Pembahasan kali ini hanya hal yang sederhana, yaitu tentang etika bermedsos. Dimana banyak orang memamerkan bagian tubuhnya, bahkan yang bersifat pribadi ke media sosial atau media online.

Tujuannya tentu beragam, ada yang demi mendapatkan like dan juga followers agar semakin banyak, dan bisa mendapatkan endorse serta banyak produk yang ingin di iklankan oleh talent di lininamasa medsos atau storynya.



Tapi, tak jarang juga akun-akun palsu yang seting memamerkan bagian tubuh wanita cantik atau lelaki yang ganteng, hal itu sengaja dibuat untuk menipu banyak orang. Tujuan menipu juga beragam, dari tindakan menjadi pacar online, hingga tindakan pemerasan, bahkan ada juga tindakan yang lainnya yang terkait dengan aksi penipuan.

Atau ada juga yang ingin mencari uang dari merekam kegiatan-kegiatan mereka, bahkan bisa berbentuk tabu sekalipun. Karena sekarang banyak applikasi dewasa, dimana para amatir bisa menjual foto dan videonya untuk mendapatkan uang. Seperti applikasi onlyfans, adalah applikasi yang tidak asing lagi di telinga penggiat medsos.



Namun ada juga yang live streaming memamerkan bagian intimnya, untuk menghasilkan uang.

Seperti sosok broadcaster bernama Rani atau inisial RR di sebuah platform media sosial Mango, dia bisa dikatakan seorang selebgram yang live dengan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang ditangkap oleh Polisi di apartemen yang berlokasi di Jalan Taman Pancing, Denpasar Selatan. Karena perbuatan itu ilegal di Indonesia, karena dari kegiatannya itu perhari ia dapat saweran dari mereka yang menonton aksinya tersebut.



Hasilnya cukup lumayan Rp 1,5 juta perhari yang ia terima, Polisi berdalih Rani ditangkap karena pengaduan dari masyarakat. Namun entahlah masyarakat mana yang mengadu, logikanya masyarakat harus masuk applikasi tersebut kalau ingin melihat aksinya dan jelas ini ranah private, walau dipublikasikan secara luas. Namun masyarakat yang masuk ke applikasi itu tujuannya jelas untuk apa? Sama halnya ke Bar untuk apa? Ke pasar untuk apa?

Tapi mungkin saja karena Rani mendapatkan uang minimal Rp 30 juta perbulannya, dan tidak bayar pajak maka hal itu ditakutkan akan memancing aksi serupa di seluruh Indonesia.



Bayangkan bila emak-emak melihat uang yang didapat cukup besar, daripada kerja banting tulang mending live show setiap hari uang mengalir, tanpa harus ada coitus. Bahkan ini juga berdampak sosial yang lebih besar, ketika para remaja yang ingin iPhone seri baru ingin cepat dapat yang ia mau, memanfaatkan applikasi ini.

Hasilnya akan banyak orang berlomba cari uang di applikasi seperti ini. Tentu saja ini bisa dibilang sebuah pekerjaan, dan akan merusak tatanan pekerjaan di banyak tempat.



Bayangkan para buruh pabrik wanita mogok kerja, karena live show di applikasi bisa mendapatkan uang 5x lipat dari upah perbulan yang ia terima. Akhirnya, sekolah, petusahaan, akan tidak berjalan yang mengakibatkan ekonomi menjadi pincang lebih baik live show dapat uang mudah dibandingkan harus menghabiskan biaya untuk pendidikan, belum lagi lulus jadi pengangguran, jadi mending kumpulkan uang untuk operasi plastik agar terlihat lebih sempurna dari sebelumnya.

Setidaknya menurut ahli kejiwaan, hal seperti menurut para ilmuwan merupakan salah satu indikator gangguan kejiwaan kompulsif.



Lantas apa tanggapanmu dengan banyaknya mereka yang memamerkan tubuhnya di ranah medsos juragan?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik
Pic : google