeluarkan suara yang tidak biasa dan terlihat sangat mirip dengan generasi kelima Su-57 dalam hal desainnya. Sementara itu pihak Kementerian Pertahanan Rusia belum secara resmi mengumumkan penggunaan pesawat tempur ini di Ukraina.
Sejauh Ini Hanya Ada 3 Unit Su-57
Sampai saat ini hanya ada 3 pesawat Su-57 yang berdinas bersama VKS (Angkatan Udara Rusia), sebagai pengingat Su-57 pertama memasuki layanan dengan Angkatan Udara Rusia pada Desember 2020. Sejauh ini, total empat pesawat telah diproduksi; di mana pesawat pertama sekaligus prototype Su-57 jatuh pada tahun 2019. Sementara pesawat keempat yang berhasil diproduksi dikirim ke VKS selama kuartal terakhir tahun 2021.
Artinya, saat ini armada Su-57 Rusia hanya terdiri dari tiga pesawat; tidak termasuk prototype. Mempertimbangkan hal ini, tampaknya mengerahkan pesawat tempur kelas atas ini ke Ukraina adalah sebuah perjudian yang besar. Karena pesawat ini tidak memiliki kesiapan operasional untuk pertempuran intensitas tinggi atau menengah.
Pengerahan Su-57 ke Ukraina dalam perang nyata saat ini juga akan menjadi hal yang sangat beresiko secara politis bagi Moskow dan secara komersial untuk rencana ekspor prospektif Su-57. Sementara itu kemampuan Su-57 tetap diselimuti misteri sampai saat ini. Bahkan India, mitra keamanan terpercaya Rusia yang juga ikut dalam pengembangan Su-57 telah mundur dari kesepakatan pengembangan bersama untuk pesawat ini pada tahun 2018. Angkatan Udara India mengkritik kekurangan radar pada jet tempur dan fitur siluman yang buruk.
Su-57 dikembangkan sebagai pengganti MiG-29 serta Su-27, tetapi proyek pengembangan pesawat ini belum berjalan sesuai rencana. Di mana masalah finansial turut menghambat program pesawat tempur ini. Para analis militer mengatakan sebelumnya jika dalam invasi ke Ukraina, Rusia akan cenderung memakai Su-35.
Area penampang radar (RCS/Radar Cross Section) Su-57 seharusnya tiga puluh kali lebih kecil dari Su-27. Fitur pengurangan RCS lebih terlihat di bagian depan pesawat, tidak seperti desain siluman Amerika seperti F-22 Raptor atau F-35; mungkin hal ini dilakukan karena pemotongan biaya. Bisa juga karena doktrin Rusia yang mengoperasikan pesawat dalam perlindungan sistem pertahanan udara terintegrasi.
Pesawat tempur Su-57 dapat membawa empat rudal udara ke udara K-77M jarak menengah dengan dilengkapi radar AESA N036 Byelka yang bisa melacak 60 target secara simultan untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR); pesawat juga dilengkapi dua rudal jarak pendek inframerah homing K-74M2 yang digunakan sebagai persenjataan utamanya. Selain itu, pesawat dapat dilengkapi dengan sejumlah bom berpemandu presisi, rudal udara ke darat, rudal anti kapal, rudal anti radiasi, dan rudal jelajah. Jet tempur ini juga memiliki autocannon 30 mm dengan 150 peluru, yang memiliki jangkauan efektif 800 meter terhadap target udara dan 1800 meter terhadap target permukaan.
Pada 2018 dan 2019, prototype pesawat ini dikirim ke Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah. Selama salah satu uji coba, Su-57 diduga menembakkan rudal jelajah Kh-59MK2, dan melakukan total 10 penerbangan. Sementara itu dalam misi di Ukraina masih belum jelas jenis rudal apa yang digunakan Su-57. Jika yang dihantam hanya sebuah jembatan, maka terlalu berlebihan jika mengirim Su-57. Padahal untuk misi ini Rusia bisa menggunakan Su-25.
Juga dalam video yang beredar, terlihat pesawat terbang dalam ketinggian yang tidak terlalu tinggi. Keputusan itu juga sangat beresiko karena tentara Ukraina memiliki rudal panggul Strela-2 hingga Stinger. Yang terbaru Ukraina juga mulai menerima rudal anti pesawat Starstreak dari Inggris.
Berkaca dari tersengatnya Su-34 Fullback oleh rudal panggul anti pesawat; menerbangkan Su-57 pada ketinggian yang rendah juga sangat beresiko membuat pesawat itu tersengat rudal panggul anti pesawat. Terlebih lagi rudal anti pesawat milik Ukraina yang diterima dari Barat bisa melesat sampai kecepatan Mach 2.
Taktik invasi Rusia memang membingungkan banyak pihak, mereka terus mengirim pasukan kendaraan lapis bajanya via darat. Sementara dari udara beberapa helikopter seperti Ka-52 dan pesawat tempur seperti Su-34 diterbangkan di ketinggian rendah, yang justru membuatnya tersengat rudal panggul.
Referensi Tulisan: The EurAsian Times& Military Watch
Sumber Foto: Wikimedia Commons
Menurut penduduk setempat, pesawat tempur tersebut mengeluarkan suara yang tidak biasa dan terlihat sangat mirip dengan generasi kelima Su-57 dalam hal desainnya. Sementara itu pihak Kementerian Pertahanan Rusia belum secara resmi mengumumkan penggunaan pesawat tempur ini di Ukraina.
Quote:
Sejauh Ini Hanya Ada 3 Unit Su-57
Sampai saat ini hanya ada 3 pesawat Su-57 yang berdinas bersama VKS (Angkatan Udara Rusia), sebagai pengingat Su-57 pertama memasuki layanan dengan Angkatan Udara Rusia pada Desember 2020. Sejauh ini, total empat pesawat telah diproduksi; di mana pesawat pertama sekaligus prototype Su-57 jatuh pada tahun 2019. Sementara pesawat keempat yang berhasil diproduksi dikirim ke VKS selama kuartal terakhir tahun 2021.
Artinya, saat ini armada Su-57 Rusia hanya terdiri dari tiga pesawat; tidak termasuk prototype. Mempertimbangkan hal ini, tampaknya mengerahkan pesawat tempur kelas atas ini ke Ukraina adalah sebuah perjudian yang besar. Karena pesawat ini tidak memiliki kesiapan operasional untuk pertempuran intensitas tinggi atau menengah.
Pengerahan Su-57 ke Ukraina dalam perang nyata saat ini juga akan menjadi hal yang sangat beresiko secara politis bagi Moskow dan secara komersial untuk rencana ekspor prospektif Su-57. Sementara itu kemampuan Su-57 tetap diselimuti misteri sampai saat ini. Bahkan India, mitra keamanan terpercaya Rusia yang juga ikut dalam pengembangan Su-57 telah mundur dari kesepakatan pengembangan bersama untuk pesawat ini pada tahun 2018. Angkatan Udara India mengkritik kekurangan radar pada jet tempur dan fitur siluman yang buruk.
Quote:
Su-57 dikembangkan sebagai pengganti MiG-29 serta Su-27, tetapi proyek pengembangan pesawat ini belum berjalan sesuai rencana. Di mana masalah finansial turut menghambat program pesawat tempur ini. Para analis militer mengatakan sebelumnya jika dalam invasi ke Ukraina, Rusia akan cenderung memakai Su-35.
Area penampang radar (RCS/Radar Cross Section) Su-57 seharusnya tiga puluh kali lebih kecil dari Su-27. Fitur pengurangan RCS lebih terlihat di bagian depan pesawat, tidak seperti desain siluman Amerika seperti F-22 Raptor atau F-35; mungkin hal ini dilakukan karena pemotongan biaya. Bisa juga karena doktrin Rusia yang mengoperasikan pesawat dalam perlindungan sistem pertahanan udara terintegrasi.
Pesawat tempur Su-57 dapat membawa empat rudal udara ke udara K-77M jarak menengah dengan dilengkapi radar AESA N036 Byelka yang bisa melacak 60 target secara simultan untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR); pesawat juga dilengkapi dua rudal jarak pendek inframerah homing K-74M2 yang digunakan sebagai persenjataan utamanya. Selain itu, pesawat dapat dilengkapi dengan sejumlah bom berpemandu presisi, rudal udara ke darat, rudal anti kapal, rudal anti radiasi, dan rudal jelajah. Jet tempur ini juga memiliki autocannon 30 mm dengan 150 peluru, yang memiliki jangkauan efektif 800 meter terhadap target udara dan 1800 meter terhadap target permukaan.
Quote:
Pada 2018 dan 2019, prototype pesawat ini dikirim ke Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah. Selama salah satu uji coba, Su-57 diduga menembakkan rudal jelajah Kh-59MK2, dan melakukan total 10 penerbangan. Sementara itu dalam misi di Ukraina masih belum jelas jenis rudal apa yang digunakan Su-57. Jika yang dihantam hanya sebuah jembatan, maka terlalu berlebihan jika mengirim Su-57. Padahal untuk misi ini Rusia bisa menggunakan Su-25.
Juga dalam video yang beredar, terlihat pesawat terbang dalam ketinggian yang tidak terlalu tinggi. Keputusan itu juga sangat beresiko karena tentara Ukraina memiliki rudal panggul Strela-2 hingga Stinger. Yang terbaru Ukraina juga mulai menerima rudal anti pesawat Starstreak dari Inggris.
Berkaca dari tersengatnya Su-34 Fullback oleh rudal panggul anti pesawat; menerbangkan Su-57 pada ketinggian yang rendah juga sangat beresiko membuat pesawat itu tersengat rudal panggul anti pesawat. Terlebih lagi rudal anti pesawat milik Ukraina yang diterima dari Barat bisa melesat sampai kecepatan Mach 2.
Taktik invasi Rusia memang membingungkan banyak pihak, mereka terus mengirim pasukan kendaraan lapis bajanya via darat. Sementara dari udara beberapa helikopter seperti Ka-52 dan pesawat tempur seperti Su-34 diterbangkan di ketinggian rendah, yang justru membuatnya tersengat rudal panggul.
Quote:
Referensi Tulisan: The EurAsian Times& Military Watch
Sumber Foto: Wikimedia Commons
Diubah oleh si.matamalaikat 15-03-2022 14:57
69banditos dan 39 lainnya memberi reputasi
40
16.8K
93
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
2.2KThread•2.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
si.matamalaikat
#1
Kalau sampai kena sengat rudal panggul bisa bikin heboh dunia persilatan, semoga hal itu tidak terjadi. Pengiriman Su-57 ke Ukraina lebih beresiko dibanding pengirimannya ke Suriah pada 2019 lalu (opini pribadi)
Bagaimana menurut agan ?
Diubah oleh si.matamalaikat 15-03-2022 15:01
ulermaboq dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup