- Beranda
- Stories from the Heart
Sisi Lain Dunia
...


TS
xandler
Sisi Lain Dunia
Spoiler for Open:
Sebelum membaca thread ini, di sarankan untuk membaca thread saya sebelum nya, akan ada refrensi yang di ambil dari thread saya sebelum nya (Tidak Harus)
[1951] Aku Mencintai Sesosok Jin [TAMAT]
[1951] Aku Mencintai Sesosok Jin [TAMAT]

Edited by Xandler
Quote:
GIF
Sebelum melanjut kan, Harap di perhatikan bahwa ;
1.Cerita Akan di Update 1-3 Hari, jika ada keterlambatan pasti akan saya kabarkan terlebih dahulu karna cerita akan sangat panjang
2.Jangan terlalu di anggap serius apalagi di kaitkan dengan kejadian tertentu, just enjoy the story
Sebelum melanjut kan, Harap di perhatikan bahwa ;
1.Cerita Akan di Update 1-3 Hari, jika ada keterlambatan pasti akan saya kabarkan terlebih dahulu karna cerita akan sangat panjang
2.Jangan terlalu di anggap serius apalagi di kaitkan dengan kejadian tertentu, just enjoy the story
Spoiler for episode Chapter:
Chapter 1 : Terpilih
|
Chapter 02 : Raja
|
Chapter 03 : Penukaran Batu
|
Chapter 04 : Santet
|
Chapter 05 : Khadam Penjaga
|
Chapter 06 : Faded
|
Chapter 07
|
Chapter 08 : Awal Perjalanan
|
Chapter 09 : Binatang Biru
|
Chapter 10 : Thanks for everything
|
Chapter 11 : Air Terjun Putri Nglirip
|
Chapter 12 : Ratu Penguasa Pantai Kenjeran
|
Chapter 13 : Warisan Aira
|
Chapter 14 : Boneka
|
Chapter 15 : Kepuasan atau Kehampaan
|
Chapter 16 : Pertemuan yang di Takdirkan?
|
Chapter 17 : Hitam dan Putih
|
Chapter 18 : Kitab Orang Mati
|
Chapter 19 : Waktu tidak akan menunggu
|
Chapter 20 : Toyotomi vs Tokugawa
|
Chapter 21 : Envy
|
Chapter 22 : Pesugihan Keluarga di Bogor
|
Chapter 23 : Jin Purba/Spesial
|
Chapter 24 : Twosret Pentagon
|
Chapter 25 : Obsesi atau Kebodohan
|
Chapter 26 : Masa Lalu Merry
|
Chapter 27 : Gunung Kawi Part 1
|
Chapter 28 : Gunung Kawi Part 2
|
Chapter 29 : Gunung Kawi Last Part
|
Chapter 30 : Sugesti
|
Chapter 31 : Hari Pertunangan
|
Chapter 32 : Santet
|
Chapter 33 : Adofo si Baboon
|
Chapter 34 : Mulai Terungkap
|
Chapter 35 : Pemindahan Makam
|
Chapter 36 : Wanita itu?
|
Chapter 37 : Beribadah
|
Chapter 38 : Penyihir Gunung Belayan
|
Chapter 39 : Peperangan Jawa
|
Chapter 40 : Tragedi Parangtritis
|
Chapter 41 : Ra dan Iblis Domba
|
Chapter 42 : Kau Memang Lah Anakku
|
Chapter 43 : Keputusasaan
|
Chapter 44 : Keluarga Pembunuh
|
Chapter 45 : Iblis Serangga?
|
Chapter 46 : Pesugihan Babi Ngepet
|
Chapter 47 : 3 koin
|
Chapter 48 : Tujuan yang samar
|
Chapter 49 : Pria Misterius
|
Chapter 50 : Tersesat Di Gunung Gede
|
Chapter 51 : Desa Bunga Mawar Merah P1
|
Chapter 52 : Desa Bunga Mawar Merah P2
|
Chapter 53 : Desa Bunga Mawar Merah P3
|
Chapter 54 : Awal Peretmuan Rival Abadi
|
Chapter 55 : Cornelia
|
Chapter 56 : Alundra
|
Chapter 57 : Liam VS Alundra
|
Chapter 58 : Segel
|
Chapter 59 : Anak Anjing Baru
|
Chaptee 60 : Arwah Kucing Hitam
|
Chapter 61 : Hannesh
|
Chapter 62 : Hannesh Part 2
|
Chapter 63 : Tradisi Merepotkan
|
Chapter 64 : Acara Silat
|
Chapter 65 : Kesurupan
|
Chapter 66 : Pengkhianat Organisasi
|
Chapter 67 : D/D (Roh Prajurit Iblis)
|
Chapter 68 : Liam vs Fajar
|
Chapter 69 : Monster Absolute
|
Chapter 70 : Bimbang
|
Chapter 71 : Pembantaian
|
Chapter 72 : Malaikat yang terjebak
|
Chapter 73 : Rasa Manusiawi
|
Chapter 74 : Kamuzu
|
Chapter 75 : Kamuzu & Salam Dari Aira
|
Chapter 76 : Future?
|
Chapter 77 : Perjanjian Khusus
|
Chapter 78 : Kontrak Kamuzu
|
Chapter 79 : Revenge
|
Chapter 80 : Fikiran Tanpa Hati
|
Chapter 81 : Perang Surga
|
Chapter 82 : Asmodeus & Segel
|
Chapter 83 : Kelahiran Penerus
|
Chapter 84 : 4 Pelayan Tuhan
|
Chapter 85 : Kebencian
|
Chapter 86 : Replika
|
Chapter 87 : Arsy
|
Chapter 88 : Tujuan Sesungguhnya
|
Chapter 89 : Kilida
|
Chapter 90 : This Is War
|
Chapter 91 : Counter
|
Chapter 92 : Penuntasan
|
Chapter 93 : Masa Lalu Hinata
|
Chapter 94 : Masa Lalu Hinata Part 2
|
Chapter 95 : Masa Lalu Hinata Last Part
|
Chapter 96 : Heroes Comeback
|
Chapter 97 : Its Okay, im here
|
Chapter 98 : Demonstran
|
Chapter 99 : Dia Akan Datang
|
Chapter 100 : Tuhan Telah Bersabda
|
Chapter 101 : Keheningan Sebelum Badai
|
Chapter 102 : Yohan
|
Chapter 103 : Vampire
|
Chapter 104 : Neraka Utara
|
Chapter 105 : Perjanjian Begemoth
|
Chapter 106 : Amunisi
|
Chapter 107 : Pengkhianatan
|
Chaptet 108 : DogFight
|
Chapter 109 : Perjudian
|
Chapter 110 : Charlotte POV
|
Chapter 111 : The First Vampire
|
Chapter 112 : Last Fight Part 1
|
Chapter 113 : Last Fight Part 2
|
Chapter 114 : Last Fight - Final Part
|
TAMAT
|
Bonus Chapter
|
Quote:
Dilarang keras untuk mempublikasikan ke media lain dalam bentuk apa pun untuk tujuan ke untungan pribadi, terkecuali sudah memiliki izin dari penulis "xandler"
Diubah oleh xandler 14-02-2023 15:39






xue.shan dan 197 lainnya memberi reputasi
188
276.7K
Kutip
3.3K
Balasan


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart
32.3KThread•47.9KAnggota
Tampilkan semua post


TS
xandler
#829
Quote:
Ngetik nya agak buru-buru, karna ngetik nya di istirahat kantor

dan kalau bisa di mention, biar saya perbaiki...
terimakasih, silahkan membaca....
Quote:
Chapter 90 : This is War
"Tunggu.... kamu melihat nya kan???". ujar seseorang.
________________________________________
"eh? melihat? apa maksud mu?". tanya ku.
"jangan pura-pura...ku yakin kau dapat melihat nya, pengikut ku mengatakan nya". ucap nya kembali.
Wanita dengan tampilan agak berantakan, dan wajah yang tidak begitu terurus dan memiliki rambut pendek, ia juga wanita yang di peringatkan oleh Dagon sebelum nya agar tidak perlu membuat kontak dengan nya.
Kemungkinan yang dia maksud, adalah Aura seperti Api yang ku lihat pada diri nya sebelum nya.
"Anggi... tolong kamu duluan ya, sekalian bawain cemilan ini ke Merry". ucap ku sembari memberikan bawaan ku.
"ta..tapi --". ucap anggi terpotong.
"Sudah.. tenang aja". saut ku.
Setelah menyuruh Anggi untuk pergi, aku pun mendekati wanita itu.
"Lebih baik kita berbicara di tempat lain". ucap ku.
"baiklah". jawab nya.
Akhirnya aku mengajak nya untuk pergi ke kedai Gocha Gocha (Kedai Tenda), untuk berbicara dengan nya, meskipun Dagon sempat ingin menghentikan ku, namun ada sesuatu yang membuat ku tertarik dengan wanita ini.
"Makan lah, aku yang akan membayar nya". ujar ku sembari melepas Jaket.
"hah? kau kira aku miskin? aku yang akan membayar, termasuk makanan mu juga". ucap nya dengan nada kesal.
"baiklah baiklah... ngomong-ngomong, ada perlu apa dengan ku?". tanya ku.
"kau tadi bertemu dengan keluarga Mitsuhude bukan?". ucap nya.
"ohhh... bagaimana kau tau?". tanya ku.
"Pengikut ku mengatakan semua nya, dia juga mengatakan kalau kau adalah harapan untuk ku, agar dapat membalaskan dendam". ujar nya sembari makan.
"wohh..tunggu-tunggu sebentar... pertama, aku tidak ada masalah dengan keluarga Mitsuhide dan yang kedua, aku tidak ingin ikut campur dalam masalah balas dendam mu itu". saut ku.
"Mungkin kau tidak memiliki masalah dengan mereka... tapi mereka memiliki masalah dengan mu, manusia bernama Hideki itu adalah seekor Ular, jangan percaya dengan penampilan luar nya... dia adalah Ular mengerikan yang begitu pintar menyembunyikan Bisa nya". ujar Wanita itu yang masih belum ke ketahui nama nya.
"Seperti nya kau begitu mengenal keluarga mereka... tapi... meski pun kau bilang seperti itu, aku tidak akan mudah mempercayai nya... Karna Hideki yang ku tau, dia bukanlah sosok yang sedang kau bicarakan". saut ku.
"aku tau aku tidak akan bisa meyakinkan mu dengan kata-kata ku... setidak nya, tunggu lah besok.. maka kau akan tau siapa sebenarnya Hideki itu". ucap nya yang langsung memakai jaket dan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar, lalu pergi begitu saja.
"wanita aneh". gumam ku.
.
.
.
Keesokan pagi nya, saat bangun dari kasur aku melihat Anggi tertidur di samping kasur ku dengan posisi terduduk, seperti nya dia khawatir untuk meninggalkan ku sendirian di tempat asing seperti ini, aku pun tidak membangunkan nya dan hanya menyelimuti nya.
Saat sedang gosok gigi di kamar mandi, entah mengapa ucapan wanita semalam itu, seperti begitu mengganggu ku, perasaan ku juga jadi tidak karuan.
Setelah berganti baju dan membangunkan Anggi, aku mengambil telfon ku dan menelfon seseorang
"ohh Liam.. tumben sekali, ada apa?". tanya nya.
"aku ingin meminta tolong sesuatu". ucap ku.
"ohh tentu aku akan menolong mu, tentang apa?". tanya nya kembali.
"tolong untuk.......
.
.
Sekitar 5 jam kemudian, aku bertiga bersama dengan amanda dan juga Anggi pergi menuju kantor, sedangkan Merry ia masih tidak enak badan karna Jetlag kemarin.
Di tengah perjalanan, aku hanya melihat keluar jendela, memandangi pemandangan keramaian kota, ternyata di tokyo lebih macet dari yang ku kira... ya walaupun sama sekali tidak mendekati parah nya kemacetan di jakarta.
Kurang lebih 15 menit perjalanan menggunalan mobil, kami pun sampai di Gedung milik keluarga Mitsuhide, untuk bertemu dengan Hideki.
Sesampai nya di Lobby, dan sebelum masuk security melakukan pemeriksaan dengan menggunakan mesin detektor, dan setelah itu kami langsung di arah kan ke receptionis.
Sebenarnya Anggi selalu membawa Pistol kecil nya kemana-mana, namun pistol nya memiliki bahan khusus yang tidak akan terdeteksi hanya dengan detektor biasa.
Setelah berbicara dengan receptionis, ia terlihat langsung menelfon seseorang, lalu meminta ku untuk menunggu sejenak di tempat tunggu dekat dengan receptionis.
Dan tidak lama kemudian...
"LIAMMM..". Ucap Hideki sembari melebarkan tangan nya.
"ohh hideki". jawab ku.
"maaf menunggu lama...". ucap nya.
"ah baru sebentar... ngomong-ngomong kenapa ketemu nya di lobby?". tanya ku.
"tamu spesial harus di jemput dong haha". jawab nya dengan tawa.
Lalu Hideki mengajak ku pergi ke lantai atas untuk menuju ke ruangan meeting, selama perjalanan dia terus berbicara dengan hubungan perusahaan kami yang sudah terjalin lebih dari 10 tahun dan kebaikan kakek dan juga ayah ku kepada mereka.
"Silahkan masuk". ujar nya sembari membukakan pintu ruangan.
Terlihat sudah banyak orang yang menunggu kedatangan kami, mereka terlihat langsung berdiri dan sedikit menundukan kepala untuk menyambut kedatangan kami.
Lalu Aku dan Amanda masuk ke dalam, sedangkan Anggi menunggu di luar.
Satu persatu dari mereka mulai mempersentasikan tentang apa yang akan di lakukan perusahaan untuk kedepan nya, agar perusahaan ayah mau untuk memeberikan modal kepada mereka lebih besar, aku hanya diam dan tidak begitu memahami. Karna tugas seperti ini... ialah tugas Amanda, karna dia adalah penanggung jawab keuangan perusahaan ayah.
Lalu tak lama kemudian, aku melihat Hideki memberikan instruksi kepada salah satu karyawan nya dengan menganggukan kepala nya, lalu karyawan tersebut memberikan kode kepada karyawan lain dengan tangan nya untuk pergi dari ruangan, dan serentak mereka pun pergi.
Sampai ruangan hanya tersisa aku, amanda dan juga Hideki. Aku sedikit di buat bingung dengan hal ini, apa alasannya dia sampai perlu menyuruh yang lain pergi? apakah ada hal penting yang iya sampaikan dan itu bersifat rahasia?.
Lalu Hideki berdiri dan berjalan ke podium kecil di depan, dan iya mulai berbicara.
"Liam... aku ingin mengusulkan satu hal, aku yakin kita memiliki satu pemikiran sebagai sesama pengusaha Muda". ujar nya.
Tanpa menunggu jawaban ku, ia mengambil laptop nya dan menunjukan isi laptop tersebut menggunakan proyektor.
"Kau tau bukan? kalau perushaan ku sangat membutuhkan Nikel yang begitu banyak setiap tahun nya, tapi... entah mengapa.. semenjak 2 tahun lalu, ayah mu mengurangi jumlah import Nikel kepada kami". ujar Hideki kembali.
Lalu iya terlihat memindah-mindahkan halaman pada laptop nya.
"Seperti yang kau lihat, semenjak 2 tahun itu pun produksi kami berkurang lebih dari 30% dan menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan Quarter terakhir tahun ini.. Perusahaan kami mencatatkan kerugian sampai di angka 170jt Dollar... WOW... itu bukan angka yang sama sekali kecil untuk perusahaan berkembang seperti kami". ucap nya kembali.
Aku pun menengok ke arah amanda, ia terlihat mulai khawatir dengan arah pembicaraan Hideki.
"Lalu tiba-tiba saja ayah mu mengajak kami untuk kembali berunding dengan menaikan Harga nikel yang akan iya supply, dan menaikan harga nya sebanyak 25%... Seolah ayah mu ingin mencekik perusahaan kami secara perlahan-lahan". ucap nya.
"Padahal ayah mu tau, betapa besar nya Jasa kami kepada nya dulu... seperti nya iya berfikir sudah tidak membutuhkan kami dan ingin menenggelamkan kami begitu saja.... namun tentu saja, aku tidak akan membiarkan nya begitu saja.... karna itu aku membutihkan bantuan mu Liam". ujar nya dengan senyum lebar.
Lalu hideki menjetikan Jari nya dan tiba-tiba saja ada seseorang masuk ke dalam ruangan...
Itu adalah Anggi dengan kondisi kepala nya sedang di todong senjata oleh 2 orang anak Buah Hideki. Dan tak lama seluruh ruangan terisi oleh sekitar 15 orang bodyguard nya yang masing-masing memegang pistol.
"apa yang kau inginkan?". tanya ku yang mencoba untuk tetap tenang.
Hideki berjalan menghampiri ku layak nya seperti anak kecil...
"sssttt sstttt tidak perlu terburu-buru.... seperti yang ku katakan sebelum nya, kita sama-sama seorang pengusaha muda... tanpa kau sadari kau telah di budaki oleh orang tua mu, sama seperti ku... apa kau tidak lelah? selalu menjadi budak ayah mu...". ucap nya tepat di depan wajah ku.
"seperti nya aku harus mengoreksi cara ku menilai seseorang mulai sekarang". jawab ku.
"hahaha apa maksud mu? aku hanya menolong mu, untuk membuka fikiran mu... kalau kita lah yang sebenarnya berdiri di atas orang tua kita, bukan sebalik nya...". ucap nya.
"ohhh aku baru saja menyadari sesuatu". saut ku dengan senyum.
"apa itu?". tanya nya.
"Alasan ayah mu semalam begitu marah karna aku menolak permintaan perjodohan dengan kakak ku, bukan karna umur nya yang sudah pendek... tapi... karna dia takut kau akan marah kepada nya, bukan begitu?". ujar ku.
"hahaha... kau memang pintar, dan dari ekspresi mu, seperti nya kau tidak begitu terkejut dengan Hal ini". ujar Hideki kembali.
"aku telah terbiasa hidup dengan seekor ular yang jauh lebih berbisa dari mu". jawab ku dengan senyum.
"hehhh... menarik.... jadi.. ngomong-ngomong aku ada 3 pilihan untuk mu...
Pertama : Kau harus bekerjasama dengan ku untuk menumbangkan ayah mu.
Kedua : Jualah saham 30% perusahaan induk mu padaku dengan setengah harga.
Ketiga : Jika kau menolak kedua pilihan, aku akan membunuh kedua wanita ini. "
Ujar Hideki sembari memutar-mutar pisau yang iya ambil dari saku nya.
"30% saham induk? bagaimana aku bisa menjual nya pada mu, kalau aku tidak memiliki nya". ujar ku.
"sesuai dugaan ku, kau tidak mengetahui nya.... Diam-diam Ayah mu telah memberikan mu 30% saham induk perusahaan kepada mu, kau bisa tanyakan kepada wanita di samping mu". jawab Hideki.
Aku pun langsung menengok ke arah amanda, dan ya.. Amanda menganggukan kepala nya, tanda bahwa yang di katakan Hideki ialah benar.
"Benar kan..? Tapi dari pada harus membeli 30% saham mu, aku lebih suka kita menjadi partner liam... Kita akan menyingkirkan orang tua kita, dan menjadi penguasa sesungguh nya... tanpa perlu ada yang di turuti". ujar nya kembali.
Aku perlahan mendekati kuping amanda dan mulai berbisik kepada nya.
"apa yang akan terjadi jika aku menjual 30% saham perusahaan induk?". bisik ku.
"Banyak hal yang akan terjadi, namun yang pasti adalah... Hanum pasti akan membunuh kita". jawab amanda.
"Sama-sama Dead End kah". gumam ku.
Kedua pilihan memiliki akhir yang sama, yaitu Mati. Lalu apakah aku harus berpura-pura untuk mengiyakan ajakan nya untuk menjadi partner nya? tidak. Orang di depan ku ini bukanlah orang bodoh yang akan percaya begitu saja, lalu... apa yang harus aku lakukan....
Lebih baik, aku akan terus mengulur waktu, sampai....
"Hideki... seperti nya menjual saham ku tidaklah memungkinkan, tapi untuk menjadi partner bisnis mu... kurasa aku bisa memikirkan nya, namun... aku butuh alasan dari mu". ujar ku.
"Alasan?". tanya nya.
"ya.. alasan mengapa kau sebegitu benci nya dengan orang tua mu? apa yang memotivasi mu hingga sampai berani melakukan ini, karna kau pasti sudah tau... Jika terjadi apa-apa dengan ku saat ini, atau kau gagal meyakinkan ku, akan ada resiko yang begitu besar menanti mu setelah nya". unar ku.
"ahhh... alasan kah, tentu aku memiliki nya, alasan mengapa aku begitu membenci ayah ku sampai seperti ini dan juga mengapa aku ingin membuktikan kepada nya kalau aku bisa melebihi nya....
Dulu keluarga kami hanyalah keluarga biasa, aku memiliki seorang kakak bernama Ichiro, dan juga ibu yang begitu baik dan sayang kepada kami. waktu itu aku masih berusia 4 tahun dan kakak ku berusia 6 tahun.
Suatu ketika Bisnis ayah ku goyah dan hampir bangkrut, karna krisis global, kami hampir menjual rumah kami untuk melunasi hutang kepada pegawai.
Namun di saat yang begitu tepat, muncul seorang pria dan datang kepada ayah ku yang masing sangat muda waktu itu, dan pria itu adalah kakek mu, Edi.
Iya mengatakan kalau dia melihat potensi pada diri ayah ku dan juga tentang masa depan perusahaan kami, iya dengan tangan terbuka menyuntikan Dana yang begitu besar kepada perusahaan hingga kami tidak jadi bangkrut.
Singkat cerita dengan bantuan nya, perusahaan kami menuju ke arah yang baik, tentu dengan bisnis kotor sebagai sampingan kami. Dan ayah ku begitu mengagumi sosok kakek mu kala itu, ia bahkan mau melakukan apa pun termasuk memfitnah dan membunuh.
Sampai suatu hari ada sebuah Geng Yakuza terbesar di Tokyo, yang kala itu tidak suka dengan kegiatan kami karna telah mengotori wilayah nya, dan terjadilah peperangan antara kedua pihak, dalam perang itu Ibu dan kakak ku yang kala itu masih berusia 12 tahun.. menjadi korban dan Mati.
Aku yang masih begitu muda saat itu yaitu 10 tahun, terus di tekan oleh ayab ku untuk menjadi Pria yang sesungguh nya atau lebih tepat nya menjadi Pria yang dia inginkan.
Saat aku masih duduk di bangku SMA, aku sudah di ajari bagaimana cara memanipulasi Uang, menjual Narkoba dan sebagai nya.
Ia akan menghajar ku habis-habisan jika aku melakukan kesalahan sedikit pun, bahkan tulang rusuk ku sampai patah hanya karna salah menulis angka. HAHAHA... menyedihkan bukan?
Perasaan dendam ku kian hari kian besar, semakin aku sembunyikan, semakin itu menyiksa ku, aku jadi di buat Gila oleh nya.
Sampai kurang lebih 5 tahun lalu, aku berhasil.. AKU BERHASIL MEMBUAT NYA BUNGKAM, aku menunjukan kepasa nya siapa Bos kepada nya, aku menghajar nya habis-habisan, mematahkan tangan nya, merobek kuping nya... AAAHHHH itu adalah hari terbaik bagi ku.
