Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chomchoromAvatar border
TS
chomchorom
Asrama Horror Story
Hai agan sekalian..
Ane yg masih newbie ini ingin menuliskan sebuah kisah kelam seorang gadis yg tinggal di sekolah berasrama. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Welcome kritik dan saran yg ramah.. 😉
Jangan lupa tinggalkan jejak dan bagi cendolnya yaaa 🙈🙈



Asrama Horror Story

Quote:



Index:
Bab Satu
Bab Dua
Bab Tiga
Bab Empat
Bab Lima
Bab Enam
Bab Tujuh
Bab Delapan
Bab Sembilan
Bab Sepuluh
Bab Sebelas
Diubah oleh chomchorom 26-05-2022 16:05
c4kr4d3w4
69banditos
JabLai cOY
JabLai cOY dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4.8K
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread•43.1KAnggota
Tampilkan semua post
chomchoromAvatar border
TS
chomchorom
#4
Bab 2
Asrama Horror Story

Quote:


Anita merasa sejak jam pelajaran pertama selalu ada yg memperhatikan nya. Tetapi Anita tak berani sekalipun menoleh untuk memastikan siapa yg menatapnya. Anita pun menuliskan kegelisahannya pada secarik kertas dan memberikannya pada Andin yg duduk tepat di belakangnya tanpa menoleh yg dengan cepat dibalas oleh Andin.

"Jangan diliat. Fokus ke materi" Membaca tulisan Andin membuat Anita semakin tegang. Dan hanya memberi kode ok dengan tangannya.

Andin menatap punggung Anita yg tegang. Sedari tadi iapun merasakan seakan ada seseorang yg menatapnya dari belakang. Tapi andin tahu betul itu tidak mungkin karena ia sendiri duduk pada baris paling belakang. Tak ada apapun di belakangnya.

Andin menoleh ke arah Dhea dan terkejut saat melihat Dhea yg berada di kursi paling depan sedang menatapnya tajam. Andin memberikan kode "kenapa??" Tetapi tatapan Dhea tampak kosong. Andin merinding.
Andin menoleh pada Anita yg juga tengah menatapnya dengan tatapan tajam namun terlihat kosong seperti orang yg sedang melamun.

"Nit.. Liat kedepan jir. Pak Basuki nanti kesini loh" Bisik Andin berusaha menyadarkan Anita.

Bukannya berhasil menyadarkan temannya, justru Andin yg dikejutkan oleh kedatangan gurunya. "Mampus kan bener di samperin" Batin Andin sambil menoleh pada sosok yg menghampirinya.

Saat bertatapan dengan sosok tersebut tubuh Andin seperti kehilangan tenaga. Andinpun ambruk hingga membuat seisi kelas terkejut.

Anita dan Dhea saling bertatapan dengan gelisah saat mengantar Andin ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Mereka berdua sama-sama tau jika ini pasti berkaitan dengan sosok yg sejak kemarin mengganggu mereka bertiga.

"Dhe, lu ngerasa ga sih sepanjang kelas ada yg merhatiin terus??" Bisik Anita sambil berjalan mengikuti petugas UKS membawa Andin yg pingsan dengan kursi roda.
"Iya gue juga ngerasain kok tapi gue usaha fokus ke pak Basuki. Gue ga bisa fokus, gila!" Jawab Dhea menyuarakan kegelisahannya.
"Dhe.. Apa kita bikin salah ya sampe ada yg ganggu gini??"
"Salah??" Dhea menatap Anita bingung
"Iyaaa.. Kali aja gitu kita ga sengaja udah ganggu mereka.." Jawab Anita ragu

Dhea hendak menjawab pertanyaan Anita tetapi terhenti karena mereka telah sampai di UKS. Anita menggenggam tangan Dhea erat seperti menyadari jika akan terjadi sesuatu disana.

Petugas UKS memberikan keterangan pada Dokter jaga dan membaringkan tubuh lunglai Andin ke ranjang UKS untuk di periksa Dokter UKS.

Setelah memeriksa kondisi Andin, kedua temannya dimintai keterangan.

"Kita juga ga gitu tau sih dok. Tiba-tiba Andin pingsan. Tadi sebelum berangkat emang kita ga sempet sarapan dok karna buru-buru berangkat"
"Hmm.. Apa semalam Andin tidur dengan waktu cukup?" Tanya dokter Imam
"Itu..." Belum sempat Anita menjawab Dhea sudah memotong jawaban Anita.
"Tidak dok. Andin sibuk menata lemarinya semalaman.." Dhea menatap Dokter Imam "oh iya dok. Teman saya Anita juga mengeluh pusing dan sakit perut dok" Ucapan Dhea membuat Anita menyenggol kakinya menunjukkan sikap protes.
"Sakit perut di bagian mana? Kanan atau kiri?" Tanya dokter Imam sambil menatap wajah polos Anita
"Hmm semuanya dok. Pokonya sakit"
"Tadi pagi sarapan?"
"Kan tadi udah cerita dok kita ga sarapan.." Jawab Anita lugu yg di susul oleh cubitan kecil Dhea di pahanya hingga membuat Anita mengeluh "aduhh.."

Dokter meminta Anita berbaring di ranjang sebelah Andin. Anita menatap wajah pucat andin yg terlihat tenang.

"Punya sakit lambung gak?" Tanya dokter Imam sambil menatap Anita.
"Hmm enggak dok.."
"Terakhir makan apa?"
"Banyak macem dok. Cemilan atau makan berat?"
"Semuanya"
"Hmmm apa yaaaaa? Kemaren aku makan nasi goreng seafood, cookies dari mommy nya Andin, sama Crackers"
"Minumnya?"
"Ah.. Hmm.. Cola dok.."
"Maaf yaaa permisi sebentar.." Dokter Imam memasukan tangan nya kedalam seragam Anita dan memeriksa perutnya. "Jangan tegang. Perut nya jadi tegang juga. Relax.." Ujar Dokter Imam sambil memeriksa perut Anita lagi.
"Gimana dok?" Tanya Dhita yg sudah ada di belakang dokter Imam.
"Oh gapapa. Ini cuma karna telat makan aja. Istirahat sebentar setelah makan pasti pulih lagi" Jawab dokter imam sambil menyelimuti Anita yg tampak canggung.
"Boleh saya pinjam telepon UKS dok?" Tanya Dhea tiba-tiba.
"Ya?"
"Saya mau pesan makanan dari kantin karna saya ga mungkin ninggalin kedua teman saya sendirian"
"Saya bisa jaga mereka kok. Kalo kamu mau ke kantin.."
"Engga dok. Saya yg gak bisa ninggalin teman-teman saya" Ucap Dhea tegas
"Kalo gitu silahkan pakai saja"
"Terimakasih dok.."

Andin segera memesan roti, makanan dan juga minuman untuk mereka bertiga karena dokter Imam menolak tawaran Dhea untuk dipesankan sesuatu.

Dhea duduk diantara ranjang Andin dan Anita sambil menutup tirai jendela agar tidak silau. Mereka makan sambil berbisik membicarakan keadaan Andin. Keduanya sangat khawatir jika Andin pingsan karena di ganggu sosok yg tiba-tiba saja meneror mereka.

Selesai makan, Dhea ke toilet dan Anita yg takut di tanya-tanya lagi memilih untuk pura-pura tidur saat dokter memeriksa Andin yg tampak seperti tidur lelap.

Dhea kembali dari toilet dan menatap Andin yg sedang di periksa dokter.

"Bagaimana dok??"
"Bagus.. Tapi demamnya masih tinggi. Barusan saya masukkan obat melalui infusan"
"Baik dok terimakasih.."
"Heh. Tidur lu?" Bisik Dhea sambil menyenggol lengan Anita yg tampak benar-benar terlelap. Wajar saja Anita mengantuk mengingat kejadian semalam yg menimpa mereka.

Dhea menatap Andin lama. Merasa sedih melihat temannya yg selalu ceria mendadak terbujur lemas seperti itu. Tatapan Dhea terpaku pada leher Andin yg tampak terbuka. "Sial!" Umpatnya sambil membenahi kancing baju Andin yg tampak terbuka. Sepertinya dokter Imam lupa memasang kembali kancing baju teman nya saat memeriksanya tadi.

Bel pulang sekolah telah berbunyi dan Andin masih belum membuka matanya. Anita tidak bisa lagi berakting sakit hingga membuat Dhea meminta dokter Imam untuk memindahkan Perawatan Andin ke asrama saja. Setelah negosiasi akhirnya diputuskan jika Andin akan dipindahkan setelah mengganti botol infus yg hampir habis.

Selama perjalanan menuju asrama Anita terus menempel pada Dhea. Mereka terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun hingga Andin dipindahkan ke kamarnya dan hanya tersisa mereka bertiga.

"Gila.. Gue takut banget sama dokter Imam.." Ucap Anita sambil terduduk lemas.
"Lah kenapa?" Tanya Dhea bingung
"Tatapan nya itu loooohhh bikin risih banget! Mana tadi gue kaget banget pas perut gue di periksa"
"Hahaha takut ketawan ya"
"Bukan! Dia masukin tangannya ke baju gue kan. Gue kirain lu liat"
"Hah yg bener lu? Bukan nya biasanya ga skin to skin ya??"
"Gatau deh gue. Mungkin dia biasa meriksa murid putra kali yaa. Cuma gue risih aja gitu"
"Tadi gue juga sempet benerin kancing baju andin yg kebuka. Kayanya abis di periksa sama dokter Imam. Teledor juga ya. Masa ga di kancingin balik"
"Hah????" Anita tampak sangat terganggu dengan pernyataan Dhea. Anita memang paling penakut diantara mereka. Tapi Anitalah yg paling peka dan pandai menilai orang lain diantara mereka.
"Kenapa nit?"
"Ah enggak. Gue belom yakin sih. Cuma gue rasa ga ada bagusnya kita berurusan sama dokter Imam"
"Sayangnya dokter Maria masih cuti menikah. Mungkin 2 hari lagi baru balik"

Keduanya bercakap sambil melakukan aktifitas harian mereka. Mereka memutuskan untuk menginap lagi di kamar Andin. Dhea memutuskan untuk tukar kamar dengan saudaranya yg belum kembali dari liburan panjang mereka.

Mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing membawa perlengkapan mereka dari kamar masing-masing secukupnya. Anita pun membantu Dhea memindahkan barangnya yg belum banyak di pindahkan ke lemari kamarnya.

"Untung aja gue belom beresin koper"
"Iya lu heboh banget mau nonton anak baru uji nyali. heran.."
"Seru soalnya. Dulu kita kan juga digituin. Gue jadi pengen liat hahaha"
"Yaaaaah ada bagusnya sih jadi gampang mindahin barang-barang lo"
"Ini namanya takdir nit.. Hahahaha"
"Orang gila.."

Selesai beres-beres mereka meminta petugas kesehatan asrama untuk datang menggantikan baju Andin. Lalu mereka bersiap untuk tidur tanpa mengikuti agenda belajar malam karena terlalu lelah.

Malam itu Anita tidur seranjang dengan Dhea karena satu kamar hanya untuk 2 murid dan hal itu membuat Anita tidak bisa ikut pindah ke kamar Andin.

Anita terbangun karena mendengar suara ketukan pintu yg cukup keras. Anita pun bertanya siapa yg ada di depan dan ternyata petugas kesehatan. Anitapun membukakan pintu untuk mempersilahkan mereka masuk dan memeriksa Andin.

Setelah memeriksa Andin dan mengganti botol infus milik Andin. Petugas kesehatan pamit keluar. Anita pun kembali tidur setelah memperbaiki selimut Andin yg tersingkap.

Tak berapa lama terdengar lagi suara ketukan yg sangat mengganggu hingga Dhea pun ikut terbangun.

"Siapa??"
"Petugas kesehatan asrama"
Keduanya bergegas membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk
"Loh.. Kok infus nya udah diganti??" Tanya petugas kesehatan lada mereka
"Kan tadi udah di ganti kak sama temen kakak"
"Temen saya?" Tanya petugas kesehatan bingung
"Kalo gak salah namanya Siska kak. Tadi sekilas liat name tag nya" Mendengar jawaban Anita kedua petugas kesehatan tersebut saling beratatapan dan akhirnya izin undur diri.

Anita dan Dhea menatap Andin sedih. Berharap temannya baik-baik saja dan segera siuman.

Pagi tiba dan keduanya harus berangkat sekolah. Anita yg khawatir dengan sahabatnya pun meninggalkan ipod nya dengan mode rekam suara di bawah ranjang Andin.

"Din gue tinggal sekolah dulu ya. Lu baik-baik yaaa cepet sembuh" Ucap Anita sambil mengecup kening temannya
"Gue juga ya din.. Nanti istirahat kita balik nemenin lo yaa" Ucap Dhea sambil membelai rambut panjang Andin.

Keduanya meninggalkan Andin dengan perasaan khawatir.

"Andin gapapa nih kita tinggal??" Tanya Anita
"Gapapa. Udah banyak doa aja nit. Kita juga ga bisa bolos karna pasti ada yg dateng buat meriksa Andin kan.."
"Duh gue takut banget Andin kenapa-napa.."

Keduanya bercakap-cakap sambil menceritakan perasaan mereka saat dikelas kemarin. Keduanya berharap jika hari ini tidak ada gangguan apapun.

Bel istirahat berbunyi. Keduanya bergegas berlari menuju asrama mereka untuk menengok Andin.

Mereka saling bertatapan melihat sepasang sepatu pria di depan kamar mereka. Anita yg tampak sangat panik langsung membuka pintu kamar dengan keras. Dokter Imam tampak terkejut melihat kedatangan Anita dan Dhea.

"Dokter ngapain?" Tanya Anita lantang
"Meriksa Andin?" Jawab dokter Imam gugup
"Sendirian?" Tanya Dhea bingung melihat sikap defensif Anita
"Iya, Petugas kesehatan asrama baru aja keluar untuk ambil madu"
"Madu?" Tanya keduanya kompak
"Iya. Kita mau coba cek apa ada respon dari indra perasanya karna sudah 20 jam tidak sadarkan diri"
"Kenapa pake madu?"
"Karena rasa manis dapat merangsang lidah untuk mengecap"
"Kenapa gak lemon? Kan lebih kuat" Tanya Anita sambil menatap keranjang buah di atas meja kamar Andin
"Dengan perut kosong seharian??"
"Ah..." Keduanya pun paham

Dokter Imam dan petugas kesehatan pamit setelah selesai memeriksa Andin. Kedua temannya pun bersyukur karena Andin merespon dengan baik dan dinyatakan hanya tertidur sangat lelap. Di perkirakan sore atau malam Andin sudah akan siuman.

Setelah tersisa mereka bertiga, Anita segera mengecek ipod nya di bawah ranjang. Tetapi belum sempat di dengarkan bel masuk sekolah sudah berbunyi. Akhirnya Anita menyimpan ipod nya di dalam tumpukan baju Andin agar tidak disita jika dilihat guru mereka.

Andin menggeliat, berusaha melepaskan diri dari sentuhan-sentuhan tangan tak kasat mata pada tubuhnya. Andin berusaha keras membuka matanya dan berteriak meminta tolong

"Din.. Sadar din.." Samar Andin mendengar suara Anita
"Nit....." Ucap andin lirih hampir tak terdengar.

Dokter Imam dan beberapa perawat tampak sibuk mengecek keadaan Andin yg sempat bergetar hebat karena kejang.

Andin membuka mata dan kebingungan melihat banyak orang disekitarnya. Bahkan ada banyak wajah yg tidak dikenal didalam kamarnya

Andin merasa kamarnya begitu penuh sesak diisi oleh banyak orang. Iapun memohon pada dokter agar semuanya pergi dari kamarnya.

Dokter Imam membimbing Andin untuk mengatur napas. Dan memejamkan matanya agar lebih relax. Andin juga diberikan minum agar tenggorokannya tidak terlalu kering.

Manis.. Indra perasa Andin merasakan air minum membasahi tenggorokannya. Rasa sejuk mengalir dari mulut sampai ke perutnya. Membuat andin menjadi lebih tenang dan mulai membuka matanya lagi.

Di kamarnya hanya tersisa kedua temannya. Seorang perawat dan dokter Imam. Andin terkejut melihat tangan nya yg sedang mencengkeram tangan dokter Imam sampai terluka dan segera melepaskan nya.

"Ma.. Maaf dok.."
"Gapapa.. Sudah merasa lebih baik?"
"Iya dok.."
"Ada keluhan?"
"Tidak dok.."
"Kalau tidak ada keluhan saya tinggal dulu ya, nanti akan di cek sama team petugas kesehatan yg jaga malam ini.."
"Baik dok.."

Anita dan Dhea segera menghampiri Andin setelah dokter dan perawat pergi.

"Din.. Are you okay??"
"Din.. Lu kenapa??" Tanya Anita hampir menangis
"Gue juga bingung kenapa tiba-tiba jadi gini.."
"Lo bener udah gapapa din??" Dhea terlihat khawatir
"Gue sih okay ya. Ga ngerasa ada yg sakit. Cuma emang lemes aja gitu loh rasanya.."
"Lo ga ada mimpi atau apa gitu din??" Pertanyaan Anita membuat Andin kembali mengingat pengalaman tak terlupakannya selama tak sadarkan diri.
"Sebenernya gue.."

Bersambung..
69banditos
simounlebon
bejo.gathel
bejo.gathel dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.