Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kardus2020Avatar border
TS
kardus2020
MUI Jateng ajak umat alihkan rekening ke bank syariah


Semarang (ANTARA) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Dr. K.H. Ahmad Darodji mengajak kaum muslimin di provinsi ini mengalihkan dananya ke rekening bank syariah.

Dalam siaran pers MUI Jateng yang diterima di Semarang, Selasa, Kiai Darodji (sapaan akrab Dr. K.H. Ahmad Darodji, red.) mengatakan sebagian besar ulama berpendapat bahwa bunga bank konvensional itu riba, sedangkan sistem perbankan syariah sudah menghindari praktik tersebut.

"Insya Allah bila rekening kaum muslimin digeser ke bank syariah, uang dan bisnis yang ditransaksikan akan terhindar dari riba. Bila tidak ada unsur riba maka Allah SWT akan memberkahi transaksinya," katanya..

Ia mengatakan dalam satu tahun terakhir sudah hadir di banyak titik, Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai hasil merger tiga bank besar syariah, yakni Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah, yang transaksinya tidak memberlakukan bagi hasil namun hingga kini pangsa pasarnya masih rendah, pada kisaran enam persen.

“Tentu market share tersebut perlu didongkrak lagi agar dalam waktu tidak terlalu lama dapat mencapai 25 persen, mengingat masyarakat Jawa Tengah mayoritas muslim. Transaksinya harus dilindungi dari riba. Allah menjanjikan keberkahan terhadap bertransaksi yang tanpa riba," kata dia yang juga Ketua Baznas Jateng.

 
Kiai Darodji mengakui nilai nominal dari transaksi bagi hasil kemungkinan lebih kecil dari suku bunga, namun transaksi tersebut akan ada keberkahan dari Allah SWT, sehingga usaha nasabah menjadi mudah, lancar, dan ada ketenangan hati.

Sementara itu, Pimpinan BSI Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Imam Hidayat Sunarto mengatakan BSI yang sudah beroperasi di Jateng dan DIY meskipun dalam proses merger, angka pencapaian bisnisnya (market share) pada 2021 menunjukkan eskalasi optimistis.

Menurut dia, hal itu ditandai dengan pertumbuhan aset BSI Wilayah Jateng dan DIY sebesar 15,39 persen pada tahun pertama perbankan syariah tersebut berdiri, yakni dari posisi Rp15,8 triliun menjadi Rp18,3 triliun atau tumbuh Rp2,4 triliun.

Saat ini, kata dia, BSI memiliki 87 kantor cabang di Jawa Tengah dan 34 di Yogyakarta. Sementara di ranah nasional, posisi BSI di ranking ketujuh dengan aset Rp265,2 triliun. 

"Nasabah dari kalangan ASN dan dokter di BSI Jateng-DIY sudah tembus 40 ribu, sedangkan nasabah umum mencapai 2,4 juta. Misi yang diemban, eksistensi BSI harus dapat dirasakan umat," katanya.

Ia mengatakan pemerintah telan memberikan dukungan kepada BSI untuk dapat mengelola gaji aparatur sipil negara (ASN), sehingga BSI siap memberikan fasilitas pembiayaan bagi ASN sesuai syariah.

Menurut dia, dukungan dari pemerintah tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.05/2016 tentang Penyaluran Gaji Melalui Rekening Pegawai Negeri Sipil/Prajurit Tentara Nasional Indonesia/ Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Pada Bank Umum Secara Terpusat.

Dalam hal ini, kata dia, bila menggunakan lebih dari satu bank penyalur gaji, maka harus terdiri bank umum konvensional dan bank umum syariah. 

"Demikian pula dalam nota dinas Direktur PKN Nomor ND-585/PB.3/2021 tertulis 'bila menggunakan lebih dari satu bank penyalur gaji, maka di dalamnya harus ada bank umum syariah'," katanya.

Imam mengatakan BSI tidak boleh menyepakati di awal terkait dengan besarnya bagi hasil yang akan diterima nasabah, karena yang diperkenankan adalah menyepakati nisbah atau rasio bagi hasil. 

"Misalnya, pendapatan yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan yang bersumber dari dana nasabah, bank memperoleh bagian 60 dan nasabah 40, dengan demikian bagi hasil akan bersifat fluktuatif berdasarkan pendapatan bank," katanya menjelaskan.

Ia mengaku optimistis BSI akan menjadi kekuatan besar dalam kancah industri perbankan nasional serta menjadi energi baru bagi Indonesia. 

Sumber


Oke jika ada yang bilang ekonomi konvensional itu buruk... tapi jangan mengganti sistem yang buruk dengan yang lebih buruk! Bank syariah akan membuat ketimpangan di Indonesia menjadi lebih buruk.

Dikala Bank Konvensional sebisa mungkin melaksanakan transaksi win-win solution agar sama sama baik, Bank syariah justru memaksa kita untuk bertransaksi win-lose solution. win bagi mereka, lose bagi masyarakat dengan dalih agama. 

Uang bank syariah banyak mengalir ke Ulama, Pengusaha syari'ah dan kroninya. kalau di Iran, uang dari Bank syariah yang pangsa pasarnya sangat besar ini yang di pakai untuk ekspansi dakwah dan politik para Mullah. 



Quote:


Quote:
Diubah oleh kardus2020 23-02-2022 03:26
muhamad.hanif.2
antikhilafah
viniest
viniest dan 17 lainnya memberi reputasi
18
4K
147
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
primcor1putAvatar border
primcor1put
#2
Sbnrnya bank syariah ama konvensional bedanya cmn di niat aja kan, di syariah istilah nya bagi hasil di konvensional bunga bank, tp sbnrnya sama aja kan, uangnya sama2 di puter juga
muhamad.hanif.2
antikhilafah
viniest
viniest dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.