Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Reza Indragiri Menganalisis Ucapan Menag Yaqut dan Edy Mulyadi, Ini Kesimpulannya
Reza Indragiri Menganalisis Ucapan Menag Yaqut dan Edy Mulyadi, Ini Kesimpulannya

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menganalisis ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas soal kebisingan suara azan melalui pelantang masjid, dengan menjadikan gonggongan anjing sebagai salah satu pembanding.

Bang Reza menilai Menag Yaqut menggunakan langgam bahasa yang sama dengan Edy Mulyadi selaku tersangka ujaran kebencian atas ucapannya tentang lokasi ibu kota negara atau IKN Nusantara.

"Edy Mulyadi, sepemahaman saya, menggunakan langgam metafora. Absolute metaphore, ragamnya. Menag Yaqut pun memakai metafora yang sama: gonggongan anjing ditafsirkan khalayak mengindikasikan kebisingan yang setara dengan suara azan," kata Reza kepada JPNN.com, Jumat (25/2).

Persoalannya, kata Reza, jin dan anjing dalam metafora itu punya kelas yang rendah, sehingga keduanya dimaknai sebagai ungkapan yang merendahkan.

"Sehingga, baik Edy Mulyadi maupun Menag Yaqut akhirnya dianggap publik telah melakukan penghinaan atau pelecehan atau sejenisnya," ucap penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia, itu.

Mantan pengajar di PTIK itu mengaku hanya sebatas ingin melihat bagaimana penegakan hukum dilakukan secara cepat dan ajeg. Cepat dalam artian polisi bekerja selekas mungkin setelah kejadian dan menimbulkan amarah masyarakat.

"Ajeg, berarti ada keseragaman, tidak tebang pilih antarkasus atau antarindividu," ujar pria asal Indragiri Hulu, Riau itu.

Dia menerangkan bahwa cepat dan ajeg merupakan sifat yang harus terpenuhi agar kerja penegak hukum bisa memunculkan efek gentar sekaligus efek jera.

"Agar individu yang menjadi sasaran penegakan hukum tidak mengulangi perbuatannya, sekaligus agar orang lain tidak meniru perbuatan tersebut," kata Reza Indragiri Amriel.

Menurut dia, keseragaman itu memang tidak harus seratus persen sama. Yang terpenting adalah penalarannya.

Dengan begitu, andai ada pelaku yang melakukan perbuatan serupa tetapi yang satu ditahan, sedangkan yang lain tidak ditahan, polisi perlu menjelaskan alasan perbedaan perlakuan itu.

Penjelasan itu menurut Reza sangat penting agar equity polisi dalam penegakan hukum bisa diukur secara objektif oleh masyarakat.

"Tanpa penjelasan yang objektif, pertaruhannya adalah equity polisi. Equity merupakan salah satu unsur yang diacu masyarakat saat menilai kerja kepolisian, di samping efektivitas dan efisiensi," bebernya.

Lantas, seberapa jauh polisi akan menangani laporan masyarakat terhadap Menag Yaqut? Reza berharap Polda Riau bekerja secara profesional.

Diketahui, DPD KNPI Riau telah memolisikan Menag Yaqut ke Polda Riau pada Kamis (24/2), atas ucapan yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

"Saya berharap Polda Riau sanggup menghindari faktor-faktor ekstralegal yang berdasarkan studi diketahui acap memengaruhi kerja kepolisian, terutama public opinion dan political interference," ujar Reza Indragiri Amriel.

https://m.jpnn.com/amp/news/reza-ind...-kesimpulannya

Kata pakarnya
gabener.edan
peternakkadrun
peternakkadrun dan gabener.edan memberi reputasi
0
1.5K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
fghjjhgfAvatar border
fghjjhgf
#11
Klo Bahas agama knapa netizen Dan pakar2 seolah2 suci sekali Dan terdepan Bela agama...
Tapi klo kehidupan sehari2 munafik sekali
tepsuzot
tepsuzot memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.