Tidak ada satu pun yang berani memisahkan kami saat itu, termasuk tangan kanan nya yang sekarang menjadi asisten ku. Dan mulai saat itu, aku lah yang mengatur segala nya, aku menyuruh nya untuk melakukan apa pun yang ku minta, dan membalas segala perbuatan nya dengan membuat nya menjadi Boneka ku.
Aku bahkan berhasil meratakan Yakuza-yakuza yang tersisa di kota, dan menaikan profit perusahaan dan lain sebagai nya.
Tapi seperti nya Ayah mu menyadari ancaman yang muncul dari ku, seperti yang sudah ku katakan sebelum nya, semenjak 2 tahun lalu atau semenjak aku menjabat resmi sebagai CEO perusahaan, ayah mu perlahan-lahan mencekik kami dan ingin menghancurkan kami.". ujar Hideki panjang lebar.
"Karna itu Liam... Mari kita buktikan, kalau... anak mereka bukanlah sebuah alat bisnis yang bisa mereka gunakan semau nya...". ujar Hideki kembali sembari menyodorkan tangan nya untuk bersalaman.
Suasana menjadi cukup hening setelah nya, aku terdiam sembari menundukan kepala tanpa berkata apa pun...
"haha..haha... HAHAHAHAHA". Tawa lebar.
"Ke..kenapa kau tertawa??". tanya hideki keheranan.
"haha... maaf-maaf... aku hanya merasa kecewa". saut ku dengan senyum lebar.
"kecewa? APA MAKSUD MU??". Ungkap nya yang terlihat kesal.
"Ternyata kau hanyalah Bocah yang tidak tau diri, yang menganggap kalau dirimu lah orang yang paling menderita di dunia ini... dan menujukan seluruh amarah mu kepada ayah mu". suat ku.
"AAAPPAAA MAAKKSS-----
"TUAN...". ujar seorang pria yang tiba-tiba masuk ke ruangan dan memotong ucapan Hideki.
"APA... KAU TIDAK LIHAT AKU SEDANG SIBUK HAH??". Saut hideki kesal.
"A..A..aadaa segerombolan pria berbaju hitam lengkap dengan senjata laras panjang... MENEROBOS MASUK KESINI". ujar nya.
"HAAHHH.... SIAPA MERE--".
*BAAAAKKKKKKK*
Tiba-tiba seseorang menendang pintu ruangan sampai membuat pintu tersebut terpental.
"Kami kesini untuk menjemput seseorang Bernama Liam, jika kalian melawan maka kalian tau apa yang akan terjadi". ujar seorang pria berbadan besar sembari membawa senjata laras panjang.
Hideki pun hanya bisa terperangah, dan tidak bisa melakukan apa pun.
"Seperti yang ku katakan sebelum nya Hideki... Aku mengenal Ular yang jauh lebih berbisa dari mu". ucap ku yang langsung berdiri dan pergi dari ruangan besama dengan Anggi dan juga Amanda.
"KEPAAARAAATTTTTTTT.... KAU AKAN MEMBAYAR NYA NANTI LIAAAAMMM". Teriak hideki dari dalam Ruangan.
Kamk bertigia pun pergi dari gedung dan di kawal oleh 20 orang.
"Li..liam... si..siapa mereka ini? mengapa mereka membantu kita?". tanya Amanda bingung.
"Charless.. sebelum kesini, aku meminta tolong kepada nya, jika aku mengirimkan pesan teks kosong kepada nya, maka anak buah nya akan masuk ke dalam gedung dan menolong kita, tadi diam-diam aku membuka hape ku dan mengirimkan nya teks kosong". jawab ku dengan senyum.
"ba..bagaimana kau tau akan terjadi hal seperti itu". tanya amanda kembali.
"insting". ucap ku dengan senyum.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? seperti nya Hideki tidak akan tinggal diam". tanya Anggi.
"This is War". saut ku dengan senyum dan masuk ke dalam mobil.
Quote:

Diubah oleh xandler 03-03-2022 14:42



diditper dan 55 lainnya memberi reputasi
56
Kutip
Balas
Tutup