- Beranda
- Berita dan Politik
Sanksi Keras yang Diterima Turki Membuat Indonesia Urungkan Niat Beli Sukhoi Su-35
...
TS
747.400
Sanksi Keras yang Diterima Turki Membuat Indonesia Urungkan Niat Beli Sukhoi Su-35
JAKARTA - Sukhoi Su-35 merupakan pesawat canggih buatan Rusia.
Karena kecanggihannya, berbagai negara ingin mengakuisisi pesawat Sukhoi Su-35 untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Namun, angan-angan untuk memiliki pesawat canggih buatan Rusia itu harus memudar untuk menghindari sanksi CAATSA.
CAATSA merupakan kepanjangan dari Countering America’s Adversaries Sanksi Act.
Sederhananya CAATSA berisi peraturan yang dibuat AS untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang melakukan kerjasama dengan musuh AS.
Dilansir Defence Security Asia Ankara sebelumnya bersikeras memperoleh sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia dan menerima dampak buruk dari CAATSA.
Efek buruk yang diterima Turki yaitu tidak diizinkan untuk memperoleh pesawat F-35 dan perusahaan pertahanannya juga dikeluarkan dari program manufaktur pesawat generasi kelima Lockheed Martin.
Meskipun Ankara menjadi anggota kunci dari NATO, rencana Turki untuk membeli puluhan pesawat F-16 juga mengalami kendala.
Hukuman yang diterima Turki dari AS membuat negara tersebut semakin mandiri dalam pembuatan alutsista, meskipun membutuhkan jalan yang sangat panjang dan tidak mudah.
Sekatan ekonomi yang dibuat Amerika Serikat telah membuat beberapa negara memutuskan untuk membatalkan rencana akuisisi Sukhoi Su-35.
Sukhoi Su-35 buatan Rusia semakin meredup lantaran batal diakuisisi Indonesia, Mesir, dan Aljazair.
Berbagai alasan dikemukakan untuk melakukan pembatalan pesanan, namun diyakini memiliki kaitan dengan dampak buruk ekonomi di bawah CAATSA.
Tekanan CAATSA membuat Rusia kesulitan menemukan komponen radar dan avionik untuk menggantikan sumber daya.
Sumber daya dari beberapa negara Eropa dan Israel berhenti melakukan pemasokan dan menarik diri karena tekanan CAATSA.
Selama bertahun-tahun Indonesia juga berusaha untuk mendapatkan Su-35 Rusia, namun akhirnya menyerah dan berfokus pada pesawat tempur buatan Perancis dan Amerika Serikat.
TNI Angkatan Udara memastikan akan membeli pesawat generasi 4,5 Dassault Rafale buatan Perancis dan F-15 EX buatan Amerika Serikat.
“Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita sudah harus meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran,” ucap Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dikutip Zonajakarta.com dari Antara.
Kehadiran pesawat tempur akan menambah kekuatan TNI Angkatan Udara dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dari ancaman musuh.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto juga telah menjelaskan kepada Menteri PPN mengenai anggaran pengadaan pesawat tempur yang akan digunakan 30-40 tahun ke depan.
Fadjar Prasetyo juga membocorkan unit pertama F-15 EX akan diterima Indonesia kira-kira pada tahun 2027.
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...n-rusia?page=3
Komen TS dibawah
Karena kecanggihannya, berbagai negara ingin mengakuisisi pesawat Sukhoi Su-35 untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Namun, angan-angan untuk memiliki pesawat canggih buatan Rusia itu harus memudar untuk menghindari sanksi CAATSA.
CAATSA merupakan kepanjangan dari Countering America’s Adversaries Sanksi Act.
Sederhananya CAATSA berisi peraturan yang dibuat AS untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang melakukan kerjasama dengan musuh AS.
Dilansir Defence Security Asia Ankara sebelumnya bersikeras memperoleh sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia dan menerima dampak buruk dari CAATSA.
Efek buruk yang diterima Turki yaitu tidak diizinkan untuk memperoleh pesawat F-35 dan perusahaan pertahanannya juga dikeluarkan dari program manufaktur pesawat generasi kelima Lockheed Martin.
Meskipun Ankara menjadi anggota kunci dari NATO, rencana Turki untuk membeli puluhan pesawat F-16 juga mengalami kendala.
Hukuman yang diterima Turki dari AS membuat negara tersebut semakin mandiri dalam pembuatan alutsista, meskipun membutuhkan jalan yang sangat panjang dan tidak mudah.
Sekatan ekonomi yang dibuat Amerika Serikat telah membuat beberapa negara memutuskan untuk membatalkan rencana akuisisi Sukhoi Su-35.
Sukhoi Su-35 buatan Rusia semakin meredup lantaran batal diakuisisi Indonesia, Mesir, dan Aljazair.
Berbagai alasan dikemukakan untuk melakukan pembatalan pesanan, namun diyakini memiliki kaitan dengan dampak buruk ekonomi di bawah CAATSA.
Tekanan CAATSA membuat Rusia kesulitan menemukan komponen radar dan avionik untuk menggantikan sumber daya.
Sumber daya dari beberapa negara Eropa dan Israel berhenti melakukan pemasokan dan menarik diri karena tekanan CAATSA.
Selama bertahun-tahun Indonesia juga berusaha untuk mendapatkan Su-35 Rusia, namun akhirnya menyerah dan berfokus pada pesawat tempur buatan Perancis dan Amerika Serikat.
TNI Angkatan Udara memastikan akan membeli pesawat generasi 4,5 Dassault Rafale buatan Perancis dan F-15 EX buatan Amerika Serikat.
“Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita sudah harus meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran,” ucap Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dikutip Zonajakarta.com dari Antara.
Kehadiran pesawat tempur akan menambah kekuatan TNI Angkatan Udara dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dari ancaman musuh.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto juga telah menjelaskan kepada Menteri PPN mengenai anggaran pengadaan pesawat tempur yang akan digunakan 30-40 tahun ke depan.
Fadjar Prasetyo juga membocorkan unit pertama F-15 EX akan diterima Indonesia kira-kira pada tahun 2027.
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...n-rusia?page=3
Komen TS dibawah
viniest dan 9 lainnya memberi reputasi
6
5.1K
173
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.4KThread•47.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
747.400
#1
Saya barusan baca sejarah embargo, ternyata Indonesia pernah diembargo oleh amerika karena peristiwa penembakan demonstran pro kemerdekaan timor leste..
pada saat itu amerika marah karena tni secara membabi buta menembak para mahasiswa demonstran yg mengakibatkan 273 orang tewas..
pertanyaan saya, mengapa amerika sewot kalau negara lain melanggar ham? Itu kan urusan negara lain, seharusnya dia gak perlu marah dong, karna bukan urusan negaranya..
apa penyebab amerika sangat marah jika ada negara yg melakukan pelanggaran ham berat?
pada saat itu amerika marah karena tni secara membabi buta menembak para mahasiswa demonstran yg mengakibatkan 273 orang tewas..
pertanyaan saya, mengapa amerika sewot kalau negara lain melanggar ham? Itu kan urusan negara lain, seharusnya dia gak perlu marah dong, karna bukan urusan negaranya..
apa penyebab amerika sangat marah jika ada negara yg melakukan pelanggaran ham berat?
PapayaPokpok dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup