- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#200
Chapter 130
Quote:
Kini kasarnya sudah dua negara yang dikuasai oleh komandan Gert, sama seperti sebelumnya, penyerbuannya dari dalam pun berhasil menumbangkan pangkalan militer musuh. Walaupun begitu, sang komandan tidak ingin terburu-buru tuk segera menaklukan negara lainnya. Karena pastinya sekuat apapun mereka saat ini, jika melawan pasukan yang bersatu dalam skala dunia, kemungkinan menangnya pun akan semakin berkurang.
Sehingga komandan lebih memilih untuk menaklukan negara yang memang memiliki batas daratan dengan negara yang sudah dikuasai. Mereka akan bersiap-siap untuk melakukannya lagi, dalam gelap malam dan sunyi menaklukan lawan. Di lain sisi kedua ilmuwan sedang menyusun strategi untuk bisa menemui anak muda yang ditawan, mereka harus segera memberikannya serum. Setelah berpura-pura dan ternyata sang komandan pun belum menyadarinya, Dr. George akhirnya tahu di mana lokasi tempat anak muda itu berada, ia dijaga oleh sang wakil buatan yang menyerupai wujud Ferdinand.
Rencana awalnya adalah Dr. George bergerak masuk ke dalam ruangan tersebut, seolah-olah sedang mengecek keadaan anak muda tersebut. Lalu diam-diam menyuntikan serum yang sudah dibuat, dan setelahnya baru membereskan Ferdinand yang berjaga. Pembicaraan kedua ilmuwan ini terlihat mudah dan sangat gampang untuk dilakukan, tetapi saat peperangan saja kekuatan Ferdinand tidaklah main-main. Tetapi Dr. Geere sudah dipastikan tidak akan dibiarkan untuk memasuki ruangan tersebut, apalagi tindak lakunya sudah diawasi sejak hari pertama diubah menjadi monster.
“Kupercayakan padamu!” ucap Dr. Geere penuh harap sambil memberikan serum buatannya itu.
“Ya, kuharap semuanya berjalan lancar seperti apa yang direncanakan,” balas Dr. George.
Saatnya pembuktian rencana mereka, Dr. George menampilkan lagi wajah datarnya sepert yang sudah-sudah. Memasuki ruangan sang komandan untuk meminta izin mengecek keadaan tawanan. Tidak ada kecurigaan, sampai sebelum Dr. George keluar ruangan, komandan Gert memintanya untuk berhenti.
“Ah, apakah bocah itu masih terus melawan?” tanyanya.
Dr. George membalikan badan, masih tetap menjaga emosinya. “Benar, walaupun akhirnya selalu kalah karena sel anda lebih superior,” jawabnya singkat.
“Hm, apakah ada cara untuk mengendalikannya secara penuh? Dia dan ilmuwan tua itu akan menjadi masalah nantinya jika tidak dibereskan….”
Dr. George diam sejenak, matanya naik sedikit terkejut dengan ucapan komandan. “Ada, akan kuteliti terlebih dahulu, sekarang saya izin untuk---,” sosok komandan menghilang dan tiba-tiba ada disebelahnya memegang pundaknya.
“Hm, apa kau masih dalam pengaruhku? Nampaknya aku harus menyuntikan lagi sel dalam jumlah yang banyak,” Dr. George mencoba sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mengatur ritme detak jantungnya agar tidak ketahuan oleh sang komandan. “nah, nanti saja, kukira sel dalam dirimu juga sudah melemah,” komandan mempersilahkannya keluar.
Perasaan Dr. George sangat lega sekarang, jika seandainya tadi dirinya melakukan kesalahan besar maka semua ini akan berakhir sia-sia. Langkah kakinya berlanjut menuju ruangan tawanan. Tidak seperti ruangan tawanan yang kecil dan memiliki sel, ruangan ini layaknya ruangan biasa dengan ornamen-ornamen yang terukir dan memilki tempat duduk yang panjang. Anak muda diikat di depan jendela dengan tirai panjang yang menutupi. Wajahnya babak belur dan tubuhnya memar-memar.
“Izin, untuk mengecek keadaannya,” pinta Dr. George kepada Ferdinand. Wajahnya lebih datar dan memberikannya izin. “bisakah anda berdiri agak jauh? Aku tidak bisa fokus jika anda mengawasiku dari jarak sedekat ini,” Ferdinand tidak ada masalah dengan permintaan Dr. George, ia mundur beberapa langkah dari sana.
Dr. George mulai melakukan pemeriksaan yang bersifat pura-pura, karena hasilnya pun tetap sama saja. Sel milik komandan terus menerus menghancurkan sel monster milik sang anak muda yang mencoba melawan. Dr. Geore menoleh kebelakang, sosok Ferdinand masih mengawasinya, bahkan matanya seakan-akan tidak mengedip.
“Hei, dengarkan aku,” ucap Dr. George dengan sangat pelan. “aku akan menyelamatkanmu, jadi buatlah dirimu senyaman mungkin, mengangguklah jika setuju,” tanpa banyak pertanyaan sang anak muda menyetujui apapun yang akan dilakukan Dr. George padanya. “namamu?”
“Aku…Wayne, Wayne Londress….,” jawab sang anak muda.
“Ah, tentu saja mengapa komandan membuatmu seperti ini, dari namamu saja sangat terlihat kau bukanlah orang sini, iya kan?” Dr. George mengeluarkan serum dari balik baju dokternya itu.
Wayne mendengarkan penjelasan tentang serum yang akan disuntikan itu, efeknya adalah untuk membunuh sel yang bersarang di otak sehingga tubuh tidak dikendalikan lagi oleh komandan Gert. Walaupun bisa bergerak bebas, anehnya tetap saja ada suatu kode atau perintah yang disematkan bahwa komandan Gert tidak bisa diserang oleh bawahannya. Perintah itu yang coba dipatahkan oleh Dr. Geere, namun tuk saat ini tujuannya adalah membebaskan kendali terlebih dahulu.
Setelah mendengar penjelasan, Wayne setuju dan serum disuntikan tanpa sepengetahuan Ferdinand. Dr. George berharap efeknya berbeda dengan apa yang dijalaninya, yang ditakutkan adalah Ferdinand yang melihat itu semua akan langsung melapor pada komandan dan lagi-lagi ujungnya semua rencana ini menjadi sia-sia. Lima menit pertama tidak ada reaksi apapun, bahkan Wayne tidak merasakan gejala apa-apa.
“Kau sudah mengeceknya? Apa yang terjadi pada tubuhnya?” tanya Ferdinand.
“Um, tidak ada perubahan. Sel komandan masih mendominasi, berikan aku sedikit waktu lagi karena sel anak muda ini terus menyerang agresif.”
“Baiklah,” Ferdinand kembali mundur.
Dr. George mencoba tuk bersabar menunggu beberapa menit kedepan, namun dari bahasa tubuh yang dilihatnya, nampaknya serumnya tidak cocok dengannya. Jika berhasil pada dirinya, bukan tidak mungkin pada orang lain menimbulkan reaksi yang berbeda. Dengan sedikit waktu yang dipunya, Dr. George langsung merasa pesimis. Apalagi dibenaknya sudah terbayang betapa kecewanya Dr. Geere dengan hasil yang didapat.
“Aku sudah selesai,” ucap Dr. George kepada Ferdinand sambil memberitahunya bahwa semuanya akan berjalan lancar jika kondisinya tetap seperti ini, di mana sel komandan Gert yang lebih mendominasi.
“Silahkan----,” tiba-tiba kepala Ferdinand terputus saat mempersilahkan Dr. George untuk keluar ruangan.
“Jangan-jangan!...,” menoleh dengan cepat kebelakang, sosok Wayne tidak ada di sana. “rantainya?!” membalikan lagi badannya dengan cepat dan melihat Wayne dengan tangan yang bersimbah darah.
“Kenapa lama sekali! Aku tidak bisa melakukannya jika orang aneh ini terus menatapku!” ucapnya dengan kesal. “cepat keluarkan lagi serumnya, sebelum ia berhasil menyatukan kepalanya lagi!” tangannya menadah, namun Dr. George hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena ia hanya membawa satu. “begitukah, jika sudah begini, tidak ada cara lain lagi….,” Wayne berencana menahannya Ferdinand di sini hingga Dr. George membawakan serum untuknya.
Tanpa membuat gerakan yang mencurigakan, Dr. George kembali menghadap komandan Gert untuk memberikan laporannya. Namun saat ia masuk, komandan Gert tidak ada ditempatnya. Situasi ini sangat menguntungkan, sehingga dirinya bisa langsung menemui Dr. Geere tanpa halangan. Kali ini langkahnya cepat, ia harus segera bergegas sebelum Wayne dan Ferdinand membuat kegaduhan.
“Prof, serumnya---,” didapati bahwa Dr. Geere tidak ada diruangannya. “komandan dan professor tidak ada ditempat….,” sesuatu yang mengerikan muncul dibenaknya, ia berharap kejadiannya tidak seburuk apa yang dipikirkannya. “jangan! Kerja kerasnya selama ini akan….,” bergegas mencari keberadaan Dr. Geere.
Sementara itu yang ditakutkan oleh Dr. George memang terjadi, di saat komandan Gert menangkap basah Dr. Geere yang sedang berada di ruangan ketua pasukan. Komandan juga melihat sebuah jarum suntik yang sudah terpakai, sementara ketua pasukan tergeletak tak berdaya. Kondisi barak saat ini sedang tenang, tidak ada aktivitas yang menjurus ke arah militer.
“Apa…yang kau lakukan?!” tanya komandan Gert.
“Kenapa dia tahu aku di sini?” Dr. Geere malah tidak mempercayai apa yang dilihatnya. “apa Dr. George gagal makanya komandan bisa menyusulku ke sini?” keadaannya cukup genting, ia belum siap jika harus berhadapan dengan komandan saat ini juga, apalagi kode yang ditanamkan menjadi penghalangnya.
Sehingga komandan lebih memilih untuk menaklukan negara yang memang memiliki batas daratan dengan negara yang sudah dikuasai. Mereka akan bersiap-siap untuk melakukannya lagi, dalam gelap malam dan sunyi menaklukan lawan. Di lain sisi kedua ilmuwan sedang menyusun strategi untuk bisa menemui anak muda yang ditawan, mereka harus segera memberikannya serum. Setelah berpura-pura dan ternyata sang komandan pun belum menyadarinya, Dr. George akhirnya tahu di mana lokasi tempat anak muda itu berada, ia dijaga oleh sang wakil buatan yang menyerupai wujud Ferdinand.
Rencana awalnya adalah Dr. George bergerak masuk ke dalam ruangan tersebut, seolah-olah sedang mengecek keadaan anak muda tersebut. Lalu diam-diam menyuntikan serum yang sudah dibuat, dan setelahnya baru membereskan Ferdinand yang berjaga. Pembicaraan kedua ilmuwan ini terlihat mudah dan sangat gampang untuk dilakukan, tetapi saat peperangan saja kekuatan Ferdinand tidaklah main-main. Tetapi Dr. Geere sudah dipastikan tidak akan dibiarkan untuk memasuki ruangan tersebut, apalagi tindak lakunya sudah diawasi sejak hari pertama diubah menjadi monster.
“Kupercayakan padamu!” ucap Dr. Geere penuh harap sambil memberikan serum buatannya itu.
“Ya, kuharap semuanya berjalan lancar seperti apa yang direncanakan,” balas Dr. George.
Saatnya pembuktian rencana mereka, Dr. George menampilkan lagi wajah datarnya sepert yang sudah-sudah. Memasuki ruangan sang komandan untuk meminta izin mengecek keadaan tawanan. Tidak ada kecurigaan, sampai sebelum Dr. George keluar ruangan, komandan Gert memintanya untuk berhenti.
“Ah, apakah bocah itu masih terus melawan?” tanyanya.
Dr. George membalikan badan, masih tetap menjaga emosinya. “Benar, walaupun akhirnya selalu kalah karena sel anda lebih superior,” jawabnya singkat.
“Hm, apakah ada cara untuk mengendalikannya secara penuh? Dia dan ilmuwan tua itu akan menjadi masalah nantinya jika tidak dibereskan….”
Dr. George diam sejenak, matanya naik sedikit terkejut dengan ucapan komandan. “Ada, akan kuteliti terlebih dahulu, sekarang saya izin untuk---,” sosok komandan menghilang dan tiba-tiba ada disebelahnya memegang pundaknya.
“Hm, apa kau masih dalam pengaruhku? Nampaknya aku harus menyuntikan lagi sel dalam jumlah yang banyak,” Dr. George mencoba sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mengatur ritme detak jantungnya agar tidak ketahuan oleh sang komandan. “nah, nanti saja, kukira sel dalam dirimu juga sudah melemah,” komandan mempersilahkannya keluar.
Perasaan Dr. George sangat lega sekarang, jika seandainya tadi dirinya melakukan kesalahan besar maka semua ini akan berakhir sia-sia. Langkah kakinya berlanjut menuju ruangan tawanan. Tidak seperti ruangan tawanan yang kecil dan memiliki sel, ruangan ini layaknya ruangan biasa dengan ornamen-ornamen yang terukir dan memilki tempat duduk yang panjang. Anak muda diikat di depan jendela dengan tirai panjang yang menutupi. Wajahnya babak belur dan tubuhnya memar-memar.
“Izin, untuk mengecek keadaannya,” pinta Dr. George kepada Ferdinand. Wajahnya lebih datar dan memberikannya izin. “bisakah anda berdiri agak jauh? Aku tidak bisa fokus jika anda mengawasiku dari jarak sedekat ini,” Ferdinand tidak ada masalah dengan permintaan Dr. George, ia mundur beberapa langkah dari sana.
Dr. George mulai melakukan pemeriksaan yang bersifat pura-pura, karena hasilnya pun tetap sama saja. Sel milik komandan terus menerus menghancurkan sel monster milik sang anak muda yang mencoba melawan. Dr. Geore menoleh kebelakang, sosok Ferdinand masih mengawasinya, bahkan matanya seakan-akan tidak mengedip.
“Hei, dengarkan aku,” ucap Dr. George dengan sangat pelan. “aku akan menyelamatkanmu, jadi buatlah dirimu senyaman mungkin, mengangguklah jika setuju,” tanpa banyak pertanyaan sang anak muda menyetujui apapun yang akan dilakukan Dr. George padanya. “namamu?”
“Aku…Wayne, Wayne Londress….,” jawab sang anak muda.
“Ah, tentu saja mengapa komandan membuatmu seperti ini, dari namamu saja sangat terlihat kau bukanlah orang sini, iya kan?” Dr. George mengeluarkan serum dari balik baju dokternya itu.
Wayne mendengarkan penjelasan tentang serum yang akan disuntikan itu, efeknya adalah untuk membunuh sel yang bersarang di otak sehingga tubuh tidak dikendalikan lagi oleh komandan Gert. Walaupun bisa bergerak bebas, anehnya tetap saja ada suatu kode atau perintah yang disematkan bahwa komandan Gert tidak bisa diserang oleh bawahannya. Perintah itu yang coba dipatahkan oleh Dr. Geere, namun tuk saat ini tujuannya adalah membebaskan kendali terlebih dahulu.
Setelah mendengar penjelasan, Wayne setuju dan serum disuntikan tanpa sepengetahuan Ferdinand. Dr. George berharap efeknya berbeda dengan apa yang dijalaninya, yang ditakutkan adalah Ferdinand yang melihat itu semua akan langsung melapor pada komandan dan lagi-lagi ujungnya semua rencana ini menjadi sia-sia. Lima menit pertama tidak ada reaksi apapun, bahkan Wayne tidak merasakan gejala apa-apa.
“Kau sudah mengeceknya? Apa yang terjadi pada tubuhnya?” tanya Ferdinand.
“Um, tidak ada perubahan. Sel komandan masih mendominasi, berikan aku sedikit waktu lagi karena sel anak muda ini terus menyerang agresif.”
“Baiklah,” Ferdinand kembali mundur.
Dr. George mencoba tuk bersabar menunggu beberapa menit kedepan, namun dari bahasa tubuh yang dilihatnya, nampaknya serumnya tidak cocok dengannya. Jika berhasil pada dirinya, bukan tidak mungkin pada orang lain menimbulkan reaksi yang berbeda. Dengan sedikit waktu yang dipunya, Dr. George langsung merasa pesimis. Apalagi dibenaknya sudah terbayang betapa kecewanya Dr. Geere dengan hasil yang didapat.
“Aku sudah selesai,” ucap Dr. George kepada Ferdinand sambil memberitahunya bahwa semuanya akan berjalan lancar jika kondisinya tetap seperti ini, di mana sel komandan Gert yang lebih mendominasi.
“Silahkan----,” tiba-tiba kepala Ferdinand terputus saat mempersilahkan Dr. George untuk keluar ruangan.
“Jangan-jangan!...,” menoleh dengan cepat kebelakang, sosok Wayne tidak ada di sana. “rantainya?!” membalikan lagi badannya dengan cepat dan melihat Wayne dengan tangan yang bersimbah darah.
“Kenapa lama sekali! Aku tidak bisa melakukannya jika orang aneh ini terus menatapku!” ucapnya dengan kesal. “cepat keluarkan lagi serumnya, sebelum ia berhasil menyatukan kepalanya lagi!” tangannya menadah, namun Dr. George hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena ia hanya membawa satu. “begitukah, jika sudah begini, tidak ada cara lain lagi….,” Wayne berencana menahannya Ferdinand di sini hingga Dr. George membawakan serum untuknya.
Tanpa membuat gerakan yang mencurigakan, Dr. George kembali menghadap komandan Gert untuk memberikan laporannya. Namun saat ia masuk, komandan Gert tidak ada ditempatnya. Situasi ini sangat menguntungkan, sehingga dirinya bisa langsung menemui Dr. Geere tanpa halangan. Kali ini langkahnya cepat, ia harus segera bergegas sebelum Wayne dan Ferdinand membuat kegaduhan.
“Prof, serumnya---,” didapati bahwa Dr. Geere tidak ada diruangannya. “komandan dan professor tidak ada ditempat….,” sesuatu yang mengerikan muncul dibenaknya, ia berharap kejadiannya tidak seburuk apa yang dipikirkannya. “jangan! Kerja kerasnya selama ini akan….,” bergegas mencari keberadaan Dr. Geere.
Sementara itu yang ditakutkan oleh Dr. George memang terjadi, di saat komandan Gert menangkap basah Dr. Geere yang sedang berada di ruangan ketua pasukan. Komandan juga melihat sebuah jarum suntik yang sudah terpakai, sementara ketua pasukan tergeletak tak berdaya. Kondisi barak saat ini sedang tenang, tidak ada aktivitas yang menjurus ke arah militer.
“Apa…yang kau lakukan?!” tanya komandan Gert.
“Kenapa dia tahu aku di sini?” Dr. Geere malah tidak mempercayai apa yang dilihatnya. “apa Dr. George gagal makanya komandan bisa menyusulku ke sini?” keadaannya cukup genting, ia belum siap jika harus berhadapan dengan komandan saat ini juga, apalagi kode yang ditanamkan menjadi penghalangnya.
69banditos dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas