• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Jangan Bisanya Cuma Main Brojolin Tanpa Memikirkan Masa Depan Anak

deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Jangan Bisanya Cuma Main Brojolin Tanpa Memikirkan Masa Depan Anak
Quote:



Jangan Mentang-Mentang Mampu Terus Ingin Punya Banyak Anak !!!


Menikah adalah salah satu mimpi atau juga bisa disebut sebuah proses yang akan dialami dalam kehidupan manusia, meskipun ada juga sebagian orang yang memutuskan untuk tidak menikah dengan alasannya masing-masing. Tetapi, hampir 80 sampai 90 persen manusia pasti kelak akan melangsungkan proses pernikahan.

Nah, setelah menikah tentu hal yang diinginkan selanjutnya adalah memiliki anak. Meskipun akhir-akhir ini ada beberapa orang yang viral karena memutuskan untuk tidak ingin memiliki anak, tetapi saya yakin setiap pasangan yang sudah menikah pasti ingin mempunyai anak. Dan masalah anak ini seharusnya juga harus dipikirkan dengan matang sebelum menikah, terutama soal "berapa jumlah anak yang ingin dimiliki",mengapa bisa demikian ?

Ketika memiliki anak tentu kita akan mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhannya, misalnya saat masih bayi; kita harus membeli popok, susu, pakaian dll. Dan saat bayi itu mulai berjalan dan berbicara, kita harus mengeluarkan biaya untuk kebutuhan pendidikannya. Tentu biaya-biaya itu tidak sedikit, jika agan/sista punya dua anak misalnya, kalian akan membutuhkan lebih banyak uang untuk dua anak tersebut. Apalagi jika jarak usia antar kakak dan adik tidak terpaut jauh, di mana biaya untuk kebutuhan pendidikan mereka harus dipenuhi secara bersamaan.

Bagi yang bekerja kantoran, di pabrik atau bekerja di instansi pemerintahan, mungkin tidak akan ada masalah untuk membiayai anak-anaknya. Karena sudah dipastikan meraka akan menerima gaji UMR setiap bulannya. Nah, fenomena yang terjadi saat ini adalah mereka yang mampu secara ekonomi justru rata-rata memiliki banyak anak. Minimal mereka punya 4 anak, lalu saya pun sempat berpikir; bagaimana kelak mereka akan membiayai anak-anak tersebut ?


Quote:



Fenomena keinginan untuk "punya banyak anak"ini ternyata masih ada gan sist, dan tidak juga berubah dari dulu sampai sekarang. Kata-kata "banyak anak banyak rezeki" kemungkinan masih dipegang oleh beberapa generasi muda masa kini. Hingga mereka masih berkeinginan punya banyak anak. Padahal jika punya banyak anak, kita harus benar-benar pintar mengatur dengan benar berbagai pengeluaran, jika tidak maka akan berakhir sebagai bencana.

Dan yang membuat saya terkejut adalah fenomena ini tidak hanya terjadi di masyarakat yang tinggal di desa, tapi juga masih terjadi di masyarakat yang tinggal di kota. Masyarakat kota yang saya maksud adalah mereka yang tinggal di kompleks perumahan, yang notabenenya mereka bisa dibilang cukup mampu dalam hal ekonomi.

Lantas, mengapa mereka yang mampu justru mempunyai banyak anak ? Jawabannya karena mereka yakin bisa membiayai anak-anak mereka kelak, pasalnya mereka sudah punya gaji tetap setiap bulan. Tapi, normalnya masyarakat yang mampu secara ekonomi itu sama-sama bekerja. Misalnya si istri kerja di bank, suami bekerja di instansi pemerintah.

Dan jika suami istri ini punya 2 sampai 4 anak, mereka akan membutuhkan sosok baby sitter. Tentu mereka butuh dua orang baby sitter untuk mengurus anaknya, dan di sini biaya untuk kebutuhan anak bertambah lagi. Belum nanti uang jajannya untuk si anak. Dan dengan punya banyak anak, orang tua tidak akan bisa memberikan perhatian yang sama pada setiap anaknya.


Quote:



Saya punya contoh kasus berkaitan dengan pembahasan pertama ini, jadi sekitar dua minggu lalu saya berkunjung ke rumah teman yang tinggal di kompleks perumahan. Suatu saat teman saya cerita jika tetangganya baru saja melahirkan, saya pun bingung pada awalnya. Saya pun bertanya apa masalahnya ? Jadi teman saya bercerita jika setahun yang lalu tetangganya itu baru saja melahirkan anak ketiga, dan hal itu membuat teman saya bingung sekaligus heran.

Bagaimana bisa tetangganya itu kembali memiliki anak, padahal setahun yang lalu dia baru melahirkan. Sementara anak pertama berumur 7 tahun, anak kedua berumur 6 tahun, anak ketiga berumur 1 tahun. Dan kata teman saya, tetangganya itu bekerja di bank swasta. Jadi, soal biaya hidup dan kebutuhan si anak mereka bisa mencukupinya.

Saya pun bertanya bagaimana dengan kendaraannya ? Dia bilang tetangganya itu punya satu mobil dan dua sepeda motor. Saya pun tak habis pikir bagaimana cara orang tua itu mengatur keuangannya ? Ditambah mereka harus membayar dua orang baby sitter yang mengurus anaknya. Dan menurut teman saya, fenomena "punya banyak anak" di lingkungan tempat tinggalnya cukup tinggi.

Dari contoh kasus di atas, saya mendapat fakta menarik. Bahwa, masih banyak orang tua zaman now yang menganggap punya banyak anak itu adalah "hal yang wajar." Menurut saya, meskipun si orang tua mampu dalam hal ekonomi sekali pun, punya banyak anak bukanlah pilihan yang tepat.


Prinsip Banyak Anak Banyak Rezeki yang Menyesatkan dan Sudah Tidak Relevan


Pasti sudah tidak asing dengan prinsip "banyak anak banyak rezeki"kan gan sist ? Prinsip ini sudah menjadi semacam budaya dalam kehidupan sosial masyarakat kita. Kalau kita pikir secara logika, banyak anak artinya banyak biaya yang akan kita keluarkan. Bayangin kalau kalian punya 4 anak, dan usia mereka tidak terpaut jauh. Misalkan agan dan sista kerja kantoran dengan gaji yang lumayan ideal, bagaimana cara kalian mengatur biaya itu ? Apalagi jika kalian punya satu mobil dan dua motor, yang harus di servis rutin dan pajaknya harus dibayar setiap tahun; tentu BBM-nya juga harus tetap diisi.

Orang yang mampu secara ekonomi pun tentunya harus mempertimbangkan pengeluaran biaya setelah mereka berumah tangga dan memiliki anak, dan setelah itu memikirkan apakah mereka kelak ingin memiliki anak lagi ? Meski secara ekonomi mereka mampu, pengeluaran untuk anak zaman sekarang tentu sudah berbeda jauh dengan biaya anak zaman dulu. Terlebih anak zaman now juga harus memiliki gawai sendiri. Terkadang aspek ini yang kemudian dilupakan, mereka menganggap selama masih mampu secara ekonomi, tidak ada salahnya punya banyak anak.

Sementara itu ada juga beberapa orang yang bilang begini "setelah saya punya anak, usaha dan pekerjaan saya jadi lancar dan dimudahkan." Dulu di Kaskus pun saya pernah menemui testimoni seperti ini di sebuah tulisan yang membahas soal anak juga. Dan pada akhirnya akibat kata-kata tersebut yang membuat beberapa orang memilih untuk memiliki banyak anak, agar rezekinya semakin berlimpah. Ini hanya opini saya saja, pasalnya saya sendiri sering dinasehati atau mendengar cerita seperti ini.

Dan menurut saya hal ini tidak sepenuhnya salah, karena anak merupakan karunia dari Tuhan, dan jika kita bekerja sungguh-sungguh untuk menjaga karunia tersebut. Tentu Tuhan akan mempermudah jalan kita bukan ? Tapi, meski setelah punya anak suatu usaha atau pekerjaan kemudian dimudahkan; apakah hal tersebut bisa dijadikan sebagai alasan seseorang untuk menambah anak lagi ?


Quote:




Mereka yang Kurang Mampu Secara Ekonomi Juga Masih Banyak yang Ingin Punya Banyak Anak


Ada juga gan sist, kasus orang tua yang kurang mampu secara ekonomi punya 7 sampai 9 anak, lantas apakah pekerjaan yang dijalani si orang tua itu kemudian dipermudah ? Faktanya tidak juga, kasus keluarga dengan banyak anak yang saya temui justru berakhir kurang begitu baik. Kedua orang tua justru kebingungan "membiayai kebutuhan anak-anaknya." Lantas apakah pernyataan punya anak bisa mempermudah sebuah usaha/pekerjaan itu relevan ? Kalau punya banyak anak bisa memperlancar rezeki, mengapa orang-orang dengan ekonomi pas-pasan justru kewalahan membiyai kebutuhan tambahan si anak ?

Kalau dari sudut pandang saya pernyataan itu bisa jadi masih relevan, pasalnya setiap orang tua pasti akan bekerja sungguh-sungguh untuk kebutuhan anaknya. Dan faktanya mereka yang punya anak sampai 7 orang misalnya, masih bisa mencukupi kebutuhan anaknya dari balita sampai dewasa. Tetapi, mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup tambahan anaknya.

Kebutuhan hidup tambahan ini berkaitan dengan pendidikan, banyak kasus orang yang punya sampai 7 anak; ada beberapa anaknya yang akhirnya putus sekolah. Berkaitan dengan pernyataan "anak bisa mempermudah pekerjaan/usaha", bagi mereka yang ekonominya kurang mampu, memang mereka masih diberi kemudahan jalan untuk mencari rezeki guna mencukupi kebutuhan anak-anaknya.


Quote:



Namun, rezeki yang didapat itu hanya cukup untuk kebutuhan pokok seperti pakaian dan makanan, dan belum tentu mampu mencukupi kebutuhan tambahan (pendidikan) seluruh anak-anaknya. Apalagi di masa pandemi yang serba tak pasti, punya banyak anak bukan solusi utama untuk mendapatkan limpahan rezeki.

Menurut saya gan sist, rezeki yang hadir dari lahirnya seorang anak itu bukan hanya soal materi. Dan hal ini kadang yang disalah artikan beberapa orang dengan pernyataan: "nih gue habis punya anak usaha gue langsung lancar, duit ngalir nggak putus-putus." Selain karena kelahiran anak, lancarnya suatu usaha/pekerjaan itu juga tergantung orang tuanya. Kalau mereka mau bekerja keras, mendekatkan diri pada Tuhan dan mencari rezeki di jalan yang benar; tentu Tuhan akan memberikan hadiah yang terbaik juga.

Kalau kita masih menemui orang tua yang punya banyak anak tetapi kok hasil dari pekerjaannya biasa-biasa saja, sampai tidak bisa mencukupi kebutuhan anaknya. Maka kita harus bertanya kepada orang tuanya, apakah saat anak-anak itu lahir, mereka (orang tua) hanya mengharapkan dipermudah pekerjaan dan rezekinya ? Kalau jawabannya ingin dipermudah pekerjaan/rezekinya berarti si orang tua itu durhaka kepada Tuhan.


Kampanyekan Program KB dan Edukasi Para Generasi Muda


Masih ingat program KB (Keluarga Berencana) yang digalakan semasa Orde Baru ? Saya pikir pemerintah harus kembali mengkampanyekan program ini, di mana program KB menganjurkan sebuah keluarga memiliki satu anak dan satu balita. Yang kemudian kita kenal dengan slogan "dua anak cukup."Sampai saat ini perhatian pemerintah terkait program KB ini seolah kurang, sehingga jumlah penduduk Indonesia terus membludak.

Selain kampanye program KB, edukasi pada generasi muda seperti saya juga harus dilakukan. Sekarang banyak platform media sosial untuk melakukan kampanye dan edukasi tersebut. Selain itu, edukasi juga harus dilakukan oleh petugas KUA pada mereka yang akan menikah. Sehingga mereka yang datang ke KUA tak sekadar mengurus surat nikah, tapi mendapat edukasi soal program KB dan soal anak juga.

Yang lebih penting lagi juga edukasi kepada mereka yang sudah punya anak, mereka kembali juga harus diingatkan tentang berbagai hal yang bisa terjadi jika ingin kembali memiliki anak. Baik yang secara ekonomi mampu maupun kurang mampu.


Dunia Ini Sudah Kebanyakan Orang


Setuju kah dengan pernyataan ini gan sist ? Dunia ini sudah kebanyakan orang, jadi kalau ada yang masih berpikiran untuk punya banyak anak lagi, kayaknya perlu dipertimbangkan betul-betul. Bagi mereka yang mampu secara finansial, mereka tetap bisa memberikan pendidikan pada anak-anaknya sampai dapat gelar sarjana. Lalu, bagaimana dengan yang kurang mampu ?

Efeknya kelak akan menambah jumlah kemiskinan, karena anak tidak benar-benar mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, berkaitan dengan kurangnya pendidikan, hal itu bisa mendorong si anak di masa depan untuk berbuat kriminalitas kelak. Semakin banyak orang yang lahir, hal ini juga akan mendorong dibukanya hutan untuk pertanian dan sawah dijadikan untuk perumahan. Jika hal itu terjadi secara masif, maka manusia layak dinobatkan menjadi mahkluk paling serakah di planet ini.


Quote:





Refensi Tulisan: Opini, pikiran dan pengamatan pribadi
Sumber Ilustrasi: sudah tertera
Diubah oleh deni.ka 21-02-2022 15:43
jlamp
orbin039
screamo37
screamo37 dan 26 lainnya memberi reputasi
25
6.5K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Tampilkan semua post
restlessv1.0Avatar border
restlessv1.0
#12
Udah punya anak banyak terus ngutang sama yang belum menikah. Alasannya "Lu kan belum menikah jadi pengeluaran lu dikit,". emoticon-Big Grin
jiresh
tridot
deni.ka
deni.ka dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.