Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LordFaries3.0Avatar border
TS
LordFaries3.0
Kalah di Kharkiv, Tentara Rusia Menyamar dan Meminta Makanan dari Penduduk Lokal

Judul Kepanjangan: Kalah di Kharkiv, Tentara Rusia Menyamar Jadi Warga Ukraina dan Meminta Makanan dari Penduduk Lokal

Pasukan Ukraina disebut berhasil mengamankan kendali penuh atas Kota Kharkiv setelah melakukan pertempuran di jalanan melawan pasukan Rusia pada Minggu (27/2/2022).

"Kharkiv sepenuhnya di bawah kendali kami," kata Kepala Pemerintahan Regional Kharkiv, Oleg Sinegubov lewat aplikasi Telegram.

Dia menambahkan bahwa tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan Rusia selama operasi "pembersihan".

Pada Minggu pagi, Sinegubov mengatakan bahwa kendaraan ringan pasukan Rusia telah memasuki kota, dengan pertempuran pecah di jalan-jalan.

Seorang koresponden AFP pun sempat mendengar tembakan dan ledakan senapan mesin di kota terbesar kedua di Ukraian tersebut.

Sinegubov mengatakan bahwa pasukan Rusia benar-benar mengalami demoralisasi.

Dia menyebut pasukan Rusia meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan dan kelompok yang terdiri dari lima orang menyerah kepada tentara Ukraina.

"Begitu melihat setidaknya satu perwakilan angkatan bersenjata, mereka (pasukan Rusia) menyerah," katanya.

Pasukan Rusia disebut belum menerima makanan
Sinegubov mengatakan bahwa ada puluhan tentara Rusia yang telah menyerah di Kharkiv.

"Pejuang Rusia yang ditangkap berbicara tentang kelelahan total dan demoralisasi, mereka tidak memiliki hubungan dengan komando pusat, mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa yang mereka lakukan selanjutnya," kata gubernur Kharkiv.

Sinegubov menyebut, sejak awal serangan ke Ukraina, pasukan Rusia ini belum menerima makanan dan air.

"Meninggalkan posisi, pejuang Rusia berusaha bersembunyi di antara penduduk sipil, meminta pakaian dan makanan kepada orang-orang," kata dia.



Ribuan Tentara Rusia Tewas
Perlawanan militer Ukraina tampaknya membuat tentara Rusia kewalahan.

Tiga hari serangan besar-besaran ke Ukraina membuat Ukraina kabarnya kehilangan ribuan personel militer dan peralatan tempur.

Dikutip dari Kyiv Independent, Minggu (27/2/2022) menurut Kementerian Pertahanan Ukraina dijelaskan setidaknya 4.300 tentara Rusia dikabarkan tewas dalam pertempuran itu.

Sebanyak 53 pesawat ditembak jatuh masing-masing 27 pesawat tempur dan 26 helikopter.

Termasuk 146 tank dan 49 senjata artileri ikut dihancurkan, termasuk dua drone yang diamankan pihak Ukraina.

Mantan Kepala Pertahanan Anggota NATO Estonia, Riho Terras mengatakan Putin saat ini tengah mengamuk.

“Putin sangat marah, ia pikir seluruh perang akan mudah, dan semuanya akan selesai dalam waktu 1 hingga 4 hari,” cuit Terras di Twitter seperti dikutip dari New York Post.

“Rusia merasa kaget dengan menakutkannya perlawanan yang mereka hadapi,” tambah Terras.

Apalagi, menurut Terras, Rusia harus mengeluarkan biaya 20 miliar dolar AS atau setara Rp 287 triliun per hari untuk melakukan serangan militer ke Ukraina.

Ia mengklaim laporan lain yang menunjukkan bahwa Rusia tak memiliki rencana taktis untuk menghadapi perlawanan Ukarina.

Terras menyatakan bahwa seluruh rencana invasi Rusia bergantung pada usaha menabur kepanikan di antara warha sipil dan angkatan bersenjata.

Selain itu juga dengan memaksa Zelensky untuk melarikan diri.

Terras juga memposting gambar yang tampaknya merupakan laporan intelijen yang ditulis dalam bahasa Rusia.

“Putin mengamuk. Ia sebelumnya yakin bahwa itu akan mudah sekali,” arti terjemahan dari bahasa tersebut.

Terras mengutip laporan intelijen mengatakan militer Rusia memiliki cukup roket hanya untuk tiga atau empat hari.

Dengan sanksi baru yag dijatuhkan ke Rusia karena penyerangan ke Ukraina, mereka diperkirakan tak akan bisa mengganti senjata yang habis.

“Jika Ukraina mampu menahan Rusia selama 10 hari, Rusia akan diharuskan melakukan negosiasi karena mereka sudah tak memiliki uang, senjata dan sumber daya,” katanya.

Jenazah Tentara Rusia Dipulangkan
Komite Palang Merah Internasional ICRC mengatakan mereka menerima permintaan Dubes Ukraina di PBB untuk memulangkan jenazah tentara Rusia yang tewas dalam penyerbuan ke Ukraina tetapi tidak memiliki nomor identitas, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu, (27/2/2022)

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mentweet pada hari Sabtu, (26/2/2022) Ukraina meminta ICRC “memfasilitasi pemulangan ribuan mayat tentara Rusia” yang terbunuh selama invasi ke Ukraina, sambil memperlihatkan grafik korban tewas tentara Rusia yang diklaim berjumlah ribuan jenazah.

Kyslytsya mentweet orang tua di Rusia harus memiliki kesempatan "untuk mengubur mereka dengan bermartabat." “Jangan biarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menyembunyikan skala tragedi,” desak dia.

Laetitia Courtois, pengamat tetap ICRC untuk PBB mengatakan kepada The Associated Press Sabtu malam, situasi keamanan saat ini “adalah perhatian utama dan batasan bagi tim kami di lapangan” dan “karena itu kami tidak dapat mengonfirmasi jumlah atau detail lainnya.”

Dia mengatakan “ICRC dapat bertindak sebagai perantara netral” dalam pengembalian mayat dan masalah kemanusiaan lainnya dalam konflik, termasuk mengklarifikasi nasib orang hilang, menyatukan kembali keluarga, dan mengadvokasi perlindungan tahanan “dalam kemungkinannya.”

Mayor Jenderal Ukraina Borys Kremenetsky mengatakan kepada wartawan di Washington hari Sabtu, Ukraina menangkap sekitar 200 tentara Rusia yang "diperlengkapi dengan buruk".

“Kami menangkap sekitar 200 tentara Rusia, beberapa di antaranya berusia 19 tahun, tidak terlatih sama sekali, perlengkapannya buruk. Kami memperlakukan mereka sesuai Konvensi Jenewa, menurut hukum humaniter internasional,” kata Kremenetsky, yang merupakan pejabat pertahanan di Kedutaan Besar Rusia. Ukraina di AS, seperti dilansir CNN.

CNN belum dapat memverifikasi klaim sang jenderal secara independen.

Dia juga mengatakan tentara diizinkan untuk "menelepon orang tua mereka" dan diberi makanan dan air.

Kremenetsky mengatakan dia bekerja sama dengan Pentagon, tetapi Ukraina masih membutuhkan lebih banyak dukungan dengan bantuan militer.

"Ada daftar persyaratan penting, dan kami masih membutuhkan lebih banyak kemampuan. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa apa yang kami terima sudah digunakan dengan cara yang benar," katanya.

https://m.tribunnews.com/amp/interna...lokal?page=all

Berangkat ke Ukraina niatnya menjajah, sampai Ukraina jadi pengemis cuk. emoticon-Wkwkwk

nowbitool
chromie
de.payens
de.payens dan 6 lainnya memberi reputasi
7
6.2K
100
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.1KThread10.9KAnggota
Tampilkan semua post
peternakkadrunAvatar border
peternakkadrun
#10
Ini sih lbh seperti propaganda Ukraine aja emoticon-Cool

Rinka17
rapr008
bebekberbulu
bebekberbulu dan 4 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